Anda di halaman 1dari 4

1) PENGERTIAN

Rubber Bearing Isolator adalah komponen material yang terdiri dari lapisan pelat baja dan
karet tipis yang saling melapis. Pada arah vertikal, material ini memiliki kekakuan yang besar dan
dapat mendukung beban vertikal yang besar. Pada arah horisontal, memiliki kekakuan lembut dan
mempunyai kapasitas yang mampu menahan deformasi besar akibat gaya geser.

Gambar: Detail lapisan seismicbase isolator type Rubber Bearing

Pengunaan bantalan lapis antara karet dan baja yang diletakan pada bagian bawah
bangunan sebagai penahan stabilitas bangunan ketika terjadi gempa, dan berfungsi mengisolasi
beban gempa yang terjadi agar tidak sampai menyentuh struktur atas bangunan. Lapis isolator
karet memiliki properti elastis dan redaman.

Gambar: Pemodelan Prinsip


2) PRINSIP KERJA
Prinsip utama dan cara kerja base isolator jenis ini adalah dengan memperpanjang waktu
getar alami struktur diluar frekuensi dominan gempa terhadap waktu getar sehingga gaya gempa
yang disalurkan ke struktur bangunan menjadi lebih kecil.
Mekanisme kerja dari bantalan elastomeric adalah dengan menggunakan karet untuk
mengurangi getaran gempa sedangkan lempengan baja digunakan untuk menambah kekakuan
bantalan karet sehingga defleksi dan deformasi bangunan saat bertumpu di atas bantalan karet
tidak besar. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan elastomeric ini melalui
pengurangan getaran gempa bumi ke arah horizontal dan memungkinkan bangunan untuk begerak
bebas saat berlangsung gempa bumi tanpa tertahan oleh pondasi. Pada saat terjadi gempa, ragam
getar pertama bangunan hanya menimbulkan deformasi lateral pada sistem isolasi sedangkan
bagian atas akan berperilaku sebagai rigid body motion. Ragam – ragam getar yang lebih tinggi
yang menimbulkan deformasi pada struktur adalah orthogonal terhadap ragam pertama dan
gerakan tanah sehingga ragam getar ini tidak ikut berpartisipasi di dalam respon struktur, atau
dengan kata lain energi gempa tidak disalurkan ke struktur bangunan (Naeim and Kelly:1999).

Gambar: Perilaku base isolator akibat gaya gempa

3) APLIKASI PELAKSANAAN KONSTRUKSI RUBBER BEARING ISOLATOR


Pelaksanaan Rubber Bearing Isolator dilakukan dalam tahapan yang membutuhkan
koordinasi kerja yang baik dalam satu tim serta pengetahuan dan kemampuan untuk mengatasi
permasalahan yang timbul di lapangan. Selain itu, juga perlu memperhatikan manajemen mutu
yang akan mempengaruhi hasil. Manajemen mutu tersebut meliputi quality control dan inspeksi
a) Tinjauan Pelaksanaan Konstruksi
Mendirikan suatu bangunan mulai dari lahan kosong hingga bangunan itu berdiri tegak
merupakan proses yang panjang, dimana metode pelaksanaannya tersusun rapi serta terdiri dari
banyak sekali kegiatan atau pekerjaan. Pelaksanaan proyek pembangunan membutuhkan
gabungan dari berbagai disiplin ilmu, tidak hanya ilmu teknik sipil. Walaupun setiap pelaksanaan
konstruksi bersifat unik tetapi garis besar langkah - langkahnya tetap membentuk pola yang mirip.
Perbedaannya terletak pada alokasi rentang waktu dan penekanan untuk setiap tahapannya.
Hubungan antar tahapan dapat berurutan atau secara paralel sebatas yang dapat
dilakukan pada bagian - bagian tertentu demi mencapai keuntungan optimal. Pelaksanaan
konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi
mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi
(KEPPRES No.19:1999). Pada tahap awal harus dapat mengungkapkan fakta - fakta keadaan di
lokasi proyek baik berupa faktor - faktor yang bersifat mendukung maupun tidak. Kemudian
segera dilanjutkan dengan serangkaian koordinasi dan diskusi di antara pihak- pihak terkait.
Bersama pihak perencana dan konsultan, perlu dilakukan peninjauan tentang kriteria, konsep,
sistem perencanaan, serta sistem perancangan detail yang diberlakukan.
b) Prosedur Pelaksanaan Rubber Bearing Isolator
Aplikasi seismic isolator pada bangunan dipasang pada bagian struktur bawah (Seismic Base)
sebagai penahan stabilitas bangunan ketika terjadi gempa, dan berfungsi mengabsorb/ meredam
gaya gempa terhadap struktur bagian atas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan prosedur pengunaan Rubber Bearing Isolator pada bangunan sebagai sistem struktur
penahan beban gempa adalah sebagai berikut.
 Penggunaan Tower Crane
Apabila mengunakan alat bantu Tower Crane, diharapkan antara bangunan dengan tower
crane tidak mengikat (tanpa sabuk). Karena dikhawatirkan apabila saat masa konstruksi terjadi
gempa, bangunan yang didesain dengan bearing isolator dapat mengalami pergerakan, sehingga
dapat membahayakan alat tower crane.
 Perlunya Jarak Bebas (Clearance Area)
Dalam perencanaan desain, bangunan seismic isolator memerlukan suatu jarak bebas
terhadap bangunan lain yang ada disekitarnya. Sebuah bangunan yang terisolasi akan bergerak
akibat gaya gempa yang terjadi. Bangunan seismic isolator akan bergerak dengan mudah dalam
arah horisontal. Pada saat terjadi gempa, bangunan bagian atas akan bergerak dalam arah
horizontal sehingga diperlukan jarak bebas (clearance area) disekeliling struktur terluar,
normalnya 30 – 50 cm. Untuk pergerakan dalam arah vertikal, jarak bebas juga diperlukan. Jarak
bebas ini diperlukan untuk mengantisipasi defleksi yang terjadi akibat beban struktur bangunan
dan inspeksi material base isolator sehingga perlu diperhitungkan dalam perencanaan desain.
Bangunan harus bergerak dengan mudah akbat adanya perpindahan yang disebabkan oleh gerakan
seismik dalam mempertahankan fungsi bangunan. Kontraktor harus mendiskusikan dengan
pengawas tentang perlunya batasan tersebut.
 Proteksi Terhadap Base Isolator
Base Isolator perlu dilindungi terhadap pengaruh yang bisa merusak/mengurangi fungsi
dari sistem penahan gempa. Pada bangunan hotel ini, pihak owner malakukan proteksi dengan
material kaca.

Gambar: Prosedur Penggunaan Rubber Bearing Isolator


c) Tahapan Pelaksanaan Pemasangan Rubber Bearing Isolator
Tahap pelaksanaan merupakan tahap yang penting dalam pembangunan suatu proyek dan
banyak menuntut koordinasi kerja yang baik dalam satu tim serta pengetahuan dan kemampuan
untuk mengatasi permasalahan yang timbul di lapangan. Dari tiga bagian base isolator (base plate,
rubber bearing dan top plate ) yang harus di pasang, pemasangan base plate adalah bagian yang
paling kritis dan sangat menentukan berfungsinya alat penahan gempa ini. Akurasi kedudukan
terhadap posisi x, y dan z base plate harus benar-benar terpenuhi dan akan dicek langsung oleh
teknisi produsen Base Plate sebelum dilanjutkan ke tahapan berikutnya.

Gambar: Tahapan Pelaksanaan Rubber Bearing Isolator

Gambar: Tahapan Pelaksanaan Pedestal

Anda mungkin juga menyukai