Anda di halaman 1dari 19

Resume Teori Arsitektur

Teori Arsitektur

Semester III Tahun Ajaran 2020/2021

Disusun oleh:

Sindy Amelia

2004104010075

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menulis
resume tentang “Materi Pembelajaran Teori Arsitektur” dengan tepat waktu.

Resume ini disusun guna memenuhi tugas Pak Nasrullah Ridwan, S.T.,M.T pada mata
kuliah Teori Arsitektur di Universitas Syiah Kuala. Selain itu penulis juga berharap agar resume
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang teori arsitektur.

Penulis Mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata


kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Akhir kata semoga resume ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Banda Aceh, 2 Desember 2021

Penulis
Profil Diri

Nama : Sindy Amelia

NPM : 2004104010075

Program Studi : Arsitektur

Tempat/Tanggal Lahir : Pondok Balik, 28 Mei 2002

Alamat : Lr. Jeumpa Puteh, Jalan Peurada Utama, Lamgugop,

Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh

Asal : Aceh Tengah

Pendidikan : SDN 14 Ketol

MTSs Al-Zahrah

MAS Ruhul Islam Anak Bangsa


Resume Teori Arsitektur
Pertemuan : 1-8

Dosen Pengampu : Masdar Djamaluddin, S.T., M.T.

1. Teori Arsitektur
Menurut KBBI, teori berarti pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan,
didukung oleh data dan argumentasi; 2 penyelidikan eksperimental yang mampu
menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; 3 asas dan
hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; 4 pendapat,
cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu.
Teori bukanlah penyataan yang absolut, karena suatu teori yang saat ini dianggap benar
tidak tentu benar di masa depan, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, teori adalah
spekulasi sampai ditolak kebenarannya. Akan tetapi tetap bermanfaat. Contohnya adalah
Hukum Newton yang dipatahkan oleh teori Relativitas. Begitu pula dengan penolakan
Eiffel Tower pada masa awal dibangunnya namun disukai pada saat ini.

Teori dibagi menjadi 2, yaitu :

 Teori positif, yang berisi pernyataan yang tegas dan selalu dikrikik,
sehingga lebih fleksibel.
 Teori normative, yang sudah menjadi kebiasaan dan tidak dapat dikritik, teori
ini tidak akan berkembang (stagnan).

Teori arsitektur adalah penguraian teori tentang teori yang tersusun sebagai unsur
pembentuk arsitektur sebagai ilmu pengetahuan. Teori arsitektur banyak bersinggungan
dan dipengaruhi oleh ilmu lainnya, seperti teori tentang ruang yang dipengaruhi oleh ilmu
filsafat dan teori tentang bentuk yang dipengaruhi oleh ilmu geometri.

Sains

Arsitektur
Social Seni
Posisi arsitektur sebagai ilmu pengetahuan

Pada abad pertengahan, awalnya arsitektur merupakan ranah praktek, di mana para
pelajar belajar langsung kepada senior architech.oleh karena itu arsitektur masuk
kedalam golongan vocational study. Kemudian pada abad ke-20, arsitektur mulai
diajarkan di universitas-universitas di Jerman dan Amerika Serikat. Sehingga arsitektur
kemudian digolongkan akademik dan ilmiah. Pada prakteknya orang yang menggeluti
bidang arsitektur disebut arsitek, arsitek inikemudian digolongkan lagi menjadi dua, yaitu
:
o Arsitek
(arsitek yang pragmatis atau lebih banyak praktek lapangan seperti
merancang bangunan, contohnya Antonio Gaudi)

o Arsiteks
(arsitek yang lebih banyak menuliskan wacana dan membangun fikiran di
dalam tulisan atau buku, contohnya Prof. Josef Prijitomo,Wayne.O. Attoe
dan Charles Jencks.

o Selain itu banyak pula arsitek yang seimbang antara praktek dan
tulisannya, contohnya Le Corbuiser dan Prof. Gunawan Cahyono.

2. Analogi dalam arsitektur

Analogi sering kali menjadi dasar bagi para ahli teori dalam memberikan anjuran cara-cara
khusus untuk memandang arsitektur. Istilah analogi dalam arsitektur merujuk pada
pengolahan bentuk/ desain dengan menggunakan unsur-unsur kesamaan terhadap sesuatu
baik yang sifatnya fisik maupun non fisik.

o Analogi Biologis

Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi biologis
berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis bukan proses estetis. Analogi
biologis terdiri dari dua bentuk yaitu organik dan biomorfik.

o Analogi Romantik

Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan
dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau
melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak
biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lain-lain).

o Analogi Linguistik

Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk


menyampaikan informasi kepada para pengamat. tiga cara sebagai berikut :

o Model tata bahasa


o Model ekspresionis
o Model semiotic

o Analogi Mekanik

Menurut Le Corbusier, sebuah rumah adalah mesin untuk berhuni merupakan contoh
analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti halnya dengan mesin hanya akan
menunjukkan apa sesungguhnya mereka, apa yang dilakukan, tidak menyembunyikan fakta
melalui hiasan yang tidak relevan dengan bentuk dan gaya-gaya, atau dengan kata lain
keindahan adalah fungsi yang akan menyatakan apakah mereka itu dan apa yang mereka
lakukan.

o Analogi Adhocis

Arsitektur berarti menanggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan-bahan


yang mudah diperoleh tanpa membuat rujukan dan cita-cita.

o Analogi Bahasa Pola

Manusia secara biologis adalah serupa, dan dalam suatu kebudayaan tertentu terdapat
kesepakatan-kesepakatan untuk perilaku dan juga untuk bangunan. Jadi arsitektur harus
mampu mengidentifikasi pola-pola baku kebutuhan-kebutuhan agar dapat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut.

o Analogi dramaturgi

Digunakan dengan dua cara, dari titik pandang para aktor dan dari titik pandang para
dramawan. Dalam hal pertama arsitek menyediakan alat-alat perlengkapan dan rona-rona
yang diperlukan untuk memainkan suatu peranan tertentu.

o Analogi Matematik

Bentuk arsitektur yang mengambil sumber bentuk dari bentuk-bentuk dasar matematika
seperti: kubus, bola, balok, tabung, piramida dan lain-lainnya. Kadang-kadang dua atau
tiga bentuk dasar ini dikombinasikan untuk dijadikan bentuk arsitektur.
o .Analogi Pemecahan Masalah

Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham, dan lebih
banyak pengetahuan faktual daripada semangat (Borgnis, 1823). Pendekatan ini sering juga
disebut dengan pendekatan rasionalis, logis, sistematik, atau parametrik.

3. Fungsi, ruang, bentuk dan ekspresi dalam arsitektur

Dalam Encyclopedia of 20th Century Architecture, 112 disebutkan bahwa fungsi


merupakan Suatu prinsip arsitektural dimana bentuk suatu bangunan harus diperoleh dari
fungsi yang harus dipenuhinya; aspek skematis dan teknis dari modernisasi arsitektural
(rasionalisme), yang pendirian teoritisnya yang melihat lebih luas sikap teoretis juga
mencakup filosofis, politik, pertanyaan sosial, ekonomi, gaya dan simbolis.
Seiring dengan perkembangan pemikiran multifungsi ini, beberapa orang, baik yang
berkecimpung dalam bidang arsitektur maupun orang yang berada di luar arsitektur
mencoba untuk melontarkan beberapa fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur.
Tokoh-tokoh tersebut adalah:
1. Geofrey Broadbent

a. Environmental Filter (modifier of thephysical climate)


Bangunan bisa mengontrol iklim. Bangunan berperan sebagai saringan atau filter
antara lingkungan luar dengan kegiatan yang akan kita lakukan.

b. Container of Activities
Bangunan sebagai wadah kegiatan-kegiatan yang menempatkannya pada tempat
yang khusus dan tertentu
c. Capital Investment (changer of land value)
Dalam pengertian ini bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak.
Keduanya dapat menjadi sumber investasi yang baik.

d. Symbolic Function(cultural implication)


Dalam pengertian ini bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik terutama
pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan atau yang berimplikasi budaya.

e. Behavior Modifier
Pada fungsi behavior modifier, bangunan dapat mengubah perilaku dan
kebiasaan, sesuai dengan suasana ruang.

f. Aesthetic Function (pursuit of delight)


Pada pengertian ini bangunan bangunan akan menyenangkan bila bangunan tampak
bagus/cantik, sesuai dengan imajinasi yang fashionable saat ini, sesuai dengan asas-
asas tertentu dari order visual dan lain-lain.

2. CHRISTIAN NOERBA-SCHULZ

a. Physical control
Peranan dari physical control pada fungsi dan peran bangunan meliputi pengontrolan
iklim (udara, kelembaban, temperatur, angin, curah hujan, dll), cahaya, suara, bau, hal-hal
lain seperti debu, asap, serangga, hewan dan manusia serta radioaktif.

b. Functional frame
Pada functional frame akan banyak dibahas aspek-aspek fisik tingkah laku manusia. Pada
dasarnya manusia selalu melakukan kegiatan, sehingga membutuhkan wadah arsitektural
untuk menampung kegiatan tersebut.

c. Social Millieu
“Social milieu” bisa menjadi ekspresi statis, peranan, kelompok, perkumpulan, institusi
dan sekelompok bangunan yang dapat mempresentasikan sistem sosial sebagai suatu
kesatuan.
d. Cultural symbolization
Arsitektur adalah objek budaya dan juga merupakan hasil karya manusia yang melayani
aktivitas-aktivitas manusia secara umum. Kita telah sepakat bahwa seni mengekspresikan
nilai, sementara sains menerangkan fakta-fakta, dan seni adalah salah satu alat untuk
menyatakan nilai-nilai budaya untuk kemudian dimasyarakatkan.

3. LARRY L.LIGO
a. Structure Functional (Fungsi Struktur)

Fungsi ini merujuk pada material struktur dan metode sebuah bangunan.

b. Physical Control (Fungsi Fisik)

Fungsi ini meliputi control dari lingkungan dan akomodasi bangunan terhadap aspek-
aspek fisik dari tujuan yang diinginkan dari bangunan tersebut.

c. Psychological function (Fungsi Psikologis)


Fungsi ini akan membuat pengguna merasa ama dan nyaman sehingga terhindar dari
berbagai penyakit mental seperti, clausphobia, Anxeity dan alzeimer.

d. Social function (Fungsi Sosial)


Fungsi ini akan membuat interaksi social budaya berjalan dengan nyaman.
e. Cultural function (Fungsi Budaya)
Mengacu kepada kongritisasi dati nilai-nilai universal atau struktur subconcius dari
spatial dan orientasi psikologi yang berhubungan lebih kepada esensi kemanusiaan dari
pada hidup manusia dalam suatu waktu dan tempat tertentu.

4. JAN MUKAROVSKY
1. Referential function (fungsi referensi)
2. Aesthetic function (fungsi estetika)
3. Allusory function (fungsi perumpamaan)
4. Territorial function (fungsi teritorial)
5. Expressive function (fungsi ekspresif)

KESIMPULAN

GEOFREYBROADBENT

Jadi Broadbent memahami fungsi sebagai apa saja yang dipancarkan dan diinformasikan oleh
arsitektur melalui pancaindera kita.

CHRISTIAN NOERBA- SCHULZ

Jadi Christian Norberg-Schulz memahami “fungsi” sebagai tugas dan pekerjaan yang harus
dijalankan oleh suatu lingkungan binaan.

LARRY L.LIGO

Larry R. ligo memahami fungsi sebagai tugas/pekerjaan ataupun efek-efek yang dapat di
timbulkan oleh Arsitektur

JAN MUKAROVSKY

Jan Mukarovsky mengatakan bahwa fungsi bangunan ditentukan oleh: Tujuan langsung dalam
konteks penggunaannya.

2. Ruang Dalam Arsitektur


A. Pengertian Ruang
o Lao Zhu
Ada tiga tahapan hirarki ruang menurut Lao Tzu:
o Pertama, ruang sebagai hasil dari perangkaian secara tektonik;
o Kedua, ruang yang dilingkup bentuk stereotomik dan ketiga,
o Ketiga, ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara di dalam dengan dunia
diluar.

o Plato
Konsep filosofinya, ialah barang nyata itu bisa dilihat, diraba dan yang ada.
Falsafah Plato banyak dilakukan melalui ungkapan fisik dari arsitektur dikenal
dengan adanya proporsi.

o Aristoteles
Aristoteles memberikan lima karakteristik ruang di antaranya:
o Suatu tempat adalah yang di kelilingi;
o Tempat itu bukan bagian dari yang mengelilingi;
o Tempat dari benda tak lebih kecil atau besar dari bendanya itu sendiri;
o Tempat itu dapat dipisahkan atau ditinggalkan oleh benda itu; dan
o Apakah tempat itu yang bergerak akhirnya akan berhenti pada suatu tempat, di mana ia
berada.

o Prof. Josef Prijotomo


Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak
diantara dua obyek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkup kita

o Rudolf Anheim
Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan terbatas atau
tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan mempunyai
kapasitas untuk diisi barang.

o Immanuel Kant
Ruang bukanlah suatu obyektif atau nyata merupakan sesuatu yang subyektif
sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia

B. Unsur Pembentuk Ruang


Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional
(persepsi), maupun dimensional. Di dalam buku “struktur Esensi Arsitektur” karya
Forrest Wilson hal 15, Edward T. Hall menuliskan hubungan antara manusia dengan
ruang. Ia mengatakan : “Salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang adalah
perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri,
kenyamanan dan rasa aman pada pribadi manusia”.
tiga elemen pembentuk ruang:
a) Bidang alas/lantai (the base plane).
b) Bidang dinding/pembatas (the vertical space devider).
c) Bidang langit-langit/atap (the overhead plane).

C. Penentu Keterangkuman Kualitas Ruang:


a. Dimensi Proporsi
b. Skala
c. Wujud Bentuk
d. Konfigurasi Definisi
e. Permukaan Warna
f. Sisi-sisi Tekstur
g. Pola
h. Bukaan Tingkat ketertutupan
i. Cahaya
j. Pandangan

D. Organisasi Ruang
DK. Ching (1996) menyebutkan bahwa organisasi ruang dapat dibagi menjadi 5 bagian,
yaitu :
o Organisasi Terpusat

o Organisasi Linier

o Organisasi Radial

o Organisasi Grid

o Organisasi Cluster
E. Kesimpulan
Suatu bangunan yang memiliki ruang, apabila ditempati atau dihuni maka akan terjadi
suatu hubungan timbal balik antara ruang dengan penghuni tersebut. Dalam konteks ini
tidak hanya manusia saja yang disebut penghuni ruang, tetapi juga makhluk hidup
lainnya yang menempati ruangan tersebut. Karena selain rumah manusia juga ada rumah
anjing, kandang sapi, kandang ayam, sampai rumah semut. Namun dalam konteks
manusia dan arsitektur, manusialah yang memiliki paling banyak macam korelasi dengan
ruangan karena memiliki cipta rasa dan karsa. Hubungan tersebut dibagi menjadi
hubungan secara fisik maupun non fisik (psikis) ruang. Dalam hal ini arsitek memiliki
peran untuk menjembatani antara ruang dengan penghuninya agar terjadi hubungan
timbal balik yang harmonis.

3. Bentuk Dalam Arsitektur


C. Makna dan Definisi
 Menurut Vitruvius, ’Tidak ada istilah bentuk”. Bentuk, bagi Vitruvius, bila mau
dikaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmistas
(kekuatan) dengan venustas (keindahan) .
 Menurut Vitruvius, ’Tidak ada istilah bentuk”. Bentuk, bagi Vitruvius, bila mau
dikaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmistas
(kekuatan) dengan venustas (keindahan) .

B. Unsur Bentuk
 Firmitas yang dimaksud oleh Vitruvius sendiri adalah mencakup
penyaluran beban yang baik daribangunan ke tanah dan juga pemilihan
material yang tepat. Firmitas meliputi bagian utama, struktur, dan
potongan. Perkembangan konstruksi berkaitan dengan perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan baik dalam material ataupun teknik
pembangunannya .
 Utilitas, yang ditekankan pada aspek Utilitas adalah pengaturan ruang
yang baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi
bangunan.
 Venustas artinya adalah aspek keindahan. . Proporsi dan simetri
merupakan faktor yang dianggap Vitruvius mempengaruhi keindahan..
Venustas meliputi seni, skala, tampak,teksur, dan keindahan.

C. Macam-Macam Bentuk Dasar Bangunan


 Lingkaran merupakan sebuah bidang yang melengkung di setiap titik yang
memiliki jarak yang sama dari sebuah titik pusat di dalam kurva tersebut.
Lingkaran merupakan sebuah figur yang memusat, introvert, yang
normalnya adalah stabil dan memiliki titik tengah sendiri di dalam
lingkungannya.
 Segitiga, sebuah figur bidang yang ditutup oleh tiga sisi dan memiliki tiga
buah sudut. Segitiga menekankan stabilitas. Jika diletakkan pada salah
satu sisinya, segitiga merupakan sebuah figur yang luar biasa stabil.
 Bidang tidak beraturan, yang dibuat dengan bebas, biasanya merupakan
kombinasi bentuk-bentuk dasar, dan kurva.
 Bujur Sangkar, sebuah figur bidang yang memiliki empat sisi yang sama
panjangnya dan empat buah sudut tegak lurus. Bujursangkar
melambangkan si murni dan si rasiona.
D. Bentuk dan Konstruksi (D.K. Ching)
“Bentuk arsitektural adalah titik temu antara massa dan ruang .... Bentuk-bentuk
arsitektural, tekstur, material, pemisahan antara cahaya dan bayangan, warna, merupakan
perpaduan dalam menentukan mutu atau jiwa dalam penggambaran ruang. Mutu
arsitektur akan ditentukan oleh keahlian seorang perancang dalam menggunakan dan
menyatukan unsur- unsur tadi, baik dalam pembentukan ruang dalam (interior) maupun
ruang- ruang luar (eksterior) di sekeliling bangunan-bangunan”
Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian:
• Bentuk dapat dihubungkan pada penampilan luar yang dapat dikenali
• Bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur internal maupun garis isternal
serta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh.
• Jika bentuk lebih sering dimaksudkan sebagai pengertian massa atau isi tiga-
dimensi, maka wujud secara khusus lebih mengarah pada aspek penting bentuk
yang mewujudkan penampilannya- konfigurasi atau perletakan garis atau kontur
yang membatasi suatu gambar atau bentuk

E. Ciri-Ciri Visual Bentuk


 Wujud
Adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk.
 Dimensi
Adalah suatu bentuk adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi-dimensi ini menentukan
proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap
bentuk-bentuk lain disekelilingnya.
 Posisi
Adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual.
 Warna
Adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna juga merupakan
atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya.
Selain itu warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.

 Tekstur
Adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada
waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan
bentuk tersebut
 Orientasi
Adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin atau terhadap
pandangan seseorang yang melihatnya.
 Skala
Skala berkaitan dengan unsur dimensi. Di mana skala ditentukan oleh perbandingan
ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya
 Proporsi
Proporsi, erat kaitannya dengan unsur dimensi dan skala.

F. Kesimpulan
 Bentuk secara umum merupakan wujud nyata suatu benda yang dapat kita lihat
melalui batasan-batasan ukurannya. Dalam arsitektur, bentuk adalah hal yang
cukup penting. Bentuk merupakan output atau keluaran akhir yang bisa dilihat
oleh pengguna bangunan.
 Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-
sisi bentuk
 Ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk dipengaruhi oleh keadaan bagaimana
cara kita memandangnya. Juga merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita
meninjau latar belakang, persepsi kita terhadap satu dan yang lain, sangat
tergantung dari derajat ketajaman visual dalam arsitektur.
 Terdapat beberapa unsur bentuk dalam arsitektur yaitu venustas (keindahan),
firmitas (kekuatan), dan utilitas (fungsi)’. arsitektur harus mencakup
pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis.
 Bentuk digunakan sebagai media bagi komunikasi (ruang). Yaitu, akan mungkin
melalui bentuk yang sesuai untuk memancarkan informasi tertentu

4. Ekspresi Bentuk
A. Pengertian
Ekspresi adalah apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau pengalaman
sebelumnya (Smithies, 1984). Oleh karena tiap orang memiliki keunikan latar
belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi
yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda-beda. Keunikan latar belakang
dan pengalaman yang berbeda diakibatkan oleh tingkat pendidikan yang berbeda,
agama yang berbeda atau juga akibat/pengaruh media masa yang dikonsumsi oleh
pengamat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian dari tanggapan itu bersifat
subyektif. Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni :
 Fungsi
Suatu prinsip Arsitekturalnya dimana bentuk suatu bangunan harus di peroleh
dari fungsi yang harus di penuhinya; aspek skematis dan teknis dari
moderenisasi arsitektural ( rasionalisme), yang pendirian teoritisnya yang
lebih luas juga membentuk pertanyaan simbolik, filsafat, politik, sosial
ekonomi.
 Struktur
Structural Expression dalam bahasa Indonesia berarti ekspresi yaitu
pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau
menyatakan maksud, gagasan, perasaan dan sebagainya). Structural sama
pengertiannya dengan struktur yaitu :
o Kerangka bangunan, cara sesuatu disusun.
o Alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme
pemikul beban intern untuk menopang dan memperkuat konsep
structural.
o Kerangka bangunan keseluruhan yang memungkinkan bangunan
berdiri.
Jadi pengertian structural expression atau ekspresi struktur adalah
mengungkapkan atau mengekspresikan elemen-elemen pemikul beban yang
saling terkait agar dapat menunjang penampilan arsitektur bangunan pada
gedung Solo Sport Center.
 Budaya

B. Teori Gestalt tentang Ekspresi


Para psikolog Gestalt menduga bahwa terdapat sebuah pengalaman langsung dari
kualitas ekspresi dalam persepsi terhadap garis-garis, bidang-bidang, volume
ataupun massa. Mereka merumuskan bahwa pengalaman-pengalaman ini bukan
hasil dari asosiasi intelektual melainkan hasil dari sebuah gaung antara proses
neurologis (syaraf) dan pola-pola lingkungan. Menurut interpretasi psikologi dan
teori Gestalt tentang proses persepsi visual, menyatakan bahwa garis (line) dan
bentuk (form) dari bangunan mengkomunikasikan makna-makna secara langsung
melalui garis itu sendiri dan bidang (Lang, 1987). Contoh-contoh dari penerapan
teori ini pada Chrisler Building, ekspresi menjulang tinggi (soaring) Sydney Opera
House, ekspresi gelembung (billowing) dalam gambar menunjukan ekspresi statis.
C. Kesimpulan

Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni : Fungsi, fungsi dapat
melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah lumbung padi dengan
menitikberatkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk lumbung pada yang
dapat menghindari terjadinya pembusukan padi, menghindari gangguan tikus dan
sebagainya.Menurut interpretasi psikologi dan teori Gestalt tentang proses persepsi
visual, menyatakan bahwa garis (line) dan bentuk (form) dari bangunan
mengkomunikasikan makna-makna secara langsung melalui garis itu sendiri dan bidang
(Lang, 1987). Keterkaitan Fungsi, Ruang Bentuk dan Ekspresi Fungsi dapat
dikatagorikan sebagai penentu atau panduan menuju bentuk.Penangkapan ekspresi
bentuk bisa sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman
dan latar belakang pengamat.

Pertemuan : 9-16
Dosen Pengampu : Nasrullah Ridwan, S.T.,M.T.

A. Pengertian Arsitektur
I. Arsitektur adalah sebuah ruang atau bentuk yang diciptakan untuk
mewadahi suatu aktifitas.
Contohnya adalah bangunan seperti masjid, gedung perkantoran dan
rumah serta bangunan lainnya. Bangunan-bangunan ini memiliki ruang
yang dapat difungsikan sebagai tempat beraktifitas, serta memiliki batas-
batas yang membentuk ruang itu sendiri.

Ruang dan bentuk yang ada di Casa Battlo, Barcelona


II. Arsitektur adalah suatu ruang yang diciptakan untuk mewadahi suatu
aktivitas. Dalam hal ini arsitektur yang dimaksud adalah jenis landscape
architecture, yang memiliki ruang untuk beraktifitas namun tidak
memiliki batasan nyata secara visual seperti dinding ataupun partisi
lainnya.

Ruang yang terbentuk pada landscape architecture


III. Sesuatu tidak bisa dikatakan sebuah arsitektur jika hanya berupa bentuk
tanpa ruang. Hal ini dikarenakan suatu bentuk yang tidak memiliki ruang
tidak akan bias digunakan untuk mewadahi aktifitas baik manusia maupun
hewan. Contoh dari pengertian ini adalah Sclupture, yaitu cabang seni
rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan
dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau
kasting (dengan cetakan). Sculpture juga disebut sebagai patung ataupun
arca. Selain itu, beberapa tugu dan monument juga dapat dikatagorikan
bentuk tanpa ruang.

Patung selamat datang Tugu Jogjakarta

Contoh bentuk yang tidak memiliki ruang


Akan tetapi, tidak semua patung ataupun monument dan tugu tidak memiliki
ruang, contohnya adalah Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, yang pada bagian
bawahnya memiliki ruang galeri seni, juga tugu Monumen Nasional yang memiliki
ruang yang dapat diakses oleh manusia sebagai galeri, maupun tempat untuk
melihat panorama kota Jakarta pada bagian atasnya.

Patung Garuda Whisnu Kencana dan ruang pada bagian bawahnya.

Monas dan ruang panorama

Lalu, apa yang membedakan suatu patung dengan lukisan?

Lukisan memiliki 2 dimensi yang apabila diraba tidak memiliki lekukan. Apa bila
ada lukisan 3 dimensi, itu hanya sebuah rekayasa visual yang diciptakan oleh sang
seniman, sehingga apabila dilihat maka lukisan tersebut tampak nyata, namun
apabila disentuh maka hanya merupakan bidang datar.
Sedangkan patung memiliki 3 dimensi, yang memiliki lekukan jika disentuh

Anda mungkin juga menyukai