DI SUSUN OLEH:
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1. Mungkin dalam hal bagaimana cara saya melihat sekeliling saya terutama
gedung-gedung, ketika saya ke kafe pasti yang saya lihat yaitu desainnya, strukturnya
dan lain-lain.
2 - Arsitektur yang tak Teraga (metafora yang konkrit atau kualitas-kualitas dapat
diraba). Dapat dirasakan, nyata, dari suatu karakter visual atau material pengunaannya
dalam desain arsitektur.
3. Contoh penerapan irama dalam desain arsitektur ini adalah bangunan The Roman
Colosseum. Bangunan yang cukup terkenal dan bersejarah di Roma, Italia ini
memiliki irama yang cukup indah dan unik dalam arsitektur. Bangunan yang
dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton pertunjukan gladiator ini
berbentuk lengkungan struktur arch berulang. Meskipun terbilang desain yang klasik,
desain arsitek The Roman Colosseum tak lekang oleh waktu.
a. Sumbu : Sumbu adalah garis imajiner yang dihasilkan dari dua titik. Kendati
imajiner alias tidak terlihat, kita bisa membayangkannya dalam pikiran. Bisa
juga dengan melihat keberadaan elemen bangunan tertentu. Semisal, titik-titik
yang dihasilkan pada ruang berasal dari elemen vertikal, linear, atau bentuk
yang terpusat. Selain itu, bidang-bidang vertikal seperti muka bangunan yang
simetris idealnya didahului oleh ruangan serupa. Keberadaan sumbu juga bisa
diterka dengan melihat ruang-ruang yang dapat terdefinisi jelas, baik pusat
bangunan maupun keteraturan bentuknya. Memiliki 2 sumbu utama melintang
(utara-selatan) dan mebujur (timur-barat)
b. Hirarki : Hierarki atau urutan perbedaan tingkat prioritas penampilan. Setiap
bangunan membutuhkan fokus bagian untuk ditampilkan. Tak hanya itu,
bagian bangunan juga mempunyai ukuran, luas, dan volume yang berbeda.
Maka dibutuhkan organisasi yang tepat berdasarkan aspek fungsional. Pada
dasarnya, hierarki diperlukan untuk mengalienasi beberapa bagian agar fokus
pehatian dapat tertuju pada bagian tertentu. Memiliki jenis hierarki ukuran
yang menonjol pada ruang balairung utama, memiliki organisasi ruang terpusat
dan memiliki orientasi bangunan yaitu utara, selatan dan timur dengan orientasi
utama menghadap ke timur.
c. Datum : Datum atau sebuah titik yang menghasilkan garis, bidang maupun
volume. Jika titik tersebut diteruskan atau saling dihubungkan maka dapat
merangkul elemen-elemen lain pada waktu yang bersamaan. Memiliki datum
volume yaitu ruang balairung utama adalah penyatu ruang-ruang sekunder
lainnya.
d. Irama : Irama atau yang biasa dikenal sebagai pergerakan yang berulang.
Namun dalam konteks desain, pengulangan itu tertujut pada elemen maupun
motif. Ketika hal tersebut muncul pada bagian yang lain, idealnya akan
membentuk pola serta interval. Bisa teratur, bisa juga tidak. Tergantung konsep
bangunan yang hendak kita rancang. Irama sangat dibutuhkan untuk mengatur
ruang agar terlihat lebih serasi. Misalkan, unsur irama bisa kita lihat pada
jendela yang menempel pada dinding. Memiliki pengulangan bentuk identik
antara pola tata ruang bagian kiri dan kanan yang menghasilkan irama visual.
e. Transformasi : Tranformasi bentuk atau cara untuk melakukan modifikasi
bentuk visual dasar. Kita mengenal tiga bentuk geometri dasar, yakni persegi,
segitiga dan lingkaran. Dalam sebuah komposisi bangunan, ketiganya dapat
dimanfaatkan dengan melakukan modifikasi terhadap panjang bentuk tadi
sehingga dapat dihasilkan bangun ruang yang memiliki volume. Mengalami
perubahan bentuk dengan cara aditif melalui gabungan dari geometri sederhana
yaitu persegi panjang.
4. Tektonika merupakan pengertian akan struktur dan konstruksi yang ditinjau dalam
hal estetika. Bahwa sambungan dan hubungan bukan hanya sekedar masalah
kekokohan namun keindahan pula.
Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan yang menonjolkan keindahan bentuk
struktur dan konstruksi atapnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk dan
makna struktur – konstruksi atap pada Masjid Agung Surakarta sebagai Ornamen. Lingkup
penelitian ini dibatasi pada elemen-elemen arsitektur yang membentuk bagian atap bangunan
Masjid Agung Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis, metode
deskriptif, metode interpretative dengan jenis penelitian kualitatif. Elemen-elemen yang
diteliti antara lain: bentuk massa, bentuk struktur, bentuk konstruksi serta fungsi dan makna
yang terkait dalam ruang bangunan yang terdapat dalam masjid tersebut. Kesimpulan yang
didaptkan dari penelitian ini adalah struktur dan konstruksi merupakan bagian dari ornament
pada bangunan Masjid Agung Surakarta.
5. a. Manusia dikatakan nyaman secara termal ketika ia tidak dapat menyatakan
apakah ia menghendaki perubahan suhu yang lebih panas atau lebih dingin dalam
suatu ruangan. untuk menyelenggarakan aktivitasnya di dalam ruang agar terlaksana
secara baik, manusia memerlukan kondisi fisik tertentu di sekitarnya yang dianggap
nyaman. Salah satu persyaratan kondisi fisik yang nyaman adalah suhu nyaman, yaitu
suatu kondisi termal udara di dalam ruang yang tidak mengganggu tubuhnya. Suhu
ruang yang terlalu rendah akan mengakibatkan kedinginan atau menggigil, sehingga
kemampuan beraktivitas menurun. Sementara itu, suhu ruang yang tinggi akan
mengakibatkan kepanasan dan tubuh berkeringat, sehingga mengganggu aktivitas
juga. Dapat dikatakan kondisi kerja akan menurun atau tidak maksimum pada kondisi
udara yang tidak nyaman.
6. Arsitektur tropis adalah jenis gaya desain arsitektur yang merupakan jawaban dan
bentuk adaptasi bangunan terhadap kondisi iklim di suatu daerah tropis. Iklim tropis
biasanya terletak di dekat garis khatulistiwa dan memiliki karakter khusus yang
disebabkan oleh panas matahari yang tinggi, kelembapan dan curah hujan yang cukup
tinggi, pergerakan angin, dan banyak pengaruh lainnya.
7. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian
dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan),
arsitektur alternative, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya),
arsitektur bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia),
serta biologi pembangunan.Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya
terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau
ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan
lingkungan alamnya.
1. Penyelidikan kualitas
8. Secara definisi, kota memiliki pengertian yang berbeda-beda, dilihat dari berbagai
sudut pandang dan pendekatan bidang kajian ilmu yang digunakan. Dalam ilmu
arsitektur sendiri, sudut pandang pemahaman kota dilihat dari sistem prasarana dan
pembangunan struktur anatomi kota, dengan memperhatikan hubungan antara ruang
dan massa perkotaan serta bentuk dan polanya, dan bagaimana semua itu dapat
tercapai.
Arsitektur kota dapat diamati dari segi bentuk, waktu, serta susunannya yang
melibatkan banyak aspek dan prinsip arsitekturalyang bersifat universal, tetapi perlu
diterapkan secara kontekstual. Terbagi atas 3 konsepsi, konsepsi pertama adalah
pemahaman bahwa ruang perkotaan adalah ruang ang bersifat fisik dengan
dimensinya yang sosial dan mental (psikis). Konsepsi kedua adalah pemahaman
terhadap ruang perkotaan dari dua tingkat, yaitu dari atas dan dari bawah ( perspektif
politik dan prespektif kehidupan sehari-hari), Konsepsi ketiga adalah bahwa
pemahaman terhadap ruang perkotaan, dalam segala dimensinya, palingdimungkinkan
melalui perhatian pada proses perkembangannya.
Arsitektur dan permukiman adalah dua hal yang selalu berkaitan atau tak
terpisahkan. Setiap berbicara permukiman sesederhana apapun selalu melibatkan
masalah arsitektur. Arsitektur dapat menjadi cermin dari keberadaan suatu perkiman
dari kelompok sosial tertentu. Dengan demikian, arsitektur suatu wilayah
permukiman dapat menunjukkan baik buruknya keadaan sosial, ekonomi dan budaya
dari warga/masyarakat yang bermukim di situ.
9. Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa (Kampus Unhas Gowa)
Konsep Pragmatik Pragmatik adalah konsep yang dikembangkan berkisar
persoalan-persoalan yang pragmatis yang diidentifikasi dari program sebuah
bangunan. Konsep ini merupakan tanggapan langsung dari pemecahan masalah.
Konsep yang menyelesaikan satu atau beberapa masalah tertentu yang nyata dan
terukur, misal: iklim, keterbatasan lahan, dana, waktu pembangunan, bahan bangunan
dan/atau konstruksi spesifik. Dirancang dengan mengombinasikan antara sistem
sirkulasi horisontal dan vertikal. Sistem sirkulasi horizontal menggunakan jalur
jalanan kendaraan dan jalur untuk pejalan kaki berupa jembatan layang, trotoar,
koridor. Sistem sirkulasi vertikal menggunakan ramp, tangga, dan lift.
10. Konsep Utopia (cita-cita) Konsep adalah ide yang menggagasi suatu perancangan
dimana seorangdesainer memilih dan menentukan suatu jenis produk rancangan
bangunan yang akanakan dilakukan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit
dilakukan dalam prosesdesain dikarenakan segala hal diperhitungkan dengan berbagai
macam pertimbangan. Konsep akan memandu semua keputusan design masa depan
yang diungkapkanmelalui sketsa abstrak dan pernyataan mewakili sebuah keinginan.
Utopia atau cita-cita merupakan konsep ideal yang dibawa oleh arsitek kepadamasalah
yang bersangkutan. Konsep yang tepat pada suatu proyek akan dijadikansebagai
inspirasi dan cita-cita oleh sang arsitek. Konsep cita-cita berkaitan eratdengan
pengetahuan serta pengalaman sang arsitek tentang perancangan tertentu
yangdiperoleh melalui proses pembelajaran dan pengalaman panjang dalam
mengerjakan perancangan ataupun kasus proyek yang berbeda-beda. Konsep
berdasarkan cita-cita,khayalan/imajinasi, tidak biasa dipakai. Konsep ini biasanya
merupakan cita-citatertinggi perancang.