Anda di halaman 1dari 14

TEORI

ARSITEKTUR
MAKALAH TEORI
TRANSFORMASI

AM. MARWAH/F22115084
PENGERTIAN TRANSFORMASI

Transformasi dapat diartikan sebagai perubahan bentuk yaitu perubahan bentuk dari deep
structure yang merupakan struktur mata terdalam sebagai isi struktur tersebut ke surface structure
yang merupakan struktur tampilan berupa struktur material yang terlihat. Menrut Josef Prijotomo
dalam Rahmatia 2002, apabila di indonesiakan kata Transformasi dapat disepadankan dengan
kata pemalihan, yang artinya perubahan dari benda asal menjadi benda jadiannya. Baik
perubahan yang sudah tidak memiliki atau memperlihatkan kesamaan atau keserupaan dengan
benda asalnya, maupun perubahan yang benda jadiannya masih menunjukan petunjuk benda
asalnya.

Definisi Transformasi

 (The New Grolier Webster International Dictionary of English Language), Transformasi


adalah menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai yang sama, perubahan
dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau
ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi.
 (Webster Dictionary, 1970), Transformasi berarti perubahan menjasi sesuatu.
Transformasi dapat dianggap sebagai sebuah proses pemalihan total dari suatu bentuk
menjadi sebuah sosok baru yang dapat diartikan sebagai tahap akhir dari sebuah proses
perubahan sebagai sebuah proses yang dijalani secara bertahap faktor ruang dan waktu
menjadi hal yang sangat mempengaruhi perubahan tersebut.
 Transformasi adalah sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai
pada tahap ultimate, perubahan dilakukan dengan cara memberi respon terhadap
pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk
yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses menggandakan secara berulang-ulang
atau melipatgandakan. (Antoniades, 1990).
 Transformasi adalah perubahan fisik disebabkan oleh adanya kekuatan non fisik yaitu
perubahan budaya, sosial, ekonomi, dan politik ( Rossi, 1982 dalam Sari, 2007).

Adapun kategori transformasi dalam desain yaitu :


a. Desain pragmatic

Desain pragmatic menggunakan bahan dasar material, seperti tanah, batu,


batang pohon, ranting-ranting, bambu kulit binatang atau kadang salju. Proses
yang dilakukan dengan cara trial and error hingga memunculkan suatu bentuk
yang terlihat melayani tujuan desainer. Kebanyakan bentuk bangunan sepertinya
dimulai dari cara ini. Desain ini digunakan dalam desain dengan material baru.
Usaha besar-besaran adalah contoh yang sangat baik dan usaha ini masih
digunakan ketika akan menggunakan bahan material baru, seperti plastic air
houses dan struktur suspension. Baru pada akhir-akhir ini, setelah dua decade
desain pragmatic, dasar-dasar teori untuk desain struktur semacam mulai muncul.
Dengan demikian suatu desain akan mengalami transformasi pragmatic ketika
desain tersebut memiliki kriteri dengan menggunakan bahan material sebagai
dasar pengolahan bentuk desainnya atau sebagai raw materialnya.
b. Desain typologic

Desain topologic dimulai dari mental image yang telah fiks dari bentuk-
bnetuk bangunan yang telah dikenal sebagai solusi terbaik untuk penggunaan
material yang telah dikenal sebagai solusi terbaik untuk penggunaan material
yang didapat di sebagian tempat dengan bagian iklimnya, rumah yang
mewujudkan gaya hidup, mekanisme arsitektur primitive dan vernakuler tetapi
masih digunakan oleh arsitek-arsitek yang kurang dikenal dalam mengikuti
desain-desain dari form givers. Desain ini juga menyertakan fakta budaya sebagai
bagian mental image. Sering digunakan penggunaan budaya primitif seperti
legenda, tradisi yang menggambarkan adaptasi mutual dengan menempatkannya
diantara way of life dan bentuk bangunan.
Dengan demikian suatu desain akan mengalami transformasi typologic ketika
desain tersebut memiliki kaitan budaya suatu daerah, memberikan image tentang
daerah atau budaya tertentu.
c. Desain Analogical

Desain analogical menggambarkan visual analogi ke dalam solusi


permasalahan desain seseorang. Ada alasan simbolik untuk ini, analogi juga
memperlihatkan mekanisme arsitektur yang kreatif. Pada abad ke-20 sangat
banyak arsitektur yang digambarkan pada lukisan dan sculpture sebagai sumber
analogi, tetapi analogi dapat juga menjadi gambaran seseorang (personal analogy)
dan konsep abstract filosophical (sebagai sebuah hadirnya keasyikan yang tidak
ditentukan).

Desain analogi memerlukan penggunaan beberapa medium sebagai sebuah


gambaran untuk menerjemahkan keaslian kedalam bentuk-bentuk barunya.
Beberapa desain analogi seperti gambar, model atau program computer akan
mengambil alih dari desainer dan mempengaruhi jalan desainnya.
Dengan demikian suatu desain akan mengalami transformasi analogical ketika
desain tersebut memiiki kriteria penggambarantentang sesuatu hal. Hal ini dapat
berupa benda, watak atau kejadian.

d. Desain Canonic

Desain canonic (geometri) didasari dari grid-grid dan axis dari gambaran
desain awal. Hal ini menjadikan usaha untuk menyamai atau melebihi pekerjaan-
pekerjaan besar dari system-sistemproporsi. Tinjauan bentuk-bentuk mengenai
seni dan desain yang dapat disokong oleh system-sistem proporsional ini diterima
dari Geometri Greek (Phytagoras) dan filsuf klasik (seperti Plato). Pada abad
kedua puluh ini banyak desain yang berdasar pada persepsi serupa, seperti system
modular, koordinasi dimensional, bangunan bersistem fabrikasi. Namun teknik
baru matematikal bnayak disukai oleh para desainer untuk mendorong lebih lanjut
ketertarikan ini.
Sehingga suatu desain akan mengalami transformasi canonic ketika desain
tersebut menggunakan pendekatan geometrical sebagai raw materialnya baik itu
dalam system konvensional maupun system komputasi.

SALURAN-SALURAN TRANSFORMASI

Untuk mencapai keempat moda transformasi diatas ada beberapa saluran yang dapat
dilalui, yaitu :

1. Material

Penggunaan material bangunan dipilih berdasarkan konsekuensi bahwa material


tersebut dapat system struktur dan penataan fungsi. Konsekuensi ini menimbulkan suatu
penataan dan struktur yang berdasar material, misalnya system modular. Namun
pemilihan bahan juga dapat mempengaruhi tampilan arsitektur, misalnya mengenai
tekstur pada eksterior maupun interior, detil finishing dan sebagainya.
Namun begitu pemilihan material ini cenderung memilih yang paling gampang
didapatkan di daerah tempat karya tersebut dibuat.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :

 Tema : Material
 Transformasi :
Penggunaan teknologi
Eksplorasi sifat bahan
 Alat : Bidang permukaan, tampak, massa
 Tampilan visual :
Penonjolan tekstur bahan
Penonjolan system konstruksi
Penampilan sifat bahan
2. Pemalihan
Berdasarkan strategi pembentukannya, terdapat tiga macam transformasi, pertama
adalah strategi tradisional sebagai evolusi progresif dari sebuah bentuk melalui
penyesuaian langkah demi langkah terhadap batasan-batasan eksternal, internal dan
artistic.
Pembentukan kedua adalah dengan peminjaman dari objek-objek lain dan mempelajari
property dua dan tiga dimensinya sambil terus menerus mencari kedalaman interpretasi
dengan memperhatikan kelayakan aplikasi dan validitasnya. Transformasi peminjaman
ini adalah pemindahan rupa dan dapat pula dikualifikasikan sebagai metaphor rupa.
Pembentukan yang ketiga adalah dekonstruksi atau dekomposisi, yaitu sebuah proses
dimana susunan yang ada dipisahkan untuk mencari cara baru dalam kombinasinya dan
menimbulkan sebuah kesatuan baru dan tatanan baru dengan strategi structural dan
komposisi yang berbeda. Dalam melakukan transformasi ada empat tahapan yang dilalui
untuk dapat mengakomodasi kepentingan perancang dan klien. Pertama pernyataan visual
dari keragaman pendekatan konseptual terhadap permasalahan melalui semua dokumen.
Kedua, evolusi terhadap ide-ide untuk dapat memilih yang paling memuaskan semua
pihak sebagai alternative optimal dan dijadikan dasar untuk transformasi berikutnya.
Ketiga adalah transformasi alternative sebagai optimalisasi dari keseluruhan dan bagian-
bagian sebuah objek. Terakhir adalah mengkomunikasikan hasil akhir dari suatu
transformasi kepada orang lain sehingga dapat dibaca dan dipahami, kemudian diterima
dan dibangun.
Kriteria saluran transformasi adalah :

 Tema : Fungsi, bentuk


 Transformasi : Evolusi tradisional, pemecahan (break), pengirisan
(cut), pembagian (segment), penambahan (addition), pergeseran
(friction), pengumpulan ( accumulation), penumpukan
(stracking), penembusan (penetration), penjalinan (interlacking),
pertautan (meshing), peminjaman, pemindahan rupa,
dekonstruksi.
 Alat : Massa, bentuk permukaan, detil
 Tampilan visual: simetri-asimetri
Regular- irregular

3. Eksotik dan multicultural

Eksotik memiliki dua pengertian, pertama adalah eksotik dalam hal fisik dan yang
kedua adalah eksotik dalam metafisik. Eksotik secara fisik mempunyai konotasi
geografik, yaitu berkaitan dengan suatu tempat yang berada di luar lingkungan seseorang,
semakin jauh semakin kuat daya eksotiknya. Sedangkan eksotik metafisik memiliki
eksotik konotasi negatif. Eksotik metafisik untuk menjaga sesuatu dari kejauhan,
mengacaukan pikiran, menghilangkan orientasi atau membuat rusak pribadi seseorang.
Oleh karena itu dalam karya rancangan harus dapat memuat pemahaman tentang
masyarakat, iklim, material, metode konstruksi dan teknik-teknik yang terdapat dalam
tempat asing yang dirancang tersebut.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
 Tema : Keganjilan fenomena, pertautan budaya, sejarah
 Transformasi : Peniruan, perpaduan
 Alat : Site, material, detil
 Tampilan visual : Suasana, symbol

4. Kompleksitas dan kontradiksi

Dalam kompleksitas dan kontradiksi bahan mentah yang ditransformasikan dapat


bermula dari aspek kesejarahan ataupun seni-seni popular. Sedangkan alat yang
digunakan akan lebih sering menggunakan elemen-elemen yang biasa dikenal atau
elemen-elemen konvensional.
Secara sederhana kompleksitas arsitektur ditandai dengan adanya penggunaan elemen-
elemen baik itu dalam wujud bidang, bentuk, warna atau kegunaan atau yang lain yang
beraneka. Penggunaan ini merupakan penggunaan secara bersama-sama untuk
membentuk sebuah komposisi tanpa menghilangkan sifat asli dari elemen-elemen dasar
tersebut. Namun jika elemen-elemen dasar tersebut telah mampu melebur menjadi suatu
bentuk jadian yang berubah dari sifat dasarnya, maka bukan sekedar kompleksitas yang
terjadi terjadi tetapi lebih merupakan sebuah kontradiksi.
Bentuk-bentuk transformasi yang memungkinkan antara lain merupakan penerapan
kaidah-kaidah tersebut. Seperti adanya kompleksitas bentuk atau both-and dan
kompleksitas fungsi atau double function.
Kriteri saluran transformasi ini adalah :
 Tema : Elemen bangunan sejarah, seni popular
 Transformasi : Pembaruan, pengironian
 Alat : - Elemen-elemen bangunan konvensional
- Elemen-elemen yang telah biasa dikenal
 Tampilan visual : Simbolik

5. Historicism dan preseden

Batasan kreasi pada bangunan dalam bingkai historicism adalah perolehan


pengetahuan dari budaya, teknologi dan filosofi. Penggunaan historicism harus meliputi
referensi sejarah yang benar.
Preseden dari waktu yang telah lewat mungkin tidak lagi relevan dengan budaya sekarang
atau dengan faktor lain di jaman sekarang. Untuk itu setiap budaya harus diposisikan
dalam bingkai waktu tertentu. Walaupun begitu menghindari preseden dalam waktu
tertentu akan dapat menghilangkan proses desain pada kesempatan evolusi yang baik.
Untuk itu perlu dihindari karya-karya yang bersifat tiruan dan jiplakan supaya terhindar
pula dari karya-karya yang berapresiasi rendah. Sekalipun karya yang dihasilkan akan
bersifat eklektik namun hal ini dapat dicapai dengan unsure-unsur kontekstual dengan
mempertimbangkan makna primordialnya. Penggunaan aspek budaya, teknologi dan
filosofi dimana harus memiliki referensi sejarah yang benar dan preseden yang tepat.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :

 Tema : Bangunan sejarah, artefak


 Transformasi : Evolusi
 Alat : Denah, tampak, suasana
 Tampilan visual : Eklektik, kontekstual, primordial
6. Imagery, Mimesis, Literality

Terdapat sebuah dugaan dalam Arsitektur bahwa peniruan tidak dapat


menciptakan kreatifitas. Peniruan adalah sebuah konsep peminjaman dan asal mula, telah
melalui controversial sejarah dalam arsitektur.
Kreatifitas dalam interpretasi literal, yaitu mitasi dengan dasar imajinasi spesifik tidak
dapat dilarang, yang perlu diantisipasi adalah seorang Arsitek salah memperkirakan
potensi perasaan untuk merasakan dan melihat konsep-konsep diluar interpretasi yang
dimaksud karena pada kenyataannya apa yang terlihat sering menutupi apa sebenarnya.
Tidak dapat disangkal bahwa kemungkinan eksplorasi desain dapat melalui imitasi,
derivasi sampai eklektisasi. Karya yang baik akan mengangkat arsitektur ke tingkat
mimetic art yang lain sebagai bagian yang esensial dalam hidup dan membuang literality
dan devirasi yang dangkal.
Krieteria saluran transformasi ini adalah :

 Tema : Elemen morfologi, style


 Transformasi : Peniruan, peminjaman, derivasi
 Alat : Massa, tampak
 Tampilan visual : Kemiripan visual
Penonjolan makna haarfiah

7. Metaphora

Kekuatan metaphor akan menjadi bantuan dasar bagi imajinasi karena


memungkinkan untuk pengujian dan pengembangan imajinasi dan fantasi perancang.
Dengan demikian metaphora ini akan menjadi resep tambahan yang memperluas dan
memperdalam kemampuan fantasi dan imajinasi perancang.
Secara luas metaphora dapat dikategorikan dalam tiga hal : pertama, metaphora yang
tidak dapat diraba, yaitu penciptaan konsep, ide, kondisi manusia atau jumlah kasus.
Kedua adalah metaphora yang dapat diraba yaitu mengacu pada beberapa visual atau sifat
material seperti sebuah rumah yang berupa kastil. Sedangkan yang ketiga adalah
metaphora kombinasi dari keduanya yaitu antara konsep dan visual saling tumpang tindih
sebagai resep dari titik awal dan visual digunakan untuk mengawasi nilai.
Dari ketiga metaphora tersebut dapat dibedakan lebih jauh lagi didasarkan pada kekuatan
masing-masing situasi dengan tujuan dari evaluasi kritik atau latar belakang tujuan
desain.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
 Tema : Apa saja
 Transformasi : Pengkiasan / Metaphora
 Alat : - Tidak dapat diraba ( ide, konsep, kondisi manusia)
- Dapat diraba (tampilan visual, material)
- Kombinasi
 Tampilan visual : Kemiripan visual, simbolik

8. Paradoks

Paradoks sesungguhnya merupakan sebuah saluran untuk keabadian. Paradoks


adalah saluran yang paling diminati untuk kreativitas. Berdasarkan sejarah paradoks telah
dikembangkan sebagai sebuah arti untuk mengkritik dan untuk menggambarkan sebuah
titik kritis yang menyarankan jalan alternatif dalam menjalankan sesuatu. Hal ini
diartikan sebagai tingkatan yang ironis yang didalamnya berisi humor dan pada saat
subjek menjadi duniawi, seringkali seperti mencari Tuhan.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :
 Tema : Pemikiran prasangka
 Transformasi : Pembalikan, pembelokan, dekonstruksi
 Alat : Massa, tampak, denah
 Tampilan visual : di luar pandangan umum manusia

9. Geometri
Berkaitan dengan kreatifitas arsitektural geometri memiliki daya tarik tersendiri.
Dimulai dari Plato yang merupakan tokoh pertama yang mengungkapkan unsur kepastian
dan hokum-hukum yang mengatur zat padat sebagai zat padat Platonik. Sementara yang
lain masih menunjukan kelemahan manusiawi yang seringkali terlupakaan dan tidak
seorangpun mengetahui siapa yang menemukan garis agung dan bentuk terbalik.
Bentuk-bentuk geometri tertentu dapat menghasilkan struktur dan simbolisme karena
pembahasan segi estetika bukan pada bentuk mana yang paling tepat tetapi mengenai
kehalusan penerapannya. Elemen-elemen bangunan yang kelihatan. Sub elemen
ketinggian, kesesuaian dan ketidaksesuaian setiap bagian dengan keseluruhan bangunan
mendapat perhatian dalam porsi yang besar. Geometri menawarkan kesiapannya untuk
melayani kreatifitas yang kuat karena tidak peduli apa yang terjadi.
Kriteria saluran transformasi ini adalah :

 Tema : Bentuk-bentuk geometri


 Transformasi : Peningkatan dimensi, pemejalan, pengosongan
 Alat : Massa
 Tampilan visual : Grid monotonic, blank box, bidang dan volume
10. Poetry dan literature

Apresiasi terhadap suatu karya dan variasi konsep dari grup satu ke grup lain, dari
budaya satu kebudaya lain akan berbeda dalam mental image, kolektif memori dan
perilaku. Watak negative dan positif penerima dari poetry dan literature akan sangat
berguna sebagai makna untuk rangsangan idea atau aspirasi arsitektural. Sehingga
rangsangan aspirasi dari poetry dan literature ini secara umum dapat dibedakan menjadi
dua. Pertama inspirasi langsung yaitu interpretasi literal dari penggambaran lingkaran
kerja literature . kedua adalah kasus inspirasi ketika arsitek di ilhami oleh suatu bacaan
yang dia baca dan termotifasi untuk menulis. Arsitek mencatat ide-idenya dan
menjadikannya tulisan secara sistematik baik dalam wujud fiksi, puisi ataupun easy yang
sebelum atau sesudahnya telah dilanjutkan untuk catatan pribadi ataupun untuk
dipublikasikan.
Kriteri saluran transformasi ini adalah :
 Tema : Cerita, struktur, bahasa suatu poetry atau leteratur
 Transformasi : Penggambaran, pengkiasan
 Alat : Tampak, massa, situasi
 Tampilan visual : Penekanan wujud dan bentuk

KAITAN MODA DAN SALURAN TRANSFORMASI

Moda transformasi adalah penggolongan umum mengetahui makna yang disalurkan


dalam arsitektur. Sedangkan saluran transformasi lebih merupakan saluran kreatifitas untuk
mencapai wujud karya arsitektur yang termuat oleh makna yang dimaksud.
Moda transformasi dapat dilaksanakan untuk memenuhi maksud tujuannya dalam
menyampaikan makna (deep structure ) ke dalam tampilan karya arsitektur (surface structure)
dengan memulai saluran-saluran transformasi yang kriterianya tergolong dalam moda tersebut.
Adapun saluran moda untuk mengubah struktur dari deep structure ke dalam surface structure
sehingga terwujud karya arsitektur adalah :

a) Moda Pragmatik, dengan saluran material


b) Moda Typologic, dengan saluran pemalihan, eksotik dan multicultural,
kompleksitas dan kontradiksi
c) Moda Analogic, dengan saluran historicism dan preseden, imagery, mimesis dan
literality, metaphor, paradoks, poetry dan literature
d) Moda Canonic, dengan saluran geometri

TAMPILAN VISUAL

Seorang pengamat akan menginterpretasi suatu tempat sebagai mana yang dimiliki oleh
tempat tersebut. Interpretasi ini sebagian besar sesuai dengan bentuk visual yang ditampilkan
oleh tempat tersebut. Sehingga ketika makna ini mendukung tanggapan, maka tempat tersebut
dikatakan memiliki kualitas yang disebut kecocokan visual ( Bantley dalam rahmatia 2009 ).
Kecocokan visual suatu tempat dapat diperkuat suatu pemberian interpretasi lingkungan dengan
dukungan dari tiga tingkatan yang berbeda. Pertama, dengan dukungan sifatnya yang mudah
dibaca, baik dalam hal bentuk maupun guna. Kedua, dengan dukungan keragamannya.
Sedangkan yang ketiga adalah dengan dukungan lingkungan yang menawarkan pilihan aktifitas
baik dalam skala besar maupun kecil.
Detil tampilan dari keragaman bangunan hendaknya dapat membantu pembacaan mengenai apa
yang terjadi dengan pembuatan image suatu lingkungan agar terlihat cocok sebagaimana latar
masing-masing pengguna atau pengamat. Sedangkan mengenai tawaran aktifitas, haruslah
mampu memperkuat potensi tawaran pilihan ini dengan memperlihatkan kesesuaian untuk
seluruh pengguna. Sedangkan cirri-ciri visual lebih mengacu pada kualitas typology arsitektural.
Berdasarkan dari uraian teori transformasi, saluran transformasi yang sesuai dengan pokok latar
belakang yang menerima material baru dan menjadikan sejarah sebagai titik berangkat adalah
saluran transformasi material dan pemalihan dengan pengaplikasiannya pada detil bangunan.
CONTOH TRANSFORMASI

Masjid Al-Irsyad di Padalarang Bandung karya arsitek ternama Indonesia yaitu Ridwan
Kamil ini adalah contoh bangunan Transformasi Dimensional, yang Merubah satu atau lebih
dimensinya namun masih mempertahankan identitasnya sebagai satu bentuk dasar tertentu.
Pada contoh bangunan di atas, transformasi dimensional ditunjukkan dengan mempertahankan
bentuk dasar kotak.

Anda mungkin juga menyukai