Disusun oleh :
Febrianti Anggia (1804104010035)
Mata Kuliah :
Sejarah dan Teori Arsitektur II
Dosen Pembimbing :
Sarvina Fitri Rizky, ST., MT
PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR DAN
PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
1. Pendahuluan didapatkan, analisa dilakukan dengan cara
Church At Firminy atau yang juga dikenal mengaitkan data-data bangunan dengan studi
dengan sebutan Church Of Saint-Pierre literatur. Penelitian dilakukan guna memperdalam
merupakan sebuah gereja katolik yang terletak di pengetahuan tentang bangunan terbangun dan
kawasan Firminy-Vert, Kota Firminy, Prancis. pengaplikasian teori-teori arsitektur terhadap
kawasan ini merupakan sebuah komplek bangunan tersebut. Manfaat yang didapatkan
perkotaan yang dirancang oleh Le Corbusier. yaitu dapat memperdalam pemahaman tentang
Pada kawasan ini terdapat bangunan-bangunan bangunan tersebut, pengaplikasian teori-teori
yang di rancang oleh Le Corbusier terdiri dari arsitektur dan juga respon bangunan terhadap
bangunan hunian (Unité d'Habitation of Firminy), pengaplikasian teori tersebut.
bangunan pusat kebudayaan (Maison de la
culture de Firminy-Vert), stadion (Stade Le 2. Studi Literatur
Corbusier) dan bangunan peribadatan (Church of 2.1 Konteks Bangunan
Saint-Pierre). Dalam pemahaman arsitektur, konteks
Church of Firminy merupakan karya terakhir berarti bagian dari bangunan yang mengacu
Le Corbusier sebelum kematiannya pada tahun kepada sekitarnya. Konteks bangunan mencakup
1965. Setelah kematiannya, konstruksi bangunan faktor alam, sosial budaya dan lain-lain. Faktor-
ini dilanjutkan oleh Jose Oubrerie dengan tetap faktor tersebut dapat dianalisa, diadaptasi dan
mempertahankan orisinalitas rancangan. Pada diadopsi untuk mengintegrasikan bangunan
World Architecture Survey yang dilakukan pada kepada konteksnya.
tahun 2010 oleh majalah Vanity Fair, bangunan ini Alhamdani (2010), menyatakan bahwa
berada pada peringkat kedua sebagai The Most terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
Significant Building di abad ke-21. elemen kontekstual, yaitu : (a) fitur fisik
Terdapat beberapa aspek yang dianalisa bangunan, hal ini mencakup konfigurasi letak
pada pembahasan. Aspek yang pertama yaitu bangunan, bentuk bangunan atau faktor
konteks bangunan yang mencakup pengaruh penunjuang lainnya; (b) konteks terhadap site
lokasi dan orientasi bangunan terhadap tapak (Site) bangunan, yaitu faktor yang
sekitarnya terhadap perancangan bangunan. menampilkan memori masa lalu; (c) konteks
Aspek kedua yaitu aspek arsitektural mencakup terhadap bangunan-bangunan temporal, yaitu
perencanaan bagian bangunan dan hubungannya bangunan terbangun dan yang akan dibangun; (d)
dengan teori-teori arsitektur. aspek ketiga yaitu batasan atau peletakan bangunan; (e) bagaimana
material bangunan yang mencakup alasan bangunan berkaitan dengan daerah sekitarnya; (f)
pemilihan material oleh arsitek. Aspek terakhir kecocokan bangunan dengan bangunan
yaitu fungsi bangunan mencakup bagaimana disekitarnya.
peletakan bangunan dapat memaksimalkan Menurut George Lippsmeier, terdapat tiga
fungsionalitas bangunan. faktor utama dalam menentukan peletakan
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan bangunan yang tepat, yaitu: (a) Radiasi matahari
data dilanjutkan dengan analisa bangunan. dan tindakan perlindungan; (b) Arah dan
Pengumpulan data bangunan dilakukan dengan kekuatan angin; (c) Topografi. Tiga faktor
membaca jurnal dan artikel yang membahas tersebut merupakan aspek penting yang perlu
tentang bangunan tersebut. Setelah data
dipertimbangkan dalam perancangan bangunan (Ching, 1994). Penekanan biasanya merupakan
guna memaksimalkan kenyamanan. suatu elemen pada bangunan yang ditangkap
Selain letaknya, orientasi bangunan juga oleh pandangan mata pertama kali. Tekanan
sangat berpengaruh terhadap konteks bangunan. didapatkan pada perbedaan yang kontras dalam
Orientasi bangunan dapat menentukan peletakan ukuran, warna, tekstur dan cahaya, lokasi,
bukaan sehingga cahaya matahari yang masuk ornamen dan lain-lain (Atmajaja, J.S. dan Dewi,
dapat disesuaikan dengan kebutuhan ruang. M.S., 1999)
Orientasi bangunan yang paling baik untuk iklim Skala dalam arsitektur adalah hubungan
di semua daerah adalah memanjang dari arah yang serasi antara bangunan beserta komponen-
timur ke barat. komponennya dengan manusia (Atmajaja, J.S.
Selain terhadap pencahayaan, orientasi dan Dewi, M.S., 1999). Terdapat beberapa jenis
bangunan juga berpengaruh terhadap skala, diantaranya :
penghawaan. Bentuk dan tatanan massa pada - skala intim, merupakan skala yang
site berpengaruh terhadap sirkulasi angin yang memberikan kesan lebih kecil dari
masuk ke bangunan. Hal tersebut tentu juga akan ukuran sebenarnya. Hal ini dapat dicapai
mempengaruhi letak bangunan pada site. dengan pemakaian ornamen-ornamen
Orientasi bangunan terhadap arah angin besar, pembagian yang lebih besar,
merupakan hal penting yang harus diperhatikan penggunaan material atau warna yang
agar menjaga stabilitas sirkulasi angina pada sederhana dan pencahayaan.
bangunan. - Skala normal, merupakan skala yang
2.2 Arsitektur Bangunan bersifat alamiah dengan penggunaan
Dalam arsitektur, sebuah bangunan yang wajar secara fungsional. Hal ini
terbentuk dari perpaduan titik, garis, bidang dan dapat dicapai dengan menggunakan
ruang. Elemen-elemen ini disusun dan bersatu ukuran yang ada sesuai fungsinya.
sehingga menciptakan sebuah karya dengan - Skala monumental, merupakan skala
komposisi arsitektur yang menambah nilai estetis yang bersifat berlebihan. Hal ini dapat
bangunan. Dalam penyusunannya, dibutuhkan dicapai dengan penerapan elemen yang
prinsip-prinsip desain sebagai acuan dasar dalam lebih besar dari standar, terlihat
mengkomposisikan bentuk agar penyusunannya perbedaan ukuran yang mencolok dan
menjadi lebih terarah. Komposisi bentuk penggunaan langit-langit yang tinggi
arsitektur dalam sebuah bangunan akan - Skala kejutan (Out of Scale), merupakan
mencerminkan fungsi dan makna yang ingin skala yang bersifat seolah-olah diluar
disampaikan oleh arsitek. Prinsip desain terdiri kekuasaan manusia. contoh skala
dari (a) keseimbangan; (b) irama; (c) kesatuan; kejutan yaitu padang pasir.
(d) tekanan (focal Point); (e) proporsi; (f) skala;
(g)urutan. 2.3 Material Bangunan
Salah satu poin yang akan dibahas pada Pemilihan material merupakan salah satu
tulisan ini adalah penekanan. Pengertian adalah aspek krusial dalam perencanaan bangunan, tidak
suatu hal yang penting atau menyolok dari suatu terkecuali dalam pembangunan gereja. Bangunan
bentuk atau ruang menurut besarnya, potongan tersebut menaungi berbagai aktivitas peribadatan
atau penempatan secara relatif terhadap bentuk- yang membutuhkan kenyamanan. Terdapat
bentuk dan ruang-ruang lain dari suatu organisasi
beberapa material yang umumnya dipakai pada 2.3.2 Kaca
bangunan, yaitu beton dan kaca Kaca merupakan material padat yang
2.3.1 Beton transparan dan memiliki sifat rapuh atau mudah
Material beton merupakan salah satu pecah. Sifat kaca yang transparan memberikan
material yang sering dipilih dalam pembangunan. akses cahaya untuk masuk sehingga penerangan
Hal ini dikarenakan material beton memiliki bangunan dapat dilakukan secara alami. Kaca
banyak keunggulan baik dari struktural maupun biasanya digunakan pada pintu, dinding, jendela
arsitektural. dan bagian bangunan lainnya. selain sebagai
Beton terbuat dari aggregate kasar (kerikil), penerangan, sinar matahari yang masuk melalui
aggregate halus (pasir), air, semen dan campuran kaca juga dapat mengurangi kelembaban pada
lainnya. Beton merupakan material yang memiliki bangunan.
sifat insulasi termal sehingga dapat menghambat
perpindahan panas ke dalam bangunan (Prakoso,
N.A. et al, 2014) Hal tersebut dapat meningkatkan
kenyamanan pengguna yang berada pada
bangunan tersebut dan juga mengurangi
penggunaan energi dalam penghawaan ruangan. material kaca dapat memberikan kesan ringan
Menurut Tjokrodimuljo (2007), beton dan terbuka . Material kaca juga merupakan salah
merupakan salah satu material yang satu material yang kedap suara sehingga dapat
dinamis. hal ini tentu akan menunjang aspek Terdapat beberapa kelemahan penggunaan
estetika dalam pembangunan, sehingga bentuk material kaca, yaitu material kaca tidak tahan
bangunan dapat dirancang dengan lebih unik dan terhadap getaran sehingga penggunaannya dapat
berbeda dari bangunan lainnya. diminimalisir pada daerah yang rawan gempa.
Dibalik kelebihannya, terdapat kekurangan Penggunaan kaca sebagai dinding juga lebih baik
dalam penggunaan material beton. Beton dikenal dihindari karena material kaca tidak termasuk
sebagai salah satu material bangunan yang sebagai elemen struktural sehingga tidak mampu
memiliki beban struktural yang cukup besar, menahan beban yang berlebih.
memiliki beban sendiri kisaran antara 1800 kg/m3 2.4 Fungsi Bangunan
sampai 2400 kg/m3, sehingga penggunannya Fungsi bangunan merupakan cara bangunan
harus diperhitungkan untuk meminimalisir beban tersebut dalam menaungi penggunanya dalam
bangunan. Kekurangan lainnya yaitu biaya yang berkegiatan didalamnya. Bangunan dapat
besar baik dalam pengadaan material mentah befungsi secara maksimal jika peletakan dan
pribadi sehingga aktivitas dapat dilakukan tanpa Duverger, Yves Perret, Romain Chazalon dan
gangguan orang lain. Zona privat umumnya Jean-Francois Grange-Chavanis.
berada jauh dari muka bangunan untuk Tujuan utama pembangunan bangunan ini
meminimalisir kebisingan. Selanjutnya terdapat adalah untuk memberikan wadah kepada
zona publik. Zona ini berbanding terbalik dengan komunitas kecil masyarakat beragama katolik
zona privat dimana merupakan sebuah tempat untuk beribadah. Namun, sejak diterbitkannya
aktivitas umum yang dapat memberikan interaksi peraturan bahwa bangunan peribadatan tidak lagi
antar penggunanya. Zona ini biasanya didanai oelh pemerintah, bangunan ini telah
ditempatkan pada area yang mudah dijangkau berubah fungsi menjadi pusat kebudayaan.
dan dekat dengan pintu utama. Yang terakhir
terdapat zona servis. Zona ini merupakan tempat 3.2 Konteks Bangunan
untuk melayani seluruh ruang yang terdapat pada Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
bangunan tersebut. Zona ini biasanya terletak Church at Firminy terletak pada kota Firminy yang
pada area yang sulit terlihat sehingga tidak akan dulunya merupakan kawasan industry dan
menganggu estetika bangunan. pertambangan. Meskipun begitu, kawasan