Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

Sejarah
Arsitektur Dunia
Perkembangan Arsitektur
Dari masa ke Masa

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Fakultas Teknik Teknik Arsitektur MK12010 Rahil Muhammad Hasbi

Abstract Kompetensi
Time line/lini masa perkembangan Mahasiswa memahami dan mampu
arsitektur dari masa pra sejarah hingga
arsitektur rococo mengkaji perkembangan arsitektur
khususnya eropa dan pengaruhnya
pada arsitektur dunia.
Perkembangan Arsitektur/Time Line
Manusia telah mempraktekkan arsitektur sejak jaman sebelum masehi. Hal ini disebabkan
oleh adanya kebutuhan- kebutuhan seperti kebutuhan akan hunian dan tempat ibadah.
Bangunan yang dibangun untuk hunian dan tempat ibadah masih sangat sederhana dengan
menggunakan material-material yang berasal dari alam.

Usaha pemenuhan kebutuhan ini tentu saja berasal dari praktek kehidupan sehari-hari atau
berasal dari budaya masyarakat tersebut. Oleh karena itu arsitektur dapat dikatakan sebagai
produk dari sebuah kebudayaan dari suatu komunitas masyarakat.

Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang dimiliki sebagai


makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menafsirkan lingkungan yang
dihadapinya (Suparlan,Pasurdi,1980). Sedangkan fungsi dari kebudayaan itu adalah
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terwujud dalam berbagai tindakan
(Gartiwa,Marcus,2011)

Wujud – wujud dari kebudayaan dapat dikategorikan menjadi tiga


yaitu(Gartiwa,Marcus,2011) :

• Kompleks dari ide-ide,gagasan,nilai-nilai,norma-norma,peraturan,dsb.

• Kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat

• Benda-benda hasil karya manusia

Arsitektur bisa kita katakan sebagai kumpulan dari ide-idemanusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya berdasarkan kegiatan- kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang
kemudian menghasilkan sebuah produk seperti misalnya hunian, tempat ibadah dll.

Arsitektur tidak bersifat statik, arsitektur berkembang seiring dengan perubahan pola pikir,
gaya hidup, perubahan alam dan perkembangan ilmu pengetahuan yang otomatis
mengubah kebudayaan yang ada didalam masyarakat sehingga produk-produk yang
dihasilkan dri kebudayaan akan berubah pula sesuai dengan perkembangan aspek-aspek
yang telah disebutkan diatas.

Oleh karena itu perkembangan arsitektur penting untuk dipelajari selain untuk memahami
bagaimana arsitektur di masa lalu juga agar kita dapat mengambil pelajaran untuk
perkembangan arsitektur selanjutnya.

Sebelum mempelajari lebih lanjut perkembangan arsitektur di dunia khususnya Asia dan
Eropa ada baiknya kita mempelajari orientasi dari arsitektur barat dan timur untuk melihat
perbedaan dan menemukan persamaan antara masing-masing arsitektur.

Orientasi Arsitektur Barat dan Timur

Pengertian dari orientasi adalah kiblat atau pegangan (YB,Mangun Wijaya,1988).

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Dahulu perbedaan antara arsitektur barat dan timur terlihat sangat jelas. Hal ini disebabkan
oleh beberapa aspek dan faktor diantaranya adalah Iklim dan keadaan alam, budaya dan
agama.

Arsitektur barat terutama arsitektur di Eropa memiliki konsep membangun yang dikenal
dengan firmitas, utilitas dan venustas, yang merupakan trilogi dari arsitek Marcus Vitruvius.
Buku Vitruvius yang berjudul “ De Architectura“ atau The Ten Book of Architecture telah
menjadi pegangan bagi banyak arsitek di Eropa bahkan di Asia. Vitruvius dengan triloginya
telah menetapkan dasar-dasar dari sebuah perencanaan dan perancangan. Untuk
membangun suatu bangunan yang bagus kualitasnya haruslah memiliki tiga aspek (
Firmitas, utilitas dan venustas) tersebut didalamnya. Firmitas adalah kekuatan bangunan,
atau daya tahan bangunan. Hal ini berhubungan dengan struktur dan konstruksi bangunan
tersebut. Utilitas adalah kenyamanan pengguna didalam bangunan tersebut, berhubungan
dengan fungsi bangunan, tata dan program ruang, luasan, dll yang berhubungan dengan
aspek kenyamanan. Yang terakhir adalah venustas yaitu keindahan dari bangunan, hal ini
berhubungan dengan bentuk dan wujud dari bangunan.

Pada masa arsitektur klasik ketiga aspek tersebut diterjemahkan kedalam proporsi, dimana
didalam struktur dan konstruksi, proporsi diterapkan pada struktur kolom dan balok yang
merupakan struktur utama dari sebuah bangunan. Besar dan tinggi kolom harus sesuai
dengan jaraknya, karena balok-balok yang digunakan adalah balok yang terbuat dari batu,
sehingga beban yang diterima oleh kolom sangat besar. Dari segi kenyamanan proporsi
menentukan luasan ruang sedangkan dari segi keindahan proporsi mewujudkan bentuk-
bentuk yang simetris yang pada masa arsitektur klasik disebut sebagai keindahan.

Skema 1. Trilogi dari Vitruvius

Konsep ini telah tersebar di seluruh daratan Eropa dan digunakan oleh para arsitek dalam
merancang bangunannya. Konsep tersebut juga masih dipergunakan hingga kini. Oleh
karena itu kita bisa menyimpulkan bahwa arsitektur barat yang berpegangan kepada teori
Vitruvius memiliki tiga orientasi penting yaitu struktur dan konstruksi, fungsi, proporsi dan
tatanan, estetika, dan yang terakhir, para arsitek di Eropa dan negara barat umumnya
berorientasikan logikanya dalam merancang dan membangun.

Berbeda dengan arsitektur Timur, walaupun banyak mendapat pengaruh dari arsitektur
barat, arsitektur timur memiliki ciri tersendiri. Budaya, agama dan kepercayaan sangat

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
berpengaruh pada arsitektur timur. Masyarakat membentuk arsitektur berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan dari budaya serta agama dan kepercayaan. Sehingga sebuah
produk arsitektur ditimur akan dinilai sejak dari proses perancangannya, tidak hanya hasil
akhirnya. Bagi arsitektur timur, firmitas, utilitas dan venustas juga merupakan faktor penting,
tetapi pada ketiga aspek tersebut akan ditambahkan oleh unsur-unsur dari budaya,agama
dan kepercayaan, baik pada proses konstruksi, fungsi dan tata ruang, dan juga pada
keindahannya.

Kita ambil saja sebagai contoh arsitektur di Indonesia. Romo Mangunwijaya memiliki konsep
guna dan citra yang dipergunakan sebagai konsep awal dalam merancang. Konsep guna
dan citra ini hampir sama dengan triloginya Vitruvius, hanya saja terdapat unsur-unsur
budaya, agama dan kepercayaan didalam guna dan citra.

Jika dibandingkan dengan teori Vitruvius maka guna bisa disamakan dengan firmitas dan
utilitas. Guna adalah hal-hal yang berhubungan dengan struktur dan fungsi dari bangunan.
Tetapi dalam pengertiannya, guna tidak hanya berhubungan dengan struktur dan fungsi,
guna juga berhubungan dengan keuntungan dan mamfaat yang bisa diberikan oleh karya
arsitektur kepada pengguna dan lingkungannya,guna juga berhubungan dengan
kemampuan suatu karya arsitektur memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada
pengguna dan lingkungannya. Sedangkan citra bisa disamakan dengan venustas tetapi
memiliki pengertian yang lebih luas, karena bukan hanya berhubungan dengan keindahan
saja, tetapi citra juga berhubungan dengan image dari bangunan maupun
pemilik/perancangnya. Citra juga menunjukkan tingkat spirituilitas dan derajat serta
martabat dari manusia.

Skema 2. Guna dan Citra

Selain dari teori guna dan citra, paradigma kosmologi dan mitologi juga menjadi dasar dalam
arsitektur Timur terutama Indonesia. Para “arsitek” tradisional sangat mementingkan “alam”
dan “Tuhan” atau “kepercayaan” dalam merancang suatu karya arsitektur yang tercermin
pada proses perancangan dan tentu saja pada hasilnya. Sebagai contoh bentukan meru

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
pada bangunan pura di Bali. Bentukan yang berrtingkat- tingkat tersebut adalah hasil dari
penyelarasan diri dengan alam, yaitu dari gunung Mahameru.

Gambar 1. Bentukan meru pada pura yang merupakan penyelarasan dengan gunung
Mahameru, sumber: http://www.trekearth.com/

Selain konsep penyelarasan dengan alam, proses-proses perancangan dan pembangunan


juga menggunakan ritual-ritual keagamaan dan kepercayaan yang sesuai dengan agama
dan kepercayaan atau kebudayaan setempat.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa orientasi arsitektur timur
adalah spiritual, mementingkan proses-proses perancangan dan pengaruh agama dan
budaya didalamnya.

Time Line / Lini Masa

Setelah mempelajari orientasi arsitektur barat dan timur, selanjutnya adalah mengenal
sejarah perkembangan arsitektur dunia dari masa pra sejarah hingga kini. Tujuannya
adalah selain untuk mengetahui arsitektur di masa lalu juga sebagai bentuk pembelajaran
untuk diterapkan dalam praktek arsitektur masa kini.

1. Arsitektur Pra Sejarah

Arsitektur sudah ada sejak jaman pra sejarah. Hal ini disebabkan karena aristektur adalah
sebagai solusi kebutuhan manusia. Sebagai jawaban dari kebutuhan manusia terhadap
tempat berlindung, maka arsitektur menjawabnya dengan hunian. Terdapat bukti pada masa
pra sejarah manusia sudah mampu membangun hunian bahkan sebuah “kampung”. Bukti
tersebut bisa kita lihat di Anatolia Turkey, sebuah “kampung” yang dinamakan catalhoyuk

Perkampungan ini menunjukkan peradaban yang lumayan maju pada masa itu. Bukti
ditemukan pada hunian yang dibangun dengan menggunakan material batu bata (yang
terbuat dari lumpur yang dikeringkan),dinding sudah di cat dan terdapat tikar sebagai alas di
lantai, beberapa furniture built in juga ditemukan, beberapa bangku dan rak-rak yang
melekat pada dinding, serta beberapa lubang penyimpanan hasil panen. Di perkampungan
ini juga sudah terdapat tempat ibadah atau kuil.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2.CatalHoyuk sebuah bukti perkampungan masa pra sejarah di
Anatolia,Turkey, sumber: www.acientanatolia.com

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Crouch, Dora P, Johnson, June G,2001, Tradition in Architecture:


Afrika,America,Asia and Oceania, Oxford University Press, New York.
2. Gartiwa, Marcus, 2011, Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan, Muara
Indah
3. Gossel, Peter, Leuthauser,Gabriele,1991, Architecture in the Twentieth Century,
Benedikt Taschen, Jerman
4. Kruft,Hanno-Walter, 1994, History of Architectural Theory, Princeton Architectural
Press, New York.
5. Moffet, Marian, Fazio,Michael and Wodehouse, Lawrence,2003, AWorld History of
Architecture, Laurence King Publishing Ltd, London, UK.
6. Nesbitt,Kat, 1996, Theorizing a new agenda for architecture, Princeton Architectural
Press, New York.
7. Snyder,James C dan Catanese,Anthony, J, 1984: Pengantar Arsitektur, Erlangga
8. Sudrajat, Iwan,Dr.Ir, 1999, Membangun Sistem Teori Arsitektur Nusantara;
Mengubah angan-angan menjadi kenyataan, Kumpulan Naskah Terbaik Lomba
Penulisan Teori Arsitektur, Arsitektur Unpar, Bandung.
9. Tschumi,Bernard, 1996, Architecture and Disjunction,MIT Press, London.
10. Venturi, Robert, 1977, Complexity and Contradiction In Architecture,MoMa New
York
11. Wahid,Julaihi dan Alamsyah,Bakti, 2013, Teori Arsitektur, Graha Ilmu.
12. Wijaya , Y.B Mangun,1988, Wastu Citra, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai