MODUL PERKULIAHAN
P121700016 –
Arsitektur dan
Pariwisata
Pengantar:
Peran Arsitektur dalam
Pariwisata
Abstrak Sub-CPMK
01
Fakultas Teknik Sipil dan Rr. Diana Ayudya, ST., MT.
Arsitektur
Perencanaan
Ruang Lingkup Perkuliahan
Pengetahuan
P1. Mampu menggambarkan keseluruhan tentang dunia arsitektur
P2. Mampu memahami kedudukan ilmu arsitektur, praktek professional, dan kemampuan
untuk menghadapi tantangan dunia praktek
P6. Sadar akan faktor sosial, ekonomi, dan budaya lingkungan pada desain arsitektur
Kemampuan Umum
KU1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan
dan menerapkan nilai humaniora yang sesuaidengan bidang keahliannya
KU5. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di
bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data
Keterampilan Khusus
KK1. Menguasai dan memahami estetika secara umum atau estetika secara khusus pada
arsitektur
KK7. Memahami konteks pada skala wilayah yang lebih luas
KK10. mampu mempresentasikan dan mengkomunikasikan desain dengan berbagai
teknik dan media, manual maupun digital.
KK12. Memiliki kemampuan desain arsitektur yang diwarnai denga penguasaan tematik
sesuai dengan penekanan unggulan.Sistematika
1. Mampu memahami hubungan antara arsitektur dan pariwisata (P1, P7, KU1, KU5,
KK1, dan KK7)
2. Mampu memahami konsep pariwisata berkelanjutan dalam lingkup wisata alam (P6
dan KK7)
3. Mampu memahami konsep pariwisata berkelanjutan dalam lingkup wisata budaya
dan sejarah (P6 dan KK7)
4. Mampu memahami konsep pariwisata berkelanjutan dalam lingkup wisata
perkotaan (P6 dan KK7)
Mata kuliah Arsitektur dan Pariwisata merupakan salah satu mata kuliah pilihan jalur kota
dan permukiman. Merupakan mata kuliah penunjang untuk Perancangan Arsitektur
maupun Penelitian Arsitektur.
PUSTAKA
Utama
1. Ashworth G.J. dan Tunbridge, J.E. (1990): The Tourist-Historic City, John Wiley&Sons,
England.
2. Gunn, C.A. (1994). Tourism Planning; Basics, Concept, Cases. Taylor & Francis. London.
3. Inskeep, Edward, (1991): Tourism Planning- An Integrated Sustainable Approach, Van
Nostrand Reinhold, New York.
4. Page, Stephen J. dan Hall, Michael C., (2003). Managing Urban Tourism, Pearson
Education Limited, Harlow.
5. Page, Stephen, (1995): Urban Tourism, Routledge, London.
6. Pearce, P.L. (2006). Tourism Behavior; Themes and Conceptual Schemes. Viva Books
Private Limited. UK.
7. Pitana, I.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
8. Ury, J. (1989). The Tourist Gaze. Lanchaster.
9. Yoeti, O.A. (2008). Ekonomi Pariwisata; Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Penerbit
Buku Kompas. Jakarta.
10. Butler, R. (1980). The Concept of a Tourist Area of Life Cycle of Evolution: Implications for
Management of Resource. Canadian Geographer Volume 19 No.1 , 5-12.
11. Butler, R. (2011). Tourism Area Life Cycle. Oxford: Goodfellow Publisher.
12. Honey, M. 1999. Ecotourism and Sustainable Development: Who Owns Paradise? Island
Press, Washington, DC
Pendukung
1. Adriani, Yani (2011). Pariwisata Perkotaan: Teori dan Konsep. Dodownload pada:
http://tentangpariwisata.blogspot.co.id/2011/01/pariwisata-perkotaan-teori-dan-konsep.html
2. Lasansky, D.M. dan B. McLaren (Editor) (2004). Architecture and Tourism; Perception,
Performance, and Place. Berg- Oxford. New York.
3. Law, Christopher M. (1996): Tourism in Major Cities, International Thomson Business
Press, London.
4. Ockman, J. and Frausto, S. (Eds.) (2005). Architourism; Authentic, Escapist, Exotic,
Spectacular. A Buell Center/Columbia Book of Architecture.
5. Richard, Greg dan Wilson, Julie (2007): Tourism, Creativity, and Development, Routledge,
Oxon.
6. Ritchie, B.W., Burns, P., and Palmer, C. (Eds.) (2005). Tourism Research Methods;
Integrating Theory with Practice. CABI Publishing. UK.
7. Persada, Citra (2018). Perencanaan pariwisata dalam Pembangunan Pariwisata
Berkelanjutan.
Kontrak Perkuliahan
WAKTU PERKULIAHAN
Total 16 pertemuan dengan kehadiran minimal 75% (maksimal 5x absen), yang terdiri
dari:
Mahasiswa wajib untuk login, upload modul, mengerjakan quiz dan melakukan diskusi
yang dilakukan dalam forum.
METODE PERKULIAHAN
PENILAIAN
Perkembangan pesat dunia ternyata membawa perkembangan yang pesat pula pada
dunia arsitektur dan pariwisata. Saat suatu negara memutuskan untuk mengikuti arus
perkembangan pesat dunia, akan terjadi sebuah fenomena dimana dunia arsitekturnya
akan terlihat berperan sangat aktif dalam mengajak semua orang untuk terlibat dalam
dunia pariwisata. Disini kemampuan para perancang bangunan dan kawasan akan benar-
benar mendapat pengujian dari para ahli pariwisata dan tentunya para penikmat
pariwisata, tidak hanya dari negara tersebut, tapi juga dari negara-negara lain.
Jika memikirkan hubungan antara arsitektur dan pariwisata, arsitektur adalah sebuah
dasar dari petualangan imajinasi seorang manusia dalam memenuhi kebutuhan dirinya,
sedangkan pariwisata adalah tempat dimana seseorang mencari tempat dimana dia dapat
menikmati apa yang dia inginkan dan tempat dimana dia dapat merasakan dirinya dengan
lingkungan sekitar dalam suatu kebersamaan yang sesuai dengan keinginannya. Jika kita
amati kedua hal diatas, maka sebenarnya apa yang menjadi kendala sehingga seringkali
dunia arsitektur tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan yang diinginkan manusia dengan lingkungannya ?
Menurut WTO atau World Tourism Organization, Pariwisata adalah kegiatan manusia
yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan
kesehariannya.
• Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh semntara waktu dari
tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap
atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya. Kodhyat
(1998)
• Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasiaan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya,
alam dan ilmu. Burkart dan Medlik (1987)
• Serangkaian aktivitas berupa aktivitas perpindahan orang untuk sementara waktu
ke suatu tujuan di luar tempat tinggal maupun tempat kerjanya yang biasa,
aktivitas yang dilakukannya selama tinggal di tempat tujuan tersebut, dan
kemudahan-kemudahan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhannya baik
selama dalam perjalanan maupun di lokasi tujuannya. Prof. Salah Wahab (1975)
• Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,
sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik
seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.
Prof. Salah Wahab dalam Oka A.Yoeti (1996:116)
• Pariwisata adalah gejala yang komplek dalam masyarakat, didalamnya terdapat
hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan
wisata, rumah makan dan banyak lainnya. Suwantoro (1997)
Pariwisata memang memiliki makna yang sangat luas. Dari semua pengertian pariwisata
dan juga pendapat dari para ahli pariwisata diatas, dapat disimpulkan definisi pariwisata,
baik secara umum maupun secara teknis.
Adapun secara teknis, definisi Pariwisata adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
manusia baik secara perorangan maupun berkelompok di dalam wilayah negara
sendiri atau di negara lain dengan menggunakan jasa dan faktor penunjang lainnya
yang diadakan pemerintah, badan usaha dan masyarakat.
WISATA
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan, berikut adalah
kata–kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut:
PARIWISATA
Menurut etimologi kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata “travel” dalam bahasa
Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu tempat ke
tempat lain.
Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang berhubungan
dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
KEPARIWISATAAN
• Prof. Hunziger dan Kraf, memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis,
yaitu “…kepariwisataan adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang
berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa
mereka tidak tinggal di tempat itu untuk melakukan pekerjaan yang penting yang
memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara”.
• Ketetapan MPRS No. 1 Tahun 1960, kepariwisatan dalam dunia modern pada
hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
2. Fasilitas
Fasilitas dalam pengembangan pariwisata lebih cenderung berorientasi
pada attraction di suatu lokasi karena fasilitas harus terletak dekat dengan pasarnya.
Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung
berkembang pada saat yang sama atau sesudah attraction
berkembang, attraction juga dapat merupakan fasilitas.
Dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat atau daerah yang menjadi tujuan
wisata diperlukan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
wisatawan, sehingga sebelum melakukan perjalanan wisata terlebih dahulu perlu
diketahui tentang fasilitas transportasi, akomodasi, fasilitas catering service yang dapat
menunjang dan memberikan pelayanan mengenai makanan dan minuman, obyek
dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan, aktifitas rekreasi yang dapat dilakukan
serta fasilitas perbelanjaan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya spesialisasi
pelayanan yang pada akhirnya membentuk suatu distribusi pelayanan pada
pendukung industri wisata.
Menurut Yoeti (1992), sarana wisata dapat dibagi menjadi tiga unsur pokok,
diantaranya:
• Sarana pokok pariwisata, adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya
tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata.
Termasuk dalam kelompok ini adalah travel agent, perusahaan-perusahaan
angkutan wisata, serta jenis akomodasi lainnya, restoran dan rumah makan
lainnya serta obyek wisata dan atraksi wisata.
• Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yang
menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi
sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah menjadikan para
wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.
• Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana
pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat para wisatawan
betah pada suatu daerah tujuan wisata tetapi fungsi yang lebih penting adalah
agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di
tempat yang dikunjunginya.
4. Transportasi
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi karena faktor jarak dan
waktu sangat mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan perjalanan wisata.
Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata meliputi hal-hal sebagai berikut
(Pendit, 1994):
Seperti apa peranan yang akan diambil oleh arsitektur dalam sebuah keberadaan
lingkungan pariwisata, hanya dapat kita rasakan apabila arsitektur benar benar
merupakan bagian yang penting dalam jiwa sebuah destinasi wisata. Artinya, sebuah
karya arsitektur yang ada di dalam sebuah destinasi wisata merupakan sebuah kekuatan
yang luar biasa yang dapat mempengaruhi jiwa manusia untuk dapat merasakan bahwa
dirinya adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari obyeknya.
Seperti halnya sebuah karya arsitektur pada umumnya, maka karya arsitektur yang
bertemakan destinasi wisata akan berpeluang sangat luas dalam menjangkau bentuk
alam yang sesuai dengan tempat dari destinasi tersebut. Tetapi dibeberapa tempat yang
jauh dari keaslian alam, maka sebuah karya arsitekturpun akan dapat membuat manusia
merasa dirinya tetap sebagai bagian dari lingkungan sekitarnya.
Sebuah bentuk yang menarik dari sebuah obyek arsitektur akan mampu membuat setiap
orang yang melihat mempunyai minat untuk mengetahui lebih jauh tentang bangunan
tersebut, sebaliknya sebuah obyek yang tidak menarik, akan membuat orang tidak ingin
mencoba untuk mengetahuinya lebih jauh.
Jadi, semakin baik sebuah karya arsitektur terlihat sebagai bagian utama dalam sebuah
destinasi wisata, maka semakin banyak orang yang ingin menikmati keberadaannya dan
juga semakin banyak orang yang akan merasa betapa pentingnya peranan arsitektur di
dalam kebersamaannya dengan destinasi wisata yang mereka kunjungi.
Daftar Pustaka
1. Gunn, C.A. (1994). Tourism Planning: Basics, Concept, Cases. Tsylor & Francis.
London
2. Lasansky, D.M. dan B. McLaren (2004). Architecture and Tourism: Perception,
Performance, and Place. Berg-Oxford. New York
3. Pitana, I.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Penerbit andi. Yogyakarta
4. Yoeti, O.A. (2008). Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi.
Penerbit Buku Kompas. Jakarta