Anda di halaman 1dari 23

MODUL PERKULIAHAN

Sejarah
Arsitektur Dunia
Arsitektur Klasik Cina

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Fakultas Teknik Teknik Arsitektur MK12001 Rahil Muhammad Hasbi

Abstract Kompetensi
Arsitektur Cina pada awal kedatangan Mahasiswa memahami
Hindu dan Budha dari India, banyak
mendapat pengaruh arsitektur dari perkembangan Arsitektur di Asia
India, tetapi pada perkembangannya, Khususnya Arsitektur Cina
arsitektur ini berasimilasi dengan
kebudayaan dan kepercayaan serta
iklim dan keadaan alam setempat,
sehingga menghasilkan arsitektur Cina
yang kita kenal selama ini
Arsitektur Klasik Cina
Arsitektur Pra-sejarah Cina

Penelitian arkeologi telah menemukan situs bangunan rumah yang telah dibangun pada
abad 2000 SM di Banpo yang terletak dekat dengan lembah sungai Kuning. Terdapat 2 jenis
rumah yang ditemukan yang dibedakan dari denahnya. Rumah tipe pertama memiliki denah
berbentuk lingkaran dan rumah tipe kedua memiliki denah yang berbentuk bujur sangkar.
Material yang dipergunakan pada kedua rumah ini adalah material yang berasal dari alam
sekitar seperti kayu, jerami dan tanah.

Gambar 1. Rumah tradisional Cina kuno. Sumber gambar


http://www.studyblue.com/notes/note/n/prehistoric-architecture/deck/126951

Material jerami biasanya dipergunakan sebagai penutup atap, kayu untuk struktur dan tanah
untuk dinding serta lantai.

Pada rumah yang berbentuk bujur sangkar, jika dilihat dari luar maka rumahnya akan terlihat
seperti tidak memiliki dinding, karena atapnya yang berbentuk piramid menutupi bangunan
hingga ke tanah. Tetapi jika kita lihat dari potongan rumah tersebut maka akan terlihat jika
rumah ini digali hingga setengah bagian dalam dari rumah merupakan lubang yang
terbentuk dari galian tanah dan menjadikan tanah sebagai dinding dari rumah. Hal ini
dilakukan untuk menyesuaikan hunian dengan keadaan iklim. Tanah dikenal memiliki
kemampuan menghangatkan ketika musim dingin dan sejuk ketika musim panas.
Sedangkan untuk bangunan yang berbentuk lingkaran, dindingnya dibentuk dari tanah liat.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Arsitektur Kota Klasik Cina

Tidak hanya bangunan, masyarakat Cina juga telah memiliki perencanaan kota sejak abad 5
M yang disebut dengan Kao Gong Ji. Rencana tata kota ini mengatur kota berdasarkan
ajaran konfusianism.

Gambar 2. Kota tradisional Cina kuno. Sumber gambar


http://www.studyblue.com/notes/note/n/prehistoric-architecture/deck/126951

Kota dalam Kao Gong Ji berbentuk bujur sangkar dengan pola grid yg dibentuk dari jalur
sirkulasi/jalan, dikelilingi oleh dinding kota dengan tiga gerbang/pintu masuk di bagian
Selatan. Pintu masuk utama berada ditengah dimana jalannya lurus menuju Istana. Istana
berada dibagian selatan, dikelilingi oleh dinding yang memisahkannya dengan bagian kota
lainnya, memiliki courtyard, tempat sembahyang, ancestral temple (sebelah timur) dan
sebuah altar untuk bumi (bagian barat). Pasar terletak dibagian utara kompleks istana.
Dinding kota fungsinya untuk melindungi dari serangan musuh sedangkan dinding istana
bertujuan membedakan status social. Tata kota ini diperkirakan diterapkan pada kota
Chang ‘an (sekarang xian) pada masa disnasti Tang pada abad ke 6
(Moffet,Fazio,Wodehouse,2003)

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Paradigma/ Konsep Arsitektur Klasik Cina

Cina seperti wilayah lainnya di Asia, memiliki arsitektur yang merupakan produk dari budaya
yang dihasilkan dari sebuah kepercayaan terhadap Tuhan dan alam. Kepercayaan bagi
mereka merupakan hal utama yang mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan
termasuk arsitektur.

Membangun bagi masyarakat Cina tidak terlepas dari pengaruh faktor Alam dan
Kepercayaan. Dalam membangun mereka selalu percaya alam ikut menentukan proses
pembangunan dan bagaimana pengaruh dari hasil pembangunan terhadap kehidupan
penghuni bangunan tersebut, terutama hal-hal yg berhubungan dengan kesehatan,
kesejahteraan, kemakmuran, kesuburan dll. Sehingga alam selalu menjadi acuan dan
konsep dalam membangun.Hal ini tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat Cina, yaitu
animisme. Masyarakat Cina percaya kepada kekuatan yg ada pada Matahari, pohon, batu,
bukit, dll. Selain itu masyarakat Cina juga sangat mempercayai kepada roh nenek moyang
selalu ada bersama mereka.

Kepercayaan lainnya adalah Taoisme yang merupakan filosofi dari Laotzu. Kepercayaan ini
adalah kepercayaan yang memiliki pendekatan secara mistis, mencari keharmonian dari
aktivitas manusia dan lingkungan dengan mempelajari alam
((Moffet,Fazio,Wodehouse,2003)). Kepercayaan ini juga diimplementasikan dalam
arsitektur, yaitu arsitektur landskap/arsitektur taman di Cina. Arsitektur taman ini mengambil
contoh dari taman/kebun yg tercipta secara alami.

Konfusianisme juga termasuk kepercayaan yang banyak dianut oleh masyarakat Cina.
Kepercayaan ini adalah kepercayaan untuk menghormati roh nenek moyang. Ajaran
konfusianesme banyak jadikan acuan dalam mendesain layout perumahan dan kota.

Yin dan Yang adalah ajaran dari konfusianism yg mendapat pengaruh dari konsep lingga
dan yoni dari India. Yin dan Yang juga diterjemahkan hampir sama dengan lingga dan yoni
yakni elemen-elemen yang berlawanan tetapi berkaitan seperti laki-laki dan perempuan,
terang dan gelap, siang dan malam dll. Yin dan Yang ini banyak diimplementasikan pada
penggunaan detail-detail pada arsitektur Cina.

Pengaruh kepercayaan lainnya yang juga banyak dianut oleh masyarakat Cina adalah
agama Budha. Agama budha sangat mempengaruhi arsitektur relijius yg ada di Cina
terutama arsitektur kuil dan pagoda.

Walaupun terdapat banyak kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Cina, dalam arsitektur
kepercayaan-kepercayaan ini menjadi konsep yang menyatu. Setiap kepercayaan memiliki
porsi tersendiri dalam konsep membangun dan berarsitektur di Cina.

Arsitektur Relijius Cina

Arsitektur Relijius (berupa kuil dan pagoda) Cina banyak dipengaruhi oleh arsitektur Budha.
Budha tersebar ke Cina dari India, sehingga arsitektur kuil dan pagoda di Cina pada
awalnya banyak yg mirip atau terpengaruh oleh arsitektur India.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Sebagai contoh adalah kuil yang berupa gua seperti di India juga dibangun di wilayah Cina.
Pada sekitar abad 4 SM masyarakat Budha di Cina mulai membangun kuil gua yang
didalamnya terdapat patunf sang Budha. Di Yungang kuil gua dibangun pada sekitar abad 5-
6 sm, dengan ukiran-ukiran yang mirip dengan yang ada di India seperti gajah, bunga teratai
dll (Moffet,Fazio,Wodehouse,2003).

Kuil lainnya yang lebih umum digunakan hingga sekarang adalah adalah kompleks kuil
pagoda. Komplek kuil ini terdiri dari beberapa bangunan yaitu :

- Pagoda ; merupakan bangunan tower yang dipergunakan sebagai tempat


menyimpan barang-barang suci sang Budha termasuk patung sang Budha.

Bentuk dari pagoda dapat dikatakan sebagai gabungan dari bentukan chatra yang
disimbolkan sebagai pohon sang budha pada stupa serta bentukan sikhara yang
berada diatas candi hindu. Bentukan chatra ini kemungkinan juga digabungkan
dengan bentukan menara pengawas yang termasuk sebuah konstruksi dalam militer
Cina. Maksud didirikannya pagoda adalah untuk menyimpan relik dan tulisan-tulisan
sacral (Moffet,Fazio,Wodehouse,2003)

Salah satu pagoda yang paling tua yang masih bisa kita ihat adalah Songyoue
pagoda dengan ketinggian130 kaki yang dibangun pada tahun 523 SM

Gambar 3. Perkembangan arsitektur Pagoda, ketika masih medapat pengaruh dari India
(songyou pagoda) (kiri) menjadi pagoda sekarang yang khas arsitektur Cina, Fu Gong Pagoda
(kanan). Sumber gambar (kiri) http://en.wikipedia.org/wiki/Songyue_Pagoda (kanan)
http://en.wikipedia.org/wiki/File:The_Fugong_Temple_Wooden_Pagoda.jpg

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Contoh lainnya adalah kuil Fugong yang memiliki pagoda dengan konstruksi kayu
yang paling tinggi didunia yaitu 220 kaki.

- Hall untuk memuja sang Budha, biasanya bangunannya lebih besar dan luas.

Arsitektur Klasik Cina

Konsep utama

Prinsip dasar dari arsitektur cina adalah simetris dan keseimbangan

Orientasi

Orientasi bangunan yang selalu menghadap ke selatan, karena arah selatan dianggap
sebagai sumber kebahagiaan. Bangunan yang menghadap ke arah selatan juga memiliki
mamfaat lainnya yaitu terhindar dari arah matahari terbit dan menghindari angin dari arah
barat dan timur. Orientasi ini dipengaruhi oleh kepercayaan kepada fengshui

Material

Pemilihan material bangunan juga dipengaruhi oleh fengshui. Pemilihan material yang tepat
nantinya akan dihubungkan dengan lokasi bangunan yang akan dibangun yang bertujuan
untuk memberi energi yang positif kepada penghuni

Material yang dipergunakan biasanya adalah tanah dan kayu. Tanah dipergunakan sebagai
pondasi (batu bata dari tanah) dan dinding, sedangkan kayu dipergunakan sebagai struktur
seperti kolom dan balok. Tanah yang dipergunakan sebagai dinding biasanya nanti akan
dicampurkan dengan material lainnya misalnya ,jerami, pasir,kertas,pasir,kerang dll untuk
memperkuat struktur tanah tersebut.

Untuk material atap biasanya tergantung status sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat
yang lebih kaya mempergunakan genteng sebagai atap dan masyarakat yang lebih miskin
menggunakan bambu dan jerami.

Gambar 4. Cara membuat dinding dari tanah. Kayu dipergunakan sebagai


cetakan, kemudian tanah diisi kedalamnya dan dipadatkan. Sumber gambar
© Ronald G. Knapp,1983, Xian area, Shaanxi Province

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Courtyard house

(B)
(A)

(C)

Gambar 5. Jenis-jenis courtyard house (A) Three sided courtyard house (B)
Four sided courtyard house (C) rumah dengan 2 courtyard. Sumber gambar
Liu Dunzhun, ed. Zhongguo gudai jianzhu shi. (Beijing: Zhongguo gongyue
chubanshe, 1984), p. 12.

Hirarki

Gambar 6. Interior dari courtyard house

Ket. Gambar

1. Pintu Utama

2. Ruang untuk para pembantu

3. Courtyard yang pertama untuk ruang dapur.

4. Ruang disebelah timur dan barat untuk anak laki-laki


dan anak perempuan atau untuk keluarga anak laki-
laki yang sudah

5. Ruang tamu atau untuk ruang perayaan

6. Ruang untuk orang tua atau kepala keluarga

7. Ruang untuk anak-anak atau keluarga.

Sumber gambar Yan Chongnian, Beijing, The Treasures of


An Ancient Capital (Beijing: Morning Glory Press: 1987), p.
‘13 Sejarah Arsitektur
7 247.Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rahil Muhammad Hasbi
Pengaturan ruangan pada rumah di Cina biasanya menggunakan status kedudukan anggota
keluarga tersebut. Status ini nantinya akan dihubungkan dengan ruang yang terbaik akan
diberikan kepada anggota keluarga yang tertinggi statusnya. Misalnya ruang paling
belakang (6) yang menghadap ke arah utara adalah ruang yang paling terbaik, selain karena
menghadap keselatan yang merupakan arah yang banyak memberikan kebahagian juga jika
di musim dingin ruangan ini akan menjadi ruangan terhangat.

Pntu utama diletakkan tidak segaris dengan ruang utama, sesuai dengan kepercayaan di
Cina, roh jahat berjalan searah garis lurus sehingga dirasa perlu untuk membelokkan pintu
masuk agar roh jahat tidak dapat masuk kerumah.

atap

atap pada arsitektur cina dibaut melengkung pada ujungnya. Hal ini disebabkan oleh
kepercayaan pada agama budha,bermakna untuk menangkal roh jahat yang diyakini
melewati garis yang lurus.

Gambar 7. Beberapa gaya atap pada arsitektur klasik cina


Sumber gambarhttp://en.bjchp.org

Gambar 8. Ujung puncak atap pada gabel yang menggunakan dekorasi


yang berdasarkan fengshui sumber gambar
http://nanyangtemple.wordpress.com
‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Dekorasi-dekorasi yang memiliki makna juga banyak dipasangkan pada atap. Hal ini
mengikuti kepercayaan feng shui. Elemen dekorasi tersebut nantinya akan disesuaikan
dengan penghuni rumah agar penghuni rumah mendapat banyak energi positif.

Dekorasi

Dekorasi-dekorasi yang ada pada arsitektur cina pada umumnya memiliki makna yang akan
memberi energi positif kepada penghuninya. Dekorasi-dekorasi ini berdasarkan
kepercayaan-kepercayan masyarakat cina terhadap ajaran Budha, Taoism dan Fengshui.

Gambar 9. Door Gods , diletakkan di bagian pintu masuk untuk menghalangi


roh jahat sumber gambar en.wikipedia.org

Pintu dan jendela pada arsitektur Cina merupakan bukaan yang dianggap dapat dimasuki
oleh roh jahat sehingga pintu dan jendela selalu memiliki dekorasi yang bertujuan
menghalau roh jahat ini. Bukaan-bukaan juga dihiasi dengan kisi-kisi yang memiliki pola
yang bermacam-macam. Kisi-kisi bertujuan sebagai pintu masuk aliran udara.

Gambar 10. Kisi-kisi yang berpola untuk aliran udara kedalam rumah
sumber gambar © of Ronald G. Knapp 1994, Langzhong, provinsi Sichuan

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Selain dari dekorasi warna juga merupakan elemen penting bagi arsitektur Cina

Rumah Tradisional Cina

Wilayah Cina yang luas, menyebabkan keragaman dalam berarsitektur terutama arsitektur
hunian. Hal ini disebabkan oleh perbedaan letak geografi dan iklim disetiap wilayah yg
membentang dari utara ke selatan. Berikut 9 tipe hunian tradisional yg ada di Cina :

1. Courtyard House/ Siheyuan Beijing, Cina Utara

Gambar 11. Courtyard House, sumber gambar


http://chinablog.cc/2009/05/siheyuan-the-chinese-housing-dream/

Courtyard house adalah rumah yg paling umum bagi masyarakat kelas menengah ke
atas di Cina. Rumah ini didesain untuk menciptakan privasi bagi pemiliknya, terlihat
pada tembok yg mengelilingi rumah tersebut. Konsep ruang pada rumah ini
berdasarkan hirarki status anggota keluarga didalam rumah tersebut. Rumah ini juga
menerapkan prinsip arsitektur yg berdasarkan konfusianisme dalam desain
rumahnya, misalnya orientasi rumah yg menghadap ke selatan, dll. Taman yg
berada ditengah rumah selain untuk mendukung sirkulasi udara dan cahaya pada
rumah juga sebagai salah satu gaya hidup bagi penghuni rumah untuk menimati
keindahan didalm rumahnya.

Rumah Siheuyan pada masa modern ini sudah kurang dinikmati, selain dari lahan
bangun yg kian menyempit, rumah-rumah yg dibangun sekarang banyak yg
mengikuti gaya modern yg lebih compact dan tanpa/sedikit aksesoris.

2. Jiang Nan Houses, sungai Yantze Cina Selatan.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12.Jiang Nan HOuses, sumber gambar photo © Ilir
http://chinablog.cc/2009/05/siheyuan-the-chinese-housing-dream/

Jiang Nan House ini merupakan perumahan tradisional yg terletak di sepanjang


sungai Yantze,Selatan Cina. Karakter rumah ini diperkuat oleh air dari sungai Yantze
yg menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitar sungai ini. Air ini
mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan masyakat yg tinggal disini termasuk
pada hunian mereka.

Desain dari rumah Jiang Nan ini hampir sama dengan Siheuyan house, bedanya
adalah luasannya lebih kecil dengan taman kecil juga ditengah rumah. Hal ini
disebabkan karena lahan yg sempit dan padat. Taman ditengah rumah berfungsi
sebagai pencahayaan dan drainase bagi rumah Jiang Nan. Warna dari rumah ini
adalah putih dan hitam, yang menyiratkan kesederhanaan dari masyarakatnya.

3. Kampung Kaiping Diaoluo

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 13.Kaiping Diaolou village, sumber gambar
http://www.chinauniquetour.com/html/all/2009922/arts-6210.html

Kampung Kaiping Diaoluo ini terletak di provinsi Guangdong. Kampung ini dihuni oleh para
imigran Cina yg kembali ke Negara asalnya,, sehingga mereka bisa banyak
menyumbangkan ide-ide gaya arsitektur dari hunian mereka yang berdasarkan pengalaman
hidup merela di Negara lain. . Arsitektur hunian ini merupakan gabungan dari arsitektur
Eropa (Romanesque, baroque, rococo) dan Islam

Mulai dibangun pada masa dinasti Ming, Dibangun untuk pertahanan, akomodasi dan
perlindungan ketika banjir, hunian ini dibagi menajdi menara komunal, menara hunian dan
menara pengawas.Material utama dari hunian ini adalah batu, tanah, batu bata ataupun
beton pra-cetak yg pada masa itu sangat jarang digunakan (1920an- 1930an)xx. Pintu dan
jendela yg berukuran kecil, terdapat menara pengawas dilantai paling atas,

Kampung Kaipin Dialou ini berhasil menunjukkan percampuran budaya Cina, Islam dan
barat pada arsitekturnya.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
4. Earth Tower of Hakkas , Fujian and Guangdong

Gambar 14.Earth Tower, sumber gambar


http://www.chinauniquetour.com/html/all/2009922/arts-6210.html

Rumah tipe ini bisa ditemukan di daerah Yongding bagian barat dari provinsi Fujian. Jenis
bangunan ini berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi 2 yaitu bujur sangkar dan
lingkaran. Konsep dari hunian ini adalah hunian bersama, sehingga ukuran dan luasan dari
hunian ini berskala besar dan luas. Ketinggian dari hunian ini mencapai 10 meter dan
memiliki 4 lantai. Lantai pertama dipergunakan sebagai dapur dan ruang makan, lantai
kedua dipergunakan sebagai gudang, lantai ketiga dan keempat dipergunakan sebagai
kamar tidur. Jumlah kesemua ruangan pada hunian ini bisa mencapai 100-200 ruangan (xx).
Selain hunian terdapat juga bangunan yang dipergunakan sebagai guesthouse, ukurannya
lebih kecil dan terdapat 2 lantai. Ruangan pada bangunan ini bisa mencapai, 30-50 ruangan.
Dibagian tengah dari komplek hunian ini terdapat bangunan yang berbentuk bujur sangkar
yang dipergunakan sebagai ruang public untuk seluruh penghuni yang ada di komplek
hunian ini.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Material yang dipergunakan pada hunian ini adalah tanah yang dipadatkan dan kayu
sebagai rangkanya

Bentukan lingkaran dan bujur sangkar dipilih karena kepercayaan masyarakat Cina yang
menganggap bahwa lingkaran melambangkan langit dan juga bentuk yg sempurna,
sedangkan bujur sangkar melambangkan bumi.

5. Cave dwelling, Heenan, shanxi, shaanxi, Northwest China

Gambar 15 Cave Dwelling, sumber gambar


http://www.chinauniquetour.com/html/all/2009922/arts-6210.html

Hunian ini bisa ditemukan dibagian tengah dan barat dari provinsi, Henan, Shanxi dan
Shaanxi. Hunian ini karena material dan keberadaannya (merupakan gua yang digali
didaerah perbukitan) akan hangat disaat musim dingin dan dingin di musim panas. Hunian
ini menunjukkan keserasian antara manusia dan alam, dimana manusia mengambil
mamfaat dari alam tanpa merusaknnya. Karena sifat natural dari alam yg beradapatasi
maka tidak dibutuhkan penghangat ataupun pendingin untuk menyesuaikan suhu ruangan
dengan iklim.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
6. Ganlan wood shaped house, Yunnan, Guizhou, Guangdong and Guangxi.,
Southwest China

Gambar 16 Ganlan woodshaped house, sumber gambar


http://www.chinauniquetour.com/html/all/2009922/arts-6210.html

Hunian ini banyak ditemukan di daerah pegunungan semi tropis dibagian barat daya Cina.
Bangunan ini biasanya memiliki 2-3 lantai dgn struktur penompang kayu. Lantai pertama
biasanya adalah kandang ternak ataupun gudang, dan lantai atasnya dipergunakan untuk
ruang kegiatan para penghuninya. Material utama dari bangunan ini adalah kayu.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
7. Tibetan Vernacular Dwelling (Diaofang)

Gambar 17 Tibetan Vernacular Dwelling, sumber gambar


http://www.chinauniquetour.com/html/all/2009922/arts-6210.html

Hunian seperti ini bisa ditemukan di daerah Tibet dan Mongolia. Hunian ini merupakan
hunian dengan 2-3 lantai dimana lantai pertamanya dipergunakan untuk kandang ternak,
lantai kedua sebagai kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan gudang. Jika hunian ini
memiliki lantai 3 maka biasanya dipergunakan sebagai ruang keluarga dan balkon.

Material yang dipergunakan pada hunian ini adalah batu dan tanah yang dipadatkan.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
8. Mongolian Yurts, Northwest China

Gambar 18 Mongolian Yurts sumber gambar


http://www.chinauniquetour.com/html/all/2009922/arts-6210.html

Kaum nomaden di bagian barat laut Cina biasanya memiliki hunian yang berupa tenda. Hal
ini disebabkan oleh kebiasaan mereka yang berpindah-pindah tempat. Struktur dan
konstrusksi serta material dari hunian ini memudahkan penghuninya untuk membongkar
pasang. Material yang ringan, biasanya dari kulit hewan, selain mendukung suhu didalam
ruangan juga memudahkan penghuninya untuk membawanya ketika pindah.

Tenda yang kecil berdiameter 6 meter tanpa tiang ditengahnya, sedangkan tenda yang
lebih besar biasanya didukung oleh 2- 4 tiang. Setiap yurt memiliki lubang ditengahnya,
biasanya bagian ini dibawahnya dipergunakan sebagai dapur dan perapian.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
9. Ayiwang ughyur House, Xinjiang

Gambar 19 Ayiwang Ugyur House, sumber gambar


http://chinablog.cc/2009/08/ayiwang-uyghur-houses-in-xinjiang/

Ayiwang Ughyur House berada di daerah Xinjiang yang dihuni oleh berbagai macam etnis
dan kebanyakan dari mereka beragama Islam. Hal ini memberi warna tersendiri pada
arsitektur hunian mereka yg banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dalam Islam. Selain dari
budaya iklim juga memberi pengaruh banyak pada hunian ini. Nama Ayiwang mengandung
arti musim panas. Ayiwang adalah ruang yang berada dibagian deoan rumah dan memiliki
skylight sehingga disebut dengan ruang musim panas. Ruangan ini dapat memberi cahaya
dan akses ke ruang keluarga.

Selain ruang musim panas, terdapat juga ruang musim dingin. Disebut seperti itu karena
ruangan tersebut tidak memiliki jendela dan cenderung gelap, biasanya ruangan ini adalah
ruang tidur.

Dekorasi dari rumah ini kebanyakan merupakan ukiran,ukiran yg mendapat pengaruh dari
arsitektur Islam. Dekorasinya berupa tanaman dan bentukan-bentukan geometri yg dibentuk
dengan indah dan memiliki warna yang indah pula. Rumah ini memiliki courtyard yg
dipergunakan sebagai kebun dan sumber air seperti sumur.

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 20 Ayiwang Ugyur House,summer room (ruang
musim panas) sumber gambar
http://chinablog.cc/2009/08/ayiwang-uyghur-houses-in-
xinjiang/

Pengaruh Arsitektur Cina pada Arsitektur Indonesia

Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang strategis yang menjadi lintasan para pedagang
dunia terutama pedagang Cina, India dan beberapa dari Timur Tengah. Seringkali wilayah
Indonesia dijadikan tempat persinggahan bagi para pedagang ini sebelum menuju ke negara
yang dituju. Hal ini menyebabkan pengaruh-pengaruh dari budaya yang dibawa oleh para
pedagang ini tercampur dengan budaya Indonesia. Selain berdagang mereka juga
menyebarkan agama di Indonesia,sehingga memberi warna baru lagi bagi perkembangan
budaya yang dipengaruhi oleh agama termasuk salah satunya arsitektur.

Komunitas cina di Indonesia telah telah berdagang dan bermukim di Indonesia sejak
dibukanya rute perdagangan laut cina-india abad 2 masehi. Umumnya para pedagang akan
tinggal di pelabuhan untuk berdagang dan para kru kapal serta penumpang berbaur dengan
masyarakat didalam kota. Adanya kegiatan perdagangan ini menciptakan kota-kota di
pesisir laut dan menjadi semakin maju karena aktivitas perdagangan internasional. Banyak
dari pedagang ini menetap di Indonesia sehingga pada masa itu pusat kota menjadi 2
bagian yaitu pemukiman penduduk asli dan pemukiman yang ditinggali oleh pendatang.

Seperti kebiasaan pada umumnya manusia tinggal diwilayah baru,tentu mereka akan
menciptakan suasana seperti dikampung halaman. Hal inilah yang menyebabkan
banyaknya pengaruh arsitektur Cina pada arsitektur Indonesia. Pedagang cina pada waktu

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
itu membangun hunian dan rumah ibadah menggunakan arsitektur Cina. Pedagang Cina,
selain berdagang mereka juga menyebarkan agama yaitu Budha dan Islam. Sehingga
terdapat rumah ibadah yang menggunakan arsitektur Cina seperti masjid tetapi berbentuk
pagoda.

Seperti yang telah disebutkan diatas, arsitektur Cina banyak memberikan pengaruhnya
terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena banyak dari
pedagang dari Cina yang bermukim di Indonesia, bahkan mereka membuat sebuah
pemukiman khusus masyarakat Cina, dimana tentu saja keseluruhan arsitekturnya memiliki
gaya arsitektur Cina. Hanya saja arsitektur ini telah mengalami proses-proses adaptasi dan
asimilasi dengan budaya, iklim, sumber daya alam (material) dan Sumber daya manusia
(ilmu pengetahuan) dari Indonesia yang menghasilkan arsitektur percampuran antara Cina
dan Indonesia.

Gambar 21. Pemukiman Pecinan masyarakat Cina di Jakarta, 1930an


sumber gambar http://www.jakarta.go.id

Selain itu eklektisme atau arsitektur hibrida juga banyak terjadi disebabkan oleh
percampuran ini. Banyak arsitektur nusantara yang mengambil beberapa elemen-elemen
yang dianggap baik dari arsitektur Cina. Berikut beberapa contoh bangunan yang
merupakan asimilasi dan hibridisasi antara arsitektur Cina, Indonesia dan beberapa
arsitektur lainnya

Gambar 22. Sebuah rumah dengan gaya percampuran arsitektur tradisional,


Cina dan Eropa sumber gambar http://www.berbagiidesegar.com

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 23. Rumah bergaya arsitektur cina
Sumber gambar. http://www.panoramio.com/photo/80595400

Kedua gambar diatas (gambar 13 dan 14) menunjukkan arsitektur percampuran antara
arsitektur tradisional Indonesia dan Cina. Elemen arsitektur Cina dapat terlihat pada atap
yang dipergunakan.

Elemen-elemen arsitektur Cina juga dipergunakan pada masjid, seperti yang terlihat pada
masjid pada gambar 15 yang merupakan percampuran antara arsitektur tradisional dan
arsitektur Cina. Elemen arsitektur Cina jelas terlihat pada bentuk dan ornamen atap, serta
bentuk menara didepan masjid yang terlihat seperti pagoda

Gambar 24 Masjid Agung Palembang


Sumber gambar. http://www.skyscrapercity.com

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Crouch, Dora P, Johnson, June G,2001, Tradition in Architecture:
Afrika,America,Asia and Oceania, Oxford University Press, New York.
2. Gartiwa, Marcus, 2011, Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan, Muara
Indah
3. Kruft,Hanno-Walter, 1994, History of Architectural Theory, Princeton Architectural
Press, New York.
4. Luknanto, Ir Djoko, M.Sc.P.Hd : Koleksi Citra dan Naskah candi Boroboduer
(http://luk.staff.ugm.ac.id/Borobudur/denahtampang.html)
5. Moffet, Marian, Fazio,Michael and Wodehouse, Lawrence,2003, A World History of
Architecture, Laurence King Publishing Ltd, London, UK.
6. Munandar,Dr. Agus Aris : Kesejajaran Arsitektur Bangunan Suci India dan Jawa
Kuna.
7. Snyder,James C dan Catanese,Anthony, J, 1984: Pengantar Arsitektur, Erlangga
8. Sudrajat, Iwan,Dr.Ir, 1999, Membangun Sistem Teori Arsitektur Nusantara;
Mengubah angan-angan menjadi kenyataan, Kumpulan Naskah Terbaik Lomba
Penulisan Teori Arsitektur, Arsitektur Unpar, Bandung.
9. Wahid,Julaihi dan Alamsyah,Bakti, 2013, Teori Arsitektur, Graha Ilmu.
10. Wijaya , Y.B Mangun,1988, Wastu Citra, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
11. http://depts.washington.edu

‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id
‘13 Sejarah Arsitektur Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Rahil Muhammad Hasbi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai