Anda di halaman 1dari 37

SETTING

KBBI – Setting berarti beraturan, membuat sesuatu menjadi teratur, dan


penataan.

Setting dalam ekologi berarti, lingkungan dan isinya yang sudah diatur
sesuai ketentuan lingkungan/daerah tersebut.

Dalam ekologi arsitektur, setting dalam pemecahan-pemecahan desain


yang tumbuh dari tempat itu sendiri diatur berdasarkan budaya tradisional,
pengetahuan lokal, dan peraturan-peraturan yang berlaku di tempatnya.
Lingkungan dan Budaya
Dalam setting perancangan sebuah objek
Unsur-unsur yang arsitektural harus bisa menghargai dan
mempengaruhi menghormati lingkungan sosial budaya yang ada di
sekitar objek.
pertumbuhan setting
dalam pemecahan
Pengetahuan Lokal Ekologi
design ekologi
Pengetahuan lokal akan didapatkan dari
perkembangan budaya pada lingkungan sekitar
tempat objek itu berada, kumpulan unsur historis,
dan pengetahuan lokal yang mendasar bagai mana
menjaga lingkunga sekitar.

Peraturan yang Berlaku di Tempatnya


Dalam merancang sebuah bangunan,
tentunya pemerintah akan memiliki aturan aturan
yang difungsikan sebagai batasan seorang
perancang untuk merancang.
Context
Menurut Brent C. Brolin (1980.
Architecture in Context), Kontekstualisme
adalah kemungkinan perluasan bangunan
dan keinginan mengkaitkan bangunan
baru dengan lingkungan sekitarnya.
Seorang arsitek atau perencana bangunan
dianjurkan untuk memperhatikan dan
menghormati lingkungan fisik sekitarnya,
mengutamakan kesinambungan visual
antara bangunan baru dengan bangunan,
landmark, bahkan gaya setempat yang
keberadaannya telah diakui sebelumnya.
Ciri – ciri dari kontekstual

■ Mengambil motif-motif desain bangunan sekitar seperti bentuk massa pola irama bukaan dan juga
ornamen bangunan

■ Bisa menggunakan bentuk dasar bangunan yang sama dengan bangunan di sebelahnya tetapi dapat
diatur kembali sehingga nampak perbedaan namun masih dalam suasana yang harmonis

■ Dapat mencari bentuk paruh yang memiliki efek visual yang sama atau mendekati bentuk-bentuk
lama

■ Bisa juga dengan mengabstraksi bentuk-bentuk asli untuk memberikan sebuah kontras namun tetap
kontekstual
1. Irama
Irama adalah sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau
warna secara teratur dan harmonis .Pada dasarnya manusia memiliki
Unsur-unsur kecenderungan mengelompokkan unsur – unsur di dalam suatu
yang perlu komposisi acak menurut:
■ Kedekatan atau keterhubungan satu sama lain, dan
diperhatiaka
■ Karakteristik visual yang dimiliki bersama
n dalam Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir secara
kontekstual berulang adalah:
■ Ukuran
■ Bentuk wujud
■ Karakteristik detail
2. Datum
yaitu sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk
menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu komposisi. Unsur unsur datum:

■ Garis
Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi bersama suatu pola; garis –
garis grid dapat membentuk sebuah bidang penyatu yangnetral dari suatu pola.
■ Bidang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur di bawahnya atauberfungsi
sebagai latarbelakang dan membatasi unsur – unsur di dalambidangnya.
■ Ruang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam batas –batasnya atau
mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya
1. Bentuk dan Persepsi Arsitektur 2. Arsitektur Sekitar

Bentuk bangunan menunjukkan citra Arsitektur kontekstual tidak egois,


arsitektur yang kuat mengenai menyatu dan melebur dengan

Aspek- karakteristik lingkungan sekitarnya arsitektur sekitarnya, sehingga


memunculkan keharmonisan desain.
aspek yang
perlu 3. Fungsi Sesuai Kebutuhan Konteks

diperhatika Selain bentuk, fungsi keseluruhan


bangunan juga harus tepat dengan
n dalam kebutuhan konteks lingkungan sekitarnya.

Arsitektur
Kontekstual 4. Estetika Konteks 5. Pola Keruangan dan Pola Peristiwa

Walaupun tidak mementingkan Pola-pola ini adalah elemen dari budaya


desain sendiri, estetika konteks manusia setempat, ditemukan, disebarkan
harus tetap terjaga ritmenya ke oleh budaya, dan termanifestasi dalam sebuah
dalam desain arsitektur yang baru. ruang (Alexander, 1979, hal. 92)
1. Contras (kontras / berbeda)
Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan
menarik, namun dalam pengaplikasiannya diperlukan kehati – hatian
hal ini agar tidak menimbulkan kekacaun. Contoh bangunan antara lain
Arsitektur Museum Louvre yang terletak di Prancis.

kontekstual
dibagi
menjadi 2
kelompok

Contras Harmony
Museum Louvre dikatakan kontras karena museum ini dibangun dimana
sekelilingnya adalah bangunan bersejarah yaitu Istana Louvre. Sedangkan Museum
Louvre merupakan bangunan modern sehingga inilah yang membuat Museum
Louvre menjadi vocal point atau kontras dari tempat tersebut.
2. Harmony (harmoni / selaras)

Ada kalanya suatu lingkungan menuntut


keserasian / keselarasan, hal tersebut dilakukan dalam
rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang
sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan
memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan
itu berada sehingga kehadiran satu atau sekelompok
banguanan baru lebih menunjang daripada menyaingi
karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat
dominan(secara Kuantitatif). Contoh bangunan antara
lain Victorian House di San Francisco.

Victorian House dikatakan harmoni karena walaupun


bangunan tersebut bergaya kuno tetapi masih bisa
selaras dengan waktu dan lingkungan sekitarnya.
Prinsip –prinsip desain Setting dan
konteks yang berhubungan dalam Dalam prinsip context ada beberapa
merancang sebuah bangunan mencakup hal yang diprioritaskan saat
beberapa hal seperti : mendesain bangunan yaitu :

• Tata Letak Massa Bangunan dan


■ Memperkuat komunitas lokal
aksesibilitasnya
• Ruang Luar dan Orientasi Massa ■ Menciptakan arsitektur yang
• Tampilan dan Material Bahan berkarakter
■ Integrasi dengan infrastruktur
dalam lingkungan
GREEN SCHOOL BALI
■ sekolah internasional yang merupakan sekolah
swasta non-profit dari tingkat PAUD hingga SMA
yang menggunakan konsep green building
■ terletak di Banjar Saren, Desa Sibang Kaja,
Abiansemal, Badung, sekitar 30 kilometer dari pusat
Kota Denpasar di tengah Kawasan hutan yang
dikelilingi kebun organic yang rimbun dan dialiri
sungai ayung.
■ dibangun pada tahun 2008 oleh John Hardy dan
Cynthia Hardy
■ menggunakan bahan-bahan alam seperti bambu,
alang-alang, dan tanah liat baik untuk kontruksi
bangunan, penutup atap, maupun furniturenya.
■ memiliki 490 siswa dari tingkat PAUD hingga kelas 12
SMA yang berasal dari 35 negara, termasuk 43
siswa-siswi Indonesia yang menerima beasiswa
penuh, dan 7 siswa-siswi Green School English.
green school Bali ini sangat berwawasan lingkungan
dan memanfaatkan potensi alam di sekitarnya karena
Green School Bali terletak di hutan dengan menggunakan konstruksi
bambu baik dari konstruksi atap, dinding, lantai,

sebagai sambungan, bahkan furniture pada semua


bangunannya yang pastinya sangat ramah lingkungan
dan memanfaatkan bambu .
Arsitektur
Ekologis
juga hutan dan alam di sekitarnya yang kualitas arsitektur yang dirancang dan
merupakan potensi alam sangat dikaitkan dibangun juga kualitasnya sangat bermutu karena
dengan semua rancangan bangunannya tidak hanya memperhatikan bentuk bangunan dan
sehingga potensi ini dapat dimanfaatkan dengan konstruksinya saja, namun juga memperhatikan
baik untuk segi view, pencahayaan alami, kenyamanan dan kebutuhan penggunanya dan
penghawaan alami, dan sebagainya kualitas hidupnya sehingga membuatnya tertarik.
Lalu selain itu juga material yang digunakan
juga tidak berbahaya sehingga bagus untuk
Kesehatan para pengunannya, estetika bangunan
dan view yang indah juga menambah kenyamanan
para penggunanya sehingga Green School Bali ini
dapat membuat orang-orang tertarik untuk
menggunakan fasilitas-fasilitasnya.
• Interaksi
Kurikulumnya melibatkan muridnya untuk berinteraksi
dengan alam. tidak hanya belajar di kelas namun juga
berinteraksi dengan alam, seperti bercocok tanam.
Sehingga mereka tahu cara merawat alam dengan baik.

• Kemampuan berkelanjutan
Bangunan yang ada di green school hamper semua terbuat
Prinsip dari bamboo. Selain tahan lama, bamboo mudah
didapatkan dan mudah diperbarui.
ekologis yang

digunakan Saling ketergantungan
Di green school, mereka memiliki aquoponic system yang
pada Green mana limbah dari kolam ikan akan digunakan untuk
menyiram tanaman yang ada dan tanaman tersebut
School Bali menjadi filter alami untuk ikan.

• Keharmonisan
Keharmonisan antara bangunan dan alam bisa dilihat pada
green school ini. Bentuk dan warnanya terlihat selaras
dengan alam sekitar membuat green school ini terlihat
harmonis dengan alam.
SETTING PADA
GREEN SCHOOL BALI
Green School Bali adalah suatu
komunitas kecil yang ada di Bali,
dimana komunitas ini sangat
berperan di lingkungannya
sehingga memiliki pondasi yang
kuat dimana terhubung dengan
Global untuk menjadikan dunia
yang sustainable
Budaya dan
Lingkungan
Green School menggunakan bamboo
yang dimana berperan penting dalam
budaya Bali

Bangunan yang terbuat dari bambu


ini terlihat lebih menyatu dengan
alam
Lingkungan Sekitar

Yang dilakukan green school


untuk lingkungan:

1. Menggunakan Solar Panel


2. Microhydro Vortex
3. Water filtration system
4. Waste management
5. Compost Station
6. Aquoponic Sistem
Bentuk Bangunan
KONTEKSTUALISME
PADA GREEN SCHOOL
BALI
GREEN
SCHOOL BALI
Kontekstual mengindahkan objek yang
sudah ada di tempat itu lebih dahulu dan
memusatkan perhatian pada karakteristik
objek yang sudah ada. (Brent C Brolin)

green school Bali ini sudah menerapkan


konteks dalam perancnagannya karena
bangunan ini mengindahkan alam-alam di
sekitarnya yang mana yang diindahkan
tersebut adalah hutan karena bangunan
ini terletak di tengah hutan dan
mengindahkan material alam yaitu
bambo dalam seluruh kontruksinya.
BAMBU
Dalam kontekstualisme terdapat keinginan
mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan
sekitarnya.

bangunan ini sangat mengaitkan rancangannya


dengan lingkungan sekitarnya dengan
menggunakan bamboo untuk hamper seluruh
kontruksinya yang sangat ekologis dan berkaitan
dengan alam.

Bahkan bambu ini juga digunakan untuk material


kontruksi lantai, dinding, (penyangga atap), atap,
furniture, aksesibilatas seperti tangga, jembatan,
dll yang mana furniture-nya pun dibuat unik
supaya menarik walaupun hanya menggunakan
bamboo
Sambungan Bambu
BERKAITAN DENGAN
LINGKUNGAN
SEKITARNYA

■ Kontekstual menekankan bahwa


sebuah bangunan harus
mempunyai kaitan dengan
lingkungan sekitarnya

■ elemen interiornya pun dirancang


untuk saling menyatu dengan
alam yaitu dengan cara membuat
banyak area terbuka dan
bangunan ini juga memanfaatkan
cahaya matahari untuk dijadikan
sumber pencahayaan alami
untuk penerangan mereka di
siang hari
PENGULANGAN MOTIF

ciri dari kontekstualisme adalah adanya


pengulangan motif dari desain bangunan
sekitar.
Karena green school terletak di tengah hutan,
maka tidak terdapat bangunan bangunan
disekitarnya sehingga yang dilakukan adalah
pengulangan motif alam pada desainnya.

• Menggunakan bamboo untuk kontruksi dan


furniture
• Bentuk massa bangunan dirancang dengan
motif yang hampir sama dengan variasi
bentuk yang senada

• Bentuk massa bangunannya menyatu


dengan alam dan lingkungan sekitarnya
seperti pepohonan, tanaman, dll
PENDEKATAN BENTUK, POLA,
IRAMA, ORNAMEN
Ciri kedua yaitu melakukan pendekatan baik dari bentuk, pola, irama,
ornament, dll terhadap bangunan sekitar lingkungan untuk menjaga
karakter suatu tempat.

Pada Green School Bali ini terlihat bahwa bentuk tiap massa bangunannya
memiliki pola yang sama namun dengan bentuk yang berbeda-beda
dengan fungsinya msaing-masing. Massa bangunan :

~ Main building ~ Foyer

~ Kkid’s playground ~ Tunnel Roof

~ Office space for long-term laose~ Parking Area

~ Outdoor store table ~ Toilet


MENINGKATKAN KUALITAS
LINGKUNGAN
Ciri ketiga yaitu meningkatkan kualitas lingkungan yang ada sehingga
pada Green School Bali ini ditunjukkan dari :

• penggunaan material bamboo untuk seluruh bangunan

• Pemanfaatan cahaya matahari untuk pencahayaan alami daripada


menggunakan lampu yang menghabiskan listrik

• Membuat banyak open space pada bangunan sehingga tidak perlu


AC untuk penghawaan dan pertukaran udara

• Memakai panel surya untuk menyerap panas matahari untuk


kebutuhan listrik dalam pengelolaan semua aktivitas didalam
bangunan.

• Menggunakan biogas dari kotoran hewan untuk tenaga listrik

• Ada tambak udang dan peternakan sapi untuk mendukung


sumber energi alami dan bahan bakar yang dapat digunakan tanpa
polusi terlalu besar.

• Ada kincir angin di terowongan bawah tanah untuk pendingin


ruangan.
ASPEK-ASPEK DALAM
KONTEKS PADA GREEN
SCHOOL BALI
bentuk dan perpsepsi Fungsi sesuai
kebutuhan
3
arsitektur

konteks
Aspek Aspek
Estetika

Arsitektur konteks
Pola keruangan 5
sekitar
dan peristiwa
01. Bentuk dan persepsi arsitektur

Bentuk pada green


school ini merupakan
bentuk yang cenderung
unik, karena green
arsitektut membuat
inovasi dengan
melepaskan fisik mereka
dari bentuk-bentuk
arsitektur sekolah pada
umumnya.
02. Arsitektur sekitar

Arsitektur sekitar pada green arsitektur bali merupakan bangunan yang tidak
egois terlihat dari tetap lestarinya pepohonan dan tanaman pada sekitar
arsitektur green scholl ini yang masih terjaga. Arsitektur di sekitar green
school ini memiliki konsep harmoni atau selaras dengan alam.
Fungsi Sesuai Kebutuhan

Fungsi bangunan ini


merupakan bangunan
sekolah, akan tetapi
bangunan ini sebenarnya
tidak mencerminkan
arsitektur sekolah apda
umumnya karena konsep
atau bentuk yang diambil
dengan inovasi yang unik
dan mengikuti alam.
Estektika konteks

Green school ini memiliki estetika yang sangat kuat dan bersahabat dengan
lingkungan sekitar. Karena dalam segi bangunannya menggunakan material
lokal dan ramah terhadap lingkungan serta sustainable yang artinya dapat
didaur ulang atau dimanfaatkan untuk yang lain.serta memberikan dampak
dan kesan yang baik dan nyaman di dalam penggunaan tiap ruang dan area di
dalam kawasannya.
Pola Keruangan dan peristiwa

Peletakkan ruang-ruang, fasilitas, dan desain bentuk bangunan yang


menerapkan pola dan struktur Biomorfik , mengikuti kontur lahan, dan
memanfaatkan lingkungan semaksimalnya namun tidak merusak atau
menghilangkan keaslian yang telah ada membuat Green School sebagai
kawasan yang meminimalkan dampak negatif bagi alam dan
memaksimalkan fungsi lingkungan, namun modern dan kaya akan
teknologi.
HARMONIS ATAU SELARAS

Green School Bali merupakan salah satu arsitektur kontekstual yang memiliki kesan
harmonis atau selaras terhada alam, dapat dilihat dengan penggunaan material apda
bangunan ini, yang menggunakan bambu, alang-alang, rumput gajah dan tanah liat di
atasnya. Green school ini memiliki Konsep yang digunakan adalah function follow form,
di mana menjadi tantangan baginya untuk sebagaimana mungkin mengefisienkan sisa-
sisa ruang yang terbentuk dengan adanya bentukan-bentukan lengkung-lengkung
dengan bantuan dari desainer interior.

Anda mungkin juga menyukai