Pencampuran Gaya dan Fungsi: Teks ini mencatat bahwa dalam arsitektur
kontemporer, seringkali terjadi pencampuran gaya arsitektur dan fungsi
bangunan. Ini menunjukkan bagaimana konsep Hybrid dapat diterapkan
dalam praktek dengan menggabungkan berbagai elemen yang berbeda.
Masyarakat Perumahan Komersil Real Estate: Teks membahas sifat individualis dan
privasi yang tinggi dalam masyarakat perumahan komersil real estate. Ini
mencerminkan pemahaman bahwa lingkungan perumahan dapat memiliki dampak
signifikan pada tingkat interaksi sosial dan kohesi dalam komunitas. Masyarakat yang
lebih tertutup dan individualistik mungkin menghadapi tantangan dalam membangun
hubungan sosial yang kuat.
Komunitas dan Modal Sosial: Konsep komunitas dan modal sosial menjadi penting
dalam teks ini. Komunitas didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di
wilayah geografis tertentu dan memiliki ikatan sosial. Modal sosial mengacu pada
kemampuan individu dalam berinteraksi dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama dalam komunitas. Kedua konsep ini menggarisbawahi pentingnya hubungan
sosial dalam lingkungan perumahan.
Perencanaan Lingkungan dan Sosial: Teks ini juga menyoroti bahwa perencanaan fisik
dan pengaturan lingkungan mempengaruhi dinamika sosial dalam komunitas.
Pengaturan fisik ruang publik dan desain perumahan dapat memfasilitasi atau
menghambat interaksi sosial, dan ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
lingkungan yang baik.
Dalam keseluruhan, kajian teoritis dari teks ini menggarisbawahi pentingnya interaksi
sosial dalam konteks lingkungan perumahan dan bagaimana perencanaan fisik dan
sosial dapat berperan dalam membangun komunitas yang kuat dan meningkatkan
kualitas hidup individu.
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif-eksploratif,
Penelitian dengan pendekatan studi kasus pada salah satu perumahan real estate di Bandung.
Dengan melakukan pengumpulan data, analisis, dan menarik kesimpulan berdasarkan
hasil analisis. Penelitian kualitatif (Creswell.1998) adalah sebuah proses penyidikan,
pemahaman berdasarkan tradisi metodologi penelitian yang berbeda yang
mengeksplorasi masalah sosial atau manusia. Menyajikan setiap kata-kata
pandangan informan dalam wawancara secara terperinci tentang situasi sosial dan
mengklasifikasikan berdasarkan isu dengan menggunakan Teknik coding.
Data Yang data penelitian diperoleh melalui dua jenis metode yakni data sekunder (studi
Digunakan kepustakaan) dan data primer (pengamatan lapangan). Pengumpulan data primer di
lakukan ke dalam dua metode, yaitu:
(1)Pengamatan (observasi), dilakukan dengan mengamati pola-pola perilaku interaksi
sosial yang terjadi pada
rutinitas hari kerja dan hari libur yang dilakukan pada fasilitas umum dan fasilitas sosial
(ruang publik, tempat ibadah);
(2) Wawancara, dilakukan kepada beberapa elemen yang terkait dengan perilaku
penghuni perumahan yang dikelompokkan sebagai penghuni perumahan, pengurus
lembaga sosial, institusi non formal (security) dan
masyarakat non penghuni. Validasi data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu
dengan mengecek data hasil wawancara, pengamatan dan penelusuran dokumen.
Selanjutnya, analisis data yang diklasifikasi berdasarkan isu
permasalahan dan dibahas sesuai pertanyaan penelitian dan hasil kajian literatur.
Cara Olah pengolahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu dengan mengecek data
Data hasil wawancara, pengamatan dan penelusuran dokumen. Selanjutnya, analisis data
yang diklasifikasi berdasarkan isu permasalahan dan dibahas sesuai pertanyaan
penelitian dan hasil kajian literatur
Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini menggaris bawahi pentingnya hubungan sosial dalam
menciptakan kualitas hidup yang baik di dalam perumahan real estate. Meskipun
perumahan real estate sering kali menawarkan kenyamanan dan privasi bagi
penghuninya, kurangnya interaksi sosial antar penghuni dapat menjadi hambatan
dalam pembentukan komunitas yang kuat. Hal ini disebabkan oleh desain fisik
perumahan yang memberikan prioritas pada keamanan dan kenyamanan individu,
seringkali mengorbankan konsep ketetanggaan.
Konsep modal sosial menjadi sangat penting dalam konteks ini, karena modal sosial
menciptakan kesempatan untuk berinteraksi, membangun kepercayaan, dan
memperkuat hubungan antarindividu dalam sebuah komunitas. Namun, kondisi fisik
perumahan, seperti ukuran rumah, tata letak jalan, dan pagar tinggi, dapat
menghambat pembentukan modal sosial yang kuat.
Daftar Abrams, Charles. (1964). Man’s Struggle for Shelter in an Urbanizing World. London:
Pustaka Cambridge.
Arcana, Putu Fajar., Prasetya, Lukas Adi (2006). Arsitek Tak Lebih dari Bidan. Kompas,
Minggu 5 November 2006.
Barliana, M, Syaom. (2010). Arsitektur, Komunitas, dan Modal Sosial. Bandung:
Metatekstur.
Bourdieu, P. (1986). The Forms of Capital, in John G. Richardson (EDT). Handbook of
Theory and Research in the
Sociology of education. New York: Greenwald Press.
Creswell. John W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among
Five Traditions. Sage
Publications, Thousand Oak, London, New Delhi.
Christenson. J., Robinson J. (1980). Community development in America. Lowa: Iowa
State University Press
University of California.
Coleman, J. (1990). Foundations of Social Theory. Cambridge: Cambridge University
Press.
Doxiadis, C. (1967). Ekistics: An Introduction to the Science of Human Settlements,
Hutchinson, London.
Evans, G. W. (1982). Environmental stress. New York: Cambridge University Press.
Fukuyama, Francis. (1995). Trust; the Social Virtues and The Creation of Prosperity.
New York: Free Press Paperbacks
Gehl, Jan. (1987). Life Between Buildings : Using Public Space. New York: Van
Nostrand Reinhold.
Habermas, Jorgen. (1962). The Structural Transformation of the Public Sphere (trans.
Thomas Burger, 1989). An
Inquiry into Category of Bourgeois Society. MIT Press, Cambridge.
Hall, Edward T. (1966). The Hidden Dimension. New York: Doubleday and Company,
Inc.
Lesser. E., (2000). Knowledge and Social Capital: Foundation and Application, Boston:
Butterworth-Heinemann.
Putnam, D. Robert (2002). Democracies in Flux: The Evolution of Social Capital in
Contemporary Society. New York,
USA: Oxford University Press, Inc.
Rubenstein, Harvey M. (1992). Pedestrian Malls, Streetscapes, and Urban Spaces.
Taylor, R. B. (1982). The Neighborhood-Level Physical Environment And Stress-
Related Impacts. In G. W. Evans
(Ed.),Environment and Stress. New York, NY: Cambridge University Press.
Walmsley, DJ. & Lewis, G. (1984). Human Geography; Behavioral Approaches. New
York: Longman Inc.
Wenger, G Clare. (1990). The Special Role of Friends and Neighbors College of North
Wales. Journal of Aging
Studies, Volume 4, No. 2, Hal. 149–69.
Sumber:
https://pdfs.semanticscholar.org/9887/e0e32bfb35c99cb9c2e2861bef4434548a71.pdf
4. Judul Perancangan Interior Kafe dengan Konsep Arsitektur
Tionghoa Palembang
Kajian Kajian teoritik terkait dengan perancangan interior kafe dengan konsep
Teoritik arsitektur Tionghoa Palembang dapat mencakup beberapa aspek penting:
Budaya dan Nilai-Nilai Lokal: Bahas budaya dan nilai-nilai lokal Palembang
serta budaya Tionghoa yang melibatkan interaksi dan perkawinan budaya
antara kedua kelompok ini. Jelaskan bagaimana desain interior kafe dapat
mencerminkan dan menghormati warisan budaya ini.
Kajian Kasus: Jelaskan beberapa kafe atau tempat makan serupa yang telah
menerapkan konsep arsitektur Tionghoa Palembang atau menggabungkan
budaya lokal dengan elemen Tionghoa. Pelajari keberhasilan mereka dalam
menciptakan identitas dan daya tarik kafe.
Dengan merinci aspek-aspek di atas dalam kajian teoritik, Anda akan memiliki
landasan yang kuat untuk perancangan interior kafe dengan konsep arsitektur
Tionghoa Palembang.
Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif
Penelitian dengan melakukan eksplorasi terhadap gaya arsitektur Tionghoa Palembang
yang akan dijadikan konsep utama di dalam perancangan desain
interior kafe.
Data Yang Pengumpulan data dilakukan dengan melalui proses studi pustaka, survei
Digunakan lapangan, tipologi serta mencari data dari internet, buku, dan lain sebagainya.
Studi pustaka dengan fasilitas yang dibutuhkan dalam kafe serta literatur
terkait budaya Tionghoa Palembang. Survei lapangan terkait kondisi kafe
dilakukan untuk memperoleh data fisik terkait lokasi perancangan interior kafe
dengan melalui proses observasi dan wawancara. Studi preseden kafe
dilakukan dengan melakukan proses pencarian informasi baik di internet
maupun studi langsung ke proyek sejenis yang mempunyai fungsi sama dan
konsep yang unik. Penggunaan metode kualitatif deskriptif ini ditekankan
terutama pada analisis gaya arsitektur Tionghoa Palembang sebagai
ruh/nyawa dari konsep desain interior. Pengumpulan informasi dan data
terkait gaya arsitektur Tionghoa Palembang di dapat melalui tinjauan pustaka
terhadap penelitian terkait yang pernah dilakukan.
Cara Olah dan tahap desain akhir. Tahapan programming dan perumusan masalah akan
Data diterapkan sebagai landasan dalam
proses menganalisa aktivitas pengguna serta kebutuhan ruang. Selanjutnya
setelah permasalahan dan juga
kebutuhan dari tahap programming didapatkan, maka akan diteruskan ke
dalam tahapan analisis dimana pada proses
ini dilakukan perincian dari proses programming dengan data yang diperoleh
sehingga akan diberikan usulan
menyesuaikan dengan kebutuhan desain interior kafe. Pada tahapan konsep,
akan diambil kesimpulan dari analisis
yang dijadikan proses pemecahan kebutuhan masalah ruang interior. Hasil
rancangan dari konsep desain yang
dirincikan selanjutnya dipertegas pada desain akhir yang akan dipergunakan
sebagai aplikasi untuk proyek
perancangan desain.
Kesimpulan Kesimpulan pada Konsep arsitektur Tionghoa Palembang memiliki ciri khas
dan keunikan tersendiri yang memiliki nilai bersejarah. Penerapan Konsep
arsitektur Tionghoa Palembang dalam perencanaan dan perancangan interior
kafe merupakan suatu wujud perhatian dan apresiasi terhadap keunikan
arsitektur lokal Palembang yang dikemas menjadi suatu interior kafe yang
memiliki nilai komersil tinggi. Desain interior Stamps Kafe dapat menjadi
pelopor kafe yang mengedepankan kearifan lokal di era modern saat ini.
Daftar Adiatmono, F. (2013). Identitas Ornamen Rumah Tradisional. Jurnal Seni
Pustaka Rupa ATRAT, 1(2), 30–49.
Agustin, D., M, M. H., Nabila, R. T., & Z, A. I. (2021). Tipologi Ruang Dalam
Rumah Lamin Berdasarkan Sistem Adat
Pada Masyarakat Suku Dayak. Jurnal Arsitektur, 11(1), 33.
Asmendo, F., & Ishar, S. I. (2020). Studi Komparasi Tipologi Arsitektur Rumah
Limas di Provinsi Lampung dengan Rumah
Limas di Sumatera Selatan. Jurnal Arsitektur, 10(2), 95.
Audrey, J., Wibowo, M., Studi, P., Interior, D., Petra, U. K., & Siwalankerto, J.
(2020). Perancangan Interior Café Thematic
di Surabaya. Jurnal Intra, 8(1), 24–29.
Aziz, A. M. A., Rukayah, R. S., & Wijayanti, W. (2020). Arsitektur Rumah
Tradisional Di Kawasan Kampung Kapitan
Palembang. Jurnal Arsitektur ARCADE, 4(3), 199.
Herlyana, E. (2012). Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup
Baru Kaum Muda. ThaqÃfiyyÃT, 13(1), 188–
204.
Honggowidjaja, M. P. & S. P. (2018). Perancangan Interior Restaurant China
– Dayak Di Kalimantan Barat. Jurnal Intra,
6(2), 193–199.
Panjaitan, S. W. (2016). Analisa Konsep Desain Interior Terhadap Segmentasi
pada Pengunjung Sebuah Kafe. Jurnal
Proporsi, 2(1), 23–34.
Primadona, G. I. (2011). Perancangan Kawasan Terpadu Wisata Alam dan
Budaya. Jurnal Arsitektur, 2(1), 43–58.
Purwanto G.I. (2016). Perancangan Interior Coffee House di Surabaya. Jurnal
Intra, 4(2), 651–661.
Salendra. (2014). Coffee Shop As a Media for Self-Actualization Today’s
Youth. The Messenger, VI(2), 49–58.
Setiawati, E., & Murwadi, H. (2019). Studi Komparatif Ornamen Rumah Adat
Lampung Studi Kasus: Rumah Adat
Lampung Saibatin Lampung Barat. Jurnal Arsitektur, 9(1), 33.
Tejo, L. M., & Wibowo, M. (2014). Studi Gaya Vintage pada Interior Cafe Di
Surabaya . Jurnal Intra, 2(2), 107–117.
Vandella, R., & Ishar, S. I. (2019). Kajian Penempatan Furniture dan
Pemakaian Warna Kamar Hotel (Studi Kasus: Hotel
Sheraton & Hotel Horison di Bandarlampung). Jurnal Arsitektur, 9(1), 23.
Zamad, N., & Alfiah, A. (2017). Identitas Arsitektur Mandar Pada Bangunan
Tradisional Di Kabupaten Majene. Nature :
National Academic Journal of Architecture, 4(1), 1–10.
5. Judul KAJIAN PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN APARTEMEN
SAMARA SUITES DI JAKARTA
Kajian kajian teoritis yang lebih mendalam tentang topik pembangunan apartemen,
Teoritik kebutuhan akan tempat tinggal, dampak lingkungan, dan konsep arsitektur
hijau:
Pendahuluan:
Kebutuhan akan tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan dasar manusia
yang tidak dapat dihindari. Dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi
yang terus meningkat di berbagai negara, masalah perumahan dan
penggunaan lahan menjadi semakin penting. Di sinilah pentingnya
pembangunan apartemen dan implementasi konsep arsitektur hijau dalam
perancangan dan konstruksi bangunan tersebut menjadi relevan.
Pembangunan Apartemen:
Pembangunan apartemen merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan
perumahan di lingkungan perkotaan yang padat penduduk. Keuntungan
utama pembangunan apartemen adalah penggunaan lahan yang efisien,
terutama di daerah yang memiliki keterbatasan lahan. Apartemen juga dapat
menyediakan fasilitas dan kenyamanan yang diinginkan oleh penduduk
perkotaan.