PEMBAHASAN
A. Amr
1. Pengertian Amr
Amr merupakan lawan dari nahy. Secara bahasa, amr berarti suruhan
atau perintah.
Sayyid Ahmad al-Hasyimi mendefinisikan amr sebagai berikut: amr
adalah mengharapkan tercapainya perbuatan dari mukhattab (orang kedua)
yang datang dari pihak atasan. Menurut ahli ushul amr berarti :
1
2. Bentuk-Bentuk Amr
اCDًٔا َّم ِر ٓئـCDًٔص ُد ٰقَتِ ِه َّن نِحْ لَةً ۚ فَإِن ِط ْبنَ لَ ُك ْم عَن َش ْى ٍء ِّم ْنهُ نَ ْفسًا فَ ُكلُوهُ هَنِ ٓئـ ۟ َُو َءات
َ وا ٱلنِّ َسٓا َء
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)
sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang
hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang
sedap lagi baik akibatnya. (QS. An-Nisa:4)
2
shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (QS.
Al-Baqarah:83).
3
3. Gubahan Kata (Uslub) Al-Qur’an dalam Menyatakan Perintah
(Amr)
لُونَكَ ع َِن ْٱليَ ٰتَ َم ٰى ۖ قُلْ إِصْ اَل ٌح لَّهُ ْم خَ ْي ٌرCََٔۖ ويَسْٔـ
َ
Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah:
“Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik”. (QS. Al-
Baqarah:220)
4
4. Kaidah-Kaidah Amr
Maksud dari kaidah ini, apabila dalam nash al-Qur’an terdapat lafadz
amr atau kalimat berbentuk berita yang mengandung pengertian perintah,
maka perintah tersebut memberi pengertian wajib, atau mengharuskan. Yaitu
menuntut secara tegas dan keras dari objek untuk melakukan perintah itu.
Contoh amr yang harus segera dilaksanakan karena tidak adanya qarinah:
d. Jika amr bergandengan dengan syarat atau sifat, maka amr tersebut
menuntut adanya pengulangan
Amr yang dikaitkan dengan syarat dan sifat menghendaki lawan bicara
berulang-ulang untuk melakukan syarat dan sifat tersebut.
Apabila lafazh amr datang setelah adanya larangan menurut ahli ilmu
faedahnya adalah kembali kepada hukum sebelum terjadinya larangan.
Apabila sebelum larangan tersebut hukumnya adalah mubah maka perintah
setelah larangan itu hukunya memfaedahkan kepada ibahah.
5
f. Perintah terhadap persoalan yang dibolehkan maka hukumnya ibahah atau
boleh)
5. Amr Yang Keluar dari Makna Asal menjadi Makna Lain Karena
Konteks Kalimat
a. Doa seperti:
Uslub perintah di atas dapat dijumpai pada QS. Al-Baqarah: 250, 286;
QS. Ali Imran: 147. Gaya bahasa perintahnya adalah (dan tolonglah kami
terhadap orang-orang kafir). Gaya bahasa perintah tersebut dengan
menggunakan bentuk kata kerja perintah atau fi’il amr. Penuturnya adalah
kaum Muslimin, sedangkan lawan tuturnya adalah Allah SWT, tema yang
menjadi pembicaraan adalah perintah kaum Muslimin kepada Allah SWT
untuk memberi pertolongan kepada mereka. Gaya bahasa perintah tersebut
tidak dimaksudkan sebagai perintah yang sebenarnya, mengingat yang
dinamakan perintah adalah apabila datangnya dari pihak yang lebih tinggi
kedudukannya ke yang lebih rendah. Dalam perintah (dan tolonglah kami
terhadap orang-orang kafir) tersebut, dimaksudkan untuk doa (permohonan),
yaitu permohonan seorang hamba kepada Tuhannya, agar Allah berkenan
memberi pertolongan kepada kaum muslimin.
ۚ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا تَدَايَنتُم بِ َدي ٍْن إِلَ ٰ ٓى أَ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَٱ ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكتُب بَّ ْينَ ُك ْم َكاتِ ۢبٌ بِ ْٱل َع ْد ِل
6
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. (QS.
Al-Baqarah:282)
d. Tahdid (mengancam)
B. Nahy
1. Pengertian Nahy
Secara harfiah nahy berarti larangan. Dalam istilah ushul fiqh, nahi
bermakna “suatu lafazh yang digunakan oleh yang lebih tinggi kedudukannya
7
untuk menuntut kepada yang lebih rendah derajatnya agar meninggalkan suatu
perbuatan”. Dalam balaghah definisi nahi adalah:
Nahi adalah menuntut berhenti melakukan suatu perbuatan oleh pihak
yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah.
a. Fi’il nahy
Bentuk nahi hanya satu, yaitu fiil mudhari' yang didahului oleh
huruf la yang disebut la nahi.
8
َُك ْٱلبَحْ َر َر ْه ًوا ۖ إِنَّهُ ْم جُن ٌد ُّم ْغ َرقُون
ِ َوٱ ْتر
Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah
tentara yang akan ditenggelamkan. (QS. Ad-Dukhan:24)
َواَل تُ ِط ِع ْٱل ٰ َكفِ ِرينَ َو ْٱل ُم ٰنَفِقِينَ َو َد ْع أَ َذ ٰىهُ ْم َوت ََو َّكلْ َعلَى ٱهَّلل ِ ۚ َو َكفَ ٰى بِٱهَّلل ِ َو ِكياًل
Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang
munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan
bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.
(QS. Al-Ahzab:48)
۟ ُُوا ۚ َوٱتَّق
ِ وا ٱهَّلل َ ۖ إِ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل ِعقَا
ب ۟ َومٓا َءاتَ ٰى ُك ُم ٱل َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َوما نَهَ ٰى ُك ْم َع ْنهُ فَٱنتَه
َ َ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr:7)
۟ ق َوأَن تُ ْشر ُك
وا ِّ ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما َبطَنَ َوٱإْل ِ ْث َم َو ْٱلبَ ْغ َى بِ َغي ِْر ْٱل َح َ قُلْ إِنَّ َما َح َّر َم َرب َِّى ْٱلفَ ٰ َو ِح
ِ
َوا َعلَى ٱهَّلل ِ َما اَل تَ ْعلَ ُمون۟ ُبٱهَّلل ِ ما لَ ْم يُن َِّزلْ ب ِهۦ س ُْل ٰطَنًا َوأَن تَقُول
ِ َ ِ
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik
yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar
hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan)
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan
hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-A’raf:33).
3. Kaidah-kaidah nahy
9
melakukan yang terlarang, maka setiap kali itu pula nahi menuntut dia
untuk meninggalkannya. Karena itu, pengulangan larangan termasuk
kaidah yang penitng agar tuntutan dari nahi dapat terwujud.
ٰ ٰ ۟
ٍ َۖ واَل تَ ْقتُلُ ٓوا أَوْ لَ َد ُكم ِّم ْن إِ ْمل
ق َ
ير َو َمٓا أُ ِه َّل لِ َغي ِْر ٱهَّلل ِ بِ ِهۦ ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْٱل َم ْيتَةُ َوٱل َّد ُم َولَحْ ُم ْٱل ِخ
ِ نز ْ حُرِّ َم
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah. (QS. Al-Baqarah:83)
10
Dan janganlah kamu mendekati zina. (QS:Al-Isra':32)
Nahi pada asalnya adalah larangan. Namun karena situasi dan kondisi,
karena susunan kalimat, serta karena mutakallimin dan mukhatab, nahi tidak
lagi bermakna larangan, tetapi telah keluar dari makna aslinya. Inilah yang
dimaksud dengan keluarnya nahi dari arti sebenarnya menjadi arti lain karena
situasi atau susunan kalimat. Antaranya :
a. Doa
b. Al-Irsyad
۟ ُلCَٔاَل تَسْٔـ
وا ع َْن أَ ْشيَٓا َء إِن تُ ْب َد لَ ُك ْم تَس ُْؤ ُك ْم َ
Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika
diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu. (QS. Al-Maidah:101)
َيل ٱهَّلل ِ أَ ْم ٰ َو ۢتًا ۚ بَلْ أَحْ يَٓا ٌء ِعن َد َربِّ ِه ْم يُرْ زَ قُون ۟ َُواَل تَحْ َسبَ َّن ٱلَّ ِذينَ قُتِل
ِ ِوا فِى َسب
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat
rezki. (QS. Ali Imran:169)
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS.
At-Taubah:66)
Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya Kami akan
menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu. (QS. Al-Ankabut:33)
11
Larangan dalam al-qur'an mengandung makna dan tujuan yang antara lain
sebagai berikut.
ِ ِقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم َءايَةٌ فِى فِئَتَي ِْن ْٱلتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُ ٰقَتِ ُل فِى َسب
َ يل ٱهَّلل ِ َوأُ ْخ َر ٰى َكافِ َرةٌ َي َروْ نَهُم ِّم ْثلَ ْي ِه ْم َر ْأ
ُ ى ْٱل َع ْي ِن ۚ َوٱهَّلل
َ ِيُؤَ يِّ ُد بِنَصْ ِر ِهۦ َمن يَ َشٓا ُء ۗ إِ َّن فِى ٰ َذل
َ ٰ ك لَ ِعب َْرةً أِّل ُ ۟ولِى ٱأْل َب
ْص ِر
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah
bertemu (bertempur). segolongan berperang di jalan Allah dan
(segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-
akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan
dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
mata hati.
12