Anda di halaman 1dari 20

Arsitektur Nusantara

1866313
(2 sks)
Pengampu:
Pudji Pratitis Wismantara
Beberapa Pertanyaan

• Apa Arsitektur Nusantara itu?


• Apa pentingnya belajar Arsitektur Nusantara
bagi praksis keilmuan arsitektur yang kita
pelajari?
• Bagaimana perannya dalam melihat arsitektur
ke depan?
Capaian yang diharapkan

• Kemampuan “Memahami Huruf”,


• Kemampuan mengerti filosofi, “cara
mengetahui” sesuatu, baik yang bersifat
teknikal maupun sosial.
Kompetensi Dasar
• Mengenal dan memahami pengetahuan Arsitektur
Nusantara sebagai filosofi kebudayaan dan
terapannya pada budaya arsitektur dan kota yang
khas berkarakter Nusantara yang bersifat manusiawi
dan ramah lingkungan di masa kini beserta
keberlanjutannya.
• Mengenal inti dasar karakter Arsitektur Nusantara
yang mencakup filosofi, konsep/nilai, dan wujud fisik
arsitektural dan dapat menggunakannya dalam
perancangan arsitektur yang bermakna.
1. Konsepsi Kenusantaraan dalam Arsitektur
Mengenalkan padangan keilmuan arsitektur yang berangkat dari esensi jiwa manusia dan tanah-air Indonesia.
2. Inti Dasar Karakter Arsitektur Nusantara
Mengenalkan titik (pola pikir, pola pandang) & garis (wujud) arsitektur yang berkembang dengan pola akselerasi yang berbeda.
3. Tanah Air (Pohon) Manusia Nusantara
Mengenalkan bukti kedekat-akraban manusia dengan tanah atau pohon pada bentukan arsitektural.

Pokok Bahasan
4. Pandangan Keilmuan Arsitektur Nusantara
Mengungkap pandangan dasar keilmuan arsitektur Nusantara dan penerapannya pada kajian Arsitektur Nusantara
5. Kandungan Nilai-nilai Kesemestaan
Mengenalkan beberapa nilai universal yang didapatkan dari kandungan keilmuan arsitektur Nusantara.
6. Kajian Kesetempatan & Kearifannya
Memahamkan lokalitas karakter dan muatan keilmuan dari beberapa arsitektur daerah di Nusantara.
7. Dokumentasi dan Pemodelan Arsitektur Nusantara
Mengenalkan dan mempratikkan proses membaca Arsitektur Nusantara serta Teknik dokumentasi dan pemodelannya
8. Arsitektur Nusantara di Hadapan Globalisme
Memahamkan dampak globalisasi terhadap peradaban dan arsitektur Nusantara
9. Teori Arsitektur Nusantara
Mengenalkan Teori Arsitektur Nusantara (Arsitektur Nusantara sebagai ontologi & epistemologi).
Pustaka Rujukan
Antariksa, Rukmi, Wara I, & Rijal AM. 2020. Kebersahajaan dalam Arsitektur Nusantara. Yogyakarta: CV Maha Karya
Pustaka
Koesmartadi, Christophorus. 2019. Bernaung di Bawah Bayang-bayang Atap: Sebuah Konsep Arsitektur Nusantara
Nugroho, Agung Murti. 2018. Arsitektur Tropis Nusantara: Rumah Tropis Nusantara Kontemporer. Malang: UB Press
Mangunwijaya, Y. B. 1992. Wastu Citra. Jakarta: PT Gramedia
Pangarsa, Galih Widjil. 2006. Merah Putih Arsitektur Nusantara. Jogjakarta: Andi Offset.
Pangarsa, Galih Widjil. 2008. Arsitektur untuk Kemanusiaan: Telaah Visual Culture atas Desain Karya Eko Prawoto.
Surabaya: Wastu Lanas Grafika
Pratikno, Priyo (ed). 2011. Arsitektur untuk Indonesia. Jogjakarta:deepublish
Prijotomo, Josef. 2019. Omo Uma Ume Omah: Jelajah Arsitektur Nusantara yang Belum Usai. Surabaya: Wastu Lanas
Grafika
Prijotomo, Josef. 2018. Prijotomo Membenahi Arsitektur Nusantara. Surabaya: Wastu Lanas Grafika
Prijotomo, Josef (Ed.). 2014. Eksplorasi Desain Arsitektur Nusantara. Jakarta: Kompas Gramedia
Santosa, Jo. 2008. Arsitektur-Kota Jawa.Bandung:Parahyangan Press
Tjahjono, Gunawan (ed). 2002. Indonesian Heritage: Seri Arsitektur (edisi BahasaIndonesia). Jakarta: Grolier
International/Buku Antar Bangsa.
Tulistyantoro, Lintu. 2020. Interior Nusantara: Membeda dengan Interior Barat. Surabaya: Byzantium Creative
Media
1. Konsepsi Kenusantaraan dalam Arsitektur
Mengenalkan padangan keilmuan arsitektur yang berangkat dari esensi jiwa manusia dan tanah-air Indonesia.
2. Tanah Air [Pohon] Manusia Nusantara
Mengenalkan titik (pola pikir, pola pandang) dan garis (wujud) Arsitektur Nusantara yang berkembang dengan pola
akselerasi yang berbeda.

Pokok Bahasan
3. Pandangan Keilmuan Arsitektur Nusantara
Mengungkap pandangan dasar keilmuan arsitektur Nusantara dan penerapannya pada kajian Arsitektur Nusantara
4. Kandungan Nilai-nilai Kesemestaan
Mengenalkan beberapa nilai universal yang didapatkan dari kandungan keilmuan arsitektur Nusantara.
5. Kajian Kesetempatan & Kearifannya
Memahamkan lokalitas karakter dan muatan keilmuan dari beberapa arsitektur daerah di Nusantara.
6. Dokumentasi dan Pemodelan Arsitektur Nusantara
Mengenalkan dan mempratikkan proses membaca Arsitektur Nusantara serta Teknik dokumentasi dan
pemodelannya
7. Arsitektur Nusantara di Hadapan Globalisme
Memahamkan dampak globalisasi terhadap peradaban dan arsitektur Nusantara
8. Teori Arsitektur Nusantara
Mengenalkan Teori Arsitektur Nusantara (Arsitektur Nusantara sebagai ontologi & epistemologi).
Pendidikan Arsitektur
sepatutnya menekankan
pada penguasaan dua hal,
yaitu:
Kemampuan MEMBACA
fenomena dengan
menggunakan penalaran-
akal (think/pikir/cipta) dan
intuisi-hati
(feel/dzikir/rasa).
worldview Kemampuan MENDESAIN
karya arsitektur sebagai
ungkapan penalaran-akal
dan intuisi-hati dengan
menggunakan kerja
dot line kehendak (will/amal-
matter energy
shaleh/karsa).
civilization culture
Ruang Budaya Nusantara
NUSANTARA SEBAGAI RUANG BUDAYA
Nusantara adalah sebuah daerah kepulauan yang subur
beriklim tropis basah dua musim. Wilayah Nusantara
adalah wilayah istimewa yang memiliki banyak potensi,
mempunyai fitrah makmur-bersahaja, kaya sumber daya
alam, alamnya yang indah, para penduduknya yang
bersifat sosial dan ramah.
Berkenaan dengan wilayah Nusantara, disebutkan dalam
Hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam Muslim, “Sungguh
Allah telah mewariskan kepadaku (Rasulullah Muhammad
s.a.w.), bumi dari Timurnya dan Baratnya, dan
menghimpunkan kandungan kekayaan (yaitu) merah dan
putih”.
Keistimewaan wilayah Nusantara sebagai proyeksi titik pusat Ka’bah lewat
pintu Ka’bah dan Multazam
Pada ruang budaya Nusantara, nusa-
nusa atau tanah-tanah adalah pengisi
sela-sela lautan atau air, sehingga
Nusantara diidentikkan juga dengan
tanah-air.
Setiap peradaban dan kebudayaan di
Nusantara tentu mengalami dinamika
waktu yang berkelanjutan dan ruang
yang berkesinambungan.
Berkelanjutan dalam arti tumbuh dan
berkembang antar-generasi.
Berkesinambungan dalam arti terdapat
kaitan, hubungan, komunikasi, atau
dialog antar-setempat, antar-nusa,
dengan lautan sebagai penghubungnya.
Manusia Nusantara terbentuk
melalui percampuran Ras
Austronesia (peradaban kontinental)
dengan Ras Melanesia (peradaban
bahari). Silang peradaban daratan
(Austronesia) dengan peradaban
lautan (Melanesia) menghadirkan
peradaban tanah-air, peradaban
Nusantara.
Pembentukan ras baru Australo-
Melanesia ini lebih dikenal dengan
Bangsa Nusantara.
Spirit yang menjadi perekat bangsa
Nusantara adalah kolektivitas,
jama'ah, guyub, tolong-menolong,
kolegial-komunal atau gotongroyong,
dari Barat hingga Timur dalam satu
kesatuan badan.
Basis peradaban Nusantara adalah
"one body, one spirit". Artinya, kita ini
dipersatukan oleh satu badan, dan
badan ini dipererat dan diisi oleh rasa
cinta dan saling tolong-menolong.
Spirit ini termanifestasikan ke dalam
artefak yang berupa ruang-ruang
komunal atau ruang publik bersama
yang tersebar di seluruh penjuru
Nusantara.
Dalam konteks produksi pengetahuan, Nusantara
seharusnya menjadi agen/subjek aktif. Pengetahuan
luar menjadi salah satu masukan, bukan yang utama,
dalam produksi dan reproduksi pengetahuan
Nusantara. Dalam kondisi ini, pengetahuan Nusantara
diperkaya dengan pengetahuan dari luar, yang sudah
mengalami penyesuaian atau kontekstualisasi.
Produksi pengetahuan Nusantara dapat digambarkan
dengan tamsil “spons” yang mampu menyerap
sekitar, lalu melepaskannya ke sekelilingnya. Tak
masalah menerima dari yang Non-Nusantara, lalu
diramu kembali menjadi yang Nusantara, yang terus
membaru.

Kita perlu menghidupkan (lagi) “spons” Nusantara, agar ia tetap berdenyut dan hidup kembali. Bukan soal
menang-kalah, tapi soal siapa yang mampu menyerap paling banyak dan melepaskan paling banyak.
"Obah, nanging ora owah“
Bergerak dinamis tetapi tidak bergeser dari
nilai- nilai yang dianut.
"Ngeli ning Ora keli“
Mengikuti aliran arus tetapi tidak terseret
arus atau hanyut.
sekian

Anda mungkin juga menyukai