Kemudian untuk mendukung teori estetika tersebut dalam sisi bagaimana pengguna
dari karya desain arsitektur yang kita rancang tersebut akan menerima atau memproses
persepsinya terkait efek dari pengalaman estetika yang dialaminya maka kita dapat
memadukannya dengan teori yang dikemukakan oleh Robert G. Hershberger mengenai
bagaimana seorang arsitek harus mampu memperkirakan bagaimana pengguna dari karya
arsitekturnya akan berperilaku sebagai akibat dari pengalaman akan ruang dan estetika yang
diterimanya, prinsip dari teori tersebut adalah sebagai berikut :
1. Representational meaning
Lingkungan sekitar yang mempengaruhi arsitektural harus diketahui, ini mewakili
organisme manusia sebagai persepsi, idea.
2. Responsive meaning
Terdiri dari tanggapan individu yang sudah direpresentasikan secara individu, meliputi
respon perasaan, evaluasi, atau menentukan sesuatu. Menampilkan keadaan lingkungan
sekitar atau ide yang muncul sebagai apa yang seharusnya dilakukan.
Terdapat perbedaan diantara pengertian arsitektural diatas yaitu responsive meaning
tergantung pada representational meaning.
Dari dua kategori pengertian arsitektur diatas terdapat beberapa sub-kategori pengertian
yang berguna untuk membedakan perkiraan arsitektural antara lain :
Dalam kasus perkiraan dalam arsitektur perbedaan antara presentational dan referential
meaning adalah seberapa besarnya hal yang penting dalam sebuah perdebatan kesulitan
dalam memprediksi kesulitan desain.
Makna Responsif
Makna Afektif : Perasaan dan emosi seseorang ketika melihat suatu bentuk bangunan.
Respons ini didasari oleh pengalaman dan budaya pengguna
Makna Evaluatif : Penghayatan seseorang terhadap representasi dan emosi seketika
berdasarkan kompetensinya
Makna Preskriptif : Penghayatan seseorang untuk melakukan sesuatu setelah menglihat dan
mengevaluasinya sistem Komunikasi melalui komponen bangunan
Teori Hubungan Psikologis antara Manusia dengan Lingkungannya
Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan sebagai berikut :
Dari penjabaran teori di atas kita dapat memahami bahwa perilaku manusia dalam
mempersepsi pengalaman yang didapat oleh dirinya melibatkan pengalaman dan
pengetahuan yang telah didapat sebelumnya juga dipengaruhi oleh karakter dan kemampuan
yang dibawanya sejak lahir.
Dan dengan mengetahui pola perilaku yang mempengaruhi manusia tersebut kita
dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan efek perilaku yang kita inginkan pada
pengguna atau penghuni karya arsitektur yang akan kita rancang tersebut. Efek dari perilaku
tersebut ada yang bersifat nyata dan dapat kita lihat serta prediksi secara langsung (overt)
namun ada perilaku yang tidak dapat kita ketahui secara langsung karena merupakan aspek
personal dari pengguna desain arsitektur tersebut (covert).
Namun dengan mengetahui aspek kebudayaan dan kebiasaan serta kebudayaan
masyarakat setempat kita mampu mengolah proses dan perilaku yang akan terjadi pada
pengguna bangunan sesuai desain yang berbasis perilaku sesuai teori yang telah diterangkan
di atas.