Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Sejarah
Arsitektur Dunia
Arsitektur Jepang

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Fakultas Teknik Teknik Arsitektur MK12001 Rahil Muhammad Hasbi

Abstract Kompetensi
Arsitektur Jepang memiliki arsitektur Mahasiswa memahami Arsitektur
tradisional yang bermacam ragam, hal
ini disebabkan oleh letak geografis dan Jepang secara menyeluruh
iklim (menghasilkan arsitektur yang
disesuaikan dengan iklim dan wilayah)
serta bencana alam yang sering terjadi
(masyarakat Jepang harus kreatif
dalam mendesain bangunan mereka
dalam rangka mengantisipasi bencana
alam).
Arsitektur Jepang
Arsitektur Pra-sejarah Jepang

Negara Jepang memiliki banyak ragam arsitektur. Hal ini disebabkan oleh letak geografis
yang menyebabkan perbedaan iklim dibeberapa wilayah dan juga Jepang merupakan
negara yang rawan bencana alam, gempa dan letusan gunung berapi, sehingga
mengharuskan warganya untuk kreatif dalam menghadapi persoalan tersebut.

Kondisi geografis Jepang membuat wilayah jepang dapat dibagi 2 berdasarkan iklimnya,
dimana wilayah utara Hokkaido memiliki 4 musim degan musim dingin yang panjang dan
bagian selatan yang beriklim subtropical lembab. Hal ini menyebabkan arsitektur dibagian
utara dan selatan berbeda yang disesuaikan dengan iklim.

Selain dari faktor dari dalam seperti yang telah disebutkan diatas, terdapat juga faktor-faktor
pengaruh dari luar seperti misalnya pengaruh-pengaruh dari arsitektur luar yang masuk ke
Jepang, terutama pengaruh dari arsitektur Cina.

Seperti halnya arsitektur lainnya di Asia, arsitektur Jepang juga sangat dipengaruhi oleh
Alam, agama dan kepercayaan.

Alam sangat mempengaruhi cara masyarakat Jepang dalam membangun, selain karena
wilayah ini rawan bencana, masyarakat Jepang juga memamfaatkan material alam untuk
hunian mereka, sehingga rumah tradsional Jepang banyak yan terbuat dari material tanah,
kayu dan jerami.

Kepercayaan dan agama di Jepang juga ikut mempengaruhi cara masyarakat Jepang
membangun, terdapat 2 agama besar di Jepang yaitu Shinto dan Budha. Agama Shinto
merupakan kepercayaan masyarakat Jepang yang sudah ada sejak dahulu sebelum agama
Budha datang ke Cina melalui Korea. Agama dan kepercayaan ini banyak mempengaruhi
arsitektur religius dari masyarakat Jepang yang juga nantinya akan mempengaruhi arsitektur
sehari-hari dan bahkan menjadi inspirasi bagi para arsitek modern dan beberapa gaya dari
arsitektur modern.

Arsitektur Jepang Pre Historic

Seperti kebanyakan arsitektur lainnya di Asia, arsitektur Jepang pada masa pre historic
merupakan hasil dari kerjasama yang baik dengan alam sekitarnya. Selain dari
memamfaatkan apa yang sudah ada dari alam seperti penggunaan material setempat,
memamfaatkan alam dalam arsitektur juga mampu menciptakan lingkungan yang nyaman
bagi penghuni sesuai dengan keadaan alam setempat (letak geografis, suhu dan iklim, dll)
tanpa harus menambahkan elemen-elemen buatan manusia lainnya seperti yang banyak
kita lakukan pada masa sekarang ini.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Rumah Tradisional Jepang pada masa pre historic. Sumber gambar : (Kiri)
http://en.wikipedia.org/wiki/File:YoshinogariDwellings.jpg (kanan) http://heritageofjapan.wordpress.com/following-the-trail-of-
tumuli/rebellion-in-kyushu-and-the-rise-of-royal-estates/village-settlement-patterns-the-homestead-emerges/the-kamado-stove-
innovation-improves-home-life/

Seperti yang terlihat pada gambar 1. Rumah tradisional jepang, hampir mirip dengan rumah
tradisional Cina yang memamfaatkan tanah sebagai dinding (dinding dari tanah memiliki
keuntungan jika hunian berada didaerah dengan 4 musim, karena tanah memiliki sifat
hangat dikala musim dingin dan,dingin ketika musim panas) atap miring yang hampir
menutupi bangunan rumah,- hal ini kemungkinan disebabkan untuk menghindari salju yang
menumpuk diatas atap dan langsung jatuh ke tanah,- terdapat juga kayu-kayu penahan atap
yang berfungsi untuk menahan atap ketika badai dan angin kencang (Jepang dikenal
sebagai wilayah yang rawan bencana, termasuk gempa dan angin topan).

Bisa dilihat, dari segi bentuk, material dan ornamen yang dimiliki oleh rumah ini sudah
disesuaikan dengan sifat-sifat alam yang berada didaerah tersebut sehingga jika pun terjadi
bencana, kerugian dapat diminimalisir karena rumah/hunian sudah dipersiapkan untuk
menghadapi sifat-sifat alam.

Akar dari arsitektur atau khususnya hunian di Jepang, bisa ditemukan pada arsitektur
lumbung. Jepang merupakan negara agraris. Di masa lalu, lumbung merupakan bangunan
yang lebih penting daripada hunian. Hal ini disebabkan karena lumbung berfugsi untuk
menyimpan benih dan dan bahan makanan. Lumbung dirancang dengan sedemikian rupa
untuk menjaga isinya agar tetap awet dalam jangka waktu yang lama.

Lumbung dibangun seperti rumah panggung untuk menghindari kelembaban dan serangan
hewan pengerat yang dapat merusak benih dan bahan makanan. Arsitektur lumbung juga
dirancang untuk mengantisipasi bencana alam, bentuk rumah panggung sangat fleksibel
untuk daerah rawan gempa, dan ornamen penahan atap dirancang untuk menahan atap
ketika bencana angin topan datang. Atap yang miring dan tebal untuk mengantisipasi
penumpukan salju dan air hujan agar segera jauh ketanah sehingga jerami sebagai bahan
material atap tidak lembab.

Arsitektur kuil Shinto juga diperkirakan berakar dari arsitektur lumbung ini.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2. Lumbung di Jepang. Sumber gambar : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Toro1.jpg

Arsitektur Kota Jepang Kuno

Arsitektur Kota Jepang kuno mirip dengan arsitektur kota kuno di Cina. Contohnya adalah
Kota heijo didekat kota Nara yang rancangannya mirip dengan kota Chang An di Cina.
Penataan kota dengan sistem hirarki menjadi konsep dalam perancangan kota ini. Kota
diatur dengan pola grid berbentuk bujur sangkar dimana garis-garis batas dari bujur sangkar
dijadikan sebagai jalur sirkulasi kota. Terdapat pintu masuk utama dibagian tengah sisi
bawah (utara) dari kota yang lurus menuju ke Istana yang terletak dibagian tengah sisi atas
(selatan). Bangunan atau lahan yang berada dekat dengan istana adalah bangunan-
bangunan atau lahan yang memiliki fungsi yan penting didalam kota ini.

Bedanya kota Heijo dengan kota Chang An adalah di kota Heijo terdapat pertambahan kota
pada sisi kiri dari kota (bagian timur kota) yang disebut dengan bagian luar dari kota (outer
capital).Kota ini dihuni sejak tahun 710-784 M dengan jumlah penduduk sekitar 200 ribu
orang.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.Kota Heijo Sumber gambar :
http://aytch.mnsu.edu/URBS110/Asia/Japan/Heijo%20(Nara%20capital).jpg

Contoh kota lainnya dengan penataan kota yang hampir sama adala kota Heian (kyoto
sekarang). Perbedaanya kota Heian secara keseluruhan berbentuk persegi panjang dengan
pola grid.

Gambar 4 .Kota Heian Sumber gambar :


http://aytch.mnsu.edu/URBS110/Asia/Japan/Heian%20plan.jpg

Kota ini mulai didiami dari tahun 794, kota ini memiliki jalur utama yang lurus menuju istana,
sama dengan jalan di kota Heijo Istana dikelilingi oleh dinding dan pintu masuk istana

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
berada ditengah sejajar dengan jalan utama. Fasiltas lainnya adalah terdapat pasar disisi
barat dan timur.

Kota Heian berubah menjadi kota Kyoto sekarang. Pola kota lama sudah hilang karena tidak
dilestarikan, sehingga jejak pola kota Heian di kota Kyoto sekarang sedikit sulit untuk
ditemukan

Arsitektur Jepang

Seperti yang telah disebutkan diatas,Jepang memiliki berbagai macam ragam jenis
arsitektur. Hal ini disebabkan oleh keadaan alam yang ekstrim dan rawan bencana terutama
gempa dan angin topan sehingga masyarakat Jepang harus terus menerus membangun
dan memperbaharui lingkungan mereka. Proses ini telah berhasil menciptakan lingkungan
yang positif dalam berkreasi dan menciptakan atau mendesain hal-hal yang baru.

Selain dari factor-faktor alami, pengaruh dari Negara luar juga ikut memperkaya arsitektur
Jepang seperti contohnya pengaruh dari agama Budha yang datang dari Cina pada masa
pemerintahan Raja Asoka (abad 6 M). pengaruh datangnya agama baru ini sangat terlihat
pada arsitektur kuil-kuil budhis, yang jika dilihat hampir mirip dengan kuil-kuil yang ada di
Cina. Walaupun begitu,sebelum pengaruh dari agama Budha datang ke Jepang,
masyarakat Jepang cukup lama mempertahankan arsitektur tradisional mereka yang
termasuk didalamnya kuil Shinto dan rumah rakyat (Minka)

Rumah Tradisional Jepang

umber gambarhttp://www.jnto.go.jp/eng/indepth/cultural/experience/a.html
:

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Negara jepang memiliki banyak jenis rumah tradisional. Hal ini disebabkan oleh wilayah
Jepang yang memiliki keadaan iklim yang berbeda-beda, sehingga rumah/hunian yang
dibangun disesuaikan dengan keadaan alam setempat terutama iklim. Selain iklim mata
pencaharian penduduk dan status kedudukan seseorang didalam masyarakat juga
mempengaruhi bentuk dari rumah tradisional Jepang.

Minka merupakan salah satu jenis rumah tradisional Jepang. Minka berarti rumah rakyat.
Arsitektur rumah minka ini banyak jenisnya yang disesuaikan dengan keadaan alam dan
sosial masyarakat penghuninya. Meski berbeda-beda, minka merupakan rumah tradisional
yang dipergunakan dihampir seluruh lapisan masyarakat Jepang termasuk kepala desa,
masyarakat kelas menengah keatas hingga pendeta Shinto (Cooper, 2009).

Seperti bangunan lainya di Jepang, minka merupakan rumah tradisional yang dibangun
dengan melibatkan alam dalam proses pembangunannya termasuk material yang
dipergunakan yaitu, kayu, tanah dan jerami. Konstruksi rumah ini merupakan konstruksi
kayu yang rentan rusak karena gempa, tetapi sangat mudah untuk dibangun kembali.

Bentuk rumah ini disesuaikan dengan keadaan iklim dan kegiatan penghuni. Didaerah yang
bersalju rumah ini biasanya memiliki atap jerami yang tebal (agar ruangan didalam lebih
hangat) dan miring hingga hampir menyentuh tanah. Hal ini dilakukan agar salju tidak
menumpuk diatap. Sedangkan didaerah yang tidak terlalu dingin atap jerami yang dipakai
lebih tipis.

Gambar 6 . Rumah minka tipe Gasshō-zukuri dan Nouka di Gokoyama Sumber gambar : (kiri)
http://en.wikipedia.org/wiki/Minka (kanan) http://japansheartandculture.blogspot.com/

Kebanyakan masyarakat Jepang adalah petani dan memiliki ternak, sehingga dapat
ditemukan pada rumah minka ini kandang ternak yang terdapat didalam rumah. Dapur
biasanya berada ditengah,hal ini juga berfungsi untuk menghangatkan rumah ketika musim

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
dingin. Bahan penutup lantai yang dipergunakan pada rumah ini biasanya adalah kayu,
bambu atau tanah.

Gambar 7 . Kandang ternak yang menyatu


dengan rumah dan letak dapur yang berada
ditengah rumah Sumber gambar :
http://www.pinterest.com/miramudder/minka/

Salah satu contoh dari rumah minka ini adalah adalah Gassho yang ada di Gifu, Shirakawa.
Daerah ini merupakan daerah yang dipenuhi oleh salju. Penduduk didaerah ini sebagian
besar merupakan petani mulberry dan ulat sutra. Iklim yg ekstrim (terutama salju) dan mata
penaharian dari penduduk daerah ini mempengaruhi bentuk dan pola ruang rumah Gassho
ini. Rumah ini mengakomodasi penduduk yang mata pencahaiannya sebagai peternak ulat
sutra dengan menyediakan ruangn dibawah atap untuk memelihara ulat sutra. Untuk
menyesuaikan diri dengan iklim, atap dibuat miring dengan material jerami yang tebal.
Biasanya rumah ini memiliki luasan yg besar, material lantai merupakan tikar woven diatas
tanah, tetapi sekarang lantainya sudah mulai ditinggikan, terutama yang berada di ruang
tidur, nando dan zashiki. Rumah ini memiliki ruang yang disebut dengan Hiroma yang
memiliki sliding door dan lantai dari material bambu.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Tipe rumah tradisional lainnya adalah machiya yaitu rumah yang desainnya berkembang
pada masa pemerintahan Edo.

Gambar 8 .Suasana kota Nara Sumber gambar :


http://aytch.mnsu.edu/URBS110/Asia/Japan/Commoner's%20dwellings.jpg

Pada masa pemerintahan Edo, masyarakat yang tinggal dikota tinggal rumah yg fungsinya
sebagai tempat bisnis dan rumah yg dikenal dengan machiya. Rumah yg menghadap
kejalan, memiliki bukaan jendela, yang diletakkan lebih tinggi dari pandangan manusia dan
pintu yang ditutupi oleh kain/tirai, hal ini dilakukan untuk menjaga privasi pemilik rumah.
Perumahan ini disusun dengan membentuk blok yg disebut dengan machi.

Gambar 9 . Tipe atap rumah minka Sumber


gambarhttp://www.jnto.go.jp/eng/indepth/cultural/experience/a.html :

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Arsitektur Kuil Jepang

Berdasarkan Kepercayaan dan agama masyarakat Jepang, arsitektur kuil Jepang akan
dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Kuil Shinto

Arsitektur Kuil Shinto merupakan arsitektur yg sederhana tetapi tetap indah. Kuil
Shinto yang paling sering dikenal adalah kuil Ise.

Gambar 10 .Kuil Shinto Sumber gambar : http://en.wikipedia.org/wiki/Ise_Grand_Shrine

Kuil Shinto ini dibagi menjadi 2 yaitu kuil Geku dan Toyouke. Keduanya memiliki
layout yang sama. Dikelilingi oleh pagar yang berbentuk segiempat dengan gerbang
pintu masuk yang dinamakan Torii. Kuil diletakkan secara simetris ditengah garis
axis. Dibagian tengah adalah kuil utama dan diapit oleh treasure houses di bagian
timur dan barat. Setiap detail memiliki makna dan fungsi. Sebagai contoh balok kayu
diatas atap pelana yg berfungsi sebagai penahan atap ketika badai tetapi juga indah
sebagai dekoras

Gambar 11.Setiap bagian dari kuil ini memiliki fungsi bagi bangunannya Sumber gambar :
http://en.wikipedia.org/wiki/Ise_Grand_Shrine

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Kuil ini merupakan tempat yang sakral. Hanya para pendeta dan anggota kerajaan
yang boleh memasuki komplek kuil ini.

Masyarakat Jepang memiliki budaya untuk selalu memperbaharui bangunannya,


begitu juga dengan kuil Shinto ini, kuil ini akan dibangun kembali setiap 20 tahun
sekali.

Gambar 12 peremajaan kuil akan dilakukana 20 tahun sekali. Kuil baru akan dibangun didekat kuil yang lama.
Sumber gambar : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ise_Shrine_Naiku_1953-8-26_cropped.jpg

Gambar 13 Toori gate, gerbang kuil Ise Sumber gambar :


http://aytch.mnsu.edu/URBS110/Asia/Japan/Torii%20Gate.jpg

b. Kuil Budha

Seperti yangtelah disebutkan diatas, kuil Budha di Jepang banyak mendapat


pengaruh dari Cina. Arsitektur kuil ini datang dari Cina tetapi kemudian beradaptasi

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
dan berasimilasi dengan arsitektur Jepang yang menghasilkan arsitektur kuil-Budha
Jepang yang memiliki beberapa perbedaan dengan yang ada di Cina.

Di Jepang arsitektur kuil Budha ini disebut dengan kudara shiki shichi-do garan (kuil
dengan 7 aula) :

❖ Pagoda (butto)

❖ Aula utama (golden hall/kon-do)

❖ Aula pertemuan (kodo)

❖ Menara lonceng(Shuro)

❖ Penyimpanan sutra (Kyozo)

❖ Asrama/tempat biarawan menginap (sobo)

❖ Aula makan (jikido)

Gambar 14.Kuil Horyuji. Sumber gambar : http://quizlet.com/11116895/japan-before-1333-


flash-cards/

Sebagai contohnya adalaha Horyuji temple(670-714 M) merupakan salah satu arsitektur kuil
Jepang yang mendapat pengaruh dari Cina. Kuil ini dibangun didalam sebuah kawasan
yang berbentuk courtyard yang terbentuk dari koridor yang mengelilingi kuil. Terdapat
sebuah gerbang yang dinamakan dengan chumon. Konsep garis axial masih dipergunakan,

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
tetapi bentuk yang simetris diubah menjadi lebih dinamis. Pagoda yang tinggi diimbangi oleh
golden hall (kondo) yang lebih besar tetapi lebih rendah dari pagoda,

Gambar 15 Pagoda Horyuji dan Golden Hall yg diletakkan berdampingan untuk sebuah keseimbangan. Sumber
gambar : http://japanvisitor.blogspot.com/2009/01/horyuji-temple-nara.html

Gambar 16 Kuil Todaiji. Sumber gambar : http://www.gorden.us/archpaper.html

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Kuil lainnya adalah Todaiji. Todaiji merupak pagoda yang lebih besar lagi darpada horyuji.
Dibangun pada abad ke 8 di sebuah komplek biara di Nara, Todaiji terdiri dari 2 pagoda 7
lantai yang mendampingi golden hall dan kondo diletakkan sejajar

Gambar 17 Macam-macam tipe kuil budhis di Jepang sumber gambar :


http://dc416.4shared.com/doc/dv_REYJC/preview.html

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Selain dari kuil pagoda terdapa juga kuil Katsura bagi penganut Zen Budhist. Kuil Katsura
(1616-1660) dibangun sebagai tempat untuk perenungan dan refleksi . Hal ini terlihat pada
landscape dan arsitekturnya yg mengesankan ketenangan dan kedamaian.

Gambar 18 Kuil Katsura. Sumber gambar : http://www.japan-guide.com/e/e3914.html

Gambar 19 Dinding yang fleksibel menciptakan ruang yg fleksibel . Sumber gambar : http://www.japan-
guide.com/e/e3914.html

Kuil ini memiliki desain yang menenangkan, terutama pada penataan landscape dan
hubungan landscape dengan ruang dalam.dinding pada ruang dalam diciptakan fleksibel
sehingga ruangan bisa dibuka dan ditutup. Hal ini juga menciptakan hubungan antar ruang
seta luasan ruang yang fleksibel bisa diperkecil atau diperbesar.Denah dari kuil ini irregular
tetapi tetap diatur polanya oleh tatami (Elemen lantai yang dianyam dengan luasan tertentu).

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 20 Ryo-anji dry garden . Sumber gambar : http://en.wikipedia.org/wiki/Ry%C5%8Dan-ji

Hal yg paling menarik adalah taman pada kuil ini. Taman-taman yang ada pada kuil katsura
biasanya didesain dengan konsep berdasarkan bentukan alam. Konsep minimalis juga
terdapat pada desain taman pada kuil katsura ini. Seperti yang terlihat pada gambar diatas
taman ini didesain dengan minimal tetapi memiliki makna yg maksimal. Arsitektur kuil ini
menjadi inspirasi bagi para arsitektur modern minimalis

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Cooper, Graham, 2009, Project Japan : Architecture and Art Media Edo to Now, The
Image Publishing Group Pty Ltd, Australia
2. Crouch, Dora P, Johnson, June G,2001, Tradition in Architecture:
Afrika,America,Asia and Oceania, Oxford University Press, New York.
3. Gartiwa, Marcus, 2011, Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan, Muara
Indah
4. Kruft,Hanno-Walter, 1994, History of Architectural Theory, Princeton Architectural
Press, New York.
5. Moffet, Marian, Fazio,Michael and Wodehouse, Lawrence,2003, A World History of
Architecture, Laurence King Publishing Ltd, London, UK.
6. Snyder,James C dan Catanese,Anthony, J, 1984: Pengantar Arsitektur, Erlangga
7. Wahid,Julaihi dan Alamsyah,Bakti, 2013, Teori Arsitektur, Graha Ilmu.
8. Wijaya , Y.B Mangun,1988, Wastu Citra, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
9. http://depts.washington.edu

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai