Anda di halaman 1dari 8

JURNAL VASTUKARA

e-ISSN 0000-0000
p-ISSN 0000-0000
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara

ARSITEKTUR DENGAN KONSEP METAFORA


Diana Agnes Pratiwi (201905038)
Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar.
Jl. Nusa Indah, Kota Denpasar, Kode Pos 80235, Telp. (0361) 227316.
E-mail : dianaagnesp@gmail.com

Abstrak
Arsitektur merupakan sebuah seni dan ilmu dalam mendesain bangunan sesuai kebutuhan
dengan memperhatikan nilai fungsi, keindahan, dan keamanan sebuah bangunan. Dalam
desain arsitektur, salah satu konsep atau pendekatan bentuk yang biasa digunakan adalah
pendekatan metafora (konsep metafora). Arsitektur dengan konsep metafora menggunakan
desain bangunan yang mengumpamakan atau mengambil bentuk dari kiasan sebuah benda.
Dalam konsep ini diperlukan proses-proses analisis serta merangkainya sehingga
menghasilkan bentuk baru yang masih memiliki kemiripan esensi visual dengan objek yang
dijadikan referensi tersebut. Konsep metafora mengidentifikasikan hubungan yang mungkin
antara benda-benda tersebut. Sebuah benda dapat diidentifikasi dan mempunyai sifat khas
yang diinginkan pada bangunan yang di desain. Dalam perkembangannya, terdapat banyak
bangunan yang mengusung konsep metafora yang didesain oleh arsitek-arsitek di dunia.
Bangunan-bangunan yang menerapkan konsep metafora dengan baik ini terlihat sangat
menarik dan mengagumkan sehingga menjadi perhatian dalam dunia arsitektur.

Kata kunci: arsitektur, desain, konsep metafora, bangunan


Abstract
Architecture is an art and knowledge in designing buildings according to needs by paying
attention to the value of function, beauty, and safety of a building. In architectural design, one
of the concepts or form approaches commonly used is the metaphoric approach (metaphoric
concept). Architecture with a metaphoric concept uses a building design that simulates or
takes the form of a figurative object. In this concept, it is necessary to analyze processes and
assemble them so as to produce a new form that still has similarities in visual essence to the
object being referred to. The concept of metaphor identifies the possible relation between
these objects. An object can be identified and has the characteristics desired to the building.
During its development, there are many buildings that carry the metaphoric concept,
designed by architects in the world. Buildings that apply a good metaphoric concept has an
attractive and amazing visuals and becomes recognized by the architecture world.

Keywords: architecture, design, metaphoric concept, building


2

PENDAHULUAN
Arsitektur adalah seni atau praktik perancangan dan pembangunan struktur dan konstruksi
bangunan. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur dapat mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan level makro, misalnya perencanaan kota, tidak
hanya satu bangunan dan pelengkapnya saja. Cara menentukan pendekatan desain
arsitektur pada setiap desain bangunan yang di buat oleh arsitek, tentu akan memiliki
konsep dan tema tertentu, yang mana konsep tersebut lahir dari pendekatan arsitektur yang
di dapatkan dari berbagai macam sumber pada saat perencanaan.

Di belahan dunia, banyak terlahir bangunan unik yang mengusung konsep tertentu, salah
satunya adalah gaya arsitektur metafora. Metafora merupakan salah satu pendekatan
bentuk yang digunakan dalam dunia arsitektur. Arsitektur Metafora adalah gaya arsitektur
yang mengambil bentuk dari kiasan atau perumpamaan dari sesuatu. Arsitektur Metafora
berkembang pada zaman Postmodern. Banyak yang mengatakan bahwa Arsitektur metafora
adalah sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui ungkapan bentuk-bentuk visual
yang dihasilkannya. Banyak arsitek jaman milenial yang mengambil langgam arsitektur
metafora karena lebih mudah mengkomunikasikannya dengan klien. Mengambil konsep dari
benda nyata atau nilai yang sudah umum dikenal masyarakat dirasa lebih sederhana dan
masuk akal bagi klien. Dalam perkembangannya, ada banyak tokoh dan karya arsitektur
metafora yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa dari bangunan tersebut mendapat
perhatian dari dunia arsitektur karena keunikannya, bentuknya yang memiliki nilai estetika
tinggi dan memukau, serta konstruksinya yang diperhatikan dengan sangat teliti.

Dalam pembahasan ini, 3 bangunan dengan desain arsitektur yang mengunakan konsep
metafora akan dibahas untuk mengetahui bentuk, desain dan benda/hal yang menginspirasi
seorang arsitek untuk merancang bangunan yang memiliki bentuk yang unik dan memukau
dengan menggunakan konsep metafora.

METODE
Penelitian dilakukan dengan metode kulitatif, yaitu dengan mengumpulkan data-data
lapangan dan teori metafora menurut ahli melalui studi literatur, kemudian dianalisa dan
ditarik kesimpulan dengan menguraikan unsur apa saja yang dapat membentuk teori
tersebut.

Berdasarkan Modul Rancangan Penelitian (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian


kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data deskriptif, berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Penelitian
kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika
sosial, sikap kepercayaan, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Maka,
proses penelitian kualitatif dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang
akan digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam riset kemudian ditafsirkan.

Volume 1 Nomor 1, April 2021


3

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum membahas bangunan-bangunan dengan konsep arsitektur metafora, ada baiknya
agar dapat memahami esensi-esensi yang membentuk bangunan tersebut antara lain:

1. Arsitektur
Arsitektur umumnya dimengerti sebagai suatu ilmu atau studi merancang bangunan.
Arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan termasuk proses perancangan,
konstruksi, struktur, dan juga mencakup aspek dekorasi dan keindahannya. Arsitektur
pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana
setiap komponen sistem di susun dan bagaimana semua aturan dan interface
(penghubung sistem). Arsitektur (ilmu atau studi merancang bangunan) digunakan
untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada tersebut, entah itu berupa
bangunan gedung, karya seni, pendidikan, teknologi terapan (misalkan komputer dan
jaringan), dan lain sebagainya.

Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk kesejahteraan semua mahluk hidup,


termasuk ilmu arsitektur. Seiring berputaran waktu, pengertian arsitektur menjadi
semakin luas dan kompleks, tidak hanya mencakup ilmu atau studi merancang
bangunan. Kata arsitektur sering digunakan oleh disiplin ilmu lain untuk
menggambarkan sebuah sistem yang kompleks.

Sebuah naskah mengenai arsitektur yang berjudul De Architecture, atau kini lebih
dikenal dengan The Ten Books on Architecture karya seorang arsitek Romawi kuno,
Marcus Vitruvius Pollio yang ditulis dalam bahasa Latin untuk kaisar Augustus, sangat
popular dalam dunia arsitektur dan masih berlaku sampai dengan sekarang. Vitrivius
menyatakan bahwa ada dua komponen utama dalam arsitektur yaitu latihan (practice)
dan pemikiran (reasoning). Dengan menggabung kedua kemampuan tersebut, seorang
arsitek dapat menghasilkan sebuah arsitektur yang baik karena arsitektur merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan alam, budaya, dan kemanusiaan (selain
hal-hal teknis teknologinya).

Ada lima konsep dalam arsitektur yaitu:


• Metafora
• Analogi
• Pragmatik
• Esensi/Hakekat
• Utopia

2. Metafora
Tak jauh berbeda dari definisi kata ‘metafora’, secara pengertian, arsitektur metafora
adalah desain bangunan yang mengumpamakan atau mengambil bentuk dari kiasan
sebuah benda. Arsitektur Metafora merupakan gaya arsitektur yang mengambil bentuk
dari kiasan atau perumpamaan dari sesuatu. Banyak arsitek jaman milenial yang
mengambil langgam arsitektur metafora karena lebih mudah mengkomunikasikannya
dengan klien. Mengambil konsep dari benda nyata atau nilai yang sudah umum dikenal
masyarakat dirasa lebih sederhana dan masuk akal bagi klien.

Metafora adalah majas (bagian dari gaya bahasa) yang digunakan menjelaskan
sesuatu melalui perumpamaan dan perbandingan. Kata metafora sendiri berasal dari
bahasa latin yakni "Methapherein”. Methapherein terdiri dari dua kata yaitu "metha”
yang berarti setelah, melewati dan kata "pherein” yang artinya membawa.

Volume 1 Nomor 1, April 2021


4

Metafora adalah suatu gaya yang berkembang pada zaman Postmodern. Banyak yang
mengatakan bahwa Arsitektur metafora adalah sebuah bahasa untuk mengatakan
sesuatu melalui ungkapan bentuk-bentuk visual yang dihasilkannya. Berikut ini
merupakan pengertian Konsep Metafora menurut para ahli:

1) Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”


Metafora adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai
suatu hal yang lain sehingga bisa mempelajari pemahaman yang lebih baik dari
suatu topik dalam pembahasan. Singkatnya adalah menerangkan suatu subyek
dengan subyek lain dan berusaha melihat suatu subyek sebagai suatu hal yang
lain.
2) James C. Snyder Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture”
Metafora memperhatikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan
paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang biasanya
melihat secara literal.
3) Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat, yang
diperoleh dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain. Misalnya bagaimana
melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya unsur yang mirip.

Arsitektur Metafora, pada umumnya memiliki karakter layaknya gaya bahasa metafora
yaitu perbandingan dan perumpamaan. Karakter tersebut diterjemahkan dalam visual
meliputi prinsip-prinsip arsitektur metafora sebagai berikut ini:
• Berusaha untuk mentransfer suatu keterangan (maksud) dari suatu subjek ke
subjek lain.
• Berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan subjek tersebut adalah
sesuatu hal yang lain.
• Mengganti fokus penelitian atau area konsentrasi penyelidikan lainnya.
Harapannya jika dibandingkan dengan cara pandang yang lebih luas, maka
akan dapat menjelaskan subjek tersebut dengan cara yang berbeda (baru).

Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan perumpamaan, maka


konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu Intangible Metaphor
(metafora tidak teraga/abstrak), Tangible Metaphors (metafora teraga/konkrit) dan
Combined Metaphors (metafora gabungan/kombinasi). Berikut penjelasan masing-
masing jenis metafora tersebut :

1) Intangible Metaphor (metafora tidak teraga/abstrak)


Merupakan metafora abstrak yang berangkat dari sesuatu yang abstrak dan tak
terlihat (tak berbentuk). Misalnya seperti konsep, ide, hakikat manusia, paham
individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi, budaya termasuk nilai religius.
2) Tangible Metaphors (metafora teraga/konkrit)
Merupakan metafora nyata yang berangkat dari bentuk visual serta spesifikasi
atau karakter tertentu dari sebuah benda nyata. Benda yang dijadikan acuan
biasanya merupakan benda yang memiliki nilai khusus bagi kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya sebuah rumah dengan metafora buah labu,
maka rumah tersebut akan dibuat mirip buah labu.
3) Combined Metaphors (metafora gabungan/kombinasi)
Merupakan penggabungan metafora abstrak dan metafora konkrit. Metafora
kombinasi membandingkan suatu objek visual dengan benda lain serta
mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek acuannya. Objek tersebut
digunakan sebagai acuan kreativitas dalam perancangan.

Volume 1 Nomor 1, April 2021


5

Dalam perkembangannya, ada banyak tokoh dan karya arsitektur metafora yang tersebar di
seluruh dunia. Beberapa dari bangunan-bangunan tersebut mendapat perhatian dari dunia
arsitektur karena desainnya yang mengagumkan dan memukau. Berikut adalah penjelasan
mengenai beberapa bangunan dengan arsitektur menggunakan konsep metafora:

1. The Botta Berg Oase, Switzerland


Bangunan ini adalah karya arsitek Mario Botta di Arosa-Switzerland. Karya ini
menunjukkan metafora tentang hakikat tubuh dan semesta. Didesain pada tahun 2003,
bangunan ini berfungsi sebagai Spa center yang terletak di suatu kawasan pegunungan
di Switzerland. Di sekelilingnya terdapat hutan pinus dan cemara.

Gambar 1. The Botta Berg Oase


(Sumber : Arsitur.com, 2020)

Jenis konsep metafora yang diterapkan pada arsitektur bangunan ini adalah metafora
gabungan (combined metaphors). Botta membuat metafora pada bangunannya
sehingga terlihat seakan-akan menyatu dengan hutan pinus dan cemara di sekitarnya.
Permainan material seperti kaca dan baja diolah menjadi seperti “daun” menjadi suatu
bahasa metaforis untuk menjawab sisi manusia tentang “costumer service”. Di tempat itu
manusia seperti diberi kesempatan untuk mengenali tubuhnya sendiri, menikmati
teknologi dan menikmati alam pegunungan yang menakjubkan.

Gambar 2. Interior The Botta Berg Oase


(Sumber: architonic.com, 2006)

Ruang interior dibagi menjadi empat tingkat dan terdapat sauna eksternal, solarium, dan
kolam renang. Luas keseluruhan area mencakup 5,300 m2 dengan bangunannya
menggunakan material-material utama seperti kayu Canadian maple dan batu duke
white granite.

Volume 1 Nomor 1, April 2021


6

2. Sydney Opera House, Sydney


Gedung Opera Sydney merupakan salah satu landmark di Australia, tepatnya di Kota
Sydney. Terletak di Bennelong Point, Awalnya lokasi ini bernama Cattle Point, sebuah
tanjung di sisi selatan pelabuhan di timur Sydney Harbour Bridge. Dikerjakan dari tahun
1959, Gedung Opera Sydney selesai dibangun 14 tahun setelahnya, yaitu tahun 1973.
Bangunan tersebut pun diresmikan oleh Ratu Elizabeth II pada tanggal 20 Oktober 1973
dan bangunan yang berfungsi sebagai tempat berbagai pertunjukan ini telah dinobatkan
sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2007. Setelah peresmian bangunan
ini, seni pertunjukan Australia semakin berkembang. Berbagai pementasan akhirnya
dilakukan, dan semakin memperlihatkan eksistensi Gedung Opera Sydney.

Gambar 2. Sydney Opera House


(Sumber : Idntimes.com, 2021)

Bangunan ini menggunakan jenis metafora tidak teraga/abstrak (intangible metaphors)


pada desain arsitekturnya. Gedung Opera Sydney merupakan karya arsitektur yang
memberikan multiinterpretasi bahasa metafora kepada setiap orang yang melihatnya.
Bangunan yang dirancang oleh Jorn Utzon ini memberikan berbagai macam interpretasi.
Ada yang beranggapan bahwa konsep dari Sydney Opera House berasal dari cangkang
kerang atau siput. Ada juga yang mengatakan bahwa konsep dari bangunan ini adalah
kiasan layar kapal yang sedang dikembangkan, ada juga yang berpendapat bahwa
bentuknya bagaikan bunga yang sedang mekar. Namun ternyata bentuk atapnya dibuat
seperti kulit jeruk yang tercabik sehingga dianggap seperti cangkang. Jumlah atap
dengan bentuk cangkang tersebut adalah sebanyak 14 buah. Ketika seluruh atapnya
digabungkan, atap-atap tersebut akan membentuk sebuah bola. Atap-atap tersebut
ditutupi dengan lebih dari satu juta ubin yang dibuat di Swedia. Bagian tertinggi dari atap
gedung ini setinggi 67 meter di atas permukaan laut, setara dengan bangunan 22 lantai.
Di balik kemegahannya, Gedung Opera Sydney menggunakan sistem penyejuk yang
ramah lingkungan. Sistem tersebut adalah sistem penyejuk berbasis air laut (seawater
cooling system). Air laut dialirkan menuju bangunan menggunakan pipa sepanjang 35
kilometer. Sistem penyejuk tersebut juga bisa mengatur suhu bangunan, baik menjadi
lebih hangat maupun sejuk. Ketika ada pertunjukan Sydney Symphony Orchestra, suhu
bangunan harus diatur sebesar 22,5 derajat Celsius supaya bunyi instrumen yang
dimainkan tetap selaras. Hal ini membuktikan Gedung Opera Sydney merupakan
bangunan yang tidak hanya mementingkan estetika namun berperan dengan baik
sesuai fungsi bangunan itu sendiri.

Volume 1 Nomor 1, April 2021


7

3. Puzzling World Wanaka, New Zealand


Bangunan ini menggunakan jenis konsep metafora gabungan (combined metaphors).
Didesain oleh arsitek Stuart Landsborough dengan bentuknya yang menyerupai puzzle
dan berfungsi sebagai tempat rekreasi dan atraksi wisata yang berlokasi di Otago,
Selandia Baru, tepatnya di daerah Lake Wanaka. Dibuka untuk umum sebagai wahana
labirin raksasa pada tahun 1973, kemudian diperluas bertahap dari tahun ke tahun untuk
mengakomodasi sebuah café yang "membingungkan" dimana para pengunjung dapat
memainkan beberapa teka-teki, memasuki kamar dengan ilusi optik, dan hal-hal lainnya.

Puzzling World memiliki lima ruang ilusi, terdiri dari Hologram Hall yang berisi koleksi
hologram, lalu berikutnya ada Hall of Following Faces yang dimana akan ada 168 wajah
orang terkenal yang seakan-akan tampak mengikuti saat pengunjung berjalan,
Kemudian ada Ames Forced Perspective Room yang akan membuat orang-orang dapat
terlihat berukuran lebih kecil atau besar dari aslinya. Selanjutnya, Tilted Room yang
memiliki kemiringan 15 derajat yang membuat pengunjung merasakan berada di tempat
yang tidak biasa, dan ruangan terakhir yaitu Sculpt Illusion Gallery. Sesuai namanya,
ruangan ini berisi gambar-gambar yang penuh ilusi dan menipu mata. Penerapan
konsep metafora pada bangunan ini sangat cocok dan senada dengan fungsi bangunan
yang diusung.

Gambar 3. Puzzling World Wanaka Gambar 4. The Great Maze, Puzzling World
(Sumber: newzealand.com, 2021) (Sumber: newzealand.com, 2021)

SIMPULAN
Arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan termasuk proses perancangan, konstruksi,
struktur, dan juga mencakup aspek dekorasi dan keindahannya. Dalam mendesain arsitektur
sebuah bangunan, konsep adalah komponen penting agar desain dapat terwujud sesuai
dengan harapan. salah satu konsep atau pendekatan bentuk yang biasa digunakan adalah
pendekatan metafora (konsep metafora). Konsep metafora mengedepankan hubungan
antara bangunan dan objek yang digunakan sebagai referensi desain, sehingga bangunan
yang didesain dengan menggunakan konsep metafora akan terlihat seolah
mengumpamakan bentuk yang menyerupai sebuah benda, hewan, alam, dan sebagainya.

Bangunan yang menggunakan konsep pendekatan bentuk metafora semakin banyak karena
desain dan bentuknya yang tidak biasa tersebut justru terlihat menarik dan unik. 3 diantara
bangunan arsitektur metafora tersebut adalah, yang pertama; The Botta Berg Oase,
Switzerland, dengan menggunakan konsep metafora jenis metafora gabungan/kombinasi
(comined metaphors). Kedua; Sydney Opera House, terletak di Sydney, Australia dengan
menggunakan jenis metafora tidak teraga/abstrak (intangible metaphors) pada desain
arsitekturnya, dan yang ketiga; Puzzling World Wanaka, New Zealand yang menggunakan
jenis konsep metafora gabungan (combined metaphors).

Volume 1 Nomor 1, April 2021


8

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ilham Choirul. (2021, Januari 22). Mengenal Penelitian Kualitatif: Pengertian dan
Metode Analisis. https://tirto.id/mengenal-penelitian-kualitatif-pengertian-dan-metode-
analisis-f9vh
Arsitur Studio. (2020). Arsitektur Metafora: Pengertian, Prinsip, Tokoh dan Karyanya.
https://www.arsitur.com/2018/09/arsitektur-metafora-lengkap.html
Bachtiar, Absal. (2019, September 7). Stuart Landsborough's Puzzling World, Tempat
Wisata Unik nan Aneh. https://kumparan.com/absal-bachtiar/stuart-landsboroughs-
puzzling-world-tempat-wisata-unik-nan-aneh-1roicax8DRw/full
Fazrul, Insan. (2020, November 3). 10 Contoh Arsitektur Metafora, Dari Yang Berbentuk
Toilet Hingga Siput! | Disertai Penjelasan Singkat.
https://www.99.co/blog/indonesia/contoh-arsitektur-metafora/
Liawisata.com. (2018, Oktober 21). Sydney Opera House Salah Satu Landmark Australia.
https://www.liawisata.com/2018/10/21/sydney-opera-house-salah-satu-landmark-
australia/
Lubis, Nuraina Fika. (2021, Januari 8). Menjadi Salah Satu Ikon Australia, Ini 8 Fakta Unik
Sydney Opera House. https://www.idntimes.com/science/discovery/nuraina-fika-
lubis/ini-8-fakta-unik-sydney-opera-house-c1c2/1
Petrina, Cut Gina, Kridarso, Etty R., Tundono, Sri. (2018). Komparasi Konsep Metafora Pada
Gedung Perpustakaan di Indonesia (Objek Studi: 1. Perpustakaan Nasional RI di
Jakarta; 2. Perpustakaan Universitas Indonesia di Depok; 3. Perpustakaan Soeman
di Pekanbaru). Seminar Nasional Cendekiawan ke 4, 193–198
Pratiwi, Diana Agnes. (2021). 5 Arsitektur dengan Konsep Analogi. 1–9
Thabroni, Gamal. (2019, Oktober 1). Arsitektur: Pengertian, Fungsi, Unsur & Tugas
(Pendapat Ahli). https://serupa.id/arsitektur-pengertian-fungsi-unsur-tugas-pendapat-
ahli/
Verdict Media Limited. (2021). Bergoase Wellness Centre. https://www.designbuild-
network.com/projects/berg-oase/

Volume 1 Nomor 1, April 2021

Anda mungkin juga menyukai