Anda di halaman 1dari 25

1.

Judul KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR HYBRID PADA BANGUNAN


GEDUNG INDONESIA MENGGUGAT BANDUNG
Kajian Kajian teoritik dari penelitian tersebut:
Teoritik
Arsitektur sebagai Bidang Pengetahuan yang Berbeda: Teks ini
mengemukakan bahwa arsitektur merupakan bidang ilmu pengetahuan yang
berbeda dari disiplin ilmu lainnya seperti fisika, biologi, atau matematika. Hal
ini menekankan bahwa arsitektur lebih bersifat interpretatif dan subjektif
dibandingkan dengan ilmu-ilmu eksakta.

Arsitektur sebagai Penggabungan Cabang Keilmuan Lainnya: Teks ini juga


menunjukkan bahwa arsitektur melibatkan penggabungan cabang-cabang
keilmuan lainnya. Ini mencerminkan sifat multidisipliner dari arsitektur, yang
dapat mengambil inspirasi dari berbagai bidang pengetahuan untuk
menciptakan karya yang holistik.

Keseimbangan antara Fungsi, Estetika, dan Psikologis: Teks ini menyatakan


bahwa arsitektur berperan sebagai pengatur antara ketiga unsur utama, yaitu
fungsi, estetika, dan psikologis. Ini merupakan landasan teoritis penting dalam
merancang bangunan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga estetis dan
memperhitungkan pengaruh psikologis pada pengguna bangunan.

Konsep-konsep dalam Arsitektur Kontemporer: Teks ini membahas beberapa


konsep dalam arsitektur kontemporer, seperti arsitektur Hybrid, arsitektur
logis, dan arsitektur metafora. Ini mencerminkan variasi teoritis dalam
pendekatan arsitektural yang dapat digunakan oleh arsitek modern.

Pencampuran Gaya dan Fungsi: Teks ini mencatat bahwa dalam arsitektur
kontemporer, seringkali terjadi pencampuran gaya arsitektur dan fungsi
bangunan. Ini menunjukkan bagaimana konsep Hybrid dapat diterapkan
dalam praktek dengan menggabungkan berbagai elemen yang berbeda.

Penggunaan Konsep Hybrid pada Bangunan Publik: Teks ini menyoroti


penggunaan konsep Hybrid pada bangunan publik yang dapat diakses oleh
masyarakat umum. Ini menggarisbawahi peran arsitektur dalam menciptakan
bangunan yang responsif terhadap kebutuhan dan keanekaragaman
masyarakat perkotaan.

Secara keseluruhan, penelitian ini membahas konsep-konsep dan teori-teori


yang mendasari arsitektur sebagai disiplin ilmu, serta menggambarkan
bagaimana konsep-konsep tersebut diterapkan dalam konteks arsitektur
kontemporer. Ini memberikan wawasan tentang pendekatan teoritis yang
digunakan oleh arsitek dalam merancang bangunan modern.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif . penelitian kualitatif bertujuan
untuk memperoleh gambaran detail mengenai suatu kasus yang diangkat oleh
peneliti. Penelitian ini berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau
kepercayaan orang yang diteliti. Penelitian kualitatif pada dasarnya dirancang
untuk memberikan pengalaman yang nyata dalam menangkap makna yang
Metode tercipta di lapangan penelitian melalui interaksi langsung. penelitian ini
Penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap dari sebuah mekanisme atau
proses dan disajikan kedalam bentuk informasi dasar, serta untuk menyimpan
informasi tersebut yang bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.
(Moleong, 2004) Sumber Data sumber data yang digunakan oleh peneliti
adalah data skunder dan data premier. Data primer adalah data yang
didapatkan langsung dari informan. Yang termasuk data primer adalah
transkip wawancara, data gambar, atau dokumen pribadi yang didapatkan dari
observasi langsung. Sedangkan data sekunder adalah data literatur yang
diperoleh dari buku, jurnal, atau artikel lain yang dapat mendukung data
primer.
Data yang digunakan adalah data primer adalah data hasil observasi dan data
sekunder yang berupa data dari buku dan internet. Teknik pengumpulan data
Data Yang primer adalah sebagai berikut:
Digunakan a.Observasi
b.Wawancara
c.Dokumentasi
a. Pengumpulan Data
Cara Olah b. Reduksi Data
Data c. Penyajian Data
d. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Hybrid merupakan
konsep arsitektur yang menggabungkan unsur-unsur dan elemen arsitektural
baik dalam bentuk maupun fungsi, seringkali dengan memadukan
Kesimpulan pengulangan pola sejarah dari masa lalu dengan material dan teknik modern.
Creative Hub adalah tempat yang menyatukan komunitas dan individu kreatif,
seperti Gedung Indonesia Menggugat, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
komunitas kreatif di Bandung. Penerapan Arsitektur Hybrid pada Creative Hub
terlihat dalam penggabungan fungsi-fungsi yang berbeda dan elemen-elemen
bentuk yang menciptakan bangunan multifungsi dengan nilai historis dan
kreativitas yang kuat.
Daftar Anggraini, D. (2003). Geometri dalam arsitektur. Perpustakaan Universitas
Pustaka Indonesia. Cynder, J. C. (1989). Buku Pengantar Arsitektur.
Dr. Ulber Silalahi, M. (2009). Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung:
Refika. Ikhwanuddin. (2005). Menggali Pemiiran Posmodernisme Dalam
Arsitektur. Yogyakarta.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya . Pujantara, R. (2014). Karakteristik Ruang pada Rancangan
Arsitektur Dengan Konsep Superimposisi dan Hibrid Dalam Teori Function
Follow Form. Jurnal Forum Bangunan, volume 12, Nomor 1. Pujantara, R.
(2014). Tata Letak, Konfigurasi Dan Interaksi Ruang Pada Rancangan
Arsitektur Dengan Konsep Superimposisi Dan Hibrid Dalam Teori Fuction
Follow Form. Jurnal Forum Bangunan, Vol 12, no 1.
Sumber: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/3934/3049
2. Judul PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR FUTURISTIK PADA
PERANCANGAN GEDUNG CONCERT HALL DI PURWOKERTO
Kajian Kajian teoritik dari penelitian tersebut:
Teoritik
Concert Hall sebagai Ruang Pertunjukan: Teks ini menjelaskan bahwa Concert
Hall adalah tempat konser musik klasik yang dapat mencakup ruang
pertunjukan dengan panggung dan auditorium. Konsep ini menekankan
pentingnya ruang pertunjukan dalam desain gedung pertunjukan, yang harus
memperhitungkan tampilan visual dan akustik yang optimal.

Klasifikasi Concert Hall: mengklasifikasikan Concert Hall berdasarkan


kapasitas pengguna ruang, yang mencerminkan pentingnya memahami
ukuran dan skala ruang dalam desain. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar
desain yang mempertimbangkan fungsi dan kebutuhan pengguna.

Fungsi Gedung Pertunjukan: pada penelitian ini menjelaskan berbagai fungsi


dari gedung pertunjukan, termasuk sebagai tempat untuk meningkatkan
apresiasi seni, pendidikan, hiburan, dan pertemuan antara seniman dan
masyarakat. Ini mencerminkan pentingnya konteks sosial dan budaya dalam
desain gedung pertunjukan.

Arsitektur Futuristik: pada penelitian ini memperkenalkan konsep arsitektur


futuristik, yang mencakup ekspresi kreatif, inovasi, dan citra masa depan
dalam desain bangunan. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya adaptasi
terhadap perkembangan zaman dan teknologi dalam desain arsitektur.

Ornamen dalam Arsitektur Futuristik: pada penelitian ini mencatat penggunaan


ornamen dalam arsitektur futuristik yang cenderung sederhana, tetapi berani
dalam penggunaan warna dan garis miring. Ini mencerminkan pendekatan
desain yang lebih minimalis namun tetap mempertimbangkan elemen estetika
yang kuat.
Tampilan Visual dan Ekspresi: Konsep arsitektur futuristik menekankan
tampilan visual yang tidak biasa, dinamis, dan ekspresif. Ini menggambarkan
betapa desain bangunan futuristik seringkali melibatkan elemen-elemen yang
menciptakan kesan futuristik dan kontemporer.

Penggunaan Teknologi dan Inovasi: Arsitektur futuristik mencakup


penggunaan teknologi dan inovasi terbaru dalam desain dan konstruksi
bangunan. Hal ini mencerminkan hubungan yang erat antara arsitektur dan
perkembangan teknologi dalam masyarakat.

Kajian teoritik dari teks tersebut menggarisbawahi pentingnya memahami


konsep-konsep dasar dalam arsitektur, fungsi bangunan pertunjukan, dan
pendekatan desain arsitektur futuristik dalam menciptakan Concert Hall atau
bangunan pertunjukan modern. Konsep-konsep ini membantu merancang
ruang yang memenuhi kebutuhan praktis dan estetika serta tetap relevan
dengan perkembangan zaman.
Metode Cara pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara :
Penelitian a. Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang memperlihatkan karakteristik-
karakteristik dari suatu objek penelitian. Oleh karena itu, data kualitatif
tidak menampilkan kategori dalam bentuk angka. Data kualitatif
disajikan dalam bentuk deskriptif untuk menjabarkan fenomena-
fenomena yang terjadi selama proses perancangan, seperti : ▪
Kebiasaan masyarakat Kabupaten Banyumas yang gemar menonton
pertunjukan kesenian.
▪ Daerah yang kaya akan jenis keseniannya.
▪ Jenis kesenian yang dimiliki
b. Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif merupakan pengumpulan data yang berbentuk
angka-angka. Pengumpulan data kuantitif dilakukan dalam bentuk tabel
seperti data jenis dan jumlah kesenian yang ada di Kabupaten Banyumas.
Data Yang a. Data Primer
Digunakan Data Primer didapat dari survey di lapangan. Tujuan survey lapangan
untuk mengetahui secara langsung kondisi site yang akan dirancang.
Berikut metode survey yang dilakukan seperti pengamatan visual
kondisi site, potensi, dan batas-batas pada tapak, fasilitas, utilitas serta
bangunan yang ada di dalam site maupun di sekitar site.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapat dari dinas terkait, studi
kasus, dan tinjauan pustaka. Dinas terkait seperti Dinas Pemuda,
Olahraga, Budaya dan Pariwisata serta Dinas Tata Ruang Kota. Studi
kasus yang digunakan meliputi bangunan concert hall baik yang ada di
Indonesia maupun di luar negeri. Sedangkan tinjauan pustaka yang
digunakan adalah pustaka tentang concert hall dan pustaka tentang
arsitektur futuristik.
Cara Olah Analisa dilakukan pada saat pengolahan data lokasi, konsep perencanaan,
Data analisa site (sirkulasi,
pencapaian, kebisingan, view, orientasi matahari dan angin, jenis dan
karakteristik tanah, tata guna lahan,
zoning, peraturan daerah setempat, ketersediaan sarana dan prasarana, dan
tata ruang luar), serta analisa
ruang. Hasil analisa ini kemudian menjadi konsep dalam perencanaan dan
perancangan concert hall
di Purwokerto.
Kesimpulan Kesimpulan dari perancangan Gedung Concert Hall di Kota Purwokerto
dengan pendekatan arsitektur futuristik adalah bahwa desain tersebut
menggabungkan berbagai elemen teoritis arsitektur futuristik. Dalam desain
ini, terlihat penggunaan bentuk massa bangunan yang dinamis, penampilan
fisik yang spektakuler dan asimetris, penggunaan material dan teknologi
kekinian, serta struktur yang inovatif. Selain itu, desain ini juga memiliki
aspirasi untuk menjadi pusat kegiatan seni dan budaya, serta berperan dalam
meningkatkan fungsi dan identitas kota Purwokerto.
Secara keseluruhan, desain Concert Hall ini mencerminkan visi masa depan
dalam arsitektur yang menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional,
tetapi juga estetis, inovatif, dan berkontribusi pada perkembangan seni dan
budaya di masyarakat.

Daftar Deskinta, Christoforus Andrea. 2016. Struktur Shell. Diakses melalui


Pustaka https://issuu.com/christoforusandreadeskinta/docs/fix_desain_report, pada
hari Minggu, 28 Februari 2021
Fauzi, Farhan & Aqli, Wairul. 2020. Kajian Konsep Arsitektur Futuristik pada
Bangunan Perkantoran. Seminar Nasional Penelitian LPPM Universitas
Muhammadiyah Jakarta, E-ISSN 2745-6080, 1-5. Diakses melalui
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit/article/view/7803, pada hari Senin,
9 Mei 2022 Hadiyani, N. N. 2010. Bandung Concert Hall Dengan Tema Song
In Architecture. Diakses melalui
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=93539, pada hari Rabu, 10 Maret
2021 Neufert, Ernest and Peter. 2012. Neufert Architects’Data Fourth Edition.
UK: Blackwell Publishing Sahar, Kartika & Aqli, Wafirul. 2020. Kajian Arsitektur
Futuristik Pada Bangunan Pendidikan. Nature : National Academic Journal of
Architecture, 7(2), 263-277. Diakses melalui https://e-
journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/808, pada hari Senin, 9 Mei 2022
Soedigdo, D. 2010. Arsitektur Regionalisme (Tradisional Modern). Jurnal
Perspektif Arsitektur,5 (1), 26-32. Diakses melalui https://e-
journal.upr.ac.id/index.php/JTA/article/view/808, pada hari Senin, 9 Mei 2022
3. Judul KONSEP KOMUNITAS ARSITEKTUR PERUMAHAN REAL ESTATE: KAITANNYA
DENGAN KONSEP NEIGHBORHOOD DAN MODAL SOSIAL
Kajian Kajian teoritik dari penelitian tersebut:
Teoritik
Interaksi Sosial dan Kualitas Hidup: Teks ini menyoroti pentingnya interaksi sosial
dalam memengaruhi kualitas hidup manusia. Ini mencerminkan konsep dalam
sosiologi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang bergantung pada interaksi
dengan orang lain untuk kebahagiaan dan pemenuhan sosial. Konsep ini juga
menggarisbawahi bahwa interaksi sosial yang sehat dan produktif dapat meningkatkan
kualitas hidup individu dan masyarakat.

Masyarakat Perumahan Komersil Real Estate: Teks membahas sifat individualis dan
privasi yang tinggi dalam masyarakat perumahan komersil real estate. Ini
mencerminkan pemahaman bahwa lingkungan perumahan dapat memiliki dampak
signifikan pada tingkat interaksi sosial dan kohesi dalam komunitas. Masyarakat yang
lebih tertutup dan individualistik mungkin menghadapi tantangan dalam membangun
hubungan sosial yang kuat.

Komunitas dan Modal Sosial: Konsep komunitas dan modal sosial menjadi penting
dalam teks ini. Komunitas didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di
wilayah geografis tertentu dan memiliki ikatan sosial. Modal sosial mengacu pada
kemampuan individu dalam berinteraksi dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama dalam komunitas. Kedua konsep ini menggarisbawahi pentingnya hubungan
sosial dalam lingkungan perumahan.

Ketetanggaan: Teks mengeksplorasi konsep ketetanggaan, yang mencakup hubungan


antara tetangga dalam lingkungan perumahan. Hubungan tetangga memiliki peran
penting dalam membangun hubungan sosial yang kuat dan dalam memastikan
keamanan dan rasa kenyamanan di lingkungan tersebut.
Ruang Publik: Ruang publik didefinisikan sebagai tempat di mana individu dapat
berinteraksi tanpa tekanan eksternal. Dalam konteks perumahan, ruang publik dapat
mencakup taman, halaman depan, atau fasilitas komunal lainnya. Pentingnya ruang
publik adalah bahwa itu menciptakan kesempatan untuk interaksi sosial dan
pertukaran sosial dalam komunitas.

Perencanaan Lingkungan dan Sosial: Teks ini juga menyoroti bahwa perencanaan fisik
dan pengaturan lingkungan mempengaruhi dinamika sosial dalam komunitas.
Pengaturan fisik ruang publik dan desain perumahan dapat memfasilitasi atau
menghambat interaksi sosial, dan ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
lingkungan yang baik.

Dalam keseluruhan, kajian teoritis dari teks ini menggarisbawahi pentingnya interaksi
sosial dalam konteks lingkungan perumahan dan bagaimana perencanaan fisik dan
sosial dapat berperan dalam membangun komunitas yang kuat dan meningkatkan
kualitas hidup individu.
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif-eksploratif,
Penelitian dengan pendekatan studi kasus pada salah satu perumahan real estate di Bandung.
Dengan melakukan pengumpulan data, analisis, dan menarik kesimpulan berdasarkan
hasil analisis. Penelitian kualitatif (Creswell.1998) adalah sebuah proses penyidikan,
pemahaman berdasarkan tradisi metodologi penelitian yang berbeda yang
mengeksplorasi masalah sosial atau manusia. Menyajikan setiap kata-kata
pandangan informan dalam wawancara secara terperinci tentang situasi sosial dan
mengklasifikasikan berdasarkan isu dengan menggunakan Teknik coding.

Data Yang data penelitian diperoleh melalui dua jenis metode yakni data sekunder (studi
Digunakan kepustakaan) dan data primer (pengamatan lapangan). Pengumpulan data primer di
lakukan ke dalam dua metode, yaitu:
(1)Pengamatan (observasi), dilakukan dengan mengamati pola-pola perilaku interaksi
sosial yang terjadi pada
rutinitas hari kerja dan hari libur yang dilakukan pada fasilitas umum dan fasilitas sosial
(ruang publik, tempat ibadah);
(2) Wawancara, dilakukan kepada beberapa elemen yang terkait dengan perilaku
penghuni perumahan yang dikelompokkan sebagai penghuni perumahan, pengurus
lembaga sosial, institusi non formal (security) dan
masyarakat non penghuni. Validasi data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu
dengan mengecek data hasil wawancara, pengamatan dan penelusuran dokumen.
Selanjutnya, analisis data yang diklasifikasi berdasarkan isu
permasalahan dan dibahas sesuai pertanyaan penelitian dan hasil kajian literatur.
Cara Olah pengolahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu dengan mengecek data
Data hasil wawancara, pengamatan dan penelusuran dokumen. Selanjutnya, analisis data
yang diklasifikasi berdasarkan isu permasalahan dan dibahas sesuai pertanyaan
penelitian dan hasil kajian literatur
Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini menggaris bawahi pentingnya hubungan sosial dalam
menciptakan kualitas hidup yang baik di dalam perumahan real estate. Meskipun
perumahan real estate sering kali menawarkan kenyamanan dan privasi bagi
penghuninya, kurangnya interaksi sosial antar penghuni dapat menjadi hambatan
dalam pembentukan komunitas yang kuat. Hal ini disebabkan oleh desain fisik
perumahan yang memberikan prioritas pada keamanan dan kenyamanan individu,
seringkali mengorbankan konsep ketetanggaan.

Konsep modal sosial menjadi sangat penting dalam konteks ini, karena modal sosial
menciptakan kesempatan untuk berinteraksi, membangun kepercayaan, dan
memperkuat hubungan antarindividu dalam sebuah komunitas. Namun, kondisi fisik
perumahan, seperti ukuran rumah, tata letak jalan, dan pagar tinggi, dapat
menghambat pembentukan modal sosial yang kuat.

Oleh karena itu, disarankan untuk mempertimbangkan ulang perencanaan perumahan


real estate dengan fokus pada pembentukan komunitas yang kuat. Desain fisik
perumahan harus mengutamakan konsep ketetanggaan, menciptakan kesempatan
untuk interaksi sosial, dan mendukung pembentukan modal sosial. Hal ini dapat
membantu menciptakan lingkungan perumahan yang lebih berkelanjutan dan
mendukung hubungan sosial yang positif antar penghuni. Selain itu, diperlukan
penelitian lanjutan untuk lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan modal sosial dalam komunitas perumahan real estate.

Daftar Abrams, Charles. (1964). Man’s Struggle for Shelter in an Urbanizing World. London:
Pustaka Cambridge.
Arcana, Putu Fajar., Prasetya, Lukas Adi (2006). Arsitek Tak Lebih dari Bidan. Kompas,
Minggu 5 November 2006.
Barliana, M, Syaom. (2010). Arsitektur, Komunitas, dan Modal Sosial. Bandung:
Metatekstur.
Bourdieu, P. (1986). The Forms of Capital, in John G. Richardson (EDT). Handbook of
Theory and Research in the
Sociology of education. New York: Greenwald Press.
Creswell. John W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among
Five Traditions. Sage
Publications, Thousand Oak, London, New Delhi.
Christenson. J., Robinson J. (1980). Community development in America. Lowa: Iowa
State University Press
University of California.
Coleman, J. (1990). Foundations of Social Theory. Cambridge: Cambridge University
Press.
Doxiadis, C. (1967). Ekistics: An Introduction to the Science of Human Settlements,
Hutchinson, London.
Evans, G. W. (1982). Environmental stress. New York: Cambridge University Press.
Fukuyama, Francis. (1995). Trust; the Social Virtues and The Creation of Prosperity.
New York: Free Press Paperbacks
Gehl, Jan. (1987). Life Between Buildings : Using Public Space. New York: Van
Nostrand Reinhold.
Habermas, Jorgen. (1962). The Structural Transformation of the Public Sphere (trans.
Thomas Burger, 1989). An
Inquiry into Category of Bourgeois Society. MIT Press, Cambridge.
Hall, Edward T. (1966). The Hidden Dimension. New York: Doubleday and Company,
Inc.
Lesser. E., (2000). Knowledge and Social Capital: Foundation and Application, Boston:
Butterworth-Heinemann.
Putnam, D. Robert (2002). Democracies in Flux: The Evolution of Social Capital in
Contemporary Society. New York,
USA: Oxford University Press, Inc.
Rubenstein, Harvey M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscapes, and Urban Spaces.
Taylor, R. B. (1982). The Neighborhood-Level Physical Environment And Stress-
Related Impacts. In G. W. Evans
(Ed.),Environment and Stress. New York, NY: Cambridge University Press.
Walmsley, DJ. & Lewis, G. (1984). Human Geography; Behavioral Approaches. New
York: Longman Inc.
Wenger, G Clare. (1990). The Special Role of Friends and Neighbors College of North
Wales. Journal of Aging
Studies, Volume 4, No. 2, Hal. 149–69.
Sumber:
https://pdfs.semanticscholar.org/9887/e0e32bfb35c99cb9c2e2861bef4434548a71.pdf
4. Judul Perancangan Interior Kafe dengan Konsep Arsitektur
Tionghoa Palembang
Kajian Kajian teoritik terkait dengan perancangan interior kafe dengan konsep
Teoritik arsitektur Tionghoa Palembang dapat mencakup beberapa aspek penting:

Konsep Kafe dan Peranannya: Kajian teoritik dapat dimulai dengan


menjelaskan konsep kafe dalam dunia kuliner dan hiburan. Sebuah kafe tidak
hanya menyajikan makanan dan minuman, tetapi juga menciptakan
pengalaman dan atmosfer tertentu untuk para pengunjung. Pahami peran
kafe sebagai tempat bersantai, berkumpul, dan berinteraksi.

Interior Kafe: Jelaskan mengenai pentingnya interior kafe dalam menciptakan


suasana yang menarik dan nyaman. Kaji elemen-elemen desain interior
seperti pencahayaan, furnitur, warna, dan dekorasi. Perancangan interior
harus mempertimbangkan kenyamanan pengunjung dan keunikan konsep.

Arsitektur Tionghoa Palembang: Fokus pada penjelasan mengenai arsitektur


Tionghoa Palembang. Bahas karakteristik arsitektur tersebut, termasuk
pengaruh budaya Tionghoa dan lokal Palembang. Jelaskan bagaimana
elemen-elemen arsitektur tersebut dapat diintegrasikan ke dalam desain
interior kafe.

Budaya dan Nilai-Nilai Lokal: Bahas budaya dan nilai-nilai lokal Palembang
serta budaya Tionghoa yang melibatkan interaksi dan perkawinan budaya
antara kedua kelompok ini. Jelaskan bagaimana desain interior kafe dapat
mencerminkan dan menghormati warisan budaya ini.

Efek dari Desain Interior terhadap Pengunjung: Kaji literatur yang


mengungkapkan bagaimana desain interior mempengaruhi perilaku dan
pengalaman pengunjung kafe. Apakah desain interior dapat meningkatkan
kunjungan pengunjung atau menciptakan nilai tambah dari segi komersial?

Kajian Kasus: Jelaskan beberapa kafe atau tempat makan serupa yang telah
menerapkan konsep arsitektur Tionghoa Palembang atau menggabungkan
budaya lokal dengan elemen Tionghoa. Pelajari keberhasilan mereka dalam
menciptakan identitas dan daya tarik kafe.

Keunikan dan Keberlanjutan: Diskusikan bagaimana konsep arsitektur


Tionghoa Palembang dapat memberikan keunikan pada kafe tersebut dan
apakah desain ini dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.

Modalitas Pemasaran dan Peran Media Sosial: Jelaskan juga bagaimana


pemasaran, branding, dan media sosial dapat memainkan peran penting
dalam menarik pengunjung ke kafe dengan konsep ini. Bagaimana kafe dapat
memanfaatkan eksposur media sosial untuk meningkatkan popularitasnya.

Dengan merinci aspek-aspek di atas dalam kajian teoritik, Anda akan memiliki
landasan yang kuat untuk perancangan interior kafe dengan konsep arsitektur
Tionghoa Palembang.
Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif
Penelitian dengan melakukan eksplorasi terhadap gaya arsitektur Tionghoa Palembang
yang akan dijadikan konsep utama di dalam perancangan desain
interior kafe.

Data Yang Pengumpulan data dilakukan dengan melalui proses studi pustaka, survei
Digunakan lapangan, tipologi serta mencari data dari internet, buku, dan lain sebagainya.
Studi pustaka dengan fasilitas yang dibutuhkan dalam kafe serta literatur
terkait budaya Tionghoa Palembang. Survei lapangan terkait kondisi kafe
dilakukan untuk memperoleh data fisik terkait lokasi perancangan interior kafe
dengan melalui proses observasi dan wawancara. Studi preseden kafe
dilakukan dengan melakukan proses pencarian informasi baik di internet
maupun studi langsung ke proyek sejenis yang mempunyai fungsi sama dan
konsep yang unik. Penggunaan metode kualitatif deskriptif ini ditekankan
terutama pada analisis gaya arsitektur Tionghoa Palembang sebagai
ruh/nyawa dari konsep desain interior. Pengumpulan informasi dan data
terkait gaya arsitektur Tionghoa Palembang di dapat melalui tinjauan pustaka
terhadap penelitian terkait yang pernah dilakukan.
Cara Olah dan tahap desain akhir. Tahapan programming dan perumusan masalah akan
Data diterapkan sebagai landasan dalam
proses menganalisa aktivitas pengguna serta kebutuhan ruang. Selanjutnya
setelah permasalahan dan juga
kebutuhan dari tahap programming didapatkan, maka akan diteruskan ke
dalam tahapan analisis dimana pada proses
ini dilakukan perincian dari proses programming dengan data yang diperoleh
sehingga akan diberikan usulan
menyesuaikan dengan kebutuhan desain interior kafe. Pada tahapan konsep,
akan diambil kesimpulan dari analisis
yang dijadikan proses pemecahan kebutuhan masalah ruang interior. Hasil
rancangan dari konsep desain yang
dirincikan selanjutnya dipertegas pada desain akhir yang akan dipergunakan
sebagai aplikasi untuk proyek
perancangan desain.
Kesimpulan Kesimpulan pada Konsep arsitektur Tionghoa Palembang memiliki ciri khas
dan keunikan tersendiri yang memiliki nilai bersejarah. Penerapan Konsep
arsitektur Tionghoa Palembang dalam perencanaan dan perancangan interior
kafe merupakan suatu wujud perhatian dan apresiasi terhadap keunikan
arsitektur lokal Palembang yang dikemas menjadi suatu interior kafe yang
memiliki nilai komersil tinggi. Desain interior Stamps Kafe dapat menjadi
pelopor kafe yang mengedepankan kearifan lokal di era modern saat ini.
Daftar Adiatmono, F. (2013). Identitas Ornamen Rumah Tradisional. Jurnal Seni
Pustaka Rupa ATRAT, 1(2), 30–49.
Agustin, D., M, M. H., Nabila, R. T., & Z, A. I. (2021). Tipologi Ruang Dalam
Rumah Lamin Berdasarkan Sistem Adat
Pada Masyarakat Suku Dayak. Jurnal Arsitektur, 11(1), 33.
Asmendo, F., & Ishar, S. I. (2020). Studi Komparasi Tipologi Arsitektur Rumah
Limas di Provinsi Lampung dengan Rumah
Limas di Sumatera Selatan. Jurnal Arsitektur, 10(2), 95.
Audrey, J., Wibowo, M., Studi, P., Interior, D., Petra, U. K., & Siwalankerto, J.
(2020). Perancangan Interior Café Thematic
di Surabaya. Jurnal Intra, 8(1), 24–29.
Aziz, A. M. A., Rukayah, R. S., & Wijayanti, W. (2020). Arsitektur Rumah
Tradisional Di Kawasan Kampung Kapitan
Palembang. Jurnal Arsitektur ARCADE, 4(3), 199.
Herlyana, E. (2012). Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup
Baru Kaum Muda. ThaqÃfiyyÃT, 13(1), 188–
204.
Honggowidjaja, M. P. & S. P. (2018). Perancangan Interior Restaurant China
– Dayak Di Kalimantan Barat. Jurnal Intra,
6(2), 193–199.
Panjaitan, S. W. (2016). Analisa Konsep Desain Interior Terhadap Segmentasi
pada Pengunjung Sebuah Kafe. Jurnal
Proporsi, 2(1), 23–34.
Primadona, G. I. (2011). Perancangan Kawasan Terpadu Wisata Alam dan
Budaya. Jurnal Arsitektur, 2(1), 43–58.
Purwanto G.I. (2016). Perancangan Interior Coffee House di Surabaya. Jurnal
Intra, 4(2), 651–661.
Salendra. (2014). Coffee Shop As a Media for Self-Actualization Today’s
Youth. The Messenger, VI(2), 49–58.
Setiawati, E., & Murwadi, H. (2019). Studi Komparatif Ornamen Rumah Adat
Lampung Studi Kasus: Rumah Adat
Lampung Saibatin Lampung Barat. Jurnal Arsitektur, 9(1), 33.
Tejo, L. M., & Wibowo, M. (2014). Studi Gaya Vintage pada Interior Cafe Di
Surabaya . Jurnal Intra, 2(2), 107–117.
Vandella, R., & Ishar, S. I. (2019). Kajian Penempatan Furniture dan
Pemakaian Warna Kamar Hotel (Studi Kasus: Hotel
Sheraton & Hotel Horison di Bandarlampung). Jurnal Arsitektur, 9(1), 23.
Zamad, N., & Alfiah, A. (2017). Identitas Arsitektur Mandar Pada Bangunan
Tradisional Di Kabupaten Majene. Nature :
National Academic Journal of Architecture, 4(1), 1–10.
5. Judul KAJIAN PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN APARTEMEN
SAMARA SUITES DI JAKARTA
Kajian kajian teoritis yang lebih mendalam tentang topik pembangunan apartemen,
Teoritik kebutuhan akan tempat tinggal, dampak lingkungan, dan konsep arsitektur
hijau:

Pendahuluan:
Kebutuhan akan tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan dasar manusia
yang tidak dapat dihindari. Dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi
yang terus meningkat di berbagai negara, masalah perumahan dan
penggunaan lahan menjadi semakin penting. Di sinilah pentingnya
pembangunan apartemen dan implementasi konsep arsitektur hijau dalam
perancangan dan konstruksi bangunan tersebut menjadi relevan.

Pembangunan Apartemen:
Pembangunan apartemen merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan
perumahan di lingkungan perkotaan yang padat penduduk. Keuntungan
utama pembangunan apartemen adalah penggunaan lahan yang efisien,
terutama di daerah yang memiliki keterbatasan lahan. Apartemen juga dapat
menyediakan fasilitas dan kenyamanan yang diinginkan oleh penduduk
perkotaan.

Urbanisasi dan Kebutuhan Tempat Tinggal:


Urbanisasi adalah fenomena global di mana lebih banyak orang bermigrasi
ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan peluang ekonomi. Hal ini
meningkatkan kebutuhan akan tempat tinggal di perkotaan, dan apartemen
menjadi pilihan yang lebih terjangkau dan praktis dibandingkan dengan rumah
tapak.
Dampak Lingkungan dari Pembangunan Apartemen:
Meskipun apartemen memiliki banyak keuntungan, mereka juga memiliki
dampak lingkungan yang signifikan. Dalam proses konstruksi dan
operasionalnya, apartemen dapat menyebabkan emisi karbon yang tinggi,
penggunaan energi yang besar, dan peningkatan permukaan yang tertutup di
kota, yang dapat memperburuk efek perkotaan panas.

Konsep Arsitektur Hijau:


Arsitektur hijau adalah pendekatan yang berfokus pada desain bangunan
yang ramah lingkungan. Dalam konteks apartemen, konsep ini melibatkan
penggunaan strategi untuk mengurangi penggunaan energi, air, dan material,
serta mengoptimalkan efisiensi dalam seluruh siklus hidup bangunan. Prinsip-
prinsip dasar seperti penggunaan energi terbarukan, penggunaan material
daur ulang, dan pengaturan aliran udara yang efisien harus diterapkan.

Manfaat Konsep Arsitektur Hijau pada Apartemen:


Penerapan konsep arsitektur hijau pada apartemen dapat mengurangi
dampak negatif pada lingkungan dan menghasilkan berbagai manfaat,
seperti:

Penghematan energi: Desain apartemen yang efisien secara energi dapat


mengurangi konsumsi listrik dan gas alam.
Penggunaan air yang bijak: Sistem penghematan air, seperti pemulihan air
hujan dan penggunaan perangkat yang hemat air, dapat mengurangi
pemakaian air bersih.
Pengurangan emisi karbon: Menggunakan energi terbarukan dan teknologi
ramah lingkungan dapat mengurangi emisi karbon.
Kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik: Sirkulasi udara yang baik dan
pemilihan material yang lebih bersih dapat meningkatkan kualitas udara
dalam ruangan.
Kesimpulan:
Pembangunan apartemen sebagai solusi untuk kebutuhan tempat tinggal di
lingkungan perkotaan memerlukan perhatian terhadap dampak lingkungan
yang dihasilkan. Konsep arsitektur hijau menjadi solusi yang potensial dengan
prinsip-prinsip yang menekankan efisiensi sumber daya dan pengurangan
dampak lingkungan. Dengan menerapkan konsep ini dalam perencanaan dan
konstruksi apartemen, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih
berkelanjutan, yang bermanfaat bagi penduduk kota dan lingkungan
sekitarnya.
Metode Pengumpulan data dilakukan dengan melalui proses studi pustaka, survei
Penelitian lapangan, tipologi serta mencari data dari internet, buku, dan lain sebagainya.
Studi pustaka dengan fasilitas yang dibutuhkan dalam kafe serta literatur
terkait budaya Tionghoa Palembang. Survei lapangan terkait kondisi kafe
dilakukan untuk memperoleh data fisik terkait lokasi perancangan interior kafe
dengan melalui proses observasi dan wawancara. Studi preseden kafe
dilakukan dengan melakukan proses pencarian informasi baik di internet
maupun studi langsung ke proyek sejenis yang mempunyai fungsi sama dan
konsep yang unik. Penggunaan metode kualitatif deskriptif ini ditekankan
terutama pada analisis gaya arsitektur Tionghoa Palembang sebagai
ruh/nyawa dari konsep desain interior. Pengumpulan informasi dan data
terkait gaya arsitektur Tionghoa Palembang di dapat melalui tinjauan pustaka
terhadap penelitian terkait yang pernah dilakukan.
Data Yang Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu penelitian
Digunakan dengan mengamati fenomena secara lebih rinci tentang suatu keadaan untuk
mendapatkan suatu kesimpulan. Suatu Penelitian dengan pendekatan
arsitektur hijau pada bangunan apartemen. Menjelaskan secara menyeluruh
dengan mengkaji terhadap permasalahan dan kebutuhan yang ada untuk
disesuaikan dengan penulisan.
Cara Olah dalam melakukan peneletian akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
Data tahap pengambilan data, tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan
tahap penarikan kesimpulan.
Kesimpulan Kesimpulan pada Konsep arsitektur Tionghoa Palembang memiliki ciri khas
dan keunikan tersendiri yang memiliki nilai bersejarah. Penerapan Konsep
arsitektur Tionghoa Palembang dalam perencanaan dan perancangan interior
kafe merupakan suatu wujud perhatian dan apresiasi terhadap keunikan
arsitektur lokal Palembang yang dikemas menjadi suatu interior kafe yang
memiliki nilai komersil tinggi. Desain interior Stamps Kafe dapat menjadi
pelopor kafe yang mengedepankan kearifan lokal di era modern saat ini.
Daftar Aryo Panggih, S. A. (2019). Apartemen di Semarang dengan konsep Green.
Pustaka Journal ofArchitecture.
Hendrawan Adi Surya, S. N. (2020). APARTEMEN DI JAKARTA SELATAN
DENGAN DESAIN BERBASIS GREEN BUILDING. JURNAL POSTER
PIRATA SYANDANA, vol. 01 no. 02.
Herry Prasetya, I. P. (2015). Perancangan Apartemen Sewa di Surakarta.
Jeremy Lorenzo Sumilat, J. I. (2017). Apartemen di Manado “ Green
Architecture Low Energy ". journal of architecture.
Prasetudia, A. (2020). PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN
HUNIAN BERTINGKAT TINGGI. Vol 3 No 2, halaman 495-506.
Sudarwani, M. M. (2012). Penerapan Green Architecture dan Green Building
Sebagai Upaya Pencapaian Sustainable Architecture. Journal of Architecture,
Vol 10, No 24.
Vale, B. d. (1991). Green Architecture Design fo Sustainable Future
.www.arsitur.com. (2017). Pengertian Green Architecture, Prinsip dan
Contohnya. Retrieved oktober rabu, 2020, from www.arsitur.com:
https://www.arsitur.com/2017/09/pengertiangreen-architecture-prinsip.html
SUMBER
:https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/8415/5653

Anda mungkin juga menyukai