Anda di halaman 1dari 36

PERANCANGAN TAPAK

Objek Wisata Alam dan Buatan


Kelompok 4
Advent Harianja
Pratiwi Nur Rahmaddi (25315381)
Rizka Avita R.
WISATA DALAM GARIS BESAR
Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi berasal dari
kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang berarti alat
untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut tour
yang berarti mengelilingi sirkuit.
Menurut Fandeli (2001)wisata adalah perjalanan atau sebagai dari kegiatan
tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata.
OBJEK WISATA MENURUT BEBERAPA
SUMBER
1. Peraturan Pemerintah No.24/1979. Objek wisata adalah perwujudan dari
ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat
keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.
2. Surat Keputusan Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi
No.KM 98/PW:102/MPPT-87. Obyek wisata adalah tempat atau keadaan
alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan
sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang
dikunjungi wisatawan.
ASPEK OBJEK WISATA
Menurut Yoeti (1996), suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata (DTW) yang baik, harus
mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yakni:
a. Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya sesuatu yang menarik
untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata yang berbeda dengan tempat-tempat lain (mempunyai
keunikan tersendiri).
b. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat sesuatu yang menarik yang
khas untuk dibeli dalam hal ini dijadikan cendramata untuk dibawa pulang ke tempat masing-
masing
c. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu suatu aktivitas yang dapat
dilakukan di tempat itu yang bisa membuat orang yang berkunjung merasa betah di tempat
tersebut.
KARAKTERISTIK WISATA
Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke
tempat asalnya.
Melibatkan komponen -komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi,
restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.
Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi wisata.
Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.
Tidak untuk mencari nafkah ditempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat
memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi
(Suyitno, 2001).
JENIS WISATA
Wisata Alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatankan
potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang masik alami atau
sudah ada usaha budidaya, agar daya tarik wisata ketempat tersebut
Wisata Buatan adalah Tempat kegiatan untuk rekreasi dan pariwisata yang
terbentuk Karena campur tangan manusia
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA
1. Kebijakan Pokok
Mewadahi, membangun dan mengembangkan manfaat potensi pariwisata sebagai
kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur serta pemberdayaan tugas
dan fungsi organisasi Diparda sebagai fasilitatordan regulator pengembangan
pariwisata.
Meningkatkan kesempatan berusaha dan keterlibatan masyarakat dalam
mengembangkan kawasan wisata
Melaksanakan kerjasama pariwisata antar daerah dan dunia usaha.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA
Kebijakan Spasial (keruangan) Pariwisata
Memberikan arahan yang jelas bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Garut
berdasarkan karakteristik keruangannya melalui penetapan zonasi pengembangan.
Untuk kemudahan pembangunan serta pengelolaannya, perlu dilakukan
pengelompokkan obyek dan daya tarik wisata pada Satuan Kawasan Wisata(SKW).
Satuan - satuan kawasan wisata tersebut merupakan kawasan yang memiliki pusat-
pusat kegiatan wisatawan dan mempunyai keterkaitan sirkuit atau jalur wisata.
Melakukan urutan prioritas pengembangan satuan kawasan wisata dengan
memperhatikan dampaknya perkembangan obyek dan daya tarik wisata.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA
Kebijakan Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata menyangkut aspek perencanaa,
pemanfaatan dan pengendalian yang satu sama lainnya merupakan satu yang
terintegrasi, oleh karenanya pembangunan obyek dan daya tarik wisata harus
didasarkan pada sistem perencanaan.
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata dilakukan berdasarkan pendekatan
pembangunan Satuan Kawasan Wisata dengan nuansa nilai agama, budaya, estetika
dan moral yang dianut oleh masyarakat.
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata dilakukan sesuai dengan mekanisme
pasar dan meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus, wisata pantai
dan wisata petualangan.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA
Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Penyiapan sistem perencanaan Tata Ruang Kawasan Wisata
Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan wisata
Pemenuhan fasilitas standar (fasilitas kesehatan, keamanan, kebersihan, komonikasi) di
kawasan wisata sesuai dengan kebutuhan.
Menarik investor untuk membangun akomodasi dan fasilitas penunjang lainnya
SYARAT UMUM BANGUNAN OBJEK
WISATA
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung diatur pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006
Pada Bab I bagian kedua Pasal 2 dibahas maksud, tujuan, dan lingkup yang berisi:
(1) Pedoman Teknis ini dimaksudkan sebagai acuan dalam penyediaan fasilitas dan
aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan.
(2) Pedoman Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian dan menciptakan
lingkungan binaan yang ramah bagi semua orang, termasuk penyandang cacat dan
lansia.
(3) Lingkup Pedoman Teknis ini meliputi asas, penerapan persyaratan, dan persyaratan
teknis fasilitas dan aksesibilitas bangunan gedung dan lingkungan.
SYARAT UMUM BANGUNAN OBJEK
WISATA
Diatur pada Bab II Bagian Kedua tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pasal 4 ayat 1
yang berisi:
Persyaratan teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi:
Ukuran dasar Lift;
ruang; Lift tangga (stairway lift);
Jalur pedestrian; Toilet;
Jalur pemandu; Pancuran;
Area parkir; Wastafel;
Pintu; Telepon;
Ram; Perlengkapan dan Peralatan Kontrol;
Tangga; Perabot;
Rambu dan Marka
SYARAT UMUM BANGUNAN OBJEK WISATA
Pada bagian lampiran dijelaskan mengenai persyaratan tata bangunan dan lingkungan mengenai:
Peruntukan Lokasi
Intensitas bangunan gedung
Kepadatan dan ketinggian bangunan gedung (sesuai KDB dan KLB daerah lokasi)
Penetapan KDB dan jumlah lantai/KLB
Perhitungan KDB dan KLB
Garis Sepadan Bangunan gedung (GSB)
Jarak bebas bangunan gedung
Pemisah pada depan/samping/belakang gedung
Arsitektur Bangunan Gedung
Ketentuan Umum
Tapak Bangunan
Bentuk bangunan
Tata ruang dalam
SYARAT UMUM BANGUNAN OBJEK
WISATA
Pengendalian dampak lingkungan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Persyaratan Keselamatan Bangunan Gedung (Struktur Bangunan, Pembebanan, Struktur
Atas bangunan, Struktur bawah bangunan, Keandalan Bangunan, Proteksi Kebakaran,
Komunikasi, Proteksi Petir, Proteksi Kelistrikan)
Persyaratan Kesehatan Bangunan Gedung (Penghawaan, Pencahayaan, Sanitasi)
Persyaratan Kenyamanan Bangunan Gedung (Ruang Gerak, Kondisi Udara, Kenyamanan
Visual, Getaran, Kebisingan,
Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung (Sirkulasi horizontal, Sirkulasi Vertikal, Fasilitas)
. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
PARIWISATA
Perkembangan pariwisata dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu potensi
wisata yang ditawarkan dan besarnya pemintaan wisata. Potensi Obyek
Wisata Yang Ditawarkan Obyek-obyek wisata yang ditawarkan dapat berupa
obyek-obyek yang alami maupun obyek-obyek buatan manusia.
OBJEK WISATA ALAM
Obyek-obyek alami meliputi antara lain:
Iklim : Udara yang bersih, suhu yang nyaman, sinar matahari yang cukup.
Pemandangan alam: Panorama pegunungan yang indah, danau, sungai, pantai,
bentuk-bentuk alam yang unik, air terjun, gunung berapi, gua dan sebagainya.
Wisata rimba: hutan lebat, pohon langka, hutan wisata.
Flora dan fauna : tumbuhan khas, hewan perburuan, kemungkinan memancing,
taman suaka, binatang buas.
Sumber air kesehatan: sumber air mineral alam, sumber air panas untuk
penyembuhan penyakit dan sebagainya.
OBJEK WISATA BUATAN
Obyek-obyek buatan manusia antara lain:
Peningggalan sejarah seperti candi-candi, istana-istana kerajaan, dan sebagainya.
Tempat-tempat budaya seperti museum, industri seni kerajinan tangan dan lain-lain.
Perayaan tradisional seperti upacara adat ziarah-ziarah, karnaval.
Bangunan-bangunan keagamaan yang kuno.
Prasarana wisata yang meliputi hotel, losmen, tempat kemah, rumah makan dan sebagainya.
Tempat-tempat untuk mengurusi perjalanan seperti agen perjalanan, menyewa kendaraan.
Tempat wisata untuk informasi wisata.
Tempat-tempat untuk rekreasi dan olahraga
Sarana transportasi pelabuhan udara, pelabuhan laut, pesawat udara, kapal laut, kereta api,
taksi dan sebagainya.
Pola hidup masyarakat: adat istiadat, kekayaan budaya, keramahtamahan dan sebagainya.
INFRASTRUKTUR PENUNJANG
OBJEK WISATA
Menurut Yoeti (1985) menyebutkan bahwa salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata
adalah infrastrukturpenunjang wisata, antara lain:
Recreative and Sportive Plan
Residential Tourist Plan, terdiri daripenginapan/hotel dan tempatmakan/restoran
Sarana pelengkap atau penunjangkepariwisataan untuk membuat wisatawandapat lebih lama tinggal di tempat wisata
Sarana penjualan, berupa toko-toko yangmenjual barang-barang souvenir atau bendalain khusus wisatawan
Utilitas, yaitu terkait dengan ketersediaan jaringan air bersih, listrik, drainase, dansanitasi (tersedianya fasilitas
toilet/MCK)
Prasarana sosial, seperti sarana pendidikandan kesehatan
Transportasi, yaitu ketersediaan saranatrasnportasi (moda kendaraan yangdigunakan menuju tempat wisata)
danaksesibilitas (kemudahan mencapaikawasan wisata
PEMILIHAN TAPAK
PERATURAN TENTANG KAWASAN
PARIWISATA
Peraturan tentang lokasi pariwisata terdapat pada Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan, Salah satu pasal yang memuat poin penting adalah
Pasal 12
(1). Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek:
sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.
potensi pasar
lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah.
perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup
lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya
kesiapan dan dukungan masyarakat dan
kekhususan dari wilayah
PERATURAN TENTANG KAWASAN
PARIWISATA

(2). Kawasan strategis pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi dalam


terciptanya persatuan dan
kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
(3). Kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial
dan agama masyarakat
setempat.
PENGERTIAN LAHAN POTENSIAL

Lahan potensial merupakan lahan yang memiliki nilai ekonomi dan nilai
fungsi tinggi. Dalam arti sempit lahan potensial yaitu lahan yang dapat
menghasilkan hasil yang tinggi dan maksimal apabila dimanfaatkan dan
dikelola secara benar
PERSEBARAN LAHAN POTENSIAL
Daerah Pantai
Ciri-ciri:
Kemiringan 0 - 3%.
Perbedaan tinggi 0 - 5 m daripermukaan laut.
Umumnya terdapat padapantai yang landai.
Kendalanya adalah air hujan (curah hujan) yang tidak
menentu, air pasang dan cuaca ekstrem, jalur
transportasi, penerangan (listrik), dan tradisi masyarakat
setempat.
Daerah pantai memiliki keuntungan berupa view yang
indah dan suasana iklim tropis yang banyak dicari
wisatawan
PERSEBARAN LAHAN POTENSIAL
Dataran Rendah
Ciri-ciri:
Kemiringan 3 - 15%.
Perbedaan tinggi 5-10mdari permukaan laut.
Di daerah dataran, lahan yang subur banyak
dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial
(hasil endapan sungai yang subur).
Di daerah dataran rendah, pergerakan atau
mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk
Kendalanya adalah adanya genangan air yang
lama, padat penduduk & macet (daerah
perkotaan), rawan banjir
PERSEBARAN LAHAN POTENSIAL
Daerah Perbukitan
Ciri-ciri:
ketinggian kurang dari 600 m dpal
tidak tampak curam seperti gunung
Daerah perbukitan dapat dikembangkan
menjadi daerah pariwisata karena panorama
alamnya yang indah dan suhu udaranya yang
sejuk.
Kendalanya Aktivitas ekonomi di daerah
perbukitan biasanya sulit berkembang, mobilitas
manusia tidak semudah di daerah dataran
sehingga pemusatan permukiman dan industri
relatif terbatas, daerah perbukitan memiliki
potensi bencana alam.
PERSEBARAN LAHAN POTENSIAL
Daerah pegunungan
Ciri-ciri
Kemiringan 15 - 30%.
Perbedaan tinggi 10 - 300 m daripermukaan laut.
Pada daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung
lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran
tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk
Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah
menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi.
Kendalanya Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah
banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi
memiliki potensi menimbulkan genangan air.
CONTOH OBJEK WISATA
Taman Mini Indonesia Indah
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah salah satu
kawasan taman wisata buatan bertema budaya Indonesia di
Jakarta Timur.
Area seluas kurang lebih 150 hektare atau 1,5 kilometer
persegi

LETAK
Terletak pada koordinat 6186.8LS,1065347.2BT. Taman
Mini Indonesia Indah terletak di Jakarta, ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia,berjarak sekitar 2 km dari
terminal Kampung Rambutan, lebih kurang 5 km dari bandara
udara Halim Perdana Kusumah, dan 200 meter dari gerbang
tol Jagorawi yang memudahkan pengunjung untuk
mencapainya dengan berbagai jenis kendaraan.
BATAS-BATAS

Utara: Jl. Manunggal XVII

Selatan: Jl. Tor Lingkar Luar

Timur: Jl. Raya Hankam

Barat: Tol Jagorawi

TOPOGRAFI

Mempunyai topografi bergelombang

Keuntungan : Keadaan semula yang berupa lahan bergelombang, dengan vegetasinya yang terpencar di sana-sini
dari berbagai jenis tumbuhan, serta lahan basah yang berupa telaga TMII memperoleh keuntungan karena
lingkungan semacam ini, menunjang untuk pengembangan dari segi fisik dan program.

Kekurangan : Diperlukannya upaya perataan lahan untuk tujuan tertentu, misalnya pembuatan bangunan yang
memerlukan lahan rata.
Peta Taman Mini Indonesia Indah
SITEPLAN DAN BENTUK
Taman Mini Indonesia Indah ini sangat teratur,sarana Rekreasi dan fasilitas penting tersebar
dengan baik. Jalur sirkulasi teratur sehingga tidak membingungkan pengunjung. Penataan
berpusat pada Danau Miniatur Indonesia, dan sarana rekreasi lain dibuat berkelompok.
Khususnyta pada Anjungan ditata sesuai dengan susunan letak daerah yang terletak pada satu
pulau
BAGIAN BAGIAN TMII

Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang
berada di 33 Provinsi Indonesia.

1.BANGUNAN KEAGAMAAN - 2. SARANA REKREASI


- Masjid Pangeran Diponegoro
- Istana Anak-anak Indonesia
- Gereja Katolik Santa Catharina
- Kereta gantung
- Gereja Protestan Haleluya
- Perahu Angsa Arsipel Indonesia
- Pura Penataran Agung Kertabhumi
- Taman Among Putro
- Wihara Arya Dwipa Arama
-Taman Ria Atmaja
- Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa
- Desa Wisata
- Kuil Konghucu
- Kolam renang Snow Bay
Di Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna
Indonesia:
- Spherical cage Bird Park.
- Taman Anggrek
- Taman Apotek Hidup
- Taman Kaktus
- Taman Melati
- Taman Bunga Keong Emas
- Akuarium Ikan Air Tawar
- Taman Bekisar
- Taman Burung
- Taman Ria Atmaja Park, panggung pagelaran music
- Taman Budaya Tionghoa Indonesia (tengah dibangun)
3. MUSEUM
- Museum Indonesia
- Museum Purna Bhakti Pertiwi
- Museum Keprajuritan
- Museum Pusaka
- Museum Transportasi
- Museum Listrik dan Energi Baru
- Museum Telekomunikasi
- Museum Penerangan
- Museum Olahraga
- Museum Asmat
- Museum Satwa Indonesia Komodo dan Taman Reptil
- Museum Serangga
- Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Museum Minyak dan Gas Bumi

4. TEATER ATAU BIOSKOP


- Teater IMAX Keong Emas
- Teater Tanah Airku
- Teater 4D
5. FASILITAS BERKELILING

- Kereta Titihan Samirono


- Sepeda
- Mobil Wisata Nusantara
- Kereta gantung

6. FASILITAS LAINNYA
- Kaki Lima dan Pedagang Suvenir
- Toilet
- Gedung serba guna
- Tempat beribadah
- Pasar tiban
- Atm
- Rumah makan
- Sanggar budaya
KESIMPULAN
SUMBER
http://www.jasasipil.com/2016/01/jenis-klasifikasi-jalan-di-indonesia.html
http://akank-sutha.blogspot.co.id/2012/04/geografi-pariwisata.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wisata
https://www.slideshare.net/sayayani/daya-tarik-wisata-63933117
http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.html
https://www.academia.edu/12430503/Strategi_Pengembangan_Infrastruktur_Penunjang_Pariwi
sata_di_Kawasan_Wisata_Pantai_Jumiang_Kabupaten_Pamekasan
http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/bentuk-muka-bumi-dan-aktivitas-penduduk.html
http://digilib.unila.ac.id/12991/14/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai