TINJAUAN DAN
APRESIASI DESAIN
02
FDSK Desain Interior Kode MK Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds
Abstract Kompetensi
Menjelaskan tentang sejarah Mahasiswa mengetahui dan
pemaknaan desain. memahami
tentang desain dan sejarah
pemaknaannya.
Definisi Desain
Secara etimologis kata “desain“ diduga berasal dari kata designo (bahasa
Italia) yang artinya gambar (Jervis, 1984).
Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris di abad ke-17, yang
dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun 1836.
Makna baru tersebut dalam praktik kerap semakna dengan kata craft
(keterampilan adiluhung), kemudian atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh
gerakan antiindustri di Inggris pada abad ke-19, kata “desain” diberi bobot
sebagai seni berketerampilan tinggi ( art and craft ).
Pada awal abad ke-20, “desain” mengandung pengertian sebagai suatu kreasi
seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula
(Walter Gropius, 1919).
Desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia
yang dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian, dan
pengetahuannya yang mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi
terhadap sekelilingnya, terutama yang berhubungan dengan bentuk,
komposisi, arti, nilai, dan berbagai tujuan benda buatan manusia (Archer, 1976)
Inspirasi kebudayaan global dan era perekonomian terbuka pada tahun 90-an
membuat dunia dilanda “demam” kompetisi di semua sektor, termasuk desain.
Pengertian desain pun mengalami pergeseran. Salah satu pengertian desain
yang mengalami pergeseran-pergeseran dan fokus pada demam kompetisi
tersebut adalah:
Buku pedoman pendidikan seni rupa dan desain ITB menyebutkan bahwa
“desain” adalah pemecahan masalah dalam konteks teknologi dan estetik.
Hal itu diperkuat oleh kongres Ikatan Ahli Desain Indonesia (IADI) yang
tertuang dalam anggaran dasarnya, bahwa “desain” adalah pemecahan
masalah dalam yang menyuarakan budaya zamannya.
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
Akar-akar istilah desain pada hakikatnya telah ada sejak zaman purba dengan
pengertian yang amat beragam. Istilah “Arch, “Techne”, “Kunst”, “Kagunan”,
“Kabinangkitan”, “Anggitan”, dan sebagainya merupakan bukti-bukti bahwa
terdapat istilah-istilah yang berkaitan dengan kegiatan desain, hanya
penggunaannya belum menyeluruh dan dinilai belum bermuatan aspek-aspek
modernitas seperti yang dikenal sekarang.
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
Gaya, Tema,
Dinamis dan inovatif
Bentuk Variatif
Desain Kebutuhan
Estetis
Lingkungan
Terkait dengan semangat
zaman Bentuk
Sosial Budaya, Komposisi
Arti/Makna
Transformasi
Nilai
Budaya Gaya hidup, Politik, Tujuan
selera Teknologi
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Seni Desain dan Prinsip Desain
Dalam budaya dan bahasa visual – terutama dunia seni, dikenal Garis (line), Bentuk
(Shape), Massa (Mass), Warna (Color), Kedalaman (Value), Ruang (Space), Gerak
(Motion).
Syarat membuat desain yang baik adalah mudah dimengerti untuk dikerjakan. Agar
desain tampak jelas perlu dibuat gambar proyeksi dan sketsa perspektif dari
bendanya.
Prinsip Desain
1. Unity
Unity merupakan kesatuan yang digubah melalui unsur yang mendominasi dan
kurang mendominasi serta kedekatan dalam suatu komposisi karya seni.
2. Balance
Balance atau keseimbangan adalah stabilitas atau kesan adanya daya tarik yang
sama antara bagian yang satu dengan yang lain tanpa meniadakan aksentuasi
(klimaks) atau yang menjadi pusat perhatian pada susunan karya seni.
Keseimbangan suatu bentuk desain yang sama antara atas, bawah atau kiri,
kanan.
6. Keseimbangan Kontras
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
7. Ritme
Ritme dalam seni rupa adalah susunan yang teratur dari unsur yang diulang-
ulang dalam suatu karya seni.
8. Proporsi
Di zaman modern segala benda dan bangunan yang dibutuhkan manusia, umumnya
merupakan karya desain, baik dengan pendekatan estetis, maupun pendekatan
fungsional. Istilah desain mengalami perluasan makna, yaitu sebagai kegiatan
manusia yang berupaya untuk memecahkan masalah kebutuhan fisik. Berbeda
dengan karya seni murni, desain merupakan suatu aktivitas yang bertitik tolak dari
unsur-unsur obyektif dalam mengekspresikan gagasan visualnya.
- produksi (industri),
- lingkungan (social).
Unsur objektif yang menjadi pilar sebuah karya desain dapat berubah tergantung jenis
desain dan pendekatan.
Cabang-cabang desain yang dikenal secara umum adalah Desain Produk (Industrial
Design),
Desain produk adalah cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan
kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
kegiatannya, seperti : mebel, alat rumah tangga, alat transportasi, alat tulis, alat
makan, alat kedokteran, perhiasan, pakaian, sepatu, pengatur waktu, alat kebersihan,
cindera mata, kerajinan, mainan anak, bahkan perkakas pertukangan.
Desain grafis adalah bagian dari seni rupa yang berupaya untuk memecahkan
kebutuhan masyarakat akan komunikasi rupa yang dicetak, seperti poster, brosur,
undangan, majalah, surat kabar, logo perusahan, kemasan, buku, dan bahkan juga
cerita bergambar (komik), ilustrasi, dan krikatur. Desain grafis kemudian mengalami
perkembangan sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Cabang seni rupa ini dikenal
dengan nama Desain Komunikasi Visual dengan penambahan ruang lingkup meliputi
multimedia dan fotografi.
c. Desain Arsitektur
d. Desain interior
Desain Interior adalah suatu cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan
kebutuhan akan ruang yang nyaman dan indah dalam sebuah bangunan, seperti
ruang hotel, rumah tinggal, bank, museum, restoran, kantor, pusat hiburan, rumah
sakit, sekolah, bahkan ruang dapur dan kafe. Banyak yang berpandangan bahwa
desain interior merupakan bagian dari arsitektur dan menjadi kesatuan yang utuh
dengan desain tata ruang secara keseluruhan.
Namun, pandangan ini berubah ketika profesi desain interior berkembang menjadi
ilmu untuk merancang ruang dalam dengan pendekatan-pendekatan keprofesionalan.
Dunia desain berkembang sejalan dengan kemajuan kebudayaan manusia.
Masyarakat juga mengenal desain multimedia. Cabang desain ini berkembang sejalan
dengan tumbuhnya teknologi komputer dan dunia pertelevisian.
Untuk mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan, ada beberapa aspek
yang bisa dijadikan kriteria penilaian. Dari aspek atau ukuran penilaian yang akan
dibahas nanti, tidak mutlak semua harus digunakan, karena tidak semua karya seni
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
rupa cocok dengan ukuran penilaian tersebut. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu
adalah:
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari
imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan
melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan
memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan
ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah
yang disebut kreativitas.
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan
punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya
yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus menjadi bahan
pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga
akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan
teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan
adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi.
Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan karakter bahan yang
digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya
yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni
rupa terapan patut dipertimbangkan.
4. Aspek kegunaan
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip
komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance),
irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual
seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-
karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan
pengelolahan tema.
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
7. Aspek kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya
seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media,
bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa
didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru
dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa,
khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting
untuk dipertimbangkan.
8. Aspek tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian
dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari
rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan
seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah
makan besar.
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh
orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang
dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan hal-hal yang sedang
menjadi tren di masyarakat, misalnya dari segi model, bentuk, warna, ukuran, bahan
yang digunakan.
Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan
motif pada karya seni yang diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang
beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika tidak demikian karya seni yang
diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.
Daftar Pustaka
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id
2016 Tinjauan dan Apresiasi Desain – Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Ir. Dwi Susilastuti, M.Ds http://www.mercubuana.ac.id