MODUL PERKULIAHAN
U002100010PAK
DAN ETIK UMB
TINDAK PIDANA
KORUPSI
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
kepemimpinan nasional. Korupsi bukan berarti tidak bisa diberantas, tetapi untuk itu butuh
sinergi, kerjasama dan komitmen.
Pada Era kemerdekaan, peraturan ini khusus mengatur pembrantasan korupsi, dalam
peraturan ini sudah memakai istilah korupsi sebagai perbuatan yang merugikan keuangan
dan perekonomian Negara. Dalam peraturan ini adanya pembagian korupsi dalam dua
perbuatan, yaitu:
a) Korupsi sebagai perbuatan pidana, yaitu kejahatan yang memperkaya diri sendiri
yang merugikan keuangan Negara dan penyelahgunaan jabatan (Psl 41 sd. 50).
b) Korupsi sebagai perbuatan lainnya, yaitu korupsi sebagai perbuatan bukan pidana
dengan mempergunakan modal dari masyarakat.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. UU No. 24 (PRP) tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi.
5. Tap. MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Setelah berakhirnya pemerintah Orde Baru dan lahir era Reformasi, maka MPR
mengeluarkan keketapannya yang memberi amanat untuk membentuk perundang-
undangan untuk mengawal pembangaun di era reformasi dan masalah korupsi yang
ditinggalkan oleh pemerintahan Suharto.
6. UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
8. UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 tahun 1999 tentang
Pembrantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pembrantasan korupsi perlu dilakukan dengan cara-cara yang luas biasa dimana
KPK diberikan kewanangan yang lebih besar daripada kepolisian dan kejaksaan. Diantara
kewenangan yang dimiliki KPK dan tidak dimiliki oleh kepolisian dan kejaksaan adalah
kewenangan melakukan penyadaban pembicaraan telepon, dapat melakukan supervise
bagi kepolisian dan kejaksaan dan dapat mengambil alih perkara korupsi yang ditangani
kepolisian dan kejaksaan apabila tidak mengalami perkembangan. Kewenangan KPK itu
juga ada batasnya yaitu perkara:
10. UU No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention Against
Corruption (UNCAC) 2003.
Beberapa hal baru yang diatur oleh UNCAC antara lain kerjasama hukum timbal
balik (mutual legal assistance), pertukaran nara pidana, korupsi dilingkungan swasta dan
pengembalian asset hasil kejahatan.
11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Peranserta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pembrantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Dalam peraturan ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan peran serta
masyarakat dlam melakukan pengaduan kepada pihak penegak hukum tentang
pembrantasan korupsi dengan cara memberikan penghargaan kepada masyarakat,
seperti:
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
c) Melakukan pengawasan lingkungan,
C. Gratifikasi
Lebih lanjut, Pasal 12 B ayat (1) Undang-Undang Nomor 31/1999 jo. Undang-
Undang No. 20/2001, menyatakan: “Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya”.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. penerimaan dalam penyelenggaraan pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis,
khitanan, dan potong gigi, atau upacara adat/agama lain dengan nilai paling banyak
Rp1.000.000,00;
3. Pemberian yang terkait dengan musibah atau bencana dengan nilai paling banyak
Rp1.000.000,00;
4. pemberian dari sesama pegawai pada acara pisah sambut, pensiun, promosi, dan
ulang tahun dalam bentuk selain uang paling banyak senilai Rp300.000,00 dengan
total pemberian Rp1.000.000,00 dalam satu tahun dari pemberi yang sama;
5. pemberian dari sesama rekan kerja dalam bentuk selain uang dengan nilai paling
banyak Rp200.000,00 dengan total pemberian Rp1.000.000,00 dalam satu tahun
dari pemberi yang sama.
7. pemberian atas prestasi akademis atau non akademis yang diikuti, dengan
menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan atau kompetisi yang
tidak terkait kedinasan;
10. Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan alat tulis serta sertifikat yang
diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop,
konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku umum;
11. penerimaan hadiah, beasiswa atau tunjangan baik berupa uang atau barang yang
ada kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh Pemerintah
atau pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
12. penerimaan yang diperoleh dari kompensasi atas profesi diluar kedinasan, yang
tidak terkait dengan tupoksi dari pejabat/pegawai, tidak memiliki konflik kepentingan,
dan tidak melanggar aturan atau kode etik internal instansi;
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
D. Tindak Pidana Korupsi
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
pembentukan, susunan organisasi, tata kerja dan pertanggung jawaban, tugas dan
wewenang serta keanggotaannya diatur dengan Undang-undang.
Undang-Undang ini dibentuk berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Undang-
Undang tersebut di atas. Pada saat sekarang pemberantasan tindak pidana korupsi
sudah dilaksanakan oleh berbagai institusi seperti kejaksaan dan kepolisian dan badan-
badan lain yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi, oleh karena itu
pengaturan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Undang-Undang ini
dilakukan secara berhati-hati agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dengan
berbagai instansi tersebut.
Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam melakukan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi meliputi tindak pidana korupsi yang: (a)
melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada
kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau
penyelenggara negara; (b) mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau
(c) menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Dengan pengaturan dalam Undang-Undang ini, Komisi Pemberantasan Korupsi:
1) dapat menyusun jaringan kerja (networking) yang kuat dan memperlakukan institusi
yang telah ada sebagai "counterpartner" yang kondusif sehingga pemberantasan korupsi
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif; 2) tidak memonopoli tugas dan wewenang
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan; 3) berfungsi sebagai pemicu dan
pemberdayaan institusi yang telah ada dalam pemberantasan korupsi (trigger
mechanism); 4) berfungsi untuk melakukan supervisi dan memantau institusi yang telah
ada, dan dalam keadaan tertentu dapat mengambil alih tugas dan wewenang
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan (superbody) yang sedang dilaksanakan oleh
kepolisian dan/atau kejaksaan.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. ketentuan tentang wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi yang dapat
melakukan tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap penyelenggara
negara, tanpa ada hambatan prosedur karena statusnya selaku pejabat negara;
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
ketentuan mengenai struktur organisasi Komisi Pemberantasan Korupsi diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan masyarakat luas tetap dapat ikut berpartisipasi dalam
aktivitas dan langkah-langkah yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, serta
pelaksanaan program kampanye publik dapat dilakukan secara sistematis dan konsisten,
sehingga kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi dapat diawasi oleh masyarakat luas.
Untuk mendukung kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi yang sangat luas dan
berat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, maka Komisi Pemberantasan
Korupsi perlu didukung oleh sumber keuangan yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Dalam UndangUndang ini, Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk
dan berkedudukan di ibukota negara, dan jika dipandang perlu sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, Komisi Pemberantasan Korupsi dapat membentuk perwakilan di daerah
provinsi. Dalam menjalankan tugas dan wewenang penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan, Komisi Pemberantasan Korupsi di samping mengikuti hukum acara yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juga
dalam Undang-Undang ini dimuat hukum acara tersendiri sebagai ketentuan khusus (lex
specialis).
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
E. Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
Untuk melengkapi dan mendalami tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
ini, berikut petikannya:
TENTANG
Pasal 3
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain
atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena
tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(Pasal 3)
Pasal 4
Pasal 5
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Pasal 6
Pasal 7
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap
Korporasi juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa:
a. pengumuman putusan hakim;
b. pembekuan sebagian atau seluruh kegiatan usaha Korporasi;
c. pencabutan izin usaha;
d. pembubaran dan/atau pelarangan Korporasi;
e. perampasan aset Korporasi untuk negara; dan/atau
f. pengambilalihan Korporasi oleh negara.
Pasal 8
Dalam hal harta terpidana tidak cukup untuk membayar pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5, pidana
denda tersebut diganti dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun 4 (empat) bulan.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
13 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pasal 9
(2) Dalam hal penjualan Harta Kekayaan milik Korporasi yang dirampas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, pidana
kurungan pengganti denda dijatuhkan terhadap Personil Pengendali
Korporasi dengan memperhitungkan denda yang telah dibayar.
Pasal 10
BAB III
TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Pasal 11
(1) Pejabat atau pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, hakim, dan
Setiap Orang yang memperoleh Dokumen atau keterangan dalam
rangka pelaksanaan tugasnya menurut Undang-Undang ini wajib
merahasiakan Dokumen atau keterangan tersebut, kecuali untuk
memenuhi kewajiban menurut Undang-Undang ini.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
pejabat atau pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, dan hakim
jika dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
14 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
(2) Ketentuan mengenai larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku untuk pemberian informasi kepada Lembaga Pengawas
dan Pengatur.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Dalam hal pejabat atau pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, atau
hakim, yang menangani perkara tindak pidana Pencucian Uang yang
sedang diperiksa, melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 83 ayat (1) dan/atau Pasal 85 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
15 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
David Wijaya. 2014. Pendidikan Antikorupsi: untuk Sekolah dan Perguruan Tinggi.
Jakarta. Indeks.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2018. Pendidikan Antikorupsi untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta.
Klitgaard, dkk. 2002. Penuntun Pembrantasan Korupsi Dalam Pemerintah Daerah.
Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Kurniawan, L (Pngent.) 2002. Menyingkap Korupsi di Daerah. Malang. Intrans.
Kurniawan. 2010. Akuntabiltas Publik: Sejarah, Pengertian, Dimensi dan Jenisnya.
Jakarta.
Nadapdap, Binoto. 2014. Korupsi belum Ada Matinya. Jakarta. Permata Aksara.
Nurdjana, Igm. 2010. Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi: Perspektif
Tegaknya Keadilan melawan Mafia Hukum. Pustaka Pelajar . Jokyakarta.
Piping Effrianto, Yuliansyah dan Suryo Cahyo Putro. 2014. Kiat-kiat terhindar dari Korupsi
pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Jakarta. Change Publication.
Pope, Jaremy. 2003. Strategy membrantas Korupsi. Jakarta Yayasan Obor
Supardi. 2016. Perambasan Harta Hasil Korupsi. Jakarta. Kencana.
Yanti Garnasih. 2015. Penegakan Hukum Anti Pencician Uang dan Masalah
Perkembangannya di Indonesia. Jakarta. Rajawali Indonesia.
Salahuddin, Anas. 2017. Pendidikan Anti Korupsi. Bandung.Pustaka Setia.
https://acch.kpk.go.id/id/jejak-pemberantasan/uu-30-tahun-2002-komisi-pemberantasan-
tindak-pidana-korupsi
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
16 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/