MODUL PERKULIAHAN
U002100010PAK
DAN ETIK UMB
KORUPSI PADA
SEKTOR PELAYANAN
PUBLIK
Secara praksis, dalam mekanisme pelayanan publik akan bertemu dua pelayan
dan yang dilayani. Dalam hal ini pelayan adalah pemerintah dan yang dilayani adalah
masyarakat. Oleh karena itu pada sektor pelayanan publik amat berpotensi terjadinya
penyalahgunaan wewenang, pemerasan, suap dan sogok dan seterusnya. Misalnya
dalam pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk), SIM (Surat Izin Mengemudi), pelayanan
pengurusan sertfikat tanah oleh BPN, dan lain-lain.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
mempertemnukan secara fisik kedua belah pihak sangat berguna dalam menciptakan
birikrasi pelayanan yang bersih.
Jika diungkapkan lebih spesifik, maka pelayan publik adalah berbagai layanan
yang disediakan oleh pemerintah guna melayani masyarakat secara luas. Pemerintah
berposisi sebagai pelayan sedangkan masyarakat berposisi yang dilayani.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Unsur-Unsur Pelayanan Publik
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu
kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan
penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan
kepada pihak yang membutuhkan layanan.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan. Jadwal dan durasi pelayanan juga
harus pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas dan tidak resah.
8. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir harus dirancang secara efisien, sehingga
akan dihasilkan formulir komposit (satu formulir yang dapat dipakai untuk berbagai
keperluan).
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin. Untuk menghindarkan terlalu seringnya
masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin harus ditetapkan selama
mungkin.
10. Kejelasan hak dan kewajiban providers dan curtomers. Hak-hak dan
kewajiban-kewajiban baik bagi providers maupun bagi customers harus
dirumuskan secara jelas, dan dilengkapi dengan sanksi serta ketentuan ganti rugi.
11. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan yang baik sedapat mungkin harus
menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul keluhan, maka harus
dirancang suatu mekanisme yang dapat memastikan bahwa keluhan tersebut
akan ditangani secara efektif sehingga permasalahan yang ada dapat segera
diselesaikan dengan baik.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Kepastian waktu, Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
c. Akurasi, Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
d. Keamanan, Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
g. Kemudahan akses, Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah bentuk
pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah baik yang berupa barang maupun jasa guna
memenuhi kebutuhan masyarakat ataupun dalam rangka pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dengan berpedoman pada asas dan prinsip pelayanan.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah (pelanggan) sejak awal hingga akhir.
5. Mampu berkomunikasi.
D. Etika Publik
Pelayanan publik berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 2009 yaitu kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Jadi, pelayanan publik merupakan usaha pemenuhan kebutuhan
masyarakat dari penyelenggara pelayanan publik.
Menurut Denhardt (dalam Keban, 2008: 168) etika pelayanan public diartikan
sebagai filsafat dan professional standart (kode etik), atau moral atau right rules of
conduct (aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi
pelayanan publik atau administrator publik. Definisi Denhardt tersebut menekankan etika
pelayanan publik sebagai kode etik.
Selain itu, Rohman, dkk (2010: 24) mendefinisikan bahwa etika pelayanan publik
adalah suatu cara dalam melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan
yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau norma yang mengatur tingkah laku
manusia yang dianggap baik. Definisi Rohman dkk tersebut menekankan penggunaan
nilai-nilai luhur dalam pelayanan publik.
Jadi, jelas bahwa etika pelayanan publik merupakan penggunaan nilai-nilai luhur
oleh seorang administrator dalam memberikan pelayanan publik.
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Urgensi Pelayanan Publik
Seperti yang telah saya jelaskan sedikit di atas, pelayanan publik di Indonesia
masih sangat rendah
Kultur birokrasi yang tidak kondusif yang telah lama mewarnai pola pikir birokrat
sejak era kolonial dahulu. Eksistensi PNS (ambtennar) merupakan jabatan terhormat
yang begitu dihargai tinggi dan diidolakan publik, khususnya jawa, sehingga filosofi PNS
sebagai pelayan publik (public servant) dalam arti riil menghadapi kendala untuk
direalisasikan
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Jaminan, pengetahuan, keramahtamahan, dan kemampuan untuk
memberikan kepercayaan dan keyakinan.
5. Empati, kepedulian dan perhatian khusus kepada pelanggan (pihak yang
membutuhkan pelayanan).
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Netralitas Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai abdi negara yang memiliki tugas pokok
pelayanan perlu memegang teguh netralitas, yaitu:
a. Pertama, sebagai pelaksana peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan
pemerintah.Untuk mengemban tugas ini, netralitas PNS
b. Kedua, melakukan fungsi manajemen pelayanan publik.Ukuran yang dipakai untuk
mengevaluasi peran ini adalah seberapa jauh masyarakat puas atas pelayanan
yang diberikan PNS
c. Ketiga, PNS harus mampu mengelola pemerintahan.Artinya pelayanan pada
pemerintah merupakan fungsi utama PNS.Setiap kebijakan yang diambil
pemerintah harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap PNS sehingga dapat
dilaksanakan dan disosialisasikan sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut
Setiap hari kita selalu bertemu dengan layanan publik, mulai dari bangun tidur,
menghidupkan lampu bertemu dengan layanan listrik oleh PLN, kemudian mandi pagi,
bertemu dengan layanan penyediaan air oleh PDAM, berangkat kerja melewati jalan raya,
bertemu dengan layanan infrastruktur jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum / Dinas
Pekerjaan Umum, demikian seterusnya dalam hampir seluruh aktivitas kita sehari-hari kita
selalu bersentuhan dengan pelayanan publik, baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam pelayanan publik yang kita hadapi sehari-hari tidak jarang kita bertemu dengan
pelayanan publik yang buruk, pada saat seperti inilah seringkali kita sebagai masyarakat
bingung, jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan pelayanan publik, kepada siapa
harus mengadu? Siapakah yang sebenarnya berhak untuk melakukan pengawasan
terhadap pelayanan publik?
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
berfungsi dengan baik, maka harus ada peran dari fungsi pengawasan level lanjutan,
yakni pengawasan eksternal.
Dalam hal ini artinya pengawasan langsung dilakukan oleh atasan langsung atau
kepala instansi penyelenggara pelayanan publik. Jika sebuah pelayanan publik
terdapat penyimpangan, maka sebenarnya yang harus bertanggung jawab atau
harus dicari terlebih dahulu guna dimintai penjelasan selain dari pelaksana
pelayanan publiknya sendiri adalah pimpinan instansi / atasan langsung dari
pelaksana pelayanan publik, hal ini tidak lepas dari kewajiban jabatan pimpinan
instansi pelayanan publik yang artinya penanggung jawab setiap penyelenggaraan
pelayanan publik di suatu instansi adalah pimpinan instansinya.
Selain pengawas internal, fungsi pengawasan dalam pelayanan publik juga dapat
dilaksanakan oleh pengawas eksternal, hal ini sesuai dengan Pasal 35 ayat (3) yang
menyatakan bahwa: Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan
melalui:
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
Salah satu tugas dan wewenang DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota adalah fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan, APBN/APBD, dan kebijakan pemerintah. Untuk itu dalam konteks pelayanan
publik yang notabene merupakan pelaksanaan kebijakan pemerintah, DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota juga mempunyai kewajiban untuk mengawasinya.
Salah satu komponen utama yang sangat penting dalam pelayanan publik adalah
pengawasan eksternal oleh masyarakat, hal ini mengingat pada akhirnya masyarakat jua
lah yang akan menerima pelayanan. Ketika masyarakat sudah sadar dan peduli akan hak
dan kewajibannya dalam mengawasi pelayanan publik, masukan dan saran bahkan
pengaduan masyarakat inilah yang akan membuat instansi penyelenggara pelayanan
publik terus melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap pelayanan publik yang
diselenggarakannya. Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
memperbaiki pelayanan publik dengan menyadari akan hak dan kewajibannya serta
membudayakan sifat kritis terhadap pelayanan publik yang diterimanya.
Keseluruhan fungsi kontrol dan pengawasan baik oleh pengawas internal maupun
eksternal dalam pelayanan publik ini harus dapat saling melengkapi dan bekerja sama
agar dapat berjalan dengan baik. Respon cepat dan tindak lanjut yang konkrit dari
penyelenggara layanan dan pengawas internal dalam penanganan keluhan atau
pengaduan masyarakat mutlak harus dilaksanakan, jika pengawasan internal belum
terlaksana dengan baik, maka DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota,
Ombudsman maupun masyarakat akan dengan cepat melaksanakan fungsinya sebagai
pengawas eksternal
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
• Barata, Atep. 2004. Dasar- dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex Media.
Komputindo.
• Kasmir. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
• Lewis, Carol W., and Stuart C. Gilman. 2005. The Ethics Challenge in Public
Service: A Problem-Solving Guide. Market Street, San Fransisco: Jossey-Bass.
• Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayanan. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
• Roth, Gabriel Joseph. 1926. The Privat Provision of Public Service in Developing
Country, Oxford University Press, Washington DC.
• Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
• Wikipedia. Pelayanan Publik. http//en.wikipedia.org/wiki/public_service
2021 PAK dan Etik UMB Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
13 Dr. Dadan Anugrah, M.Si. http://pbael.mercubuana.ac.id/