Anda di halaman 1dari 8

Adinda Putri Dachi.

RANGKUMAN BUKU ARSITEKTUR NUSANTARA

Pengantar Pemahaman Arsitektur Tradisional Indonesia

Oleh Nuryanto, M.T.

Pengantar Prof.Dr.Ir. Iwan Sudradjat, M.S.Arch, Guru Besar Arsitektur SAPPK Institut Teknologi
Bandung.

Bab 1 Pengertian Arsitektur Nusantara

A. Pengertian Arsitektur

Arkhi & Tektoon, Pertama;awal;memimpin;ditopang, stabil;kukuh;tidak mudah roboh;dapat


diandalkan;menopang. Marcus Vitruvius Pollio (88 SM-26 SM) dijuluki bapak Arsitektur dalam buku de’
Arcquitectura.

Manusia telah berarsitektur sejak sebelum kehidupan Vitruvius, dengan adanya artefak cina,
jepang,india,Mesopotamia, dan mesir. Menurut Vitruvius, arsitektur mencakup : Utilitas-
komoditas,fungsi,atau guna; Firmitas-kemantapan,teknologi,kekukuhan,atau kekuatan; venustas-
kesenangan atau keindahan.

Louis Hellman ( Architecture for beginners) ; needs, technology, culture, climate, society.

Stimuli: sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi, misalnya visual(indra penglihatan) ,aural/audial(indra
pendengaran) , tactile (indra peraba) , sensual/olfactual (indra penciuman) ,atmospheric (persepsi) ,
spatial (persepsi ruang).

J.C Snyder dalam Sangkoyo (1984) tempat bernaung dari paling sederhana hingga paling rumit,
lingkungan binaan (built environment) untuk perlindungan bahaya, menampung kegiatan menusia, serta
identitas status soisal.

V.R van Romondt-professor di ITB ( bapak arsitektur Indonesia) ruang tempat hidup manusia
dengan bahagia.

Ilmu yang terkait dengan arsitektur : antropologi, sosiologi, psikologi, estetika.

Pertengahan abad di Eropa: arsitek disebut magister operis/magister lapidum.ahli karya/ ahli batu.

Kerajaan mesir dan roma: arsitek menduduki tempat tertinggi dalam system kerajaan karena kebesaran
maharaja selalu diukur dari bangunan-bangunan istana raja. Di mesir senmut,di prancis Hausman, di
India sthapati (ahli bangunan), achariya (direktur umum), sutradhara (arsitek,pemahat,seniman).

Kesimpulan : arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari tentang bangunan, di dalamnya


terdiri dari kegunaan, kekuatan, dan keindahan sebagai tempat berlindung bagi manusia agar aman,
nyaman, dan bahagia. Prinsip karya arsitektur adalah milik semua orang, tidak hanya untuk diri sendiri.
Apa yang seharusnya berdiri harus tetap berdiri, jika tidak untuk abadi, untuk waktu yang cukup
Panjang. Orang boleh berbuat kesalahan, tapi tidak dalam membangun. Sekali arsitek membuat
kesalahan, maka seumur hidup kesalahan itu akan terlihat.
B. Pengertian Nusantara

Berasal dari Bahasa sansekerta, nusa (pulau) antara (luar). Bahasa jawa kuna, nusa (pulau)
antara (lain/seberang).

Nusantara dalam konteks kebangsaan merupakan kumpulan gugusan pulau yang membentang
dari sabang sampai Merauke- menunjukan kekayaan Indonesia tentang alam, manusia dan budayanya.
Dalam konteks arsitektur adalah keberagaman untuk bangunan tradisional masyarakat Indonesia
sebagai cerminan budaya dan tradisinya.

Arsitektur dalam konteks nusantara memiliki makna yang sangat luas, yaitu keanekaragaman karya seni
bangunan sebagai kearifan dan kecerdasan local masyarakat Indonesia dalam bingkai bhineka tunggal
ika dari sabang sampai Merauke. Kearifan dan kecerdasan local ini menunjukan kemampuan
pengetahuan secara mandiri dari kelompok-kelompok etnis di nusantara dalam menciptakan lingkungan
tempat tinggal sesuai dengan karakteristik masing-masing daerahnya.

Arsitektur Vernakular: arsitektur yang memiliki sifat kelokalan. Bentuk-bentuk yang menerapkan unsur
budaya, lingkungan, termasuk iklim setempat, diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural. Lahir dalam
ekosistem budaya yang matang dan stabil dalam jangka Panjang. Arsitektur vernacular tidak terikat pada
aturan,pakem, ketentuan, atau adat tertentu. Lebih ke cara atau metode membangun suatu masyarakat
tertentu.

Identitas Arsitektur Indonesia, pada hakekatnya tercermin dalam pluralitas atau keserba-ragaman kultur
dan subkulturnya. Kompleksitas budaya masyarakat Sunda,Jawa,Batak,Toraja, dan lain-lain
dimanifestasikan dalam bentuk arsitektur yang berbeda-beda.

Bab 2 Model-model Sikap Manusia

A. Pengertian Manusia

Manu (sansekerta) atau mens (latin), berpikir,berakal budi, tau mahluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Dapat diartikan sebuah konsep/fakta, gagasan/realitas,kelompok atau
individu. Menurut agama islam, disebut dengan istilah bani adam, al-bahsyar, al-insan, an-naas.

Bani adam , aspek penciptaan berasal dari nenek moyang, yaitu adam. Sifat mulia yang azali.

Al bahsyar , aspek fisik ( lahiriah manusia), segi penampilan biologis seperti makan,minum,
pakaian,dsb. Manusia tercipta dari tanah.

Al insan , manusia didorong untuk meraih ilmu sebanyak-banyaknya, karena menjadi karunia khusus
bagi manusia.

An naas , bentuk jamak dari insan digunakan dalam aspek social untuk menunjukan sifatnya yang
berkelompok sesame jenis.

Kesimpulan : manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt. Yang sempurna.


Hindu, terlahir sudah berada dalam kasta tertentu :

- Brahmana : pendeta yang sederajat dengan tuhan walau tidak lebih


- Ksatria : memerintah dan pahlawan-pahlawan
- Waisya : petani dan saudagar
- Sudra : budak ( hamba sahaya)

Budha, lebih medoktrin bahwa meniadakan manusia dari kesenangan dan kenikmatan hidup
duniawi. Tujuan hidup untuk mencari nirwana, mengalami reinkarnasi (tasanukh). Roh manusia yang
mati akan sampai pada derajat nirwana apabila telah cukup kesuciannya.

Sinto, dilihat dari fungsinya sebagai raja,wakil tuhan di bumi, karena dewa telah bersemayam pada
jiwa raja. Durhaka kepada raja sama dengan durhaka kepada tuhan.

Nasrani, manusia lahir dengan dosa waris dari Adam. Yesus turun ke bumi untuk disalib sebagai
penebus dosa, dianggap juru selamat. Keselamatan manusia tergantung kepada kaimanannya atas
penyaliban Yesus.

Abraham Maslow di buku Theory of Human Motivation (1943) menjelaskan kebutuhan manusia
terdiri dari 5 hierarki;

1. Self-actualization, kebutuhan akan aktualisasi diri


2. Esteem, kebutuhan akan kepercayaan/ percaya diri
3. Love/belonging, kebutuhan akan dicintai
4. Safety, kebutuhan akan keamanan
5. Physiological, kebutuhan fisiologis seperti makan,minum, tidur, dsb.

B. Pengertian Alam Semesta

Alam semesta berasal dari kata “alam” artinya segala yang ada di langit dan di bumi, seperti
bintang,bulan,galaksi,bumi, dan kekuatan yang ada didalamnya. Sedangkan kata “semesta” berarti
seluruh,segenap, atau semuanya, artinya semua yang ada di alam yang tidak dapat lepas dari
takdirnya masing-masing, berlaku untuk seluruh dunia, dan bersifat universal.

Lingkungan hidup berdasarkan bentuknya ;

1. Lingkungan hidup alami (asli), lingkungan bentukan alam terdiri atas berbagai sumber daya
alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik maupun biologis.
2. Lingkungan hidup binaan (buatan), yang dibuat atau dibangun oleh manusia dengan
teknologi baik sederhana maupun modern.
3. Lingkungan hidup social, terbentuk karena adanya interaksi social dalam masyarakat.
C. Model Sikap Manusia terhadap Alam Semesta

Terdiri dari 3 tahap, yaitu:

1. Mistis, manusia berada dalam kepungan kekuatan-kekuatan gaib yang berasal dari alam
yang dianggap memiliki kekuatan dahsyat.
2. Ontologi, manusia mulai keluar dari kepungan kekuatan-kekuatan gaib, mulai mengambil
jarak dan melakukan penelitian tentang alam semesta.
3. Fungsional, manusia mulai melakukan relasi-relasi dengan alam semesta dan tidak lagi
berada dalam kepungan-kepungan kekuatan gaib.

Arsitektur Dunia Timur :

Sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai sikap hidup dan pandangan masyarakat timur itu sendiri.
Mengutamakan terciptanya keharmonisan, yang diwujudkan dalam keseimbangan antara manusia
dengan masyarakatnya, keseimbangan antara manusia dengan alam, keseimbangan antara manusia
dengan sang pencipta.

Pengetahuan : lebih menyukai intuisi daripada akal budi.

Ilmu dan kebijaksanaan : tujuan utama belajar adalah untuk mencapai kebijaksanaan.

Sikap terhadap alam : keselarasan hidup dengan alam.

Idealism hidup : lebih partisipasi daripada individualisasi.

Ruang merupakan system kosmos yang didalmnya memiliki makna hakiki daripada materialnya. Ruang
bersifat abstrak, dari konsep abstrak inilah lahir konsep tempat apabila manusia memberikan makna
tertentu terhadap ruanag tersebut.

Arsitektur Dunia Barat :

Dasar berpikir darat senantiasa sesuai runtutan logika. Adanya gejala selalu dianggap sebagai kumpulan
dari berbagai unsur.kesatuan ini tidak akan berdiri sendiri, karena akan segera melanjutkan hubungan
dengan unsur-unsur lain sehingga membentuk suatu konteks. Dapat menjadi objektif bila diamati dalam
pola piker logika.

Pakar barat melihat arsitektur adalah suatu gejala.

1. Teori Vitruvius.
2. Teori Klasik.
3. Teori Renaisance.
4. Teori akibat revolusi industry.
5. Teori arsitektur modern.

Pandangan dunia barat terhadap ruang, bahwa ruang selalu dipahami sebagai sesuatu yang konkret
(nyata). Segala pemikirannya selalu didasarkan pada logika atau rasionalisasi dari akal pikiran. Arsitektur
dipandang sebagai sebuah gejala fisik yang teraga (tangible/konkret), tanpa melihat ada unsur dimensi
lain yang tidak teraga (intangible/abstrak).

Bab 3 Kebudayaan

A. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Kebudayaan.


Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta budhayah berasall dari bentuk jamak dari budhi,
yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan
dengan budi dan akal.

Dalam the Concept of Culture, White mempertanyakan apabila kebudayaan hanya dipandang
sebagai system ide atau gagasan, maka ide atau gagasan siapakah yang terdapat dalam pikiran
manusia? Apakah ide atau gagasan masyarakat yang menjadi objek kajian ataukah ide-ide dan
gagasan para ahli yang menyatakan bahwa fungsi kebudayaan adalah alat untuk mempertahankan
keberlanjutan kehidupan suatu masyarakat? Silang pendapat tentang pengertian dan konsep
kebudayaan merupakan upaya mendefinisikan kebudayaan secara memadai, berdaya guna, serta
berhasil agar berbobot.

Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang di dalamnya terdiri dari system
kepercayaan, moral, hokum, adat istiadat, gagasan, dan tindakan yang dimanifestasikan dalam
bentuk karya, cipta, serta karsa.

Interaksi kebudayaan dengan berbagai aspek :

1. Pandangan hidup, berisi tentang ideologi system nilai, etos, serta ajaran moral.
2. Lingkungan, berisi tentang hubungan manusia dengan alam sekitar, termasuk hubungan di
dalamnya. Yaitu, lingkungan alam (geografis, geologis, flora, fauna), lingkungan masyarakat
(bentuk/sifat karakter masyarakat).
3. Naluri, berisi tentang ketajaman yang bersumber dari kesadaran jiwa manusia sebagai bagian
dari unsur pribadi yang ada pada setiap manusia sejak lahir.
4. Kebutuhan, berisikan tentang hak yang harus diterima manusia dari hidup dan kehidupannya,
kebutuhan jasmani ( metabolism, keturunan, keselamatan, bergerak, tumbuh, dan kesehatan),
kebutuhan rohani ( ketenangan, keindahan, penghargaan atau apresiasi).
5. Perilaku, berisi tentang akumulasi dari pandangan hidup, lingkungan, naluri, dan kebutuhan
menjadi satu kesatuan menjadi suatu perilaku atau perbuatan manusia, seperti berbahasa,
berpakaian, bertradisi, berhuni atau perbuatan manusia.

Tiga jenis wujud kebudayaan :

1. Cultural system, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya sebagai system budaya.
2. Social system, sebagai kompleks aktivitas serta tindakan berpola manusia dalam masyarakat
sebagai system social.
3. Material system, wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia sebagai kebudayaan
materi.

B. Proses Perkembangan Masyarakat dan Kebudayaan.

Manusia dalam bermasyarakat mengalami proses perkembangan dalam du acara, yaitu cara
langsung (direct), artinya perkembangan masyarakat dialami secara cepat dan langsung tanpa
adanya faktor perantara lain, cara tidak langsung (indirect), artinya perkembangan masyarakat
dialami secara perlahan-lahan atau lambat, karena adanya faktor yang menghambatnya, seperti
perubahan zaman yang berimbas pada perubahan perilaku pada masyrakat yang ditandai pada
perubahan pada budaya berpakaian, berbahasa, berperilaku, makanan, dan lain-lain.

Gartiwa (2010), menjelaskan masyarakat dan kebudayaan berkembang serta mengalami


perubahan secara dinamis, evolusioner, atau revolusioner melalui tiga proses, yaitu:

1. Belajar masyarakat, artinya proses ketika suatu kebudayaan dipelajari oleh warga
masyarakatnya.
2. Evolusi kebudayaan, artinya proses ketika masyarakat dan kebudayaannya berubah secara
bertahap dalam jangka waktu Panjang.
3. Pembaruan (Inovasi), artinya proses ketika inovasi terjadi dalam kebudayaan suatu
masyarakat.

Perkembangan masyarakat dan kebudayaan berhubungan dengan proses belajar masyarakatnya


sendiri. Ada 8 proses belajar masyarakat, yaitu:

1. Internalisasi (internalization): proses Panjang sejak individu dilahirkan sampai (hampir)


meninggal. Dalam proses ini ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan,
Hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
2. Sosialisasi (socialization): proses individu belajar kebudayaan terkait dengan system social.
Dalam proses ini dari masa anak-anak sampai tua seseorang belajar pola tindakan hubungan
pergaulan dengan segala macam individu di sekelilingnya yang memiliki aneka macam
peranan social dalam kehidupan sehari-hari.
3. Enkulturasi (enculturation): proses individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat istiadat,system norma, dan peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya.
4. Evolusi kebudayaan (cultural evolution); proses perkembangan kebudayaan manusia secara
bertahap dari bentuk sederhana sampai kompleks.
5. Difusi (diffusion): proses penyebaran kebudayaan dan unsurnya secara geografis ke seluruh
dunia, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa. Terdapat 3 cara; hubungan symbiotic
( hubungan ketika bentuk kebudayaan masing-masing hamper tidak berubah), penetration
pacifique (masuknya suatu kebudayaan ke dalam kebudayaan lain secara damai)lewat
perdagangan, penetration violante (masuknya suatu kebudayaan ke dalam kebudayaan lain
dengan cara kekerasan (pemaksaan)) penjajahan.
6. Akulturasi (acculturation): proses belajar unsur kebudayaan asing oleh warga masyarakat
sehingga unsur itu lambat laun diterima menjadi bagiannya tanpa kehilangan kepribadian
kebudayaan asalnya.
7. Asimilasi (assimilation): proses yang timbul bila sejumlah manusia dari berbagai latar
belakang kebudayaan saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu lama.
8. Inovasi (innovation): proses pembaruan dari penggunaan sumber alam,energi dan modal.
Pembaruan kebudayaan.
C. Arsitektur sebagai produk Kebudayaan

Arsitektur merupakan lingkungan binaan. Manusia, kebudayaan, dan lingkungan memiliki


hubungan sangat erat. Hubungan kegiatan manusia dengan alam dijembatani oleh pola-pola
kebudayaan milik manusia. Berhubungan erat secara integral, melalui kebudayaan manusia akan
selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungannya.
Proses berlangsungnya pertumbuhan kehidupan (ekologi) manusia, yaitu:

1. Keadaan lingkungan alam menentukan corak kebudayaan (aliran environtmental


determinism). Seluruh aspek tingkah laku dan kebudayaan merupakan hasil dan bentukan
lingkungan.
2. Lingkungan alam tidak menentukan warna kebudayaan, tetapi hanya menawarkan
kemungkinan dan manusia memanfaatkannya sesuai teknologi yang dikuasai (aliran
environtmental possibilism). Misal manusia dalam lingkungan sama memiliki kebudayaan
berbeda.

Arsitektur merupakan wahana ekspresi budaya guna menata kehidupan jasmaniah,


psikologi, dan sosial manusia.

D. Hubungan arsitektur dengan Kebudayaan


Arsitektur adalah produk kebudayaan, sementara kebudayaan membutuhkan wadah berupa
ruang (space) dan tempat (place) untuk memfasilitasinya. Amos Rapoport menggunakan istilah
ideal schemata, yaitu kerangka nilai ideal yang berakibat pada tindakan manusia dan
diwujudkan pada bentuk arsitektur.
Teori ideal schemata menjelaskan bahwa bangunan pada awalnya berfungsi sebagai tempat
berteduh serta berlindung bagi manusia (shelter) – merupakan fungsi utama bangunan. Karena
kemampuan manusia berkembang, manusia sanggup membedakan serta memilah ruang,
misalnya ruang pertemuan, ruang tamu, serta ruang tidur yang privasinya tinggi. Kemampuan
membedakan serta memilah ruang tersebut bermula dari proses kognitif yang berakar dari
schemata (kerangka) dalam pikiran manusia. Kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk
bangunan dan ruang (Gartiwa, 2011).
Aturan tersebut membantu terbentuknya pola tingkah laku teratur, serta berperan pada
hubungan manusia dan lingkungan, meliputi:
1. Arti (meaning) dan nilai (value) yang ada dalam pikiran manusia serta masyarakatnya.
2. Ruang (space) sebagai wujud teraga.
3. Komunikasi, mencakup siapa, kapan, serta kondisi bagaimana saat komunikasi terjadi.
4. Waktu, mencakup masa lalu, kini, dan akan datang.

Dalam kebudayaan barat, manusia adalah individu yang memiliki kemerdekaan dan
kebebasan (individuality). Oleh karena itu alam semesta boleh dieksploitasi secara besar-
besaran untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tanpa memperhatikan keseimbangannya
(harmony).

Dalam pandangan timur, alam semesta sangat dijaga keseimbangannya dan hidup harmoni
dengan alam. Kepentingan individu terikat dalam hubungan kolektif. Konsep ruang dalam
pandangan timur memusat, bahwa manusia merupakan bagian dari alam (jagat raya). Maka
menghasilkan prosuk arsitektural yang hampir seluruhnya diperuntukan bagi kegiatan yang
berhubungan dengan keagamaan.

Misalnya senthong, bagi Dewi Sri oleh masywarakat Jawa. Leuit (lumbung) dan goah
(menyimpan beras di pawon (dapur)), bagi Nyai Sanghyang Sri oleh masyarakat sunda.
Arsitektur dan kebudayaan sangat berhubungan dengan norma, aturan, serta nilai di
masyarakat, di antaranya:

1. Pelaksanaan berbagai ritual keagamaan atau kepercayaan sebagai bentuk kepatuhan


kepada leluhur, seperti seren taun sebagai ritual penghormatan kepada Dewi Padi oleh
masyrakat sunda di Kasepuhan Ciptagelar yang diadakan sekali setahun.
2. Pembagian ruang berdasarkan territorial (kepemilikan), seperti depan untuk laki-laki,
belakang untuk perempuan, tengah untuk Bersama-sama.
3. Pembagian ruang berdasarkan hierarki sacral-profan sebagai manifestasi
kesinambungan surgawi-duniawi, melalui konsep tentang sumbu bumi, pusat orientasi
bumi, arah mata angin, dan sirkularitas.
4. Pembagian ruang berdasarkan system antropometri tubuh manusia: kaki (pondasi),
tubuh (dinding), dan kepala (atap).
E. Dinamika Perkembangan Masyarakat dan Kebudayaan .

Masyarakat yang telah memaknai kebudayaan dengan baik disebut masyarakat berbudaya. Ciri
masyarakat berbudaya yaitu ada gerakan perubahan sebagai akibat dari gejala kebudayaan (cultural
dinamyc).

Masyrakat dan kebudayaan selalu berkembang serta mengalami perubahan secara dinamis,
evolusioner, atau revolusioner melalui tiga proses, yaitu:

a. Proses belajar masyarakat, suatu kebudayaan dipelajari oleh warga masyarakatnya.


b. Proses evolusi kebudayaan, ketika masyarakat dan kebudayaannya berubah secara bertahap
dalam jangka Panjang. (1) microscopic, bersifat detail seperti perilaku,cara bicara, elemen
bangunan. (2) macroscopic, bersifat prinsip, hubungan kekerabatan, pola bermukim, pola
bercocok tanam. (3) reccurent process, proses berulang suatu kebudayaan yang terjadi lagi di
tempat lain. (4) directional process, proses penentuan arah ketika kebuyaan masyarakat yang
berubah menuju suatu bentuk tertentu dalam periode masa yang Panjang.
c. Proses pembaruan (inovasi), ketika inovasi terjadi dalam kebudayaan suatu masyarakat.

Bab 4 Kosmologi

A. Pengertian Kosmologi.
Berasal dari Bahasa Yunani yang dipakai oleh Pythagoras (580-500 SM), cosmos (dunia) dan
logos (ilmu). Kosmologi artinya ilmu yang mempelajari tentang asal-usul kejadian dunia atau alam
semesta yang didalamnya termasuk mempelajari tentang hubungan manusia dengan alam,
termasuk unsur-unsur alam, air,api,tanah, dan logam. Dipakai Pythagoras untuk melukiskan
keteraturan dan harmoni pergerakan benda-benda langit.

Anda mungkin juga menyukai