Anda di halaman 1dari 4

ARSITEKTUR NUSANTARA:

ARSITEKTUR NUSANTARA II

APAKAH MASIH
ADA?

Pendahuluan keberadaan Arsitektur Nusantara yang


kerap kali menjadi perbincangan jika kita
Arsitektur Nusantara adalah sebuah membahas tentang karakteristik bangsa
konsep yang perlu didiskusikan, Indonesia dalam berarsitektur. Hal
diperdebatkan, dipertanyakan, dikritisi, tersebut menjadi tamparan keras bagi kita
dan dikembangkan. Untuk keperluan semua apakah Arsitektur Nusantara
tersebut, ada beberapa hal yang perlu benar-benar menjadi dasar pola pikir para
dipertanyakan. Apakah kita telah arsitek di Indonesia dalam menggarap
memahami seperti apa Arsitektur sebuah desain.
Nusantara itu? Apakah kita telah
mengaplikasikannya dalam kegiatan Arsitektur Nusantara sebagai sebuah
berarsitektur? Dan apakah Arsitektur konsep. Jika kita mengacu pada
Foto 1 Nusantara tidak bisa beradaptasi dengan pernyataan Josef Prijotomo(2006), maka
Green School Bali era modernisasi yang terjadi saat ini? kita melihat Arsitektur Nusantara sebagai
Artikel ini mempertanyakan adanya sebuah liyan. Konsep ini adalah sebuah
keberadaan liyan

AKBAR AL GHIFARI | 185060500111012 ARSITEKTUR NUSANTARA: APAKAH MASIH ADA? 1


Tanpa ingin berpanjang lebar mengenai ciptaan yang lainnya serta dengan Sang
"Arsitektur Nusantara pendapat saya tentang “Arsitektur Jawa” Maha Pencipta. Kemajemukan meng-
hal yang ingin saya tekankan di sini identifikasi bahwa kehadiran nya tidak
adalah sebuah liyan di adalah, jangan sampai kita terjebak dalam pernah eksis hanya sebagai individu,
tengah dominannya konstruksi arsitektural yang kita anggap karena selalu ada yang lain selain dirinya
sebagai dominan. Untuk menghindari sendiri. Dengan demikian maka dapat
Arsitektur Modern." kemungkinan semacam itu, saya dipahami bahwa arsitektur Nusantara
berpendapat bahwa ada hal yang perlu mempunyai nilai tentang kekhasan dan
- Josef Prijotomo(2006)
dicatat ketika kita ingin membicarakan keberagaman serta hubungan antara
konsep yang disebut sebagai Arsitektur dirinya dan kejamak-majemukan dalam
liyan di tengah dominannya Arsitektur
Nusantara. Sebagai konsep, ia sebaiknya alam semesta. Hal ini dapat diartikan
Modern yang cenderung kebarat-baratan
dipandang tidak hanya sebagai histori sebagai yang lokalitas adalah dirinya,
dalam pemikiran arsitektur di Indonesia.
yang telah lama berlalu, tetapi juga kekhasannya atau kesetempatannya dan
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah,
sebagai pola pikir dalam mendesain. yang universal adalah kesamaan ciri,
apakah setiap arsitektur non-Barat
kejamak-majemukan alam semesta, atau
merupakan sebuah liyan yang ada namun
Arsitektur Nusantara sebagai dasar kesemestaannya.
terpinggirkan? Atau jangan-jangan ada
Pola Pikir
arsitektur non-Barat yang justru
Pangarsa(2006) menjelaskan bahwa hu-
merupakan suatu konstruksi dari
Nusantara secara geografis adalah suatu bungan antara yang lokal dengan yang
paradigma arsitektural yang dominan?
tempat yang terletak diantara 2 benua dan universal adalah hubungan kesetempatan
Saya menggaris bawahi pendapat yang
2 lautan besar serta dilintasi oleh garis dan kesemestaan, hal ini sudah terjadi
kedua. Jika saya harus mengambil sebuah
khatulistiwa, merupakan Negara ke- sejak masyarakat Indonesia masih
contoh arsitektural non-Barat yang
pulauan yang beriklim tropis lembab menyandang sebagai masyarakat Nu-
merupakan suatu konstruksi oleh
dengan curah hujan yang cukup tinggi. santara. Selain hal tersebut, dalam
paradigma arsitektural yang dominan,
Banyaknya pulau-pulau memberikan hubungannya dengan pengertian ke-
maka saya akan mengambil “Arsitektur
keberagaman budaya, tradisi maupun Nusantara-an, Pangarsa juga men-
Jawa” sebagai sebuah contohnya. Saya
lingkungan alam yang beraneka jelaskan bahwa kesetempatan dan
berpendapat bahwa “Arsitektur Jawa”
banyaknya walau dalam nuansa tropis kesemestaan menjadikan hal yang unik
merupakan sebuah konstruksi atau
lembab. dalam arsitektur di Indonesia berkaitan
pembayangan Barat. Hal ini dibuktikan
dengan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an.
dengan perkembangan Arsitektur Kolonial
Pemahaman tentang Arsitektur Nusantara Selain Pangarsa, Prijotomo juga
Belanda yang ada di Indonesia. Ketika
harus dilihat bagaikan bumi Nusantara itu mengatakan bahwa beragamnya karya
pertama kali mendirikan bangunan di
sendiri. Di permukaan tanah masa kini, arsitektur yang mencerminkan ke-
Indonesia, arsitek Belanda hanya
terbentang luas keragaman 726 bahasa beragaman etnis dan budaya menunjukan
mendesain sebagaimana bangunan yang
suku, yang pasti menyertai keanekaan ciri adanya kesetempatan yang luar biasa,
ada di negerinya. Namun seiring
arsitekturnya dimana tiap daerah tampak sementara kesamaan dalam dasar
berjalannya waktu para arsitek Belanda
tersimpan kesamaan cirinya. Disini tersirat pengetahuan yang menjadi dasar
mulai memodifikasi desainnya terhadap
bahwa arsitektur Nusantara adalah berarsitektur merupakan sebuah pe-
keadaan di Indonesia dan yang banyak
arsitektur yang beragam tetapi tetap mikiran tentang kesemestaan yang
menjadi dasaran mereka adalah
mempunyai kesamaan ciri, dan inilah yang memang bersifat umum.
“Arsitektur Jawa”.
kemudian disebut sebagai kesamaan
dalam keberagaman. Dengan demikian pemahaman arsitektur
Nusantara mempunyai 2 nilai yakni
Arsitektur nusantara mencerminkan kesetempatan dan kesemestaan. Dalam
keberadaan antara manusia dan alam diskusi yang telah dilakukan maka nilai-
lingkungan sebagai kesatuan yang tak nilai inilah yang menjadi dasar bagi
terpisahkan. Arsitektur Nusantara arsitektur Nusantara untuk menjawab
dipahami sebagai kejamak-majemukan tantangan yang setiap kali dihadapi dalam
yaitu kebersamaan dengan makhluk perjalanan berarsitektur sampai saat ini,
Maha dan

Foto 2
Arsitektur Jawa; Rumah Joglo

AKBAR AL GHIFARI | 185060500111012 ARSITEKTUR NUSANTARA: APAKAH MASIH ADA? 2


dan hal ini menunjukan sebuah karya
yang mempunyai makna kelestarian dan
keberlanjutan dalam perkembangan
arsitektur di Indonesia nantinya.
Sementara itu dibalik nilai-nilai tersebut
ternyata terkandung berbagai makna, baik
makna sinkronik maupun makna diakronik. Foto 3
Makna sinkronik yakni makna yang
Banyuwangi International Airport
berhubungan dengan gejala yang meluas
pada ruang tetapi dalam waktu yang harmonisasi terhadap lingkungan semesta Kesimpulan
terbatas artinya hanya berhubungan yang harus dijaga dan dipertahankan
dengan kondisi tertentu sehingga makna kelestariannya. Dalam menghadapi Pengaplikasian Arsitektur Nusantara
sinkronik ini akan berubah pada kondisi modernisasi yang terjadi, semesta masih menjadi pertanyaan apakah benar-
dan waktu yang berbeda tergantung pada menjadi sebuah titik berpijak untuk benar telah diterapkan oleh para praktisi
situasi dan latar belakang keadaan menentukan bagaimana bangunan itu arsitek di Indonesia. Sampai saat ini
tersebut. Sedangkan makna diakronik hadir dan tidak merusak lingkungan tetapi kebanyakan orang beranggapan bahwa
adalah makna yang berhubungan dengan justru kehadirannya membawa sebuah Arsitektur Nusantara adalah Arsitektur
waktu atau proses dan sejarah, dari harmonisasi terhadap lingkungan Tradisional. Pernyataan tersebut tidak
makna diakronik inilah maka dapat sekitarnya. Interpretasi yang dilakukan sepenuhnya salah maupun benar. Karena
disimpulkan bahwa arsitektur Nusantara untuk mewujudkan haromisasi ini adalah Arsitektur Tradisional tersebut merupakan
adalah sebuah karya yang tak lekang oleh dengan mengkaji ulang dan bersikap kritis Arsitektur Nusantara/Vernakular pada
panas dan tak lapuk oleh hujan, artinya ketika mendesain bangunan di tempat masanya.
dari makna diakronik dalam arsitektur tersebut.
Nusantara ini merupakan karya yang Arsitektur Nusantara saat ini bukan berarti
sangat lestari dan sustainable. Kedua Demikian juga halnya dengan makna menggunakan bahan material tradisional
makna ini tentunya akan menjadi hal yang dibalik kesemestaan dan kesetempatan, maupun meniru bentuk-bentuk rumah
penting ketika arsitektur Nusantara baik makna sinkronik maupun makna tradisional, tapi lebih dari itu. Arsitektur
menjadi dasar untuk pengembangan diakronik dalam diskusi pembahasannya Nusantara adalah pola pikir, adalah
berarsitektur di Indonesia. diperlukan suatu pemikiran yang kritis dan filosofi, adalah keselarasan antara
perlu dilakukan tafsir ulang. Makna kesetempatan dengan kesemestaan. Hal-
Aplikasi terhadap Modenisasi sinkronik perlu di tafsir ulang kembali, hal inilah yang harusnya dijadikan dasaran
dikarenakan pada saat ini kebutuhan dalam pengaplikasian Arsitektur Nu-
Dengan menggunakan teori kritis Paul manusia sudah semakin kompleks, santara dalam mendesain bangunan. Eko
Riceour(1985) tentang interpretasi teknologi semakin canggih serta informasi Prawoto pernah mengatakan bahwa kita
didapatkan bahwa arsitektur Nusantara semakin mudah di dapatkan. Hal ini akan harus ndeso dahulu untuk memahami
harus diinterpretasikan kembali terhadap berdampak pada perkembangan dan arsitektur di pedesaan. Mengapa desa?
nilai dan makna yang terkandung di perubahan terhadap fungsi bangunan, Karena di sanalah kita bisa mendapatkan
dalamnya guna menghadapi era walaupun hakikatnya bisa saja tetap tetapi ilmu-ilmu maupun filosofi-filosfi Arsitektur
modernisasi. Nilai kesetempatan dan fungsinya pasti yang akan berubah Nusantara yang masih murni dan bisa
kesemestaan merupakan nilai yang tetap nantinya. dikembangkan. Oleh sebab itu marilah kita
dari waktu ke waktu, nilai ini yang akan semua mendalami Arsitektur Nusantara itu
menunjukkan terhadap ciri atau jati diri Sedangkan untuk makna diakronik sangat sendiri tanpa membatasi keilmuannya,
arsitektur Nusantara. tergantung pada perubahan dari waktu ke karena Arsitektur Nusantara sangat luas
waktu. Inerpretasi yang dilakukan adalah dan tak akan pernah ada habisnya.
Nilai kesetempatan tetap ada tetapi harus dengan memahami kembali lingkungan
diinterpreasikan kembali karena ke- semestanya. Kalau pada masa lalu
butuhan manusia saat ini lebih kompleks. semesta merupakan alam yang begitu
Hal ini diperlukan guna menjaga terhadap ramah, saat ini semesta merupakan
agar arsitektur Nusantara tidak hanya bencana yang dapat berbahaya apabila
menjadi artefak peninggalan masa lalu tidak disikapi secara bijak. Dengan
tetapi tetap eksis dan aplikatif pada masa demikian makna diakronik juga harus
kini. disikapi secara kritis agar alam bukan
menjadi musuh bagi bangunan yang
Nilai kesemestaan menjadi bagian yang didesain tetapi menjadi kesatuan yang
penting karena berkaitan dengan hidup bersama secara harmonis.
modernisasi

AKBAR AL GHIFARI | 185060500111012 ARSITEKTUR NUSANTARA: APAKAH MASIH ADA? 3


Daftar Referensi

Ricoeur, Paul (1985). Time and Narative vol. II. Chicago: University of Chicago Press.
Prijotomo, Josef (1998). Pasang Surut Arsitektur Indonesia. Surabaya: CV Arjun.
Pangarsa, Galih Wijil (2006). Merah Putih Arsitektur Nusantara. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Prijotomo, Josef (2006). (Re-)Konstruksi Arsitektur Jawa: Griya Jawa dalam Tradisi Tanpatulisan. Surabaya: Wastu Lanas Grafika.
Hidayatun, Maria Immaculata (2008). Nilai-Nilai Kesetempatan dan Kesemestaan dalam Regionalisme di Indonesia. Yogyakarta:
Prosiding Seminar Seminar Nasional SCAN #4

AKBAR AL GHIFARI | 185060500111012 ARSITEKTUR NUSANTARA: APAKAH MASIH ADA? 4

Anda mungkin juga menyukai