Anda di halaman 1dari 47

TOKOH ARSITEK TERKENAL BESERTA

CONTOH KARYANYA DI ARSITEKTUR

KOLONIAL DAN MODERN

Dibuat oleh :

ANGELINA CLAUDYA AYUMI PRICILIA 03420230023

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang tokoh arsitek terkenal beserta karyanya dalam arsitektur colonial

dan arsitektur modern.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu

saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan

tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang tokoh arsitek terkenal beserta

karyanya dalam arsitektur colonial dan arsitektur modern ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jumat, 22 Maret 2024

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 2


Bab I

Pendahuluan

A. Sejarah Arsitektur Kolonial

Selama penjajahan Eropa di berbagai belahan dunia, terutama pada abad

ke-15 hingga ke-20, arsitektur kolonial dimulai. Pada awalnya, bangsa-bangsa

kolonial seperti Spanyol, Portugal, Inggris, Belanda, dan Prancis membangun

bangunan kolonial untuk tujuan administratif, perdagangan, dan keagamaan.

Bangsa-bangsa ini membawa gaya arsitektur Eropa ke wilayah jajahannya,

yang menghasilkan arsitektur kolonial yang menggabungkan elemen-elemen

arsitektur Eropa dengan gaya lokal. Contohnya, arsitektur kolonial di Amerika

Latin sering kali menggabungkan gaya Eropa dengan elemen lokal.

Dengan waktu, arsitektur kolonial berkembang dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan dan budaya lokal. Sederhana dan lebih dekat dengan

kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, arsitektur kolonial mencerminkan

kekuasaan dan kemegahan bangsa penjajah di beberapa tempat. Di tempat lain,

arsitektur kolonial mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.

Banyak negara kolonial mengalami peningkatan nasionalisme pada abad ke-19

dan awal abad ke-20, yang menyebabkan munculnya bangunan yang

menghormati identitas dan kebangsaan lokal.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 3


B. Sejarah Arsitektur Modern

Arsitektur modern dimulai pada awal abad ke-20 oleh arsitek seperti Le

Corbusier, Walter Gropius, dan Mies van der Rohe, sebagai reaksi terhadap gaya

arsitektur tradisional dan historis yang dianggap sudah ketinggalan zaman pada

akhir abad ke-19. Gerakan ini diilhami oleh pemikiran filosofis, perubahan

sosial, dan kemajuan teknologi, terutama dalam revolusi industri.

Fokus gerakan ini adalah pada penggunaan dan kesederhanaan material baru

seperti kaca, beton, dan baja. Dengan berbagai variasi lokal, arsitektur modern

diadopsi di berbagai negara di seluruh dunia. Pencakar langit, gedung

perkantoran, pusat perbelanjaan, dan rumah-rumah modern telah menjadi ikon

perkotaan di banyak kota besar di seluruh dunia. Gerakan postmodernisme

muncul sebagai tanggapan terhadap ketidakpuasan terhadap pada akhir abad ke-

20. Setelah itu, dengan menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kesulitan masa

kini, berbagai aliran arsitektur baru seperti arsitektur kontemporer, arsitektur

organik, dan arsitektur berkelanjutan mulai muncul.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 4


Bab II

Pembahasan

1. Arsitektur Kolonial

Tokoh-tokoh arsitek terkenal dan karya-karya terkenal mereka dalam

konteks arsitektur kolonial :

A. C.P. WOLF SCHOEMAKER

Mr. Charles Prosper Wolff Schoemaker lahir di Banyubiru pada

tahun 1882 dan mulai bekerja sebagai insinyur di militer. Schoemaker

kemudian bekerja di Bandung di Algemeen Ingenieur

Architectenbureau.

Ada banyak bangunan yang menjadi ikon kota Bandung berkat

karyanya, seperti Gedung Asia Afrika, Villa Isola, Aula Barat-Timur

ITB, Gedung PLN, Gereja Katedral di Jalan Merdeka, Gereja Bethel di

Jalan Wastukencana, Masjid Cipaganti, Bioskop Majestic, Villa Merah,

dan Hotel Preanger. Tahun 1922, Schoemaker diangkat sebagai profesor

di Technische Hogeschool Bandoeng (disebut TH, sekarang ITB-red)

dengan Ir. Soekarno sebagai salah satu mahasiswanya. Selama

hidupnya, dia banyak melakukan penelitian ilmiah tentang karya

arsitektur vernakular di Jawa. Selain itu, dia menimba ilmu arsitektur di

Amerika Serikat dari Frank Lyoid Wright, salah satu arsitek terkenal di

dunia. Schoemaker meninggal pada 1949 dan dimakamkan di Erevel

Pandu, Bandung (www.itb.ac.id 2009).

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 5


a) Arsitektur Kolonial Karya Arsitektur CP. Wolf Schoemaker di

Bandung

Gambar 1. Villa Merah

Sumber : https://pakejmurahlawatanbandung.blogspot.com/

Schoemaker berusaha memadukan elemen budaya timur dan

barat dalam rancangannya. Bangunan villa Mrah di Jl. Tamansari

menunjukkan ciri-ciri budaya timur, seperti bentuk atap yang

dominan seperti rumah tradisional Indonesia dengan kemiringan

yang tinggi, serta material yang digunakan pada atap (sirap) dan

dinding (batu bata). Satuan Kekayaan dan Dana dan Ikatan Alumni

ITB saat ini menempati kantor di gedung ini. Schoemaker selalu

menggunakan elemen budaya timur atau lokal dalam desainannya,

seperti halnya menggunakan atap yang menjulang tinggi, yang mirip

dengan rumah tradisional Indonesia. Selain itu, Schoemaker

menggunakan kosmologi Jawa dalam desain karyanya, seperti yang

terlihat pada pembangunan Villa Isola yang terletak di dekat gunung

Tangkuban Parahu. Menurut filsafat landscape Jawa tradisional,

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 6


bangunan dan lingkungannya diorientasikan secara kosmis ke arah

sesuatu yang dianggap sakral.

Gambar 2. Villa Isola

Sumber : https://www.tripadvisor.co.uk/

b) Gedung Merdeka

Gambar 3. Gedung Merdeka

Sumber : https://cda.1001malam.com/

Salah satu bangunan bersejarah di pusat kota Bandung

adalah Gedung Merdeka. Konferensi Asia Afrika berlangsung dari

18 hingga 24 April 1955 di Gedung Merdeka. Pada tahun 1956–

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 7


1959, itu juga digunakan sebagai Sekretariat Konstituante dan

tempat sidang-sidang.

Kantor Badan Perancang Nasional, Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1960-1965,

Konferensi Islam Asia-Afrika tahun 1965, dan pertemuan lain di

tingkat nasional dan internasional.

Gedung ini awalnya adalah bangunan sederhana yang

didirikan pada tahun 1895 dan berfungsi sebagai warung kopi.

karena semakin banyak orang Eropa, terutama orang Belanda, yang

tinggal di kota Bandung. Ditambah dengan semakin meningkatnya

kegiatan ekonomi seperti perkebunan, industri, dan pemerintahan,

diperlukan tempat rekreasi yang sesuai dengan budayanya.

Kebutuhan rekreasi ini terpenuhi dengan gedung-gedung yang

sering diperbarui dan semakin lama semakin diperluas untuk

memenuhi permintaan.

B. Henri Maclaine Pont

Henri MacLaine Pont adalah arsitek populer nomor enam di Hindia

Belanda pada paruh pertama abad ke-20. Lahir di Meester Cornelis

(Jatinegara), 21 Juni 1885, dan meninggal di Den Haag, 2 Desember

1971, pada usia 86 tahun. Ia berasal dari orang Buru dari garis ibunya,

sementara dari garis ayahnya berasal dari Skotlandia, Spanyol, dan

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 8


Huguenot (Perancis). Ia mendapatkan pendidikan arsitektur dari Institut

Teknologi Delft (TH Delft) di Belanda.

Ia kembali ke Hindia Belanda setelah lulus dan mendirikan

perusahaan perancangan bangunan. Pada awalnya, idenya adalah

mengubah gaya konstruksi Eropa untuk iklim tropika yang lembap, suhu

tinggi, dan curah hujan tinggi. Namun, pengalamannya menangani

berbagai bangunan candi (terutama di Trowulan) mendorongnya untuk

mengubah ide menjadi berusaha memodernisasi konsep bangunan

tradisional lokal Hindia (Indonesia) yang dikenal sebagai gaya indisch.

Pada abad ketiga puluh, Maclaine Pont tertarik dengan arsitektur

percandian di Jawa. Pendeskripsiannya tentang tata kota Trowulan, ibu

kota Majapahit, mungkin kontribusi terbesarnya untuk arkeologi

Indonesia. Sejak 1921, ia telah terlibat dalam penggalian, atau

ekskavasi, di tempat itu. Dia juga membuat rencana tentang bagaimana

Trowulan dapat dianggap sebagai ibu kota kerajaan kuno. Museum dan

Pusat Penelitian Arkeologi Trowulan didirikan pada tahun 1925.

Ia sempat dimasukkan ke kamp interniran di Bandung (Cimahi)

ketika Jepang menduduki Hindia Belanda. Karena kondisi kesehatannya

yang buruk, ia awalnya dikirim ke Australia pada tahun 1945. Ia diminta

untuk menjadi guru besar di ITB setelah Proklamasi Kemerdekaan,

tetapi posisi itu dihapus ketika ia datang 1946. Ia marah dan pindah ke

Belanda dan tinggal di Den Haag hingga akhir hayatnya.

Berikut adalah hasil karya dari Maclaine Pont :

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 9


a) Universitas Pancasakti

Gambar 4. Universitas Pancasakti

Sumber : https://infotegal.com/

Banyak rumah di Jawa Tengah yang berasal dari era kolonial.

Bangunan-bangunan ini memiliki gaya yang berbeda. Ada yang

sangat sederhana, dan ada yang sangat rumit. Selain itu, beberapa

bangunan ini dirancang oleh arsitek terkenal. Henri Maclaine Pont

adalah arsitek terkenal yang karya-karyanya tersebar di seluruh

pulau Jawa. Salah satu bangunan terkenalnya di Tegal, di Jalan

Pancasila Nomor II, adalah Bangunan Universitas Pancasakti. Jawa

Tengah.

Sampai saat ini, bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan

perkuliahan yang diselenggarakan oleh Universitas Pancasakti.

Kantor Cheribon Stoomtrammaatschappij di Semarang dulunya

dibangun oleh arsitek Henri Maclaine Pont pada tahun 1910.

Bangunan ini dirancang dalam gaya modern dengan bentuk kubus,

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 10


gabel horisontal, dan atap datar dengan warna putih yang dominan.

Bangunan ini telah digunakan sejak tahun 1980.

b) Institut Teknologi Bandung

Gambar 5. Institut Teknologi Bandung

Sumber : https://www.itb.ac.id/

Apakah Anda tahu siapa yang pertama kali merancang

bangunan ITB?

Itu dilakukan oleh Henri MacLaine Pont. Bangunan ITB

adalah salah satu dari keempat bangunan di Indonesia yang telah

dirancang dan masih berfungsi. Ini menunjukkan perkembangan

seni arsitektur Indisch, yang memadukan elemen nusantara ke dalam

gaya arsitektur barat. Ini terlihat jelas pada bentuk atap Aula Barat

dan Aula Timur ITB, yang merupakan dua bangunan asli di kampus

ITB. Arsitektur Indisch dipandang unik dan indah karena

memadukan fungsi dan estetika.

Meskipun didasarkan pada kebudayaan barat, bangunan

India dapat beradaptasi dengan iklim tropis yang lembab, curah

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 11


hujan, dan banyak cahaya matahari. Meskipun bangunan MacLaine

Pont indah, kisah hidupnya tidak.

C. Herman Thomas Karsten

Seorang arsitek bernama Herman Thomas Karsten berasal dari

keluarga yang terdidik di Amsterdam, Belanda. Ia belajar arsitektur di

Sekolah Tinggi Teknik Delft dan lulus pada tahun 1909. Ia adalah

anggota organisasi yang cukup aktif di kampus. Ia meninggalkan

Belanda untuk pergi ke Indonesia pada tahun 1914. Ia pergi atas

undangan temannya, Maclaine Pont, yang memiliki biro arsitektur di

Semarang yang akhirnya dibeli oleh Herman Thomas Karsten. Karena

itu, Karsten mulai merancang gedung di Indonesia, terutama di

Semarang. Nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan

hidup menjadi ciri khas karya arsitektur Karsten. Dalam merancang

bangunan, ia juga mempertimbangkan iklim tropis Indonesia.

Berikut adalah hasil karya-karya dari Herman Thomas Karsten :

a) Pasar Johar

Gambar 6. Pasar Johar

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 12


Sumber : https://salsawisata.com/

Pasar Johar adalah salah satu pasar terbesar di Semarang, dan

beberapa bahkan mengatakan bahwa itu adalah pasar terbesar di Asia

Tenggara. Sayangnya, kebakaran besar terjadi pada bulan Mei 2015.

Kawasan Pasar Johar saat ini sedang dibangun ulang.

Pasar Johar dianggap memiliki desain arsitektur yang luar

biasa yang mempertimbangkan banyak aspek sosial sebelum

kebakaran. Desain yang luar biasa ini terbukti setelah kebakaran.

Setelah terbakar, desain asli Pasar Johar jelas terlihat. Pasar ini dapat

bertahan meskipun terbakar karena kekuatan tekannya.

Bangunan Pasar Johar dirancang dalam gaya Belanda, dengan

tiang penyangga yang tinggi dan banyak ruang di atas. Dengan

demikian, penjual dapat menyimpan dan menumpuk barang di atas

kios. Lantai pasar dirancang lebih tinggi daripada jalan, dan ruang

atas yang tinggi dan lubang di atap membuat pasar terang dan tidak

panas. Tujuannya adalah agar kuli panggul lebih mudah mengambil

barang.

b) Stasiun Solo Balapan

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 13


Gambar 7. Stasiun Solo Balapan

Sumber : https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/

Salah satu stasiun besar tertua di Indonesia adalah Solo

Balapan. Stasiun ini dibangun oleh jaringan kereta api kolonial pada

abad ke-19 dan disebut memiliki desain yang berbeda dari stasiun

lain. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sentuhan arsitektur khas

Karsten terlihat dalam desain mereka.

Di lobi atau bagian depan stasiun, ada atap tajuk bersusun tiga

yang menggabungkan arsitektur khas Jawa dengan arsitektur

kolonial. Hal ini menyebabkan atap ruangan tinggi. Walaupun tidak

bersusun, semua ruangan, termasuk lobi, memiliki atap yang tinggi.

Hal ini memungkinkan terjadinya sebelas sirkulasi udara dan cahaya

alami. Walaupun tanpa penyejuk ruangan, ruang di stasiun juga

menjadi lebih sejuk. Kondisi panas di Surakarta pasti telah diketahui

oleh Karsten.

c) Komplek Kotabaru, DI Yogyakarta

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 14


Gambar 8. Komplek Kotabaru, DI Yogyakarta

Sumber : https://jogya.com/

Salah satu kelurahan di Yogyakarta adalah Kotabaru, yang

berada di Kecamatan Gondokusuman. Wilayah ini memiliki banyak

bangunan tua yang dibangun dengan gaya Belanda. Kotabaru

memiliki konsep taman kota, mirip dengan Kota Tua di Jakarta.

Kotabaru dibangun oleh Karsten dalam gaya Eropa umum.

Selain itu, pada awalnya, ia lebih mencontoh gaya bangunan Inggris

daripada Belanda. Lokasinya yang strategis mendorong konsep

pembangunan Kotabaru menjadi tempat tinggal yang nyaman. Area

ini memiliki boulevard dan jalan arteri. Sekarang kawasan ini juga

memiliki banyak fasilitas umum, seperti lapangan olahraga.

Bangunan Kotabaru dirancang untuk sesuai dengan iklim tropis

Yogyakarta. Jendela dan pintu dibuat lebih lebar dan lebih besar.

Selain itu, atap bangunan dibuat lebih tinggi. Hal ini memungkinkan

sirkulasi udara yang baik, yang menghasilkan suasana yang lebih

segar dan sejuk di dalam rumah.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 15


Pembaharuan besar-besaran dilakukan di Gedung Merdeka

pada tahun 1920 dan 1928, yang menghasilkan Gedung Merdeka

modern yang megah bergaya Romawi, dengan beberapa bahan

bangunan (marmer, lampu hias kristal) didatangkan dari Eropa.

Van Gallen last dan C.P. Wolff Shoemaker, guru besar

arsitektur di Technische Hogeschool (THS), sekarang Institut

Teknologi Bandung (ITB), adalah arsitek yang membangun Gedung

Merdeka. Organisasi Sociteit Concordia mengelola gedung seluas

7500 meter persegi ini, yang anggota-anggotanya terdiri dari

kalangan elit Eropa yang tinggal di Bandung dan sekitarnya, terutama

pengusaha perkebunan dan perwira militer.

Gedung ini memiliki ruang besar yang digunakan untuk

pertunjukan seni atau pertemuan, rumah makan, tempat bermain

bilyard, dan fasilitas lainnya. Ruang utamanya kadang-kadang

disewakan untuk pertemuan umum dan pertunjukan seni.

D. Jacob Frederik Klinkhamer dan B.J Queendag

Jacob Frederik Klinkhamer adalah seorang arsitek dan profesor

arsitektur Belanda yang lahir 21 Juni 1854 di Amsterdam dan meninggal

12 Desember 1928 di Den Haag. Dia merancang banyak bangunan di

Afrika Selatan, Hindia Belanda, dan Belanda.

Berikut adalah salah satu hasil karya dari Jacob Frederik Klinkhamer

dan B.J Queendag :

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 16


a) Lawang Sewu

Gambar 9. Lawang Sewu

Sumber : https://idetrips.com/

Gedung lawang sewu dibangun pada awal abad ke-20 dan

selesai pada tahun 1908. Dimiliki oleh Nederlands Indische

Spoorweg Maatschappij, atau Jawatan Kereta Api Pemerintah

Hindia Belanda, dan merupakan Kantor Pusat jawatan sampai

kemerdekaan RI. Arsiteknya adalah Prof. Jacob F. Klinkhamer dan

B.J Queendag, yang keduanya adalah arsitek Belanda terkenal pada

saat itu. Sebuah gedung di sudut jalan. Bagian depan terdiri dari dua

menara yang mengingatkan pada bentuk menara gothic. Gedung ini

membelah menjadi dua sayap di belakang menara, dengan masing-

masing memanjang jauh ke belakang.

Masyarakat Semarang menyebut bangunan besar dan panjang ini

Lawang Sewu, yang berarti Pintu Seribu, karena memiliki banyak

pintu di sepanjang sayapnya. Ruangannya yang panjang dengan

atap tinggi memiliki banyak pintu yang berjejer.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 17


Banyak pintu gedung ini menunjukkan adaptasi arsitektur Eropa

terhadap iklim tropis, yang menjadikannya unik.

Setelah kemerdekaan, gedung ini sempat digunakan oleh Kodam

IV. Kemudian dikembalikan ke Jawatan Kereta Api, yang sekarang

PT. KAI, setelah PT. KAI pindah. Sampai tahun 1994, gedung ini

masih digunakan sebagai Kantor Wilayah Departemen

Perhubungan. Setelah itu, gedung yang secara resmi dimiliki PT.

KAI ini ditinggalkan kosong dan tidak digunakan selama sepuluh

tahun, yang menyebabkan debu dan kotoran.

2. Arsitektur Modern

Tokoh-tokoh arsitek terkenal dan karya-karya terkenal mereka

dalam konteks arsitektur modern :

A. LE CORBUSIER

Charles Edouard Jeanneret, juga dikenal sebagai Le

Corbusier, adalah seorang arsitek Swiss-Perancis yang lahir di Swiss

pada 6 Oktober 1887. terkenal dengan gaya desain yang

internasional. Terkenal juga sebagai pelukis, pemahat, penulis,

perencana perkotaan, dan perancang perabot. bahkan sebagai

pendahulu arsitektur kontemporer. mendaftar di sekolah seni La

Chaux de fonds. Dan meninggal dunia pada tanggal 27 Agustus

1965.

Ciri khas desain Le Corbusier mengantung unsur

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 18


 Lima Butir dalam Arsitektur Baru

 Bentuk dinding dan jendela yang bebas

 Penggunaan atap datar

 Bangunan diangkat

 Dinding bukan merupakan elemen struktur

 Jendela Horizontal

 brise soleil yang berfungsi sebagai elemen bangunan yang

mengurangi panas dengan mendefleksikan cahaya mataharinya.

Berikut Karya Le Corbusier :

a) Unite d’habitation

Gambar 10. Unite d’habitation

Ini dibangun antara tahun 1974 dan 1952. Ini berada di

Marseilles, Prancis. Berfungsi sebagai tempat tinggal. Inspirasi

Bentuk Le Modulor: Studi tentang ukuran bagian tubuh manusia

dari yang terkecil hingga yang terbesar. Konsep ini

menggabungkan matematika dan ukuran tinggi manusia secara

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 19


proporsional. Konsep ini digunakan untuk menanggapi

banyaknya permintaan tempat tinggal.

b) Sainte La Tourette Dominikan

Gambar 11. Sainte La Tourette Dominikan

Ini dibangun pada tahun 1955. Gereja katolik ini terletak di

Eveux, Prancis. Konsep desain ini diterapkan pada lima poin

arsitektur baru Le Corbusier yang terlihat dalam bentuk

bangunan. Bangunan dengan bentuk jendela horizontal yang

diangkat oleh kolom adalah beberapa di antaranya yang terlihat.

c) Carpenter centre for visual art

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 20


Gambar 12. Carpenter centre for visual art

Ini didirikan pada tahun 1963. Di Cambridge, Amerika

Serikat, Tempat ini berfungsi sebagai pusat untuk seni rupa

kerajinan kayu. Konsep desain yang digunakan dalam karya

arsitektur baru Le Corbusier adalah lima poin yang dapat dilihat

dari bentuk bangunan. Itu termasuk atap datar, jendela

horizontal, dan penggunaan brise soleil.

d) Palace of Assembly (Chandigarh)

Gambar 13. Palace of Assembly (Chandigarh)

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 21


Dibangun pada tahun 1950-1956. Pengadilan terletak di

Chandigarin, India. Fasad bangunan menunjukkan penerapan

lima poin arsitektur baru le Corbusier. Dengan kata lain, jendela

berdiri horizontal, atap datar, dan dinding tidak termasuk dalam

struktur.

e) Villa Savoye

Gambar 14. Villa Savoye

Dibangun pada tahun 1928-1931. Berlokasi pada Poissy,

Paris, Prancis. Berfungsi sebagai rumah tinggal. Penggunaan

lima poin arsitektur secara lengkap terdapat pada rumah tinggal

ini. Yang jelas terlihat bahwa bangunan diangkat menggunakan

kolom, penggunaan jendela horizontal, penggunaan atap datar,

bentuk dinding dan jendela yang bebas.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 22


Dari kelima karya dari Le Corbusier bisa dilihat bahwa konsep

bangunan yang ia desain menggunakan prinsip 5 poin arsitektur

baru.

B. ZAHA HADID

Dame Zaha Mohammad adalah nama asli Zaha Hadid.

Seorang arsitek Britania yang lahir di Irak, dia lahir pada tanggal 31

Oktober 1950 dan meninggal pada tanggal 31 Maret 2016. Ia adalah

wanita pertama dan Muslim yang menerima Penghargaan Arsitektur

Pritzker pada tahun 2004. Ia juga menerima Penghargaan Stirling

pada tahun 2010 dan 2011. Ia menjadi wanita pertama yang diberi

penghargaan RIBA Gold Medal dalam haknya sendiri pada 2015,

dan ia juga diberi Dame Commander of the Order of the British

Empire pada 2012. Arsitek Zaha Hadid termasuk dalam kelompok

neo-konstruksivism-dekonstruksionis.

Dia berpendapat bahwa bangunan harus dirancang

berdasarkan gagasan-gagasan berikut:

1. Bangunan adalah proyek percobaan yang tidak pernah selesai

yang selalu menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada

sebelumnya. Mungkin ada bentuk masa depan.

2. Arsitektur adalah bereksperimen dalam seni arsitektur dengan

ide-ide baru.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 23


3. Bangunan harus dapat menampilkan ide-ide pengarang yang

masih berupa fantasi bentuk abstrak ke dalam bentuk nyata

bangunan itu sendiri.

4. Bangunan ini dirancang untuk memancing emosi dan intuisi

setiap orang yang melihatnya. Untuk mencapai tujuan ini, Zaha

menggunakan elemen flying beam, garis horisontal dominan

yang dinamis dan ringan. Karena itu, ia juga dijuluki sebagai

arsitek dekonstruksi aliran ruang anti gravitasi.

5. Bangunan menggabungkan ruang dalam dan luar.

6. Bangunan adalah tempat untuk melakukan berbagai aktifitas.

Akibatnya, bangunan juga terdiri dari elemen atau bentuk yang

berbeda dan disatukan oleh sistem sirkulasi dengan penonjolan

sistem konstruksi.

7. Pembedaan aktifitas dilakukan dengan membedakan elemen-

elemen bangunannya untuk menghindari kesan monoton.

Berikut Karya Zaha Hadid :

a) Galaxy SOHO Building

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 24


Gambar 15. Galaxy SOHO Building

Dibangun antara tahun 2009 dan 2012 di Beijing, China.

Kompleks ritel, kantor, dan hiburan dengan empat struktur

kubah. Serangkaian ruang publik dan pusat besar, seperti ngarai,

dikelilingi oleh jembatan dan platform. Dengan volumenya yang

mengalir, bangunan menciptakan ruang terbuka yang konsisten

di dalamnya. Bentuk bangunan yang statis membuatnya terlihat

futuristis. Ruang luar dan dalam menyatu.

b) Heydar Aliyev Cultural Center

Gambar 16. Heydar Aliyev Cultural Center

Dibangun pada tahun 2007-2012. Berlokasi di Baku,

Azerbaijan. Yang berfungsi sebagai gedung konferensi, galeri

serta museum. Desain futuristic ditampilkan pada bangunan

ini. Elemen lengkung membuat kesan bangunan ini bersifat

kontinu.

c) London Aquatics Centre

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 25


Gambar 17. London Aquatics Centre

Berlokasi di London, United Kingdom, dan dibangun pada

tahun 2011. Stadion ini dirancang untuk olahraga air, seperti

namanya. Elemen bangunan yang ditampilkan atau digunakan

tampak menyatu. Bentuk atap melengkung dan warna yang

digunakan membuat desain ini terlihat futuristis.

C. Mies Van Der Rohe

Luidge Mies Van Der Rohe lahir pada tanggal 27 Maret

1886 di Aachen. Beliau berasal dari negara Jerman dan berprofesi

sebagai arsitek. Beliau wafat pada 17 Agustus 1965 di Chicago.

Semasa hidupnya beliau berhasil meraih penghargaan yaitu Order

Pour le Merite (1995), Royal Gold Medal (1959), AIA Gold Medal

(1960), Presidential Medal of Freedom (1963). Pengaruh Desain

Mies, yang diciptakan oleh Luidge Mies Van Der Rohe, yang

biasanya disebut Mies, sangat terasa di dunia arsitektur. Desain

Mies dapat mengikuti perkembangan zaman dengan pendekatan-

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 26


pendekatan penggunaan material dan prinsip-prinsipnya yang

berani memberikan konsep arsitektur yang universal dan abadi.

Mes, seorang arsitek jenius, bekerja di toko pahatan batu

ayahnya. Dia tidak pernah kuliah formal, tetapi memulai karirnya

dengan bekerja di workshop pahatan batu ayahnya dan beberapa

firma desain lokal sebelum pindah ke Berlin. Di sana, ia pada

akhirnya memutuskan untuk menjadi arsitek dan bergabung dengan

studio Peter Behrens dari 1908 hingga 1912, di mana dia bekerja

dengan Walter Gropius dan Le Corbusier. Peter Behrens sendiri

dikenal sebagai perintis aliran modern, dan Mies mengembangkan

pendekatan arsitektural yang menggabungkan berbagai teknik

pembuatan bangunan. Secara estetis, Mies juga tertarik dengan

berbagai teknik pembuatan bangunan.

Konsep Mies tentang "less is more" dan "god is in design"

memberikan gambaran yang lebih baik tentang gaya

arsitekutralnya, yang dikombinasikan dengan gaya rusia dan neo-

plastitisme Dutch de Stijl.

Gaya Arsitrktur Mies Van der Rohe yaitu dimana dia selalu

konsisten dalam menerapkan gaya medern yang mencirikan gaya

internasional :

 Simetris

 Geometri

 Simple dan bentuk lebih sederhana

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 27


 Mewah dan elegan

yang dimana tetap memperhatikan rasionalitas, fungsi,

teknologi, struktur dan material.

Berikut karya-karya dari Mies Van der Rohe :

a) Villa Tugendhat

Gambar 18. Villa Tugendhat

Sumber : https://img.radio.cz/

Villa Tugendhat adalah model dan ikon arsitektur

kontemporer di Eropa. Untuk Fritz Tugendhat dan istrinya Greta,

Mies van der Rohe membangun Villa ini di kawasan Černá Pole

di Brno (Brunn), Republik Ceko, dari tahun 1928 hingga 1930.

b) Barcelona Pavilion

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 28


Gambar 19. Barcelona Pavilion

Sumber : https://i.pinimg.com/

Dirancang oleh Ludwig Mies van der Rohe, Paviliun Jerman

untuk Pameran Internasional 1929 di Barcelona, Spanyol,

dikenal dengan bentuknya yang sederhana dan penggunaan

material-material pualam (marmer), travertine, dan red onyx.

Bagian Jerman Pameran dibuka resmi di gedung ini.

c) S.R. Crown Hall

Gambar 20. S.R. Crown Hall

Sumber : https://i.redd.it/

Crown Hall, salah satu dari 20 bangunan di Chicago's Mies

van der Rohe Institute of Technology (IIT), adalah salah satunya.

Ini adalah pusat dari rancangan awal kampus, yang didirikan

pada tahun 1940 dan terdiri dari sekitar 50 hektar, yang

merupakan konsentrasi tertinggi karya Mies di dunia.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 29


Meskipun pendekatan ini mungkin inovatif, seni adalah

faktor yang membuat kampus IIT menarik perhatian para

penggemar arsitektur modern di seluruh dunia. Di sini Mies Van

der Rohe menciptakan dan meningkatkan tata arsitektur modern

dari bahasa, konsep, struktur, proporsi, dan geometri.

d) Perpustakaan Sejarah Martin Luther King Jr, Washington

Gambar 21. Perpustakaan Sejarah Martin Luther King Jr,

Washington

Sumber : https://otj.com/

Perpustakaan Memorial Martin Luther King Jr. di

Washington, DC berada di sebuah bangunan tengara seluas

37.000 kaki persegi yang pertama kali dibuka pada tahun 1972.

Ini adalah satu-satunya perpustakaan Ludwig Mies van der Rohe

modern yang telah dibuat.

e) Farnsworth House

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 30


Gambar 22. Farnsworth House

Sumber : https://www.reddit.com/

Mies membangun Farnsworth House dari 1945 hingga 1951.

Dr. Edith Farnsworth tinggal di Farnsworth House selama akhir

pekan. Di sana, dia menikmati liburannya dengan bermain biola,

menikmati keindahan alam, dan menerjemahkan puisi.

Farnsworth House adalah bangunan seluas 140 meter persegi

yang terbuat dari baja dan kaca, yang merupakan ciri khas desain

Mies. Farnsworth House, yang terletak 89 km dari pusat kota

Chicago, adalah karya Mies van der Rohe yang luar biasa. Saat

ini adalah museum rumah yang dikelola oleh National Trust for

Historic Preservation, sebuah kelompok yang melindungi

bangunan bersejarah.

f) Seagram Building

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 31


Gambar 23. Seagram Building

Sumber : https://image.geo.de/

Seagram Building adalah gedung pencakar langit 38 lantai

yang terletak di 375 Park Avenue, antara 52nd Street dan 53rd

Street di Manhattan, New York City. Gedung ini selesai

dibangun pada tahun 1958.

Struktur gedung dirancang oleh Mies van der Rohe, tetapi

lobby dan bagian dalamnya dirancang oleh Philip Johnson.

g) 860–880 Lake Shore Drive

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 32


Gambar 24. 860–880 Lake Shore Drive.

Sumber : https://images.adsttc.com/

Menara apartemen kembar 860–880 Lake Shore Drive

terletak di N. Lake Shore Drive, Chicago. Karena karakteristik

struktur baja dan kacanya, menara 26 lantai ini disebut sebagai

"rumah kaca". Proses pembangunan dimulai pada tahun 1949

dan selesai pada tahun 1951.

D. Alvar Aalto

Nama lengkap Alvar Aalto adalah Hugo Alvar Hendrik

Aalto, dan dia bukan hanya seorang arsitek Finlandia yang terkenal

tetapi juga seorang desainer furnitur modern terkemuka. Ini terlihat

dari karyanya, seperti kursi "Paimio" (1931), yang memiliki kayu

lengkung, dan vas "Savoy" (1936) yang telah menjadi ikon desain

dan inspirasi untuk desain bergaya organik. Sejak 1916 hingga 1921,

Alvar Aalto belajar arsitektur di Institut Teknik Armas Lindgren di

Helsinki. Setelah itu, dia bekerja sebagai perancang pameran dan

sering melakukan perjalanan ke seluruh Eropa untuk mempelajari

tren arsitektur dan seni kontemporer.

Aalto mendirikan studio arsitekturnya di Jyväskyla pada

tahun 1923. Pada tahun 1924, dia menikah dengan Aino Marsio

(1894-1949), yang turut bekerja dengannya sejak tahun 1925.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 33


Mereka pindah ke Turku pada tahun 1927, sebelum pindah

ke Helsinki pada tahun 1933.

Pada tahun 1928, Aalto menjadi anggota dari "Congrés

International d'ArchitectureModerne" (CIAM), sebuah acara yang

berlangsung dari tahun 1928 hingga 1859. CIAM menyediakan

berbagai pendekatan arsitektur dan urban planning untuk ruang

hidup. Le Corbusier adalah figurnya pada saat itu. Dari tahun 1943

hingga 1958, Aalto menjabat sebagai ketua dari "Persatuan

Arsitektur Finlandia" (SAFA). Setelah itu, Aalto menjabat sebagai

profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di

Cambridge, Massachussetts, dari tahun 1946 hingga 1948. Aalto

menikah lagi dengan Elisa Makiniemi, seorang arsitek, pada tahun

1952 setelah istrinya meninggal. Sejak awal karirnya, Aalto bukan

hanya seorang arsitek; dia juga merancang furniture dan produk,

yang memainkan peran penting dalam karir.

a) Vyborg Library

Pada awal karirnya, Aalto lebih menitikberatkan pada fungsi

dan gaya klasik, biasa disebut National Romaticsm

(mediteranian), yang menjadi identitasnya. Salah satu karyanya

pada masa awal karirnya tersebut adalah Vyborg Library.

Perpustakaan Vyborg (bahasa Finlandia: Viipurin kirjasto)

berada di Vyborg, Rusia. Dibangun selama masa kedaulatan

Finlandia dari 1918 hingga 1940–1944, sebelum bekas Uni

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 34


Soviet mengambil Viipuri sebagai kota Finlandia dan mengubah

namanya menjadi Vyborg.

Bangunan ini, yang dibangun dari tahun 1927 hingga 1935,

dianggap sebagai salah satu contoh utama dari desain arsitektur

fungsionalis tahun 1920-an (gambar 3). Perpustakaan ini

dianggap sebagai salah satu contoh pertama dari "modernisme

regional". Ini terutama disebabkan oleh langit-langit di

auditorium yang berbentuk gelombang. Bentuk tersebut muncul

dari studi akustik, menurut Aalto. Perpustakaan ini awalnya

disebut Perpustakaan Viipuri. Namun, setelah Perang Dunia

Kedua dan aneksasi Soviet, ia berganti nama menjadi

Perpustakaan Kota Nadezhda Krupskaya.

Perpustakaan pusat kota Alvar Aalto sekarang bernama. Dari

tahun 1994 hingga akhir tahun 2013, proyek restorasi

perpustakaan berlangsung hampir dua puluh tahun.

Gambar 25. Vyborg Library

Sumber : https://www.metalocus.es/

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 35


b) Villa Maeira

Gambar 26. Villa Maeira

Sumber : Jones, CorylLaRue, 1962, Architecture at Rice

University. Houston, Texas. Page 13

Pada tahun 1937, karir Aalto memasuki fase pertengahan, di

mana dia mulai memasukkan unsur eksperimen dalam karyanya,

meskipun karyanya tetap tercipta secara alami. Pada pertengahan

karir Aalto, dia membuat Villa Maeira.

Menjelang akhir 1937, Aalto diberi kebebasan untuk

mengeksplorasi perancangan tapak dan mulai bekerja pada

proyek rumah atau villa. Inspirasi pertama, sebuah kediaman

bernama "Fallingwater" yang dirancang oleh Frank Lloyd

Wright, adalah sebuah pondok pedesaan yang mirip dengan

rumah pertanian konvensional.

Klien Aalto, Harry Gullichsen, meminta perpustakaan yang

berbeda di mana ia dapat mengadakan pertemuan bisnis rahasia.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 36


Aalto mengusulkan sebuah ruangan kecil dengan beberapa rak

bergerak yang tidak mencapai langit-langit.

Aalto mengatakan bahwa unit-unit ini juga dapat digunakan

untuk menyimpan koleksi seni Maire ini, sebuah ide yang,

katanya, harus didukung secara sosial, di mana penghuni

memiliki hubungan pribadi emosional dengan fenomena seni.

Tidak mengherankan bahwa desain ruang ini tidak memberikan

privasi akustik yang diperlukan, yang biasanya ditemukan di

rumah rumah lainnya.

c) Paimio Sanatorium

Gambar 27. paimio sanatorium

Sumber : GustafWelin / Alvar Aalto Museum

Proyek ini sebenarnya adalah kompetisi arsitektur yang

dipublikasikan oleh majalah arkkitehti pada November 1928.

Pada bulan maret 1929, Aalto memenangkan kompetisi ini.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 37


Tahun 1933 adalah tahun penting dalam karir Alvar Aalto, dan

proyek itu sendiri dimulai.

Rancangan Paimio Sanatorium menunjukkan hubungan

yang kuat antara manusia dan bangunan. Dia menggunakan

perspektif pasien saat mengerjakan proyek sanatorium ini. Dia

menyatakan bahwa seorang pasien membutuhkan suasana yang

tidak hanya tenang tetapi juga menyenangkan. Dia

memperhatikan setiap detail desain, seperti area perawatan

pasien di sayaputara selatan bangunan ini. Aalto mengekpos

cahaya matahari agar dapat masuk sepenuhnya saat matahari

terbit dan tenggelam. Ini dilakukan dengan membuka jendela di

area tersebut. Ini dilakukan untuk memaksimalkan cahaya

matahari yang masuk dan memberi pasien kesempatan untuk

melihat pemandangan alam di sekitarnya.

3. Perbandingan antara pendekatan arsitektur kolonial dan modern

Berikut ini adalah beberapa perbandingan antara pendekatan arsitektur

kolonial dan modern, yang mencakup berbagai elemen, seperti gaya,

bahan, fungsi, dan filosofi desain :

1. Gaya dan Estetika: Arsitektur Kolonial: Arsitektur kolonial

biasanya menggunakan gaya yang dipengaruhi oleh arsitektur

Eropa saat itu, seperti Victorian, Baroque, atau Neo-Classical.

Arsitektur Modern: Arsitektur modern sering mengutamakan

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 38


kesederhanaan, kejelasan, dan kesederhanaan. Mereka sering

memiliki detail hiasan yang kaya, seperti tiang-tiang kolom, pilar-

pilar besar, dan atap berbentuk tajam. Mereka mungkin memiliki

bentuk geometris yang sederhana, garis-garis yang bersih, dan

digunakan pada bahan modern seperti kaca, beton, dan baja.

2. Bahan Bangunan: Arsitektur Kolonial sering menggunakan bahan

tradisional seperti batu bata, kayu, dan material alam lainnya.

Struktur kayu dan batu bata biasanya mendominasi bangunan.

3. Arsitektur Modern: Mereka lebih cenderung menggunakan bahan

modern seperti beton, kaca, dan baja. Mereka juga menggunakan

teknologi baru dalam konstruksi dan bahan bangunan untuk

menghasilkan desain yang lebih bersih dan efisien.

4. Fungsi dan Penggunaan Ruang: Arsitektur Kolonial: Bangunan

kolonial sering memiliki ruang besar dengan fungsi yang jelas,

seperti ruang tamu besar, ruang makan, dan kamar tidur. Mereka

mungkin memiliki teras atau veranda yang luas—Arsitektur

Modern: Desain modern cenderung lebih fleksibel dan berfokus

pada penggunaan ruang yang efisien. Mereka mungkin memiliki

ruang terbuka yang lebih besar, yang memungkinkan perubahan dan

penyesuaian fungsi sesuai kebutuhan.

5. Teknologi dan Inovasi: Arsitektur Kolonial biasanya mengandalkan

teknologi dan metode konstruksi yang tersedia pada saat itu, dengan

sedikit inovasi teknologi modern.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 39


6. Arsitektur kontemporer memanfaatkan kemajuan teknologi dalam

desain dan konstruksi, seperti energi terbarukan, sistem bangunan

pintar, dan bahan ramah lingkungan.

7. Konteks Historis dan Budaya: Arsitektur kolonial biasanya terkait

dengan masa lalu kolonial suatu wilayah dan mungkin memiliki

nilai historis dan budaya yang signifikan. Arsitektur modern lebih

menekankan konteks kontemporer dan ekspresi desain yang

mencerminkan nilai-nilai modernitas dan perkembangan sosial.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa, meskipun arsitektur kolonial

sering dipengaruhi oleh warisan budaya dan sejarah, arsitektur modern

lebih cenderung berfokus pada adaptabilitas, inovasi, dan efisiensi.

4. Keunikan, pengaruh, dan dampak karya-karya tersebut dalam arsitektur

Perbandingan antara pendekatan arsitektur kolonial dan modern

mencakup perbedaan dalam pemahaman tentang fungsi bangunan,

pemilihan material, estetika, dan bagaimana bangunan tersebut

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

a) Pendekatan Arsitektur Kolonial:

1. Fokus pada Reproduksi Elemen Eropa: Arsitektur kolonial

cenderung meniru gaya arsitektur Eropa, terutama gaya

arsitektur yang berasal dari negara kolonial tertentu, seperti

Belanda, Inggris, atau Prancis.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 40


2. Penggunaan Material Lokal: Meskipun gaya dan bentuknya

mungkin Eropa, arsitektur kolonial cenderung menggunakan

material lokal yang tersedia, seperti batu bata, kayu, atau batu

alam.

3. Fungsi Berbasis Kebutuhan Kolonial: Bangunan-bangunan

tersebut biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan

administratif, perdagangan, agama, atau perumahan kolonis.

4. Penekanan pada Kebutuhan Iklim Lokal: Meskipun terinspirasi

oleh gaya Eropa, bangunan-bangunan ini sering kali diadaptasi

untuk mengakomodasi iklim tropis, dengan ciri-ciri seperti

ventilasi alami, atap yang miring untuk mengalirkan air hujan,

dan teras yang luas.

5. Pengaruh Budaya Lokal Terbatas: Meskipun ada adaptasi

terhadap iklim dan material lokal, pengaruh budaya lokal

sering kali terbatas dan mungkin hanya muncul dalam detail-

detail kecil atau hiasan.

b) Pendekatan Arsitektur Modern:

1. Eksperimen dan Inovasi: Arsitektur modern cenderung lebih

eksperimental dan inovatif, dengan fokus pada pengembangan

gagasan-gagasan baru dalam desain bangunan.

2. Penggunaan Material dan Teknologi Modern: Arsitektur

modern sering kali menggunakan material dan teknologi

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 41


konstruksi yang canggih, seperti beton bertulang, baja, dan

kaca, yang memungkinkan pembangunan struktur yang lebih

ringan dan transparan.

3. Fleksibilitas Fungsi: Bangunan modern sering dirancang

dengan fleksibilitas fungsi, memungkinkan adaptasi untuk

berbagai keperluan dan perubahan masa depan.

4. Penekanan pada Estetika Minimalis: Arsitektur modern sering

dikenal dengan estetika minimalisnya, dengan penekanan pada

garis-garis bersih, ruang terbuka, dan pencahayaan alami.

5. Interaksi yang Lebih Baik dengan Lingkungan: Bangunan

modern sering dirancang dengan memperhitungkan dampak

lingkungan yang lebih rendah, dengan penggunaan teknologi

dan desain hijau untuk meningkatkan efisiensi energi dan

meminimalkan jejak karbon.

Dalam perbandingan ini, dapat dilihat bahwa arsitektur

kolonial cenderung menekankan reproduksi gaya Eropa dengan

penyesuaian terbatas terhadap budaya dan iklim lokal, sementara

arsitektur modern cenderung lebih terbuka terhadap inovasi,

teknologi, dan adaptasi terhadap lingkungan lokal dan global.

5. Pengaruh konteks sosial, politik, dan budaya pada karya-karya arsitektur

kolonial dan modern

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 42


Pengaruh konteks sosial, politik, dan budaya memiliki peran yang

signifikan dalam membentuk karya-karya arsitektur kolonial dan

modern. Mari kita lihat bagaimana pengaruh ini tercermin dalam karya-

karya arsitek terkenal tersebut.

1. Arsitektur Kolonial :

a) CP. Wolf Schoemaker

Schoemaker terinspirasi oleh budaya timur dan barat dalam

rancangannya. Dia mencoba memadukan elemen-elemen budaya

lokal, seperti atap yang tinggi menyerupai rumah tradisional

Indonesia, dengan elemen-elemen arsitektur barat. Contohnya

adalah Villa Merah, yang memperlihatkan penggunaan atap sirap

dan batu bata, namun dengan bentuk atap yang mirip dengan

rumah tradisional Indonesia. Ini mencerminkan upaya untuk

mengakomodasi kebutuhan fungsional dan estetika lokal.

Di Gedung Merdeka, Schoemaker menyesuaikan bangunan

yang semula digunakan sebagai warung kopi dengan tuntutan

budaya dan politik saat itu. Bangunan ini menjadi pusat sejarah

dan kegiatan nasional, seperti Konferensi Asia-Afrika pada tahun

1955.

b) Henri Maclaine Pont

Maclaine Pont berusaha memodernisasi gaya arsitektur

tradisional Indonesia dengan menciptakan gaya Indisch.

Bangunan-bangunan seperti Universitas Pancasakti dan Institut

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 43


Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan adaptasi gaya Eropa

dengan kebutuhan iklim tropis. Ini menunjukkan pengaruh

konteks sosial, politik, dan budaya pada arsitektur kolonial, di

mana arsitek berupaya menciptakan desain yang memadukan

kebutuhan fungsional dengan konteks lokal.

2. Arsitektur Modern :

a) Le Corbusier

Karya-karya Le Corbusier, seperti Unite d’habitation dan

Palace of Assembly (Chandigarh), mencerminkan aspirasi untuk

menciptakan bangunan yang universal dan fungsional. Prinsip-

prinsip arsitektur modern, seperti atap datar, jendela horizontal,

dan penggunaan bahan bangunan modern, tercermin dalam

desain-desainnya. Ini menunjukkan respons terhadap konteks

sosial dan politik yang berkembang pada masanya, di mana

kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur modern menjadi

penting.

b) Zaha Hadid

Desain-desain Hadid, seperti Galaxy SOHO Building dan

Heydar Aliyev Cultural Center, mencerminkan visi futuristiknya

yang memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam arsitektur.

Penggunaan bentuk-bentuk organik dan dinamis menunjukkan

aspirasi untuk menciptakan ruang yang menginspirasi dan

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 44


mempengaruhi pengalaman manusia secara emosional. Ini

mencerminkan perubahan dalam konteks sosial dan budaya

menuju globalisasi dan modernitas.

c) Mies Van Der Rohe

Gaya arsitektur Mies Van Der Rohe yang sederhana,

geometris, dan elegan menunjukkan respons terhadap konteks

sosial dan politik pasca-perang. Bangunan-bangunannya, seperti

Villa Tugendhat dan Barcelona Pavilion, mencerminkan aspirasi

untuk menciptakan ruang yang rasional, fungsional, dan

universal. Ini mencerminkan semangat modernisme pasca-

perang yang berupaya menciptakan tatanan baru dalam

arsitektur.

Dalam kedua periode arsitektur tersebut, terlihat bagaimana arsitek

merespons tuntutan sosial, politik, dan budaya pada masanya. Dari

penggunaan elemen-elemen tradisional hingga inovasi modern,

arsitektur mencerminkan dinamika perubahan dalam masyarakat dan

aspirasi manusia untuk menciptakan ruang yang memenuhi kebutuhan

dan aspirasi mereka.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 45


Bab III

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Kedua sejarah arsitektur tersebut mencerminkan perubahan budaya, sosial,

politik, dan teknologi yang terjadi di masyarakat pada saat itu. Arsitektur

kolonial mencerminkan kekuasaan dan dominasi bangsa-bangsa kolonial,

sementara arsitektur modern mencerminkan semangat inovasi, fungsionalitas,

dan kesadaran akan perubahan zaman.

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 46


SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR 47

Anda mungkin juga menyukai