Anda di halaman 1dari 24

a Resum Modul 1

Konsep Pelayanan Publik

Pengertian
• Pembukaan UUD 1945 Asas Penyelenggaraan Pasal 4
Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap WN UU Pelayanan Publik :
melalui sistem pemerintahan yang mendukung
a. Kepentingan umum
terciptanya pelayanan publik yang prima dalam
b. Kepastian hukum
memenuhi kebutuhan dasar atas barang publik, jasa c. Kesamaan hak
publik, dan pelayanan administrative. d. Keseimbangan hak dan
• UU Nomor 25 tahun 2009 kewajiban
Pelayanan publik yang prima merupakan muara dari e. Keprofesionalan
reformasi birokrasi, yang tertulis dalam Perpres No 81 f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan /
Tahun 2010.
tidak diskriminatif
Pelayanan Publik adalah kegiatan dalam rangka Keterbukaan
pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap WN dan Akuntabilitas
penduduk atas barang/jasa, admisitratif oleh Fasilitas dan perlakuan
penyelenggara pelayanan publik (institusi penyelenggara khusus bagi kelompok
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk rentan
UU, badan hukum untuk pelayanan publik, termasuk ASN) k. Ketepatan waktu
dikuatkan dalam UU Nomor 5 2014. l. Kecepatan, kemudahan,
dan keterjangkauan
• Oxford Learner’s Dictionary
Sistem yang menyediakan sesuatu yang dibutuhkan publik
dan diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta.
• Hardiyansyah
Pelayanan adalah aktivitas untuk membantu, menyiapkan,
dan mengurus barang dan jasa kepada pihak lain. Istilah
lain adalah pengabdian dan pengayoman.
• Agus Dwiyanto
Semua jenis pelayanan penyedia barang/jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat memiliki eksternalitas tinggi
dan terkait upaya mewujudkan tujuan bersama yang
terjantum dalam institusi maupun dokumen perencanaan
pemerintah, dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan
dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan
memenuhi komitmen dunia internasional. Penyedia
pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah maupun
swasta (mekanisme pasar).
Resum Modul 2

Prinsip pelayanan publik yang baik: Unsur Penting Dalam


Pelayanan Publik (ASN):
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyakarat dalam 1. Penyelenggara
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi h pelayanan publik yaitu
asil. ASN/Birokrasi,
b. Transparan 2. Penerima layanan yaitu
Pemerintah harus menyediakan akses bagi WN seperti masyarakat,
persyaratan, prosedur, biaya, dll. Masyarakat diberi stakeholders, atau sektor
akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan privat,
pengaduan apabila tidak puas dengan pelayanan publik 3. Kepuasan yang diberikan
pemerintah. dan/atau diterima oleh
c. Responsif penerima layanan.
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan WN. Tidak hanya bentuk dan jenis tetapi
juga mekanisme penyelenggaran layanan, jam
pelayanan, prosedur, biaya penyelenggaran pelayanan.
Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat (klien).
d. Tidak diskriminatif
Tidak boleh membedakan antara WN atas dasar
identitas, status sosial, pandangan politik, agama,
profesi, jenis kelamin, orientasi seksual difabel, dsj.
e. Mudah dan murah
Harus ditetapkan prinsip mudah artinya, masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya, biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapat layanan
terjangkau. Pemerintah tidak mencari keuntungan
melainkan memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit,
dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik harus mudah dijangkau oleh WN
secara fisik (dekat, terjangkau kendaraan publik, mudah
dilihat, gampang ditemukan, dll) secara non fisik (terkait
biaya dan persayaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk dapat layanan tersebut).
h. Akuntabel
Semua bentuk pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat. Tidak hanya kepada atasan (pejabat atau
orgnisasi vertikal) tetapi kepada masyarakat luas
melalui media publik. (social accountability)
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan
mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok
lemah ketika berhadapan dengan kelompok kuat.
Resum Modul 3

Membangun Budaya Pelayanan Prima

Tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang


berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat (pelayanan prima). Pelayanan
prima didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang
dimiliki oleh penyelenggara.
juihvjgfytgbhj

Djamaludin Ancok dkk, budaya pelayanan yang baik tentu akan berdampak positif terhadap
kinerja organisasi dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim di dalam organisasi.
Melalui kerja sama pelayanan akan diselesaikan dengan hasil terbaik. Fokus utama
memberikan kepuasan kepada masyarakat harus menjadi prinsip utama ASN dalam bekerja.
b. Budaya berorientasi pada pelayanan prima harus menjadi dasar ASN dalam penyediaan
layanan. Dalam memberikan pelayanan prima terdapat tingkatan yaitu: (1) memenuhi
kebutuhan dasar pengguna, (2) memenuhi harapan pengguna, (3) melebihi harapan
pengguna, (4) mengerjakan lebih dari yang diharapkan.
c. Pemberian pelayanan prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi, kemajuan
organisasi akan berdampak pada: (1) makin besar pajak yang dibayarkan pada negara, (2)
pegawai semakin sejahtera, (3) fasilitas yang diberikan kepada pegawai makin besar.

Enam elemen untuk menghasilkan Wujud pelaksanaan amanat UU Nomor 25 tahun


pelayanan publik yang berkualitas yaitu: 2009 tentang Pelayanan Publik :
a. Komitmen pimpinan yang merupakan a. Penerapan standar pelayanan dan maklumat
kunci untuk membangun pelayanan pelayanan;
yang berkualitas; b. Tindak lanjut dan upaya perbaikan melalui
b. Penyediaan layanan sesuai dengan kegiatan survey kepuasan masyarakat;
sasaran di dalam penyelenggaraan c. Profesionalisme SDM;
pelayanan publik; d. Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan
c. Penerapan dan penyesuaian standar Publik (SIPP) untuk memberikan akses yang
pelayanan di dalam penyelenggaraan luas kepada masyarakat;
pelayanan publik; e. Mendorong integrasi layanan publik dalam satu
d. Memberikan perlindungan bagi internal gedung melalui Mal Pelayanan Publik;
pegawai, serta menindaklanjuti f. Merealisasikan kebijakan “no wrong door policy”
pengaduan masyarakat; melalui Sistem Pengelolaan Pengaduan
e. Pengembangan kompetensi SDM, Pelayanan Publik Nasional (SP4N-LAPOR!);
jaminan keamanan dan keselamatan g. Penilaian kinerja melalui evaluasi pelayanan
kerja, fleksibilitas kerja, penyediaan publik untuk kemudian dilkukan perbaikan;
infrastruktur teknologi informasi dan h. Kegiatan dialog, diskusi antara penyelenggara
sarana prasarana; layanan publik dengan masyarakat melalui
f. Secara berkala melakukan Forum Konsultasi Publik;
pemantauan dan evaluasi terhadap i. Terobosan perbaikan melalui inovasi pelayanan
kinerja penyelenggara pelayanan publik.
publik.
Resum Modul 4

ASN sebagai Pelayan Publik

Pasal 10 UU ASN, ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan


publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan
fungsi tersebut, ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
juihvjgfytgbhj
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualiatas;
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Pasal 34 UU Pelayanan Publik mengatur Pegawai ASN juga berperan sebagai


perilaku pelaksana publik termasuk ASN perencana, pelaksana, dan pengawas
dalam menyelenggarakan pelayanan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
publik: dan pembangunan nasional. Peran tersebut
a. Adil dan tidak diskriminatif; dilaksanakan melalui pelaksanaan kebijakan
b. Cermat;
dan pelayanan publik yang profesional,
c. Santun dan ramah;
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
d. Tegas, andal, dan tidak memberikan
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
putusan yang berlarut-larut;
e. Profesional;
f. Tidak mempersulit;
g. Patuh pada perintah atasan yang sah
dan wajar; Hal fundamental mengenai pelayanan publik:
h. Menjunjung tinggi nilai akuntabilitas dan
integritas isntitusi penyelenggara; a. Pelayanan publik merupakan hak WN sebagai
i. Tidak membocorkan informasi / amanat konstitusi;
dokumen rahasia sesuai dengan UU; b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan
j. Terbuka dan mengambil langkah tepat pajak yang dibayar oleh WN;
untuk menghindari benturan c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan
kepentingan; tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
k. Tidak menyalahgunakan sarana dan bagi kemajuan bangsa di masa yang akan
prasarana serta fasilitas pelayanan datang;
publik; d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya
l. Tidak memberikan infromasi yang salah memenuhi kebutuhan dasar WN sebagai
/ menyesatkan serta proaktif dalam manusia, tetapi juga berfungsi untuk
memenuhi kepentingan masyarakat; memberikan perlindungan bagi WN.
m. Tidak menyalahgunakan informasi,
jabatan dan/atau kewenangan yang
dimiliki;
n. Sesuai dengan kepantasan;
o. Tidak menyimpang dari prosedur.
Resum Modul 5

Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN

SE menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tgl 26 Core Values ASN BerAKHLAK
Agustus 2021 tentang implementasi Core Values dan merupakan akromin dari:
Employer Branding ASN, disebutkan bahwa dalam
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu
Kompeten, Harmonis, Loyal,
strategi trasnformasi pengelolaan
juihvjgfytgbhjASN menuju Adaptif, Kolaboratif.
pemerintahan berkelas dunia.

Pemerintah meluncurkan Core Values (Nilai nilai


dasar) ASN BerAkhlak dan Employer Branding
(Bangga Melayani Bangsa). Diluncurkan pada
tanggal
Standar mutu layanan institusi
27 Juli 2021 oleh Presiden Jokowi bertepatan dengan pemerintah dapat dibedakan dalam
hari jadi KemenPANRB ke 62. Sangat penting dua paradigma yaitu:
memastikan ASN mengedepankan nilai Berorientasi
Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, dimaknai 1. Standar berbasis peraturan
bahwa ASN harus berkomitmen memberikan perundang-undangan (producer
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. view)
2. Standar berbasis kebutuhan dan
kepuasan masyarakat sebagai
pelanggan (consummer view or
Kriteria berorientasi pelayanan: public view)
a. ASN harus memiliki kode etik untuk
menjabarkan pedoman perilaku sesuai dengan
tujuan yang terkandung dari masing-masing
nilai. Sangatlah penting memastikan
b. Untuk mendetailkan kode etik dapat dibentuk bahwa ASN mengedepankan nilai
sebuah kode perilaku yang berisi contoh
Berorientasi Pelayanan dalam
perilaku spesifik yang wajib dilakukan dan tidak
pelaksanaan tugasnya, yang
boleh dilakukan oleh pegawai ASN.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya dimaknai bahwa setiap ASN harus
pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani berkomitmen memberikan pelayanan
sebagai suatu kebanggaan. prima demi kepuasan masyarakat.

Berorientasi Pelayanan

Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan

Prinsip dasar ASN: Panduan perilaku/ kode etik


a. Nilai dasar; ASN dalam pelaksanaan tugas
b. Kode etik dan kode perilaku; sehari-hari:
c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik; a. Memahami dan memenuhi
d. Kompetens yang diperlukanjuihvjgfytgbhj
sesuai dengan bidang kebutuhan masyarakat
tugas; b. Ramah, cekatan, solutif, dan
e. Kualifikasi akademik; dapat Diandalkan
f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan c. Melakukan Perbaikan Tiada
tugas; Henti
g. Profesionalitas jabatan.
Resum Modul 6

Konsep Akuntabilitas

Pengertian Akuntabilitas

Responsibilitas: kewajiban untuk SE MenPANRB Nomor 20 Tahun


bertanggung jawab yang berangkat dari 2021Core Values BerAKHLAK dalam
moral individu. konteks Akuntabilitas:
Akuntabilitas: kewajiban untuk bertanggung • Kemampuan melaksanakan tugas
jawab kepada seseorang/ organisasi yang dengan jujur, bertanggung jawab,
memberikan amanat. cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Akuntabilitas ASN: kewajiban untuk • Kemampuan menggunakan kekayaan
mempertanggungjawabkan segala tindak dan barang milik negara secara
tanduknya sebagai pelayan publik kepada bertanggungjawab, efektif, dan efisien
atasan, lembaga pembina, dan lebih • Kemampuan menggunakan
luasnya kepada publik. kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi

Aspek-Aspek Akuntabilitas

• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan. Hubungan yang terjadi adalah hubungan


yang bertanggung jawab antara kedua belah pihak (antara individu/kelompok/institusi dengan
negara dan masyarakat).
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil. Setiap individu/kelompok/institusi dituntut
untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajiban, selalu berupaya
memberikan kontribusi untuk mencapai hasil maksimal.
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan. Dalam dunia birokrasi, bentuk
akuntabilitas individu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan
untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
• Akuntabilitas memerlukan konsekuensi. Konsekuensi dapat berupa penghargaan atau sanksi.
• Akuntabilitas memperbaiki kinerja. Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi
akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan
berfokus peningkatan kinerja.
Resum Modul 7

Pentingnya Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan
kegiatan kepada atasan.
ASN perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai
akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan perilaku bertanggungjawab atas kepercayaan yang
diberikan.

Fungsi Utama Akuntabilitas Publik: Responsibilitas: kewajiban untuk bertanggung jawab


yang berangkat dari moral individu.
• Untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokrasi); Akuntabilitas: kewajiban untuk bertanggung jawab
• Untuk mencegah korupsi dan kepada seseorang/ organisasi yang memberikan
penyalahgunaan kekuasaan (peran amanat.
konstitusional);
Akuntabilitas ASN: kewajiban untuk
• Untuk meningkatkan efisiensi dan
mempertanggungjawabkan segala tindak tanduknya
efektivitas (peran belajar).
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada publik.

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam:


Akuntabilitas vertikal: pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi. Membutuhkan pejabat pemerintah untuk m elapork an “k e bawah” kepada publik.
Akuntabilitas horizontal: pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Membutuhkan pejabat
pemerintah untuk m elapork an “k e samping ” kepada para pejabat lainnya dan lembaga
negara.

T
ingkatan Akuntabilitas • Akuntabilitas Personal mengacu pada nilai dalam diri
stake seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan
etika.
holder
• Akuntabilitas Individu mengacu pada hubungan antara
organisasi individu dan lingkungan kerja (instansinya)
• Akuntabilitas Kelompok, pembagian kewenangan dan
kelompok semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok berperan penting dalam tercapainya kinerja
individu organisasi yang diharapkan.
• Akuntabilitas Organisasi mengacu pada hasil
pelaporan kinerja yang telah dicapai.
personal
• Akuntabilitas Stakeholders tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja
yang adil, responsif dan bermartabat.
Resum Modul 8

Panduan Perilaku Akuntabel

Akuntabilitas dan Integritas Integritas dan Anti Korupsi


Akuntabilitas dan Integritas menjadi Integritas adalah salah satu pilar penting
landasan dasar dari sebuah negara. Kedua dalam pemberantasan korupsi. Integritas
prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh diartikan sebagai bersatunya antara
semua unsur pemerintahan dalam ucapan dan perbuatan. Integritas diartikan
memberikan layanan kepada masyarakat. juga sebagai kejujuran atau
ketidakmunafikan.
Integritas menjadi hal pertama yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin ataupu
pegawai negara kemudian diikuti oleh
Akuntabilitas. Alat akuntabilitas:
• Perencanaan strategis: RPJP-D, RPJM-D,
RKP-D, Renstra untuk SKPD, SKP untuk
PNS.
Mekanisme Akuntabilitas harus
mengandung dimensi: • Kontrak Kinerja: kontrak / implementasi dari
PP No 46 tahun 2011 tentang penilaian
• Akuntabilitas kejujuran dan hukum, prestasi kerja PNS hingga PP No 30 tahun
terkait dengan kepatuhan terhadap 2019.
hukum dan peraturan yang ditetapkan. • LAKIP.
• Akuntabilitas proses, diterjemahkan
melalui pemberian pelayanan publik
yang cepat, responsif, dan murah.
• Akuntabilitas program, dapat Menciptakan Lingkungan Kerja Yang
memberikan pertimbangan apakah Akuntabel:
tujuan dapat tercapai, apakah ada • Kepemimpinan
alternatif program lain dengan hasil • Transparansi
maksimal dan biaya minimal. • Integritas
• Akuntabilitas kebijakan, terkait dengan • Tanggung jawab (responsibilitas
pertanggungjawaban pemerintah atas perseorangan, responsibilitas institusi)
kebijakan yang diambil DPR/DPRD dan • Keadilan
masyarakat. • Kepercayaan
• Keseimbangan
• Kejelasan
• Konsistensi
Resum Modul 9

Framework Akuntabilitas

TENTUKAN
TUJUAN DAN
TANGGUNG
JAWAB

RENCANAKAN
BERIKAN APA YANG AKAN
EVALUASI DAN DILAKUKAN
MASUKAN UNTUK
PERBAIKAN MENCAPAI
TUJUAN

BERIKAN LAKUKAN
LAPORAN IMPLEMENTASI
SECARA MONITORING
LENGKAP KEMAJUAN

Konflik Kepentingan Tipe-tipe Konflik Kepentingan:

Konflik kepentingan secara umum • Keuangan


adalah keadaan suwaktu seseorang Penggunaan sumber daya lembaga
pada posisi yang diberi kewenangan dan (termasuk dana, peralatan, atau sumber
kekuasaan untuk mencapai tugas dari daya aparatur) untuk keuntungan pribadi;
organisasi yang memberi penugasan • Non Keuangan
sehingga orang tersebut memiliki Penggunaan posisi atau wewenang untuk
kepentingan profesional dan pribadi membantu diri sendiri dan/atau orang lain.
yang bersinggungan.

Membangun Pola Pikir Anti Korupsi: Pengelolaan Gratifikasi yang Akuntabel:

Di luar kewajiban negara membuat Gratifikasi merupakan salah satu bentuk


kebijakan terkait sistem yang transparan, tindak pidana korupsi. Dalam konteks nilai
akuntablitias, dan integritas, peran masing- barang dan uang, ataupun konteks
masing individu dalam mengembangkan pegawai/pejabat negara, gratifikasi bisa
pola pikir akuntabel dan berintegritas, atau dikategorikan netral dan ilegal. Gratifikasi
sering dibahas sebagai pola pikir anti kerap memberikan dampak buruk sebagai
korupsi sangat dibutuhkan. penerima maupun pemberi.

Faktor individu dalam menyikapi hal baik


dan buruk adalah domain moral yang harus
dipegang sebagai prinsip hidup.
Dalam konteks sehari-hari di lingkungan
tempat tinggal dan lingkungan kerja,
tanggungjawab moral dalam memegang
teguh prinsip akuntabilitas dan integritas
adalah bagian dari pola pikir anti korupsi.
Resum Modul 10

Akuntabel dalam Konteks


Organisasi Pemerintahan

Transparansi dan Akses Informasi

Ketersediaan Informasi Bersandar Pada Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan


Beberapa Prinsip: Akses Infromasi:
• ASN tidak akan mengungkapkan
• Maximum Access Limited Exemption informasi resmi atau dokumen selain yang
(MALE) seharusnya.
• Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan • ASN tidak akan menyalahgunakan
• Mekanisme yang sederhana, murah, informasi resmi untuk kepentingan pribadi
dan cepat nilai dan daya guna suatu atau komersil.
informasi sangat ditentukan oleh • ASN akan mematuhi persyaratan
konteks waktu. legislatif, kebijakan instansi dan semua
• Informasi Harus Utuh dan Benar. arahan yang sah.
• Informasi Proaktif.
• Perlindungan Pejabat yang Beritikad
Baik.

Praktik Kecurangan dan Perilaku Korup

Tiga Cabang dari Fraud Tree: Fraud terjadi Kerena Tiga Hal yang Dapat
Terjadi Bersamaan:
1. Kecurangan tindak pidana korupsi
2. Kecurangan penggelapan aset • Insentif atau tekanan untuk melakukan
3. Kecurangan dalam laporan keuangan fraud.
• Sikap atau rasionalisasi untuk
membenarkan tindakan fraud.
• Adanya peluang untuk melakukan fraud.

Perilaku Berkaitan dengan Menghindari Perilaku Curang dan


Koruptif:

• ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi


• ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang
menyebabkan kerugian keuangan aktual atau potensial
untuk setiap orang atau institusinya
• ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi
dan kewenangan mereka untuk kepentingan pribadi
• ASN akan melaporkan setiap perilaku curang atau korup
• ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan
mereka
• ASN akan memahami dan menerapkan kerangka
akuntabilitas yang berlaku di sektor publik
Resum Modul 11

Penyimpanan Dan Penggunaan Data Informasi Pemerintah

Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta


dilaporkan harus relevant (relevan) reliable (dapat dipercaya)
understandable comparable (dapat dimengerti), serta comparable
(dapat dibandingkan), sehingga dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.

Perilaku Berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi


Pemerintah :

• ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan


• ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia
• ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan
• ASN akan melaporkan setiap perilaku curang atau korup
• ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitas
• ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
• ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
• ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatan untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain.

Untuk Membangun Budaya Anti Korupsi Di Organisasi Pemerintahan, Dapat


Mengadopsi Langkah-Lagkah Penanganan Konflik Kepentingan:

• Penyusunan kerangka kebijakan


• Identifikasi situasi konflik kepentingan
• Penyusunan strategi penanganan konflik kepentingan
• Penyiapan serangkaian tindakan untuk menangani konflik kepentingan.
Resum Modul 12

Tantangan Lingkungan Strategis

Dunia VUCA Disrupsi Teknologi


”Vuca World” yaitu dunia yang penuh gejolak
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan
(vocatility) disertai ketidakpastian (uncertainty).
setiap waktu. Kecenderungan kemampuan
Demikian halnya situasi saling berkaitan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
saling mempengaruhi (complexity) serta
dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi
ambiguitas (ambiguity). lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran
Implikasi VUCA menuntut diantaranya perubahan teknologi itu sendiri.
penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru. Menserasikan standar kompetensi jabatan dan
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan model pengembangan dengan pendekatan
setiap waktu, sesuai kecenderungan pengembangan yang lebih variatif dan indiviual
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi (seperti dari klasikal kepada non klasikal).
informasi dalam meningkatkan kinerja
organisai lebih
lambat, dibanding tawaran perubahan itu
sendiri.

Kebijakan Pembangunan Nasional

Untuk optimalisai keseluruhan tatanan perlu didukung profil kompetensi dan karakter ASN, baik secara
generik maupun secara sektoral menurut instansinya.

Sama halnya dengan aspek VUCA dan disrupsi teknologi, implikasi aspek Pembangunan Nasional juga
dapat mempengaruhi kebutuhan kualifikasi dan kompetensi selayaknya juga perlu dikaitkan.

Aspek BerAkhlak sebagai berikut:


1. Loyal
4. Berorientasi Pelayanan a. Memgang teguh ideologi Pancasila,
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan UUD 1945, setia pada NKRI, serta
masyarakat; pemerintahan yang Sah;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan b. Menjaga nama baik ASN, pemimpin,
c. Melakukan perbaikan tiada henti. instansi dan negara;
5. Akuntabel c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung 2. Adaptif
jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi; a. Cepat menyesuaikan diri pada
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik perubahan;
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan b. Terus berinovasi dan mengembangkan
efisien. kreativitas;
6. Kompeten c. Bertindak proaktif.
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab 3. Kolaboratif
tantangan yang selalu berubah; a. Memberi kesemptan untuk
b. Membantu orang lain belajar; berkontribusi;
c. Melaksanakan tugas dengan terbaik. b. Terbuka dalam bekerja sama untuk
7. Harmonis menghasilkan nilai tambah;
a. Menghargai orang apapun latar belakannya; c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai
b. Suka menolong orang lain sumber daya untuk tujuan bersama.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Resum Modul 13

Kebijakan Pembangunan
Aparatur
Perlakuan adil dan objektif dalam siklus
Merit Sistem manajemen ASN:

a. Melakukan perencanaan, rekrutmen,


UU ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip
seleksi, berdasarkan kesesuaian
dasar pengelolaan ASN berbasis merit.
kualifikasi dan kompetensi yang bersifat
Aspek pengelolaan ASN harus memenuhi
terbuka dan kompetitif;
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan
b. Memperlakukan ASN secara adil dan
kinerja. Termasuk tidak boleh ada
setara;
perlakuan diskriminatif, meliputi agama,
c. Memberikan remunerasi setara, dengan
kesukuan atau aspek primodial lainnya
menghargai kinerja yang tinggi.
yang bersifat subjektif.

Pembangunan Aparatur Karakter ASN

Dalam tahap pembangunan Aparatur Delapan karakteristik yang dianggap relevan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah dengan ASN meliputi:
Nasional (RPJMN) 2020-2024, reformasi
Integritas, nasionalisme, profesionalisme,
birokrasi diharapkan menghasilkan
wawasa global, IT dan bahasa asing,
karakter birokrasi yang berkelas dunia,
hospitality, networking, dan entrepreneurship.
dicirikan dengan pelayanan publik yang
semakin berkualitas, tata kelola yang Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk
efektif dan efisien. beradaptasi dengan dinamika lingkungan
strategis: inovatif dan kreatif, agility dan
flexibility, persistence dan perseverance serta
teamwork dan cooperation.
Pengembangan Kompetensi

Konsepsi Kompetensi PerMenPANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang


Standar Kompetensi ASN:
Menurut Kamus Kompetensi Loma, 1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
perilaku kompetensi memiliki tiga keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
aspek penting meliputi pengetahuan,
diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik
ketrampilan, dan sikap.
berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
Kompetensi dalam konteks ASN 2. Kompetensi Mnajerial adalah pengetahuan,
adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap/peilaku yang dapat
keterampilan dan perilaku yang diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
diperlukan dalam melaksanakan tugas dan mengelola unit organisasi.
jabatan, kompetensi menjadi faktor 3. Kompetensi Sosial Kultural adalah
penting untuk mewujudkan pegawai pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
profesional dan kompetitif.
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan
terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan.
Resum Modul 14

Hak Pengembangan Kompetensi

Hak pengembangan kompetensi meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial,


dan kompetensi sosial kultural. Dalam menentukan kebutuhan pengembangan
kompetensi dapat dilakukan dengan mengumpulkan data seperti memanfaatkan
indeks profesionalitas, asesmen kompetensi manajerial (metode assessment center
atau metode lain), seperti survei atau focus group discussion (FGD).

Hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan dilakukan pendekatan


pelatihan non klasikal diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement
termasuk coaching dan mentoring.

Pendekatan Pengembangan Kompetensi

Terdapat dua pendekatan pengembangan untuk meningkatkan kompetensi yaitu


klasikal dan non klasikal. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN
ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pegawai, sesuai
dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box.

Perilaku Kompeten

Berkinerja dan BerAkhlak Learn, Unlearn, Relearn

Setiap ASN sebagai profesional sesuai Margie, bertahan dalam kehidupan dan
dengan kualifikasi, kompetensi dan kinerja. tantangan kedepan melalui proses learn,
unlearn dan relearn. Learn, bahwa sejak dini
Selain ciritersebut ASN terikat dengan etika
kita dituntut untuk terus belajar sepanjang
profesi sebagai pelayan publik hayat. Unlearn, diperlukan sebagai proses
Perilaku etika profesional secara menyesuaikan/ meninggalkan pengetahuan
operasional tunduk pada perilaku dan keahlian lama. Relearn, proses
membuka diri dalam perspektif baru.
BerAkhlak.

Glints dalam Hidayati, bagaimana


membiasakan proses learn, unlearn dan
relearn.
1. Learn, sebagai ASN biasakan belajar hal
yang benar-benar baru, dan lakukan
secara terus menerus. Dilakukan
dimanapun, dalam peran apapun,
termasuk di tempat kerja.
2. Unlearn, proses ini harus terjadi karena
apa yang diketahui ASN tidak lagi sesuai.
3. Relearn, proses relearn disaat benar-
benar bisa menerima fakta baru.
Resum Modul 15

Meningkatkan Kompetensi Diri

• Perilaku lain ASN pembelajar yaitu


Meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah melakukan konektivitas dalam basis
adalah keniscayaan. Pembelajar yang online network.
relevan saat ini adalah yang memiliki • Sumber pembelajaran lain bagi ASN
kemampuan untuk secara aktif dan kreatif dapat memanfaatkan sumber keahlian
menerapkan keterampilan dan kompetensi para pakar / konsultan yang dimiliki di
ke situasi baru, di dunia yang selalu instansi tempat bekerja.
berubah dan kompleks. • Pengetahuan juga dihasilkan oleh
Pendekatan pengembangan mandiri ini jejaring informal, yang mengatur diri
disebut dengan Heutagogi atau disebut sendiri dalam interaksi dengan pegawai
juga teori “net-centric”, merupakan dalam organisasi.
pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari internet.
Perilaku ASN pembelajar dapat berupa:
aktif belajar sesuai kebutuhan; belajar Membantu Orang Lain Belajar
sambil melakukan; belajar sebagai
penyangga tuntutan keadaan lingkungan • Sosialisasi dan percakapan di ruang
yang dinamis; mempromosikan konstruksi istirahat atau kafetaria kantor termasuk
pengetahuan; termasuk berbagi perspektif, morning tea/coffee sering kali menjadi
dan mendukung kolaborasi, percakapan
ajang transfer pengetahuan.
dan dialog; termasuk melakukan
• Perilaku berbagi pengetahuan ASN
penyelidikan dan pemecahan masalah.
pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka.
• Mengambil dan mengembangkan
Melakukan Kerja Baik pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja dan memasukkannya ke
dalam repositori yang mudah disimpan dan
• Pengetahuan menjadi karya: sejalan diambil.
dengan kecenderungan setiap
• Aktif mengakses dan transfer
organisasi, baik instansi pemerintah
pengetahuan, dalam bentuk
maupun swasta, bersifat dinamis,
pengembangan jejaring ahli,
hidup dan berkembang melalui
pendokumentasian
berbagai perubahan lingkungan dan
pengalaman/pengetahuan, dan mencatat
karya manusia.
pengetahuan bersumber dari refleksi
• Pentingnya berkarya terbaik dalam pengalaman.
pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan
dengan apa yang menjadi terpenting
dalam hidup seseorang.
Resum Modul 16

Materi Pokok 1
Konsep Loyal

Urgensi Loyalitas ASN

nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values yang harus
dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Kajiannya dapat dilakukan
dengan melihat faktor internal dan eksternal:

• Faktor Internal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di atas
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Dapat diwujudkan dengan sifat dan
sikap loyal ASN kepada kepemerintahan yang sah. Ketentuan yang mengatur perihal
loyalitas ASN diantaranya: (1) Kedudukan dan Peran ASN, (2) Fungsi dan Tugas ASN, (3)
Kode etik dan kode perilaku ASN, (4) Kewajiban ASN (5) Sumpah/janji PNS (6) Disiplin
PNS.
• Faktor Eksternal
Modernisasi dan globalisasi ini salah satunya ditandai dengan perkembangan yang sangat
pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi
persaingan global. ASN harus mampu menggunakan cara-cara cerdas atau smart power
dengan berpikir logis, kritis, inovatif, dan terus mengembangkan diri berdasarkan semangat
nasionalisme.

ASN milenial juga dihadapkan pada berbagai tantangan dihadapi dengan sifat dan sikap loyal
yang tinggi seperti information overload, uang dapat menyebabkan paradoc of plenty, dimana
informasi yang sangat melimpah namun tidak dimanfaatkan dengan baik.

Masalah lain yang harus dihadapi dengan loyalitas tinggi seorang ASN adalah semakin besar
peluang masuknya budaya dan ideologi alternatif dari luar ke dalam melalui media informasi
yang berpotensi merusak tatanan budaya dan ideologi bangsa.

Makna Loyal dan Loyalitas


1. Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang
Definisi makna loyalitas menurut ditunjukkan dengan memberikan dukungan dan
ahli: kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang
atau sesuatu.
5. Kepatuhan atau kesetiaan 2. Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
6. Tindakan menunjukkan dukungan emosional manusia, sehingga untuk mendapatkan
dan kepatuhan yang konstan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat
kepada organisasi tempatnya mempengaruhi sisi emosionalnya.
bekerja. 3. Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia
7. Kualitas kesetiaan atau untuk memiliki, mendukung, merasa aman,
kepatuhan seseorang kepada membangun keterikatan dan menciptakan keterikatan
orang lain atau sesuatu yang emosional.
ditunjukkan melalui sikap dan 4. Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari
tindakan orang tersebut. pekerja untuk mengikuti pihak yang
mempekerjakannya.
Resum Modul 17

Bagi seorang ASN kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan lebih-lebih kepada NKRI. Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat
emosional. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainyaa antara lain:

• Taat pada peraturan


• Bekerja dengan integritas
• Tanggung jawab pada organisasi
• Kemauan untuk bekerja sama
• Rasa memiliki yang tinggi
• Hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain atau pimpinannya.
• Kesukaan terhadap pekerjaan
• Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
• Menjadi teladan bagi pegawai lain.

Loyal dalam Core Values ASN

Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang
sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Membangun Sifat dan Sikap Loyal dan Loyalitas

Untuk menciptakan dan membangun Setiap ASN harus menjunjung tinggi kehormatan
rasa loyal pegawai terhadap negara, pemerintah, dan martabat PNS, serta
organisasi, beberapa hal ini dapat senantiasa mengutamakan kepentingan negara di
dilakukan: atas kepentingan sendiri sebagai wujud loyalitas
1. Membangun rasa kecintaan dan terhadap bangsa dan negara melalui wawasan
memiliki kebangsaan setiap ASN.
2. Meningkatkan kesejahteraan
Sikap loyal ASN dapat dibangun dengan cara terus
3. Memenuhi kebutuhan rohani
meningkatkan sikap nasionalismenya sehingga
4. Memberikan kesempatan
peningkatan karir mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya
5. Melakukan evaluasi secara sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
berkala publik, dan perekat serta pemersatu bangsa
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Resum Modul 18

\ Materi Pokok 2 Panduan


Perilaku Loyal

Panduan Perilaku Loyal

Kode etik dan kode perilaku yang tertuang Selain terkait dengan nilai-nilai ASN serta
dalam Pasal 5, Ayat 2 UU ASN bertujuan kode etik dan kode perilaku, nilai Loyal ini
untuk menjaga martabat dan kehormatan sangat terkait dengan kewajiban ASN.
ASN yang dapat diwujudkan dengan Kewajiban ASN diwujudkan dengan
panduan perilaku loyal diantaranya: panduan perilaku loyal yaitu:
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan 1. Setia dan taat pada Pancasila, UUD
ketentuan peraturan perundang- 1945, NKRI dan Pemerintahan yang sah;
undangan; 2. Menjaga persatuan dan kesatuan
2. Melaksanakan tugas sesuai perintah bangsa;
atasan atau pejabat yang berwenang 3. Melaksanakan kebijakan yang
sejauh tidak bertentangan dengan dirumuskan pejabat pemerintah yang
ketentuan peraturan perundang- berwenang;
undangan dan etika pemerintahan; 4. Menaati ketentuan peraturan perundang-
3. Menggunakan kekayan dan barang undangan;
milik negara secara bertanggung jawab, 5. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah
efektif, dan efisien. NKRI.

Sifat dan sikap loyal WN termasuk PNS • Sikap loyal PNS dapat tercerim dari
terhadap bangsa dan negara dapat komitmennya dalam melaksanakan
diwujudkan dengan mengimplementasikan sumpah/janji ketika diangkat menjadi
Nilai-nilai Dasar Belan Negara dalam PNS.
kehidupan sehari-hari: • Disiplin PNS adalah kesanggupan untuk
1. Cinta tanah air menaati kewajiban dan menghindari
2. Sadar berbangsa dan bernegara larangan yang ditentukan UU.
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi • ASN memiliki tiga fungsi yaitu pelaksana
Negara kebijakan publik, pelayan publik, perekat
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara dan pemersatu bangsa.
5. Kemampuan Awal Bela Negara • Kemampuan ASN dalam mengamalkan
nilai Pancasila menunjukkan kemampuan
ASN dalam mewujudkan nilai loyal dalam
kehidupan sebagai ASN yang merupakan
bagian dari organisasi pemerintah
maupun bagian dari masyarakat.
Resum Modul 19

Mengapa Adaptif

Rumusan tantangan perubahan lingkungan


Adaptif adalah karakter penting yang
diperkenalkan dengan karakteristik VUCA yaitu:
dibutuhkan oleh individu maupun
organisasi untuk mempertahankan 1. Volatility, dunia berubah sangat cepat,
kelangsungan hidupnya. bergejolak, relatif tidak stabil, dan tidak
Nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan terduga.
dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan 2. Uncertainty, masa depan penuh
di sektor publik, seperti perubahan ketidakpastian.
lingkungan strategis, kompetisi yang 3. Complexity, dunia modern lebih kompleks dari
terjadi antar instansi pemerintahan, sebelumnya. Situasi eksternal lebih rumit.
perubahan iklim, perkembangan 4. Ambiguity, lingkungan bisnis semakin
teknologi, dsb. membingungkan, tidak jelas, dan sulit
dipahami.

Perbandingan Governance dan Government

Government Governance

Aktor Institusi publik sebagai aktor Banyak aktor dalam proses dan
implementasi kebijakan
Fungsi Melaksanakan keputusan Proses konsensus, konsultasi dan
bersifat otoritatif kolaborasi dengan banyak aktor
Struktur Bersifat formal, hirarkis Bersifat non fomal, networking
, interdependensi fungsional
Non voluntary, dominasi, Voluntary actions,kolaboratif
Interaksi tertutup
Distribusi Sentralistik terpusat pada Desentralistik, menyebar pada berbagai
kekuasaan negara aktor yang membentuk hubungan network
Resum Modul 20

Memahami Adaptif

Uraian Materi

Soekanto memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi:

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.


2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah

Kreativitas dan Inovasi

Kemampuan beradaptasi juga Dimensi-dimensi kreativitas antara lain:


memerlukan adanya inovasi dan 1. Fluency, (kefasihan/kelancaran),
kreativitas yang ditumbuhkembangkan kemampuan untuk menghasilkan banyak
dalam diri individu maupun organisasi. Di ide atau gagasan baru karena
dalamnya dibedakan mengenai kapasitas/wawasan yang dimiliki.
bagaimana individu dalam organisasi 2. Flexibility, (fleksibilitas), kemampuan untuk
dapat berpikir kritis versus berpikir menghasilkan banyak kombinasi dari ide-
kreatif. ide yang berbeda.
3. Elaboration, (elaborasi), kemampuan untuk
bekerja secara detail dengan kedalaman
dan komprehensif.
Organisasi Adaptif
4. Originality, (Orisinalitas), adanya sifat
keuinikan, novelty, kebaruan dari ide atau
9 elemen budaya adaptif: gagasan yang dimunculkan.
1. Purpose, memiliki tujuan yang hendak
dicapai.
2. Cultural values, organisasi pemerintah
Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga
mengemban nilai-nilai budaya
unsur dasar yaitu lanskap (landscape),
organisasional yang sesuia dengan
karakteristik tugas dan fungsinya. pembelajaran (learning), dan kepemimpinan
3. Vision, apa yang hendak dituju (leadership).
tergambar dalam kerangka pikir dan Organisasi adaptif esensinya adalah
diterjemahkan dalam kerangka kerja organisasi yang terus melakukan perubahan,
organisasi. mengikuti peruabhan lingkungan
4. Corporat values, nilai-nilai korporat strategisnya.
menjadi pondasi penting membangun Budaya adaptif ASN merupakan kampanye
budaya adaptif dalam organisasi. untuk membangun karakter adaptif pada diri
5. Corporate strategy, landasan ASN sebagai individu yang menggerakkan
dibangunnya strateg yang lebihn organisasi mencapai tujuannya.
operasional.
6. Structure
7. Problem solving
8. Partnership working
9. Rules
Resum Modul 21

Panduan Perilaku Adaptif

Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam Organisasi adaptif yaitu yang memiliki
hal menyikapi ancaman VUCA. Kerangka kerja kemampuan untuk merespon
yang dapat digunakan untuk menanggapi perubahan lingkungan dan mengikuti
ancaman VUCA yaitu: harapan stakeholder dengan cepat dan
1. Hadapi Volatility dengan Vision fleksibel.
2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding; Organisasi adaptif tidak terlepas dari
(a) berhenti sejenak untuk mendengarkan dan budaya adaptif yaitu karyawan
melihat sekeliling (b) Jadikan investasi, menerima perubahan, termasuk
analisis dan interpretasi bisnis, dan organisasi penyelamatan yang
competitive intelligence sebagai prioritas, memlihara lingkungan dan perbaikan
agar tidak ketinggalan. (c) Tinjau dan evaluasi proses internal yang berkelanjutan.
kinerja anda. (d) Lakukan simulasi dan
eksperimen dengan situasi, untuk melatih
reaksi anda terhadap ancaman serupa di
Empat tipe budaya organisasi:
masa depan.
3. Hadapi Complexity dengan Clarity; (a) 1. Budaya adaptif, bersifat fleksibel,
Berkomunikasi secara jelas dengan tim. (b) dan eksternal
kembangkan tim dan dorong kolaborasi. 2. Budaya misi, bersifat stabil dan
4. Hadapi Ambiguity dengan Agility; (a) Dorong eksernal
fleksibilitas. (b) Pekerjakan dan promosikan 3. Budaya klan, bersifat fleksibel dan
orang-orang yang berhasil di lingkungan internal
VUCA. (c) Dorong karyawan untuk berpikir 4. Budaya birokratik, bersifat stabil dan
internal
dan bekerja di luar area fungsional mereka.
(d) Hindari memimpin dengan mendikte atau
mengendalikan. (e) Kembangkan “budaya
Organisasi adaptif baik di sektor publik
maupun bisnis dapat dibangun dengan
Individu atau Sumber daya Manusia (SDM) yang beberapa preskripsi diantaranya:
adaptif dan terampil kian dibutuhkan di dunia
1. Membuat tim yang diarahkan sendiri
kerja ataupun industri yang semakin kompetitif.
2. Menjembatani Silo melalui
Seorang ASN harus selalu adaptif atau mampu
keterlibatan karyawan
menyesuaikan diri terhadap berabgai keadaan.
3. Menciptakan tempat diamana
karyawan dapat berlatih berpikir
adaptif

Untuk membangun organisai yang adaptif perlu konsep dan strategi sebagai berikut:

1. Landscape, seorang eksektuif atau pimpinan bisnis harus melakukan survey pada jangkauan,
bentangan yang ada pada pandangan bisnis mereka.
2. Learning, perusahaan yang sukses menciptakan kultur adaptif adalah yang tidak sekadar
mendorong individunya untuk belajar namun juga menshare nya.
3. Leadership, jiwa kepemimpinan dibutuhkan tidak hanya sebagai penunjuk arah namun
pembimbing menuju keberhasilan.
Resum Modul 22

Adaptif Dalam Konteks


Organisasi Pemerintah

Grindle menggabungkan dua konsep Terdapat tiga kemampuan kognitif proses


untuk mengukur bagaimana pembelajaran fundamental untuk
pengembangan kapasitas pemerintah pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan,
adaptif dengan indikator sebagai berikut: berpikir lagi, dan berpikir lintas.
a. Pengembangan SDM adaptif Pertama, pemerintah harus berpikir ke depan
b. Penguatan organisasi adaptif bagaimana masa depan akan mempengaruhi
c. Pembaharuan institusional adaptif negara dan menerapkan kebijakan untuk
memungkinkan orang-orang mengatasi
potensi ancaman dan memanfaatkan peluang
baru.
Istilah untuk pemerintahan yang adaptif
Kedua, lingkungan turbulensi dan perubahan
yakni pemerintah yang tangguh (resilient
dapat membuat kebijakan masa lalu menjadi
organization). Pembangunan
usang dan tidak efektif.
pemerintahan yang tangguh menyangkut
Ketiga, dalam ekonomi pengetahuan baru,
lima dimensi yang membuat organisasi
kelangsungan hidup membutuhkan tantangan
kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi,
baru dan memanfaatkan peluang baru.
sumber daya, desain, adaptasi, dan
budaya.
Resum Modul 23

Konsep Kolaborasi

eIrawan mengungkapkan bahwa Collaborative Ansell dan Gash membangun enam


Governance sebagai sebuah proses yang kriteria penting untuk kolaborasi:
melibatkan norma bersama dan interaksi 1. Forum yang diprakarsai oleh lembaga
saling menguntungkan antara aktor publik atau lembaga;
governance. 2. Peserta dalam forum termasuk aktor
nonstate;
Collaborative Governance dalam artian
3. Peserta terlibat langsung dalam
sempit merupakan kelompok aktor dan pengambilan keputusan dan bukan
fungsi. hanya “dikonsultasikan” oleh agensi
Ansell dan Gash menyatakan Collaborative publik;
4. Forum secara resmi diatur dan
Governance mencakup kemitraan institusi
bertemu secara kolektif;
pemerintah untuk pelayanan publik.
5. Forum ini bertujuan untuk membuat
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi keputusan dengan konsensus (bahkan
segala aspek pengambilan keputusan, jika konsensus tidak tercapai dalam
implementasi sampai evaluasi. praktik),
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan
Collaborative Governance menekankan publik atau manajemen.
semua aspek yang memiliki kepentingan
dalam kebijakan membuat persetujuan
bersama dengan “berbagi kekuatan”.
Whole of Government (WoG);
Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan.
Ratner mengungkapkan terdapat tiga WoG adalah sebuah pendekatan
tahapan yang dapat dilakukan assessment penyelenggaraan pemerintahan yang
terhadap tata kelola kolaborasi yaitu: menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dan keseluruhan sektor
1. Mengidentifikasi permasalahan dan
guna mencapai tujuan pembangunan
peluang;
kebijakan, manajemen program, dan
2. Merencanakan aksi kolaboratif;
pelayanan publik. n
3. Mendiskusikan strategi untuk
mempengaruhi.
Resum Modul 24

Praktik dan Aspek


Normatif
Kolborasi
Pemerintah
Panduan Perilaku Normatif

Perez Lopez organisasi yang memiliki Esteve mengungkapkan beberapa aktivitas


collaborative culture indikatornya sebagai kolaborasi antar organisasi:
berikut:
1. Kerjasama formal
1. Organisai menganggap perubahan 2. Perjanjian bantuan bersama
sebagai suatu yang alami dan perlu 3. Memberikan pelatihan
terjadi 4. Menerima pelatihan
2. Organisasi menganggap individu (staf) 5. Perencanaan bersama
sebagai aset berharga dan 6. Menyediakan peralatan
membuthkan upaya yang diperlukan 7. Menerima peralatan
untuk terus menghormati pekerjaan 8. Memberikan bantuan teknis
mereka 9. Menerima bantuan teknis
3. Organisasi memberikan perhatian yang 10. Memberikan pengelolaan hibah
adil bagi staf yang mau mencoba dan 11. Menerima pengelolaan hibah.
mengambil risiko yang wajar dalam
menyelesaikan tugas mereka
4. Pendapat yang berbeda didorong dan Ansen dan Gash mengungkapkan beberapa
didukung dalam organisai setiap proses yang harus dilalui dalam menjalin
kontribusi dan pendapat sangat kolaborasi:
dihargai
5. Masalah dalam organisasi dibahas 1. Trust Building, membangun kepercayaan
transparan untuk mengindari konflik dengan stakeholder mitra kolaborasi
6. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi 2. Face to face Dialogue, melakukan negosiasi
adalah didorong dengan baik dan bersungguh-sungguh
7. Secara keseluruhan, setiap divisi 3. Komitmen terhadap proses, pengakuan
memiliki kesadaran terhadap kualitas saling ketergantungan; Sharing ownership
layanan yang diberikan dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama
4. Pemahaman bersama, berkaitan dengan
kejelasan misi, definisi bersama terkait
Faktor yang mempegaruhi keberhasilan permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
dalam kolaborasi antar lembaga bersama
pemerintah adalah kepercayaan, 5. Menetapkan outcome.
pembagian kekuasan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi
yang efisien dan efektif antara entitas
publik.
Faktor penghambat kolaborasi antar
organisasi pemerintah yaitu:
ketidakjelasan batasan masalah karena
perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi. Selain itu dasar
hukum kolaborasi juga tidak jeas.

Anda mungkin juga menyukai