Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGANTAR ARSITEKTUR 

 
 

DI SUSUN OLEH: 
 

DEWI FADHILA PUTRI 


D951181523 

 
DEPARTEMEN ARSITEKTUR 

FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS HASANUDDIN 

 
 

 
1. ​Mungkin dalam hal bagaimana cara saya melihat sekeliling saya terutama 
gedung-gedung, ketika saya ke kafe pasti yang saya lihat yaitu desainnya, strukturnya 
dan lain-lain.  

2 ​- Arsitektur yang tak Teraga (metafora yang konkrit atau kualitas-kualitas dapat 
diraba). Dapat dirasakan, nyata, dari suatu karakter visual atau material pengunaannya 
dalam desain arsitektur. 

-Arsitektur Teraga(metafora yang konkrit atau kualitas-kualitas dapat diraba). Dapat 


dirasakan, nyata, dari suatu karakter visual atau material pengunaannya dalam desain 
arsitektur. 

3.​ Contoh penerapan irama dalam desain arsitektur ini adalah bangunan The Roman 
Colosseum. Bangunan yang cukup terkenal dan bersejarah di Roma, Italia ini 
memiliki irama yang cukup indah dan unik dalam arsitektur. Bangunan yang 
dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton pertunjukan gladiator ini 
berbentuk lengkungan struktur ​arch​ berulang. Meskipun terbilang desain yang klasik, 
desain arsitek The Roman Colosseum tak lekang oleh waktu. 

a. Sumbu : ​Sumbu adalah garis imajiner yang dihasilkan dari dua titik. Kendati 
imajiner alias tidak terlihat, kita bisa membayangkannya dalam pikiran. Bisa 
juga dengan melihat keberadaan elemen bangunan tertentu. Semisal, titik-titik 
yang dihasilkan pada ruang berasal dari elemen vertikal, linear, atau bentuk 
yang terpusat. Selain itu, bidang-bidang vertikal seperti muka bangunan yang 
simetris idealnya didahului oleh ruangan serupa. Keberadaan sumbu juga bisa 
diterka dengan melihat ruang-ruang yang dapat terdefinisi jelas, baik pusat 
bangunan maupun keteraturan bentuknya. ​Memiliki 2 sumbu utama melintang 
(utara-selatan) dan mebujur (timur-barat)  
b. Hirarki : ​Hierarki atau urutan perbedaan tingkat prioritas penampilan. Setiap 
bangunan membutuhkan fokus bagian untuk ditampilkan. Tak hanya itu, 
bagian bangunan juga mempunyai ukuran, luas, dan volume yang berbeda. 
Maka dibutuhkan organisasi yang tepat berdasarkan aspek fungsional. Pada 
dasarnya, hierarki diperlukan untuk mengalienasi beberapa bagian agar fokus 
pehatian dapat tertuju pada bagian tertentu. ​Memiliki jenis hierarki ukuran 
yang menonjol pada ruang balairung utama, memiliki organisasi ruang terpusat 
dan memiliki orientasi bangunan yaitu utara, selatan dan timur dengan orientasi 
utama menghadap ke timur.  
c. Datum : ​Datum atau sebuah titik yang menghasilkan garis, bidang maupun 
volume. Jika titik tersebut diteruskan atau saling dihubungkan maka dapat 
merangkul elemen-elemen lain pada waktu yang bersamaan. ​Memiliki datum 
volume yaitu ruang balairung utama adalah penyatu ruang-ruang sekunder 
lainnya. 
d. Irama : ​Irama atau yang biasa dikenal sebagai pergerakan yang berulang. 
Namun dalam konteks desain, pengulangan itu tertujut pada elemen maupun 
motif. Ketika hal tersebut muncul pada bagian yang lain, idealnya akan 
membentuk pola serta interval. Bisa teratur, bisa juga tidak. Tergantung konsep 
bangunan yang hendak kita rancang. Irama sangat dibutuhkan untuk mengatur 
ruang agar terlihat lebih serasi. Misalkan, unsur irama bisa kita lihat pada 
jendela yang menempel pada dinding. ​Memiliki pengulangan bentuk identik 
antara pola tata ruang bagian kiri dan kanan yang menghasilkan irama visual.  
e. Transformasi : ​Tranformasi bentuk atau cara untuk melakukan modifikasi 
bentuk visual dasar. Kita mengenal tiga bentuk geometri dasar, yakni persegi, 
segitiga dan lingkaran. Dalam sebuah komposisi bangunan, ketiganya dapat 
dimanfaatkan dengan melakukan modifikasi terhadap panjang bentuk tadi 
sehingga dapat dihasilkan bangun ruang yang memiliki volume. ​Mengalami 
perubahan bentuk dengan cara aditif melalui gabungan dari geometri sederhana 
yaitu persegi panjang.  

4.​ Tektonika merupakan pengertian akan struktur dan konstruksi yang ditinjau dalam 
hal estetika. Bahwa sambungan dan hubungan bukan hanya sekedar masalah 
kekokohan namun keindahan pula. 
Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan yang menonjolkan keindahan bentuk 
struktur dan konstruksi atapnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk dan 
makna struktur – konstruksi atap pada Masjid Agung Surakarta sebagai Ornamen. Lingkup 
penelitian ini dibatasi pada elemen-elemen arsitektur yang membentuk bagian atap bangunan 
Masjid Agung Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis, metode 
deskriptif, metode interpretative dengan jenis penelitian kualitatif. Elemen-elemen yang 
diteliti antara lain: bentuk massa, bentuk struktur, bentuk konstruksi serta fungsi dan makna 
yang terkait dalam ruang bangunan yang terdapat dalam masjid tersebut. Kesimpulan yang 
didaptkan dari penelitian ini adalah struktur dan konstruksi merupakan bagian dari ornament 
pada bangunan Masjid Agung Surakarta. 

 
 

5.​ a. Manusia dikatakan nyaman secara termal ketika ia tidak dapat menyatakan 
apakah ia menghendaki perubahan suhu yang lebih panas atau lebih dingin dalam 
suatu ruangan. untuk menyelenggarakan aktivitasnya di dalam ruang agar terlaksana 
secara baik, manusia memerlukan kondisi fisik tertentu di sekitarnya yang dianggap 
nyaman. Salah satu persyaratan kondisi fisik yang nyaman adalah suhu nyaman, yaitu 
suatu kondisi termal udara di dalam ruang yang tidak mengganggu tubuhnya. Suhu 
ruang yang terlalu rendah akan mengakibatkan kedinginan atau menggigil, sehingga 
kemampuan beraktivitas menurun. Sementara itu, suhu ruang yang tinggi akan 
mengakibatkan kepanasan dan tubuh berkeringat, sehingga mengganggu aktivitas 
juga. Dapat dikatakan kondisi kerja akan menurun atau tidak maksimum pada kondisi 
udara yang tidak nyaman. 

b. Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energy 


tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas 
penghuninya “ dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. 

6.​ Arsitektur tropis adalah jenis gaya desain arsitektur yang merupakan jawaban dan 
bentuk adaptasi bangunan terhadap kondisi iklim di suatu daerah tropis. Iklim tropis 
biasanya terletak di dekat garis khatulistiwa dan memiliki karakter khusus yang 
disebabkan oleh panas matahari yang tinggi, kelembapan dan curah hujan yang cukup 
tinggi, pergerakan angin, dan banyak pengaruh lainnya. 

Arsitektur tropis adalah Gaya Arsitektur dikembangkan sebagai gaya arsitektur 


khusus yang membuat adaptasi bangunan yang lebih baik dalam menghadapi iklim 
tropis dengan segala karakteristiknya. 

Adapun adaptasi arsitektur tropis menghadapi iklim yang menjadi ciri-ciri 


arsitektur tropis adalah sebagai berikut : 

● Adanya overstek pada bangunan untuk mencegah tampias dan silau.  


● Teras yang beratap mencegah radiasi langsung  
● Jendela yang tidak terlalu lebar, dilindungi oleh gorden  
● Ventilasi udara untuk penghawaan alami  
● Atap Miring >30 derajat (pelana atau limasan) untuk mencegah panas radiasi 
matahari  
● Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat  
● Orientasi bukaan jendela ke arah utara/selatan  
● Melindungi permukaan bangunan dengan lapisan material wheather shield  
● Bangunan umumnya berwarna terang untuk mencegah penyerapan panas  
● Material untuk eksterior lebih baik menggunakan material low  
● Lebih baik material lokal daripada material impor  
● Vegetasi pada bangunan digunakan sebagai unsur peneduh di siang hari  

7. ​Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk 
hidup dengan lingkungannya. eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian 
dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan), 
arsitektur alternative, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), 
arsitektur bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), 
serta biologi pembangunan.Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya 
terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau 
ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan 
lingkungan alamnya.  

1. Penyelidikan kualitas  

Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan cipta dan rasa 


adalah kenyamanan penghuni. Sayangnya, kenyamanan tidak dapat diukur dengan alat 
sederhana seperti lebar dan panjang ruang dengan meter, melainkan seperti yang telah 
diuraikan tentang kualitas , penilaian kenyamanan selalu sangat subjektif dan 
tergantung pada berbagai faktor. Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung secara 
immaterial dari kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara 
material terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara. 
  

2. Bentuk dan struktur bangunan   

Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam perencanaan 


eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas yang lain yang 
berhubungan, terutama kualitas bentuk yang tidak dapat diukur maupun diberi standar. 

3. Pencahayaan dan warna 

Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui mata dalam 


hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan (penerangan alami maupun 
buatan) dan pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang. 

8.​ Secara definisi, kota memiliki pengertian yang berbeda-beda, dilihat dari berbagai 
sudut pandang dan pendekatan bidang kajian ilmu yang digunakan. Dalam ilmu 
arsitektur sendiri, sudut pandang pemahaman kota dilihat dari sistem prasarana dan 
pembangunan struktur anatomi kota, dengan memperhatikan hubungan antara ruang 
dan massa perkotaan serta bentuk dan polanya, dan bagaimana semua itu dapat 
tercapai. 

Arsitektur kota dapat diamati dari segi bentuk, waktu, serta susunannya yang 
melibatkan banyak aspek dan prinsip arsitekturalyang bersifat universal, tetapi perlu 
diterapkan secara kontekstual. Terbagi atas 3 konsepsi, konsepsi pertama adalah 
pemahaman bahwa ruang perkotaan adalah ruang ang bersifat fisik dengan 
dimensinya yang sosial dan mental (psikis). Konsepsi kedua adalah pemahaman 
terhadap ruang perkotaan dari dua tingkat, yaitu dari atas dan dari bawah ( perspektif 
politik dan prespektif kehidupan sehari-hari), Konsepsi ketiga adalah bahwa 
pemahaman terhadap ruang perkotaan, dalam segala dimensinya, palingdimungkinkan 
melalui perhatian pada proses perkembangannya. 

Arsitektur dan permukiman adalah dua hal yang selalu berkaitan atau tak 
terpisahkan. Setiap berbicara permukiman sesederhana apapun selalu melibatkan 
masalah arsitektur. Arsitektur dapat menjadi cermin dari keberadaan suatu perkiman 
dari kelompok sosial tertentu. Dengan demikian, arsitektur suatu wilayah 
permukiman dapat menunjukkan baik buruknya keadaan sosial, ekonomi dan budaya 
dari warga/masyarakat yang bermukim di situ. 
 
9.​ Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa (Kampus Unhas Gowa)  
Konsep Pragmatik Pragmatik adalah konsep yang dikembangkan berkisar 
persoalan-persoalan yang pragmatis yang diidentifikasi dari program sebuah 
bangunan. Konsep ini merupakan tanggapan langsung dari pemecahan masalah. 
Konsep yang menyelesaikan satu atau beberapa masalah tertentu yang nyata dan 
terukur, misal: iklim, keterbatasan lahan, dana, waktu pembangunan, bahan bangunan 
dan/atau konstruksi spesifik. Dirancang dengan mengombinasikan antara sistem 
sirkulasi horisontal dan vertikal. Sistem sirkulasi horizontal menggunakan jalur 
jalanan kendaraan dan jalur untuk pejalan kaki berupa jembatan layang, trotoar, 
koridor. Sistem sirkulasi vertikal menggunakan ramp, tangga, dan lift. 
 
10.​ Konsep Utopia (cita-cita) Konsep adalah ide yang menggagasi suatu perancangan 
dimana seorangdesainer memilih dan menentukan suatu jenis produk rancangan 
bangunan yang akanakan dilakukan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit 
dilakukan dalam prosesdesain dikarenakan segala hal diperhitungkan dengan berbagai 
macam pertimbangan. Konsep akan memandu semua keputusan design masa depan 
yang diungkapkanmelalui sketsa abstrak dan pernyataan mewakili sebuah keinginan. 
Utopia atau cita-cita merupakan konsep ideal yang dibawa oleh arsitek kepadamasalah 
yang bersangkutan. Konsep yang tepat pada suatu proyek akan dijadikansebagai 
inspirasi dan cita-cita oleh sang arsitek. Konsep cita-cita berkaitan eratdengan 
pengetahuan serta pengalaman sang arsitek tentang perancangan tertentu 
yangdiperoleh melalui proses pembelajaran dan pengalaman panjang dalam 
mengerjakan perancangan ataupun kasus proyek yang berbeda-beda. Konsep 
berdasarkan cita-cita,khayalan/imajinasi, tidak biasa dipakai. Konsep ini biasanya 
merupakan cita-citatertinggi perancang. 
 
 

Anda mungkin juga menyukai