Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aliza Yasmin Rasyidah

NPM : 21051010013

Kelas : B

Prodi : Arsitektur

UAS ARSITEKTUR NUSANTARA

1. Arsitektur Nusantara bersifat terbuka ketika bertemu dengan arsitektur dari luar
Nusantara, lalu bagaimana Arsitektur Nusantara bisa menemukan identitasnya?
Jawaban :
Arsitektur nusantara bisa menemukan identitasnya karena pengaruh globalisasi yang
ditempatkan sebagai suatu kesempatan untuk mengglobalkan arsitektur nusantara,
menjadikan arsitektur nusantara sebagai upaya pengembangan ilmu di bidang
pengetahuan arsitektur. Proses globalisasi akan menghapus identitas atau jati diri
arsitektur, khususnya arsitektur lokal atau arsitektur etnik. Namun sejalan dengan mulai
berkembangnya pemahaman arsitektur nusantara, mengkinikan arsitektur nusantara,
maka proses globalisasi justru semakin memperkuat tumbuhnya arsitektur nusantara.

Karena pada dasarnya arsitektur Nusantara adalah arsitektur di wilayah yang dinamakan
Nusantara, yakni terutama kawasan Indonesia sewaktu berada dalam abad awal masehi
sampai dengan abad 18. Kala itu kawasan Indonesia disebut Nusantara, diambil dari
kata “nusa” dan “antara”, yang artinya pulau-pulau yang berada di antara lautan.
Wilayah lautan bukanlah suatu pemisah tapi justru menjadi pemersatu pulau-pulau
tersebut. Arsitektur Nusantara merupakan periode mula dari perkembangan arsitektur
di Indonesia, dan karena itu dapat dikatakan pula sebagai arsitektur Klasik karena
memang setara dengan arsitektur Klasik Eropa.
2. Di era sekarang, apa saja kelemahan dari arsitektur Nusantara ketika bertemu dengan
arsitektur dari luar Nusantara? Bagaimana mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut?
Jawaban :
Memang dalam kenyataannya terjadi perubahan (netral) atau kerusakan (negatif)
terhadap karya arsitektur nusantara akibat dari sebab-sebab eksternal, bahkan di pusat
budaya (desa adat) yang menjadi konteks asli keberadaannya. Banyak kekecewaan
muncul ketika berkunjung ke desa-desa adat kuno di Indonesia menyaksikan
perubahan-perubahan fisik-visual karya arsitektur masa lalu yang mengalami
perubahan. Lalu harus bagaimana, menyesuaikan perkembangan jaman atau fanatik
terhadap arsitektur nusantara memanglah susah, karena Menelusuri keragaman budaya
arsitektur merupakan tugas dan kewajiban anak bangsa agar harta warisan bangsa
mendapat tempat yang selayaknya dalam arus kehidupan bangsa lndonesia. Pepatah
"Tak kenal maka tak sayang" layaknya berlaku dalam upaya menelusuri harta pusaka
bangsa ini agar keberadaannya benar-benar bermanfaat serta lestari sepanjang masa.

Maka dari itu karya arsitektur nusantara perlu digali aspek intelektualitasnya, agar kita
memahami bagaimana kecerdasan nenek-moyang menciptakan karya arsitektur bagi
dirinya. Upaya menelusuri dan memahami Arsitektur Nusantara merupakan satu
tahapan penting agar dapat dijumpai spirit dan intelektualitas di balik karya arsitektur
nusantara. Kalangan arsitek harus mampu menemukan dan memahami secara sungguh-
sungguh tentang arsitektur nusantarar sebagai bagian dari pusaka arsitektur di
lndonesia.

3. Menurut pendapat anda, bagaimana dan apa saja cara untuk mengembangkan desain
arsitektur Nusantara mengkini di abad ke 21 ini dan di masa-masa mendatang? Berikan
contohnya! (bisa dengan gambar atau sketsa)
Jawaban :

Sudah semestinya pengetahuan arsitektur nusantara bagi arsitek jaman ‘now’ untuk
dapat menggali aneka literratur yang dapat dijadikan dasar dalam mengkinikan
arsitektur nusantara ke dalam konteks yang lebih modern untuk menghasilkan
prototype arsitektur nusantara masa kini. Mengkinikan arsitektur nusantara, menjadi
hal yang sangat penting untuk dipikirkan karena sudah ada payung hukum Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Arsitek yang menuntut arsitek
untuk bergerak melangkah membangun pemahaman arsitektur nusantara yang mampu
merespon pasar dunia. Arsitektur nusantara harus diletakkan sebagai sebuah pemikiran
responsif terhadap kondisi nyata dan unik yang terjadi di Indonesia.

Arsitektur masa lalu dan masa kini seyogyanya didudukkan sebagai sumber inspirasi
pengetahuan arsitektur, bukan untuk diulang dan diduplikasi, itu hakekat Arsitektur
Nusantara. Meletakkan arsitektur nusantara sebagai identitas bangsa adalah kewajiban,
tapi harusnya tidak ‘mempersempit’ pemahaman arsitektur nusantara sebagai reimage
arsitektur masa lalu, atau pengulangan romantisme belaka. Prof. Josep Prijotomo
mengemukakan konsep pengkinian Arsitektur Nusantara berupa transformasi-
modifikasi, stilisasi, mimesis atau asimilasi dan hibrida. Beberapa contoh karya arsitek
Indonesia mewakili populasi karya arsitektur nusantara mengkini. Setidaknya karya
arsitektur nusantara di era serba modern ini telah menunjukkan ada aspekaspek yang
masih didasarkan pada pencarian pemikiran tradisi berarsitektur di Nusantara dan
penemuan suatu desain baru yang dapat menjawab segala tantangan terhadap iklim,
pada kepekaan terhadap alam, dan memperhatikan aspek sosial budaya serta pelayanan
terhadap masyarakat.
(contoh gambar)
Dragonfly merupakan gagasan pertanian modern dari arsitek Vincent Vallebaut. Dilansir
Web Urbanist, Vallebaut mencoba mewujudkan sistem pertanian canggih dan hemat
lahan di tengah New York City Roosevelt Island melalui ladang metabolik yang dibangun
secara vertical. Dinamakan Dragonfly karena ladang dan kebun di dalam gedung kaca
sekilas tampak seperti sayap capung. Dengan keberadaan Dragonfly, kota bisa
memenuhi kebutuhan bahan makanan segar secara mandiri. Buah-buahan, sayur-
mayur, biji-bijian, daging, dan susu akan diproduksi di 132 lantai Dragonfly. Sementara
kebutuhan sumber energi keseluruhan struktur akan dipenuhi oleh tenaga surya dan
angin.

Anda mungkin juga menyukai