Anda di halaman 1dari 14

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Pelayanan Publik


a. Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Menurut Kotler dalam Sampara Lukman yang dikutip oleh
(Sinambela, 2006:4) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap
kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia
yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau suatu kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun
hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik. Pelayanan publik
dapat pula diartikan pemberian layanan keperluan orang atau
masyarakat baik dalam bentuk jasa maupun dalam bentuk barang
mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai cara yang telah
ditetapkan.
Oleh karena itu pelayanan publik disebut juga pelayanan kepada
orang banyak (masyarakat), pelayanan sosial, dan pelayanan umum.
Secara ideal, persyaratan teori administrasi yang menyangkut
pelayanan publik antara lain harus mampu menyatakan sesuatu yang
bermakna yang dapat diterapkan pada situasi kehidupan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bermasyarakat, mampu menyajikan suatu perspektif kedepan, dapat


mendorong lahirnya cara-cara atau metode baru dalam situasi dan
kondisi yang berbeda, Teori administrasi yang sudah ada merupakan
dasar untuk mengembangkan teori administrasi lainnya, khususnya
pelayanan publik, dapat membantu pemakainya untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena yang dihadapi, dan bersifat multi disipliner dan
multi dimensional (Mansyur, 2013: 966).
Hakikat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan
pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban
pemerintah sebagai abdi masyarakat. Peran pemerintah tersebut
memberikan solusi terhadap pelayanan publik merata dan berkeadilan.
Solusi demikian dihubungkan dengan menguatnya kontrol masyarakat
dan besarnya kontribusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintah. Pemberian otonomi yang sangat luas pada dasarnya juga
dimaksudkan untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyat. Melalui
otonomi yang luas, pemerintah daerah memiliki wewenang luas dalam
menyelenggarakan pemerintah dan pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan rakyat dan daerah.
Pelayanan yang baik akan diwujudkan dengan sistem pelayanan
yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Hendaknya aparat
dalam memberikan pelayanan tidak mendahulukan kepentingan
pribadi diatas kepentingan umum. Karena peran aparat disini adalah
aparatur Negara sebagai abdi masyarakat. Selain itu dalam pelayanan
harus sesuai dengan undang-undang atau ketetapan berlaku. Sumber
daya manusia pun juga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan
pelayanan. Jika sumber daya yang dimiliki aparat baik maka pelayanan
akan baik pula.
Dengan demikian pelayanan publik merupakan kepuasan
penyelengara negara terhadap kegiatan dan kebutuhan masyarakat.
Dalam hal ini yang dimaksud kebutuhan bukanlah kebutuhan pribadi,
tetapi berbagai kebutuhan yang sebenarnya diharapkan oleh
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

masyarakat, yaitu kebutuhan pelayangan yang merupakan hak


masyarakat sebagai warga negara. (Dwiyanto,2010:2) menyatakan
bahwa pelayanan publik memiliki kisaran yang sangat luas, yaitu
mencakup pelayanan untuk memenuhi kebutuhan barang publik, hak
dasar, kewajiban pemerintah dan komitmen nasional. Pelayanan publik
umumnya dibagi menjadi dua kategori sesuai dengan tingkat
kepentingan kebutuhan warga negara, yakni pelayanan publik primer
dan pelayanan publik sekunder.
Pelayanan publik primer mengacu pada berbagai jenis layanan
yang diberikan oleh instansi pemerintah maupun swasta untuk
memenuhi kebutuhan mutlak dari seorang warga negara. Seperti KTP
bersifat mutlak bagi setiap waga negara yang sudah memenuhi syarat,
terutama dari segi usia (18 tahun keatas). Semua pelayanan yang
bersifat primer, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk
menyediakan pelayanan bermutu dan mudah didapatkan. Sedangkan
pelayanan publik sekunder adalah pelayanan yang tidak mutlak bagi
warga negara, seperti tata rias, hiburan dan kebutuhan lainnya.
b. Standar Pelayanan Publik
Standar pelayanan adalah ukuran yang dipergunaan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban penyelenggara kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
teratur. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik tentunya memberikan arahan kepada seluruh penyelenggara
pelayanan yang terstandarisasi dengan memenuhi komponen standar
pelayanan. Adapun standar pelayanan publik menurut Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 pasal 21 tentang komponen standar
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:
1) Dasar hukum.
2) Persyaratan.
3) Sistem, mekanisme, dan prosedur.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Jangka waktu penyelesaian.


5) Biaya/tarif.
6) Produk pelayanan.
7) Sarana, prasarana atau fasilitas.
8) Kompetensi pelaksanaan.
9) Pengawasan internal.
10) Penanganan pengaduan, saran, dan masukan.
11) Jumlah pelaksana.
12) Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan.
13) Jaminan pelayanan yang memberikan keamanan.
14) Evaluasi kinerja pelaksana.

Komponen standar pelayanan publik ini didesain untuk


memberikan akses informasi seluas-luasnya sehingga masyarakat
dimudahkan menjangkau pelayanan dasar yang mengarah kepada
kesejahteran masyarakat. Selain itu, dengan terpenuhinya standar
pelayanan tersebut, dapat meminimalisir tindakan-tindakan mal
adminsitrasi seperti pungutan liar, penyimpangan prosedur, penudaan
dan sebagainya yang merupakan celah potensi terjadinya tindak pidana
korupsi. Standar pelayanan publik memberikan keterbukaan akses
informasi kepada masyarakat sehingga pelayanannya baik persyaratan,
prosedur, biaya dan jangka waktu dapat diukur dan diketahui
masyarakat tanpa mengalami kebingungan serta menunutut
pengawasan masyarakat dalam penyelenggaraannya. Terpenuhinya
standar pelayanan publik bertujuan mewujudkan Indonesia menjadi
welfare state yang dapat memenuhi kebutuhan dasar sebagai bentuk
mekanisme pemerataan terhadap kesejangan yang ada.

Selaras dengan hal tersebut Pasal 18 Undang-Undang Pelayanan


Publik juga mengatur hak-hak masyarakat selaku pengguna pelayanan
publik antara lain:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Masyarakat berhak mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;


2) Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
3) Mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan;
4) Mendapatkan advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan
pelayanan;
5) Memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk
memperbaiki pelayanan;
6) Memberitahu pelaksana untuk memperbaiki pelayanan;
7) Mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar
pelayanan;
8) Mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan
standar pelayanan;
9) Mendapat pelayanan yang berkualitas
Hak inilah yang menjadi bekal bagi masyarakat untuk mengawal
dan mengendalikan penyelenggaraan pelayanan publik. Tanpa
pengaturan hak ini pun, sebenarnya fungsi pengawasan pelayanan
publik telah melekat kepada masyarakat. Ini dikarenakan sumber
pembiayaan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah merupakan hasil pajak yang disetorkan masyarakat
sehingga secara otomatis masyarakat memiliki andil dan peran
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Tinjauan Administrasi Kependudukan


a. Pengertian Admnistrasi Kependudukan
Definisi administrasi kependudukan menurut Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yaitu
rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dokumen dan data
kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan
sektor lain.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kemudian di dalam penjelasan Undang-Undang Administrasi


Kependudukan tersebut dijelaskan bahwa administrasi kependudukan
sebagai suatu sistem yang diharapkan dapat diselenggarakan sebagai
bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Kinerjanya fokus
pada kepentingan penduduk, memberikan pemenuhan hak-hak
administratif, pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan
dengan dokumen kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang
diskriminatif.
Administrasi publik menurut Waldo dalam (Zauhar, 2001:31)
memiliki dua definisi yaitu: Public administration is the organization
and management of men and materials to acheive the purpose of
government. Public administration is the art and science of
management as applied to affairs as state (Administrasi Publik adalah
pengelolaan terhadap sumber daya manusia dan materi untuk mencapai
tujuan pemerintah serta Administrasi Publik sebagai seni dan juga
sebagai kajian intelektual dari pengelolaan dalam urusan kenegaraan)
Pengertian administrasi kependudukan yang biasa disebut dengan
singkatan Adminduk dapat ditelusur dari Peraturan Daerah Kabupaten
Karanganyar Pasal 1 Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan yang menyatakan bahwa, administrasi
kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban
dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui
Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi
Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Pelaksanaan administrasi kependudukan merupakan hal yang
sangat esensial dan berperan strategis dalam pembangunan. Faktor
penyebabnya karena melalui pelaksanaan sistem administrasi
kependudukan tersebut dapat diketahui tentang jumlah penduduk,
karakteristik dan informasi lain sesuai dengan keadaan penduduk serta
kondisi daerah tempat tinggal.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pengertian tersebut, maka ruang lingkup administrasi


kependudukan meliputi tiga komponen yaitu: Kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi
administrasi kependudukan. Sejak tahun 2006, pemerintah telah
menetapkan kebijakan administrasi kependudukan yang berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan. Undang-Undang atau dasar ini kemudian ditindak
lanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006. Khususnya
diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun
2015 tentang pelayanan publik di Provinsi Jawa Tengah serta
Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 82 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 4 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Dinas kependudukan dan pencatatan sipil merupakan perangkat
daerah sebagai unsur pelaksanaan urusan kegiatan Administrasi
Kependudukan Kabupaten Karanganyar di bidang Kependudukan dan
Pencatatan Sipil. Dinas Kependudukan bertugas membantu bupati
melaksanakan tugas umum pemerintahan di bidang pelayanan
pencatatan sipil, dibidang pengelolaan informasi administrasi
kependudukan bidang pemanfaatan data dan inovasi pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan.
b. Tujuan Administrasi Kependudukan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan, penyelenggaraan administrasi
kependudukan bertujuan untuk:
1) Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas
dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting yang dialami oleh penduduk.
2) Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Menyediakan data dan informasi kependudukan secara nasional


mengenai Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada
berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah
diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan
pembanguan pada umumnya.
4) Mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional dan
terpadu.
5) Menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi
sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Prinsip-prinsip
di atas menjadi dasar terjaminnya penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan sebagaimana dikehendaki oleh undang-undang.

3. Tinjauan Nama Sebagai Identitas Diri


a. Pengertian Nama
Menurut kebiasaan di masyarakat, nama adalah suatu
identitas yang harus dimiliki oleh setiap orang saat lahir di dunia
untuk mempermudah dalam memanggilnya. Menurut agama nama
adalah doa, julukan yang diberikan kepada anak oleh orang tua.
Sebagai harapan, namanya sudah mengandung doa. Nama
merupakan suatu dasar dalam kita melakukan kegiatan hukum baik
itu hukum perdata atau pidana.
Dalam hukum perdata subjek hukum adalah pendukung hak
dan kewajiban masyarakat. Manusia dan badan hukum termasuk
dalam konsep hukum. Menurut konsep biologi, manusia adalah
fenomena alam, makhluk budaya yang diciptakan oleh Tuhan
dengan akal, emosi dan kehendak, jadi manusia adalah subjek
hukum. Karena manusia adalah subjek hukum, maka dalam
identitasnya mereka harus memiliki nama sehingga dapat
membedakan satu orang dengan orang lainnya.
b. Nama Sebagai Identitas Diri

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Identitas pribadi adalah karakteristik unik yang membuat


perbedaan dengan orang lain. Setiap orang mempunyai identitas
pribadinya sendiri, sehingga tidak akan sama dengan orang lain.
Pengaruh budaya juga mempengaruhi identitas pribadi seseorang.
Orang-orang dari budaya individualistis, seperti Amerika Serikat
dan Eropa Barat berusaha untuk membedakan dirinya dengan
orang lain. Sementara itu, orang-orang dari budaya kolektif
cenderung menonjolkan keanggotaan mereka kepada orang lain.
Identitas pribadi juga dapat diartikan sebagai aturan atau prinsip
moral pribadi yang digunakan seseorang sebagai kerangka
normatif dan pedoman berperilaku.
c. Syarat Melakukan Perubahan Nama
Penggantian nama adalah perubahan terhadap nama lama
seseorang menjadi nama yang baru melalui prosedur hukum
pengajuan permohonan penggantian atau perubahan nama.
Adakalanya dalam kenyataan dan perjalanan hidup seseorang nama
yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan sehingga akhirnya
memutuskan untuk melakukan perubahan nama. Alasan pergantian
nama bervariasi, dianggap kurang baik, kurang membawa
keberuntungan, tidak sesuai dengan agama dan kepercayaannya
dan alasan-alasan lainnya. Namun demikian, penggantian nama
tersebut tetap harus dilakukan sesuai dengan syarat dan prosedur
yang berlaku sehingga penggantian nama anak memiliki kekuatan
hukum yang kuat untuk menyandang nama tersebut.
Pasal 52 Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan mengatur bahwa perubahan nama
dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri tempat
pemohon. Selanjutnya, perubahan nama tersebut wajib didaftarkan
oleh orang yang berubah namanya tersebut kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang menerbitkan akta
pencatatan sipil paling lambat tiga puluh hari setelah menerima
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

salinan penetapan pengadilan negeri oleh Penduduk. Setelah


persyaratan tersebut dipenuhi, pemohon mengisi dan menyerahkan
Formulir Pelaporan Perubahan Nama dengan melampirkan
dokumen-dokumen sebagaimana disebutkan di atas kepada Instansi
Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksana. Pejabat Pencatatan Sipil
kemudian membuat catatan pinggir pada register akta catatan sipil
dan kutipan akta catatan sipil. Perubahan nama selanjutnya akan
direkam dalam database kependudukan. Tahapan pergantian nama
dilakukan sebagai berikut:
1) Orangtua (bagi anak di bawah 17 tahun) atau si anak sendiri
(bila sudah 17 tahun ke atas) harus mengajukan permohonan
ke Panitia Perdata Pengadilan Negeri setempat (sesuai
domisilinya) dengan menyebutkan alasan penggantian nama
tersebut.
2) Menyertakan dokumen KTP suami-istri, Kartu Keluarga, Akta
Perkawinan, dan Akta Kelahiran anak bersangkutan. Untuk
anak 17 tahun ke atas, menyertakan KTP, KK, dan Akta
Kelahiran.
3) Setelah menjalani proses persidangan dengan membawa saksi-
saksi (biasanya minimal dua orang) dan melengkapi bukti-
bukti yang diperlukan, Pengadilan Negeri akan mengeluarkan
amar keputusan.
4) Berdasarkan amar keputusan yang dikeluarkan Pengadilan
Negeri tadi, di balik lembar Akta Kelahiran akan dibuatkan
Catatan Pinggir yang memuat keterangan mengenai perubahan
nama tersebut.
5) Berdasarkan amar keputusan, Pengadilan Negeri akan
memerintahkan Kantor Catatan Sipil tempat Akta Kelahiran
tersebut diterbitkan untuk mencatat perubahan nama tersebut.
Jadi, misalnya yang bersangkutan lahir di Yogyakarta,
sementara kini berdomisili di Bandung, maka ia tidak perlu
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengurus pergantian nama di Pengadilan Negeri Yogyakarta,


melainkan cukup di Pengadilan Negeri Bandung.
Catatan Sipil selanjutnya akan membuatkan catatan pinggir
pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan
Sipil. Berdasarkan Pasal 93 Ayat (2) Peraturan Presiden No. 25
Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil, dokumen-dokumen yang wajib
dilengkapi dalam hal pencatatan perubahan nama adalah:
Salinan penetapan pengadilan negeri tentang perubahan nama;
1) Kutipan Akta Catatan Sipil;
2) Kutipan Akta Perkawinan bagi yang sudah kawin;
3) Fotokopi Kartu Keluarga;
4) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.

Prosedur pemohon adalah mengisi dan menyerahkan formulir


laporan perubahan nama dengan melampirkan dokumen tersebut di
atas kepada instansi pelaksana yaitu Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.

Setelah nama baru telah ditetapkan secara hukum oleh


Pengadilan Negeri setempat yang diketahui oleh minimal dua
orang saksi, maka akan diberikan rujukan ke Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil guna mengubah identitas baru
secara administrasi. Akta kelahiran akan tetap sama seperti yang
dulu, hanya saja dibalik lembaran akta kelahiran tersebut akan
dibuat catatan pinggir dan disahkan dengan tanda tangan dari
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat. Oleh
karena itu seseorang akan sah secara hukum dan dapat
menggunakan atau menyandang nama baru tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat. Berubahnya nama seseorang melalui
permohonan penggantian nama kepada pengadilan tentunya secara

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yuridis akan membawa akibat hukum terhadap status anak tersebut


secara hukum.

Akibat hukum atas penggantian nama anak terhadap legalitas


status hukum anak antara lain adalah terhadap perubahan beberapa
bukti autentik, seperti akta kelahiran anak berikut terhadap nama di
dalam Kartu Keluarga (KK) yang bersangkutan. Apabila
perubahan nama dilakukan apabila seseorang sudah dewasa
tentunya prosesnya akan lebih panjang, mulai dari perubahan nama
terhadap akta kelahiran, perubahan nama dalam KK, perubahan
dalam nama KTP, perubahan nama dalam paspor, perubahan dalam
nama ijazah pendidikan, dan lain sebagainya, sebagai legalitas
nama seseorang. Perubahan tersebut diawali adanya perubahan
akta kelahiran melalui akta pencatatan sipil, sebagai bentuk tertib
administrasi kependudukan.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

Rumusan Masalah: Sumber Data:

1. Bagaimana pelayanan administrasi 1. Data Primer berupa fakta proses


kependudukan terkait perubahan nama administrasi perubahan nama di
pada Dinas Kependudukan dan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pencatatan Sipil Kabupaten
Karanganyar? Karanganyar. Pengumpulan data
2. Apakah solusi hukum ideal untuk primer bersal dari interview,
mengatasi hambatan-hambatan dalam pengamatan dan observasi.
pelayanan administrasi kependudukan 2. Data Sekunder berupa Peraturan
terkait perubahan nama pada Dinas perundang-undangan dan teori
Kependudukan dan Pencatatan Sipil terkait. Pengumpulan data
Kabupaten Karanganyar? sekunder berasal dari studi
pustaka.

Pendekatan Empiris, Sifat


Penelitian Kualitatif
Deskriptif,

Tinjauan Umum:
Hasil Penelitian yang diharapkan:
1. Tinjauan administrasi
1. Memahami pelayanan administrasi kependudukan
kependudukan terkait perubahan nama di 2. Tinjauan pelayanan publik
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 3. Tinjauan perubahan nama
Kabupaten Karanganyar sebagai identitas penduduk
2. Mengerti solusi hukum yang ideal untuk
mengatasi hambatan-hambatan dalam
pelayanan administrasi kependudukan
terkait perubahan nama di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Karanganyar

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan:
Kerangka pemikiran merupakan bentuk suatu konsep atau alur dari suatu
penelitian yang berdasar pada masalah yang diteliti dan diharapkan dapat
mengarah pada suatu hipotesis atau jawaban sementara sehingga dapat diperoleh
jawaban dan altenatif solusinya serta hasil penelitian seperti yang diharapkan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai