Disusun Oleh :
Wiyoga Triharto, ST,MM, MT
1
PENGERTIAN DISAIN INTERIOR (TATA RUANG DALAM)
Batasan :
Interior Disain adalah karya seni yang mengungkapkan dengan
jelas dan tepat, akan tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui
media ruang.
3
PENGERTIAN “DISAIN”
Dalam masalah perancangan tata ruang, sengaja kita gunakan
istilah Disain Interior dikarenakan oleh sistem dan sifat kerja yang
luas menyangkut berbagai segi ekonomi, sosial, teknik, dan sifat-sifat
manusia. Disain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala
macam jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat
sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, melainkan
sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling
kait-mengkait. Dahulu dalam dunia arsitektur ada aliran dimana
perancangan suatu gedung lebih mementingkan bentuk luar, baru
setelah itu dirancang bagaimana bagian dalamnya, kemudian pada
masa berikutnya timbullah aliran yang mengutamakan
pengorganisasian kebutuhan ruang lebih dahulu, baru terpikirkan
bentuk luarnya atau dengan istilah yang umum disebut form follows
dan kemudian function follows form.
Tetapi sekarang, dalam sistem kedua aliran sudah tidak lagi tepat,
sebab sejak dimulainya perancangan denah bagian dalam maupun
tampak luar sampai faktor lingkungan harus merupakan suatu
kesatuan atau unity yang harmonis, karena faktor
lingkungan juga memiliki unsur-unsur yang ikut mendukung,
keberhasilan suatu perancangan.
4
Disain interior ruang duduk keluarga yang tertata rapi
akan membuat penghuni betah tinggal di rumah
5
Faktor utama dalam system perancangan interior selalu menitik beratkan
kepada 3 unsur yaitu :
a. Manusia
b. Ruang
c. Lingkungan
Ketiga faktor tersebut harus dipelajari satu per satu dan dengan
memperhatikan kepentingan ketiga unsur tadi akan dihasilkan suatu
perancangan dasar yang lebih mantap. Manusia sebagai subjek yang akan
menempati ruang terkait dengan lingkungan sehingga harus dijaga
kesatuannya agar menghasilkan karya yang mampu mencerminkan
budaya dan suasana dari aktivitas yang terjadi dalam ruang tersebut.
6
Bentuk - bentuk dapur yang dirancang atas dasar perhitungan
disain.
Dalam proses disain, ada tiga tahap perancangan yang harus diperhatikan,
yaitu input, sintesa, dan output. Urutan ini tidak dapat diubah-ubah oleh
karena tahap kesatu dijadikan sebagai dasar perancangan tahap kedua dan
ketiga. Tentu dalam proses pengumpulan data masih banyak cara yang bisa kita
pelajari, seperti yang diajarkan pada metodologi riset.
7
SKEMA PEMIKIRAN DISAIN
Dalam sistem “ Design Approach “ seorang perancang sebelum memulai tugas harus
melupakan atau mengesampingkan terlebih dahulu gambaran-gambaran dari
benda-benda yang telah ada misalnya kursi, almari, rak buku, tempat tidur dan
sebagainya karena hasil perancangan kelak hanya akan berupa sekedar pembuatan
tata susunan dari benda-banda tersebut yang biasa disebut home dekorator.
Dalam proses perancangan, seorang disainer selalu terikat dan tidak memiliki
kebebasan untuk tetap statis dan mekanis, karena merancang interior bukan hanya
sekedar menyatukan susunan dari benda-benda yang telah standar melainkan
merupakan karya kreasi baru dari bentuk-bentuk benda diciptakan dan dipadukan
dengan kebutuhan manusia, fungsi, bentuk ruang dan elemen-elemen lain dari
ruang.
Karya yang diciptakan mengacu pada pertimbangan dimana dan bagaimana bentuk
ruang yang baru nanti. Seorang perancang dituntut untuk memberi jawab atas
bentuk disain dari tempat untuk duduk, tempat untuk tidur, tempat untuk
penyimpanan buku dan sebagainya. Bentuk benda harus disesuaikan dengan
dimensi ruang, pengguna dan budaya setempat.
Bertolak dari masalah tersebut maka perancang akan mendapatkan seribu
macam disain yang orisinil dan terpadu. Percobaan-percobaan kreatif akan
menghasilkan karya-karya yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya
di kemudian hari.
8
Tujuan Disain Interior
9
Unsur-unsur yang perlu dikembangkan dalam suatu organisasi disain menyangkut :
1. Fungsi
2. Perabot
3. Organisasi
4. Lantai
5. Dinding
6. Langit-langit
7. Hiasan
8. Sistem tata aliran udara
9. Pencahayaan dan penerangan
10. Akustik
11.Perawatan / pemeliharaan
12.Konstruksi
13.Biaya Bahan dan waktu
14.Lingkungan
15.Elemen estetika
16.Budaya / adat istiadat manusia pengguna
17.Teknologi
10
Unsur-unsur tersebut memiliki potensi untuk digubah, dirancang dan dipadukan
bersama dalam suatu tata organisasi serta didukung dengan unsur keindahan seperti
warna, tekstur, dan lain sebagainya maka lengkaplah sudah, perancangan disain tata
ruang dalam yang memenuhi persyaratan kontemporer.
Disain Interior akan berubah bentuk dari masa ke masa sesuai dengan tuntutan hidup
dari jamannya.
Unsur cahaya dalam disain interior sangat dominan oleh karena berhasil
menciptakan suasana gembira, menyeramkan, romantis dan bercahaya. Citra cahaya
sebagai simbol kehidupan berhasil menerangi kegelapan dan menciptakan
penghayatan religius.
11
MANUSIA SEBAGAI TITIK TOLAK PERENCANAAN DISAIN
Faktor behavior dalam proses perancangan pada saat ini belum mendapat
perhatian secara khusus, sedangkan pada kenyataannya peranan behavior
sangatlah penting, baik untuk perancangan lingkungan, pemukiman,
maupun dalam ilmu kemasyarakatan.
12
Tingkah laku tiap orang berbeda. Hal itu dikarenakan pandangan hidup
pendidikan dan pengalaman seseorang. Sebelum kita pelajari lebih jauh
tentang tingkah laku, perlu terlebih dahulu diketahui apa hakikat manusia
itu? Bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai perasaan dan
akal budi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.Perancang interior dituntut
untuk mampu menemukan penyesuaian permasalahan manusia ke dalam
disain yang multikompleks, disertai sikap kreatif dan analisis. Tingkah laku
manusia sejak anak, remaja, sampai tua perlu dipelajari, dilihat, dan
ditelaah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar yang jernih dan jujur, di
samping harus tanggap terhadap interaksi fungsional antarindividu,
sebagai rumusan karya yang konseptual. 13
Banyak batasan dan pengertian tentang behavior yang oleh para ahli sosial
diberi berbagai definisi. Namun pada dasarnya pengertian behavior adalah
segala tindakan manusia yang diulang-ulang yang pada akhirnya menjadi suatu
kebiasaan.
Kebiasaan manusia inilah yang kelak dijadikan sebagai dasar perancangan tata
ruang dalam. Pada setiap kesempatan akan dilakukannya dalam berbagai
macam sikap, tergantung dari lingkungan hidup masing-masing.
Manusia merupakan kesatuan materi dan non meteri, yang terdiri atas
berbagai unsur yang tak dapat dibagi-bagi atau dipisah-pisah.
Manusia itu sesungguhnya materi yang berohani yang memanusiakan manusia
adalah materi kerohaniannya.
Manusia sebagai materi merupakan benda alam, dan juga merupakan salah
satu mahluk hidup di alam ini yang disebut mahluk biologis.
Sebagai non materi, manusia mempunyai unsur yang disebut jiwa atau ruh,
sehingga kita dikenal sebagai mahluk fisis.
Sepanjang hidup yaitu semenjak dilahirkan, manusia merupakan anggota dari
suatu kelompok masyarakat. Manusia menyadari bahwa tanpa berhubungan
dengan manusia lain, dirasakan tidak lengkap, karena secara kodrati ia
bersifat sosial, saling berhubungan yang bersifat kekeluargaan, kekerabatan
dan kemasyarakatan.
Pada hakekatnya manusia berada dalam suatu kebersamaan.
14
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diatas, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa manusia
merupakan mahluk biologis, fisis dan sosial. Manusia akan melewatkan sebagian hidupnya didalam ruang
dan mengatur diri mereka sendiri secara naluriah.
Pengaturan ruang dalam berbagai kultur, berbeda-beda demikian pula antara berbagai segmen dari kultur
yang sama. Terlihat bahwa dalam bentuk dan pola yang umum, Perbedaannya terlihat jelas seperti yang
dikatakan oleh pakar antropologi Edward T. Hall.
“Kita melakukan perbuatan-perbuatan yang berlainan dalam ruang yang berbeda, kita telah mengatur cara-
cara berbuat yang berbeda pada berbagai wilayah dalm rumah. Sebagai contoh, kita berbuat lain diruang
tamu, yang tidak sama dengan apa yang kita lakukan di dapur atau di ruang tidur.”
Bagi kita salah satu perasaan yang paling penting mengenai ruang adalah perasaan teritorialitas. Ini
merupakan batas non fisik yang berada diluar fisik, yang memisahkan kita dari lingkungan eksternal yaitu
yang berada diluar tubuh, bahkan diluar jangkauan seseorang.
Batas tersebut kita anggap sebagai ruang personal. Sebagai contoh dalam kultur manusia, orang merasa
enggan untuk berdiri berdekatan dengan satu sama lain. Apabila orang saling tidak kenal-mengenal
dipaksakan untuk bersatu, bersama-sama berkumpul disuatu tempat, maka mereka cenderung menahan
diri untuk tidak bergerak dan saling menghindari pandangan mata. Oleh karena itu dalam proses
perancangan seorang desainer harus pandai mencarikan jalan pemecahannya.
Orang-orang berkumpul bersama untuk waktu yang lama, akan merasakan tekanan emosional yang timbul
secara naluriah, bahkan kadang-kadang melampauidaya tahan, sehingga mereka dapat berbuat irasional
dengan melakukan kekerasan terhadap yang lain atau mengamuk.
Batas ruang esensiil bukanlah kulit kita, tetapi ruang dimana kita merasa nyaman. Itulah ruang personal
yang amat penting bagi seseorang. Kehormatan seseorangdimanifestasikan pada ruang personal, ia akan
merasa terhina bila batas ruang tersebut dilanggar.
15
Hubungan antar manusia :
Pemukiman / rumah tinggal merupakan titik awal sekaligus
sebagai titik akhir karena disinilah segala kegiatan dimulai dan
diakhiri. Hubungan antar manusia harus diperhatikan dalam
perancangan fisik, agar karakter ruang menjadi sesuai. Contohnya
ruang keluarga, ruang konperensi, dan ruang pertemuan
membutuhkan hubungan sosial yang intim, sehingga ruang fisik
yang dibutuhkan juga berkarakter intim.
18
NORMA : Sepanjang hidupnya, manusia menjadi anggota suatu kelompok. Sedangkan secara naluri,
manusia memang menghendaki hidup berkelompok, agar dapat berhubungan dan berkomunikasi
dengan orang lain. Hal ini pada hakikatnya merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.
Norma sengaja diciptakan, untuk mengatur tingkah laku hidup bermasyarakat. Namun karena
kelompok jumlah mansyarakat itu banyak dan beraneka ragam normanya, maka seringkali norma
menjadi bersifat relatif. Norma bisa dianggap baik oleh suatu kelompok, tetapi belum tentu diterima
oleh kelompok lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau tingkah laku manusia dalam
situasi yang sedang dijalaninya akan selalu dibatasi norma. Norma berfungsi sebagai pengatur dan
ukuran dalam mengatur kegiatan dan tingkah laku, sehingga manusia tersebut tahu apa yang
sebaiknya dilakukan di suatu tempat atau ruang.
CITARASA : Citarasa adalah kepekaan yang timbul dalam diri manusia dalam merasakan suatu
suasana atau keadaan, serta kemampuan untuk menilai sesuatu objek percobaan atau menilai objek,
sebagai bahan pembanding.
Pada umumnya manusia mempunyai selera / citarasa masing-masing yang berlainan antara
individu yang satu dengan lainnya. Setiap individu akan melihat dunia sesuai dengan pengalaman
indera mereka masing-masing, sehingga penilaian terhadap objek yang sama akan menimbulkan
selera yang bisa berlainan pada masing-masing individu. Demikianlah maka selera manusia menjadi
sangat individual.
Walaupun setiap individu mempunyai selera umum yang berlainan tetapi pada dasarnya manusia
mempunyai selera umum yang sama.
Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai sistem saraf yang sama dan mempunyai kebutuhan
dasar yang sama, juga menghadapi masalah yang sama pula.
19
Keadaaan fisik manusia, apakah dia normal atau handicaped ( cacat ) harus
dipelajari terlebih dahulu karena bisa berpengaruh terhadap emosinya.
Dalam perancangan interior “ manusia “ harus dijadikan sebagai center point dengan
memperhatikan keadaan fisik-mental dan posisi individu dalam masyarakat.
Selera atau nafsu memang sudah ada pada tiap orang sejak lahir, dan digunakan
untuk menghadapi situasi yang ada dan menarik.
Selera rohani bisa timbul akibat rangsangan yang bersifat keindahan atau tertarik
akan sesuatu yang indah.
Pengamatan manusia pada keindahan dilakukan melalui indra dan jiwa, sebagai
contoh: seseorang yang melihat suatu bentuk bangunan. Apabila objek memenuhi
kriteria keindahan bagi orang trsebut, maka oleh yang bersangkutan akan dikatakan
cocok atau sesuai. Oleh karena selera tiap individu berlainan, penilaian terhadap
sesuatu yang indah pun juga bisa berbeda.
20
POSISI DAN PERANAN :
Dalam melakukan kegiatan, tingkah laku manusia pada umumnya terikat atau
dibatasi oleh:
- Posisi individu dalam kelompok masyarakat
- Peranan yang dimainkan dalam posisi tersebut
Wanita Laki-laki
Dapur 378 68
Ruang duduk 65 32
Kamar tidur 63 24
Kamar Mandi 39 8
Kamar tunggu 88 26
Diluar rumah 87 563
24
Susunan kursi yang intim, informal,dengan TV yang dijadikan sebagai vocal
point ( pusat perhatian ) maka penempatannya harus cukup representatif.
Bagi remaja yang masih bersekolah, waktu yang paling banyak digunakan
adalah waktu untuk belajar, sehingga didalam rumah pun sebaiknya disediakan
ruang belajar. Remaja yang mempunyai kebiasaan belajar di ruang tidur, fasilitas
untuk belajarnya juga harus disediakan dengan pencahayaan yang cukup baik.
Ada yang belajar sambil makan makanan kecil, jadi perlu disediakan tempat
untuk makanan kecil dan seterusnya.
Kebiasaan yang terbaik adalah belajar di ruang belajar yang tersendiri agar
tidak terpengaruh oleh kegiatan sekeliling, sehingga dapat berkonsentrasi
penuh saat belajar. Adapula yang membiasakan belajar sambil mendengarkan
musik, baginya juga perlu disediakan tempat musik.
Banyak remaja yang mempunyai hobby antara lain main piano, membaca
dll. Untuk mereka perlu disediakan ruang khusus untuk menyalurkan hobby
tersebut. Sedang bagi mereka yang tidak mampu untuk untuk menyediakan,
dapat menggabungkannya dengan ruang keluarga. Anak-anak pra sekolah
mempunyai kebiasaan bermain di dalam rumah, sehingga penyusunan perabot
dalam ruang harus memungkinkan untuk keperluan tersebut.
Apabila anak-anak bermain di “ children room “, ruang harus di disain agar
anak-anak merasa aman, betah dan mempunyai ruang gerak yang cukup. Bila ada
balkon, hendaknya di disain aman, agar anak tidak jatuh keluar. Ruang keluarga
diusahakan jangan sampai terganggu oleh kegiatan anak-anak, penentuan letak
tv set.
Didapur harus ada pembagian agar, anak-anak terbebas dari alat-alat berbahaya,
seperti kompor, atau perabot lain, piring,pisau dan sebagainya. 25
Manusia dengan keleluasaan geraknya dijadikan sebagai modul atau
standar dalam menentukan besar optimum dan minimum disain
perabot.
Anak-anak suka bermain di kamar tidur utama disebabkan anak-
anak tidak mempunyai tempat atau ruang bermain khusus. Disainer
harus mengusahakan agar tersedia tempat untuk bermain anak-anak,
lengkap dengan tempat penyimpanan mainan, maupun lemari pakaian
sehingga anak tidak lagi mengganggu orang tua.
Ruang pribadi seperti toilet pun perlu di disain. Sebagian orang ada
yang mempunyai kebiasaan ke toilet sambil membaca koran, majalah,
merokok, mendengarkan musik, sehingga dalam perancangan disain,
semua kebutuhan yang menunjang kebiasaan-kebiasaan tersebut harus
dipenuhi.
Sebagai contoh : faktor-faktor penyebab timbulnya suara bising pada mesin pendingin, mesin
jahit, sound system dll, karena bisa mengganggu pendengaran dan konsentrasi seseorang. Faktor
lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam proses perancangan adalah bau-bauan yang berasal
dari gas, udara kotor serta permukaan yang bisa membahayakan apabila tercium. Demikian juga
kebebasan gerak ukuran besaran tangan, lengan, kaki, serta daya tahan seseorang dalam suatu
posisis atau sikap. Satu per satu diuji coba dengan berbagai macam alat kedokteran yang
disesuaikan dengan jenis kegiatan, iklim,kebiasaan undang-undang keselamatan kerja dsb.
Disiplin ergonomi dapat digunakan untuk menaikan produktivitas kerja, ketahanan,
keselamatan kesehatan dan kenyamanan. Standart / kesatuan kenyamanan dalam ergonomi tidak
selalu sam di setiap negara, tiap bangsa atau tiap orang. Namun dengan standar tersebut bisa
dijadikan dasar pegangan bagi para arsitek dan disainer dalam perancangan perabot yang
menjadi ukuran normal.
Faktor Pancaindera manusia yang menjadi dasar perhitungan utama dalam ergonomi yaitu :
Pendengaran ( Hearing )
Penglihatan ( Seeing )
Penciuman ( Smelling )
Perabaan ( Touch )
Pengecap ( Taste )
27