PENDAHULUAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia menggunakan metode pengumpulan data dari berbagai II pada tahun 1945 dan diduduki oleh Amerika yang literatur, seperti jurnal, buku, maupun tulisan yang dipimpin oleh MacArthur. Kurang dari 20 tahun setelah berhubungan dengan informasi mengenai Yoyogi bom atom dijatuhkan, dunia dikejutkan dengan National Gymnasium. Adapun penelitian ini bertujuan diselenggarakannya Olimpiade Musim Panas di Tokyo untuk memperluas wawasan mengenai bangunan dan (Tokyo Olympics) pada tahun 1964 pada sebuah kaitannya dengan teori-teori arsitekur. Manfaat dari bangunan dengan infrastruktur luar biasa dari seorang penelitian ini antara lain, memberikan pemahaman arsitek bernama Kenzo Tange. Bangunan tersebut mengenai konteks arsitektur yang terdapat pada adalah Yoyogi National Gymnasium yang telah menjadi bangunan, pembahasan terkait apa yang menjadikannya bukti kemenangannya. Hal ini menjadi pemersatu bangunan ini berbeda dengan bangunan lainnya, dan penampilan atlet dan dukungan penonton yang konsep yang dipakai oleh arsitek sehingga terbentuknya menghasilkan terciptanyan ruang yang megah dan bangunan ini. cocok untuk acara tersebut. Seperti yang dikatakan Wakil Presiden Eksekutif Tomohiro Kimura, “Dalam B. PEMBAHASAN desain, Kenzo Tange mementingkan dinamisme, namun 1. Konteks lebih daripada itu dia memprioritaskan untuk Brent. C Brolin dalam bukunya Architecture in menciptakan bangunan yang memberikan rasa Context (1980) menjelaskan, kontekstualisme adalah persatuan.” kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan Berbeda dengan bangunan yang ada didunia mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sebelumnya, bangunan ini dibuat dengan waktu yang sekitarnya. Dalam Arsitektur, konteks melibatkan singkat bersama kerja tim yang kuat dan antusiasme hubungan khusus suatu bangunan dengan mereka yang menyatukan semua orang dengan tujuan lingkungannya, sebagaimana hubungan antara bangunan dari tahap perencanaan dan desain awal hingga dengan tapaknya (site), yang dapat terlihat dari bentuk konstruksi dan penyelesaian. Bangunan ini merupakan fisiknya dan bentuk morfologinya. Dalam arti yang lebih hibridisasi antara estetika modernism barat dan luas, konteks juga dapat berarti bagian dari suatu lokasi, arsitektur tradisional Jepang. Desain struktural inovatif baik lokasi yang terletak di daerah pinggiran kota, di ini menjadikannya salah satu bangunan paling ikonik di daerah perkotaan atau di daerah pedesaan. dunia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Arsitektur Berdasarkan hal diatas maka tulisan ini akan Kontekstual adalah: membahas studi kasus mengenai Yoyogi National - Bentuk dan persepsi arsitektur Gymnasium dengan analisa pada beberapa aspek, Bentuk bangunan menunjukkan citra seperti menganalisis konteks arsitektur berupa arsitektur yang kuat mengenai karakteristik penempatan bangunan dan orientasinya pada lanskap lingkungan sekitarnya. atau kota, menganalisis arsitektur bangunan - Arsitektur sekitar berdasarkan denah, potongan dan gambar kerja lainnya Arsitektur kontekstual menyatu dan melebur yang dikaitkan dengan teori-teori arsitektur, dengan arsitektur sekitarnya, sehingga menganalisis material bangunan dan detail yang memunculkan keharmonisan desain. terdapat pada bangunan, menganalisis fungsi bangunan - Fungsi sesuai kebutuhan konteks serta mengaitkannya pada keberhasilan tata letak dan Fungsi keseluruhan bangunan harus tepat penggunaannya. dengan kebutuhan konteks lingkungan sekitarnya. - Estetika konteks Bangunan ini mempunyai dua bangunan yaitu, Estetika konteks harus tetap terjaga ritmenya stadion utama dan stadion kecil. Hubungan kedua ke dalam desain arsitektur yang baru. bangunan dengan konteks muncul ketika jalan yang menghubungkan keduanya selesai dibangun. Namun Yoyogi National Gymnasium mempunyai lokasi hubungan antara volume bangunan dan permukaan ditengah distrik Shibuya, yaitu di taman Yoyogi, Tokyo. tanah kurang sesuai, untuk bangunan sebesar ini Area bangunan ini terletak pada ketinggian 34 m. Pada kaplingnya terlalu kecil, tidak hanya secara visual namun area Shibuya selatan mempunyai ketinggian sekitar 15m, juga secara fungsional, ini terlihat dari minimnya lahan sehingga ada kemiringan landai pada site bangunan. parkir. Selain itu juga tidak ada pemisahan antara sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan.
Gambar 1. Foto Yoyogi National Gymnasium dari satelit
Sumber : Japan Sport Council, Juni 2019
Tange menggunakan konteks sebagai cara untuk
mengintegrasikan bangunannya ke dalam lanskap. Lekuk halus dari kabel structural, bidang atap penyapu, dan dasar beton melengkung tampaknya muncul dari situs yang muncul sebagai satu kesatuan yang terintegrasi. Taman Yoyogi membentuk oasis di pusat Gambar 3. Site Plan Yoyogi National Gymnasium kota Tokyo, yang berfungsi sebagai fasilitas inti dan Sumber: www.archiweb.cz/ menarik berbagai acara terkait budaya. Ketika mengkases bangunan ini juga akan disuguhi pemandangan ramai kota dari area Shibuya, dan pemandangan indah dengan ketenangan kuil ketika dari area Meiji Jingu.
Gambar 2. Taman disekitar Yoyogi National Gymnasium