Anda di halaman 1dari 16

1.

MARCUS VITRUVIUS POLLIO

A. Profil Marcus Vitruvius Pollio

Marcus Vitruvius Pollio (Vitruvius), lahir di Verona sekitar abad 80-70 SM,
dan meninggal setelah abad 15 SM. Vitruvius yang lebih dikenal sebagai seorang
penulis Romawi, arsitek, ahli mesin militer, dan insinyur militer pada abad pertama
SM. Pemikiran & karya Vitruvius masih berpengaruh pada kehidupan manusia
hingga saat ini. Para ahlisejarah menyebutnya sebagai seorang arsitek romawi yang
besar. Selain itu Vitruvius juga banyak berbicara tentang perencanaan kota, material
bangunan, & akustik. Vitruvius juga banyak menjelaskan tentang jam air & jam
matahari. Selain itu ia juga menulis artikel-artikel tentang astronomi, obat-obatan,
music, seni, dan hukum.

B. Kehidupan Dan Karir

Sejarah kehidupannya dapat ditemukan pada karyanya yang masih bertahan,


yaitu buku berjudul De Architectura. Lahir di masyarakat Romawi, Vitruvius
kemudian menjadi seorang arsitek dan ahli mesin. Ia kemudian mengabdikan dirinya
untuk militer dibawah kekuasaan Julus Caesar di kota Hispania dan Gaul. Sebagai
seorang ahli mesin di bidang militer, spesialisasinya adalah membuat mesin perang
untuk angkatan bersenjata Romawi. Pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahan
kaisar Augustus, Vitruvius memutuskan untuk pensiun. Kemudian, ia menuliskan
karya-karyanya dibawah perlindungan Octavia. Tanggal kematiannya tidak diketahui,
hal ini menunjukkan bahwa dia hanya menikmati sedikit popularitas selama hidupnya.

Buku De architectura adalah karyanya yang paling fenomenal. Saat ini lebih
dikenal dengan nama The Ten Book on Architecture, adalah karya bangsa Yunani
yang dipersembahkan untuk kaisar Augustus. Buku ini adalah satu-satunya buku
utama dalam arsitektur yang bisa bertahan dari zaman Yunani. Dikarenakan banyak
karya-karya yang musnah karena peperangan dan lain hal. Selain dikenal melalui
tulisannya, ia juga adalah seorang arsitek. Satu-satunya bangunan yang diketahui
dirancang oleh Vitruvius, adalah Basilika di Fanum Fortunae, cikal bakal dari kota
Fano. Basilika adalah bangunan yang dipakai untuk pengadilan, bangunan
administrasi, pernah pula beralih fungsi menjadi gereja pada masa Kristen awal.
Basilika sudah lama hancur, namun pemerintah Yunani melakukan usaha untuk
merekonstruksinya kembali.

Hal yang paling terkenal dalam bukunya, De architectura, bahwa sebuah


bangunan harus memenuhi tiga aspek, yaitu firmitas, utilitas, dan venustas. Yang
dimaksud adalah harus kuat atau tahan lama (dalam hal ini mempunyai struktur yang
kuat), kelengkapan fungsi, dan yang terakhir adalah keindahan atau estetika. Menurut
Vitruvius, arsitektur adalah tiruan dari apa yang terjadi di alam. Seperti burung yang
membangun sarangnya, manusia juga membangun tempat tinggalnya dari bahan-
bahan alam, yang memberikan mereka tempat berlindung atau berteduh dari alam itu
sendiri.

Untuk membuat sebuah karya seni bangunan yang sempurna, bangsa Yunani
kuno menemukan tiga aturan arsitektural yaitu Doric, Ionic, dan Corinthian. Aturan
tersebut memberikan kesempurnaan dalam proporsi bangunan. Puncaknya adalah
memahami proporsi dari karya seni terhebat, yaitu tubuh manusia. Hal ini yang
membawa Vitruvius membuat Vitruvian Man, yang digambar dengan cemerlang oleh
Leonardo da Vinci. Digambarkan,tubuh manusia di dalam lingkaran dan persegi
(bentuk pokok pola geometri dari aturan alam semesta ), melambangkan sebuah
proporsi yang sempurna.

Vitruvius kadang salah diartikan sebagai arsitek pertama, tetapi lebih tepatnya
mendefinisikan ia sebagai arsitek Romawi pertama, yang berhasil membuat catatan
atau buku yang bisa bertahan, sehingga dapat diturunkan kepada generasi berikutnya.
Dapat dicatat pula bahwa Vitruvius mempunyai pengetahuan yang lebih luas dari
arsitek modern, dikarenakan arsitek Romawi banyak mempelajari berbagai macam
disiplin ilmu pengetahuan. Pada era modern mereka dapat disebut sebagai ahli mesin,
arsitek, arsitek lansekap, dan artist yang digabungkan. Secara etimologi, kata arsitek
diambil dari bahasa Yunani yang berarti ‘ahli’ atau ‘pembuat’. Buku pertama dari
‘The Ten Books’ misalnya, berhubungan dengan banyak subjek yang sekarang
dikenal dalam cakupan arsitektur lansekap. Padahal pada saat itu belum dikenal ilmu
arsitektur lansekap.

Buku De Architectura karya Vitruvius ditemukan kembali pada tahun 1414,


oleh Poggio Bracciolini. Edisi pertamanya ditulis kembali di Roma oleh Fra Giovanni
Sulpitius pada 1486. Kemudian diikuti penerjemahan ke dalam bahasa Italia (como,
1521), prancis (jean martin, 1547), inggris, jerman (walter H. Ryff, 1543), Spanyol
dan beberapa bahasa lain, sehingga karyanya menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Buku ini dengan cepat menjadi inspirasi utama bagi arsitektur renaissance, barok, dan
neoklasik.

C. Teori Arsitektur Vitruvius

Teori arsitektur Barat erat kaitannya


dengan nama Marcus Pollio Vitruvius
(Vitruvius). Dia adalah arsitek/arsitek
Romawi pertama yang berperan besar karena
menulis buku arsitektur tertua yang sempat
ditemukan oleh pakar Barat. Dalam buku A
History of Architecture Theory (Hanno-
Walter Kruff, 1994; 21), diuraikan bahwa sebenarnya sebelum Vitruvius, teori
arsitektur Barat telah pernah terungkap yaitu pada zaman Yunani dan Romawi namun
karena karakteristik data yang bersifat fana maka dunia Barat menetapkan era
Vitruvius-lah yang dianggap sebagai cikal bakalnya teori arsitektur Barat.

Karya tulis Vitruvius terbagi dalam sepuluh buku dengan judul “The Ten
Books on Architecture” (Sepuluh Buku Arsitektur).

1. Buku I menguraikan tentang pendidikan bagi arsitek. Didalamnya dimuat hal-hal


yang berhubungan dengan dasar-dasar estetika serta berbagai prinsip tentang
teknik bangunan, mekanika, arsitektur domestik bahkan sampai perencanaan
perkotaan.
2. Buku II memaparkan evolusi arsitektur utamanya yang berkaitan bengan masalah
material.

3. Buku III, tentang bangunan peribadatan.

4. Buku IV menguraikan berbagai tipe bangunan peribadatan khususnya yang


berhubungan dengan tata atur (orders) dan teori proporsi.

5. Buku V memuat tentang bangunan-bangunan fasilitas umum seperti teater.

6. Buku VI mengulas tentang keberadaan rumah pribadi.

7. Buku VII berisikan penggunaan material bangunan.

8. Buku VIII berisi tentang sistem perolehan atau pasok air.

9. Buku IX mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan astronomi.

10. Buku X menjelaskan tentang konstruksi, mekanika dan permesinan.

Kesepuluh buku merupakan berbagai macam pengantar teori arsitektur yang


pada intinya terdiri dari sosok Vitruvius, fungsi dari suatu perlakuan secara runtut atas
suatu hal atau yang lazim disebut treatis dan berbagai problematika arsitektur secara
umum. Di dalam buku ini juga didiskusikan tentang metode dan berbagai aspek
linguistik melalui berbagai ungkapan material yang variatif. Dalam buku III misalnya,
Vitruvius menetapkan unsur simetri sebagai prinsip pertama di dalam penataan
bangunan. Prinsip berikutnya adalah proporsi – perbandingan bagian yang terdapat
dalam satu benda atau bentuk – yang terutama diaplikasikan pada tiang-tiang yang
oleh Vitruvius dikelompokan menjadi berbagai jenis sesuai dengan temuannya di kuil
Romawi. Bagian-bagian bangunan yang berhubungan dengan tiang dan balok
diatasnya mendapat perhatian penuh. Dalam buku yang ke IV, Vitruvius
mengemukakan asal-usul ketiga order dan proporsi Capital Corintian. Dari sini ia
lebih jauh menjabarkan ornamen order tersebut serta melanjutkannya dengan
penjelasan mengenai proporsi Kuil Doric. Pembagian ruangan, penghadapan kuil
yang harus kebagian langit Barat (bila ada upacara perngorbanan pelaksanaan acara
akan menghadap ke Timur). Ketentuan tersebut berhubungan dengan pintu yang juga
tunduk pada kaidah proporsi dan tata letak vertikal maupun horizontal. Di dalam buku
Vitruvius yang ke X, pada bagian pengantarnya, diuraikan hubungan antara prakiraan
dan biaya real bangunan. Dia juga memperhitungkan adanya jasa arsitek yang
diasumsikan akan memberikan tambahan biaya pembangunan sekitar 25 %. Di dalam
pengantar ini juga diuraikan berbagai tekanan penting seperti matematika.

D. Firmitas, Utilitas, dan Venustas

Vitruvius menggungkapakan toeri bahwa dalam bangunan harus terdapat 3


unsur yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu kekuatan, fungsional, dan keindahan. Atau
yang lebih dikenal dengan teori Firmitas, Utilitas, dan Venustas. Menurut Vitruvius
bangunan yang baik haruslah memiliki kekuatan (Firmitas), kegunaan atau fungsi
(Utilitas), dan keindahan (Venustas). Arsitektur merupakan keseimbangan antara 3
unsur tersebut.

 There are three departments of architecture: the art of building, the making of
timepieces, and the construction of machinery.

 “All these must be built with due reference to durability, convenience, and
beauty. ….” (Vitruvius: Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)

Pengertian Firmitas, Utilitas, & Venustas

1. Firmitas
“Durability will be assured when foundations are carried down to the solid
ground and materials wisely and liberally selected;…” (Vitruvius : Ten Books on
Architecture. Book I. Chapter III.)

Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik


dari bangunan ke tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius
menjelaskan setiap material yang ia pakai dalam bangunannya, seperti batu bata,
pasir, kapur, pozzolana, batu dan kayu. Setiap material dijelaskan mulai dari
karakteristik dari tiap jenis-jenisnya hingga cara mendapatkanya/membuatnya.
Kemudian, ia menjelaskan metode membangunnya (konstruksi).

2. Utilitas
“…convenience, when the arrangement of the apartments is faultless and presents
no hindrance to use, and when each class of building is assigned to its suitable
and appropriate exposure...” (Vitruvius: Ten Books on Architecture. Book I.
Chapter III.)

Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang


baik, didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan
(pencahayaan, penghawaan, dan lain sebagainya). Pengaturan seperti ini juga
berlaku untuk penataan kota. Misalnya : dimana kita harus menempatkan kuil,
benteng, dan lain-lainya di ruang kota.

3. Venustas
“…and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste,
and when its members are in due proportion according to correct principles of
symmetry.” (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)

Proporsi dan simetri merupakan faktor yang dianggap Vitruvius


mempengaruhi keindahan. Hal ini ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap
anggota tubuhnya memiliki proporsi yang baik terhadap keseluruhan tubuh dan
hubungan yang simetrikal dari beberapa anggota tubuh yang berbeda ke pusat
tubuh. Hal ini, kemudian, diilustrasikan oleh Leonardo daVinci pada Vitruvian
Man.
E. Vitruvian Man

The Vitruvian Man yang terkenal di


dunia gambar yang dibuat oleh Leonardo da
Vinci di sekitar tahun 1487. Hal ini disertai
dengan catatan berdasarkan pekerjaan
Vitruvius. Yang menggambar, yang berada
di pena dan tinta di atas kertas,
menggambarkan seorang laki-laki telanjang
dalam dua angka dilapiskan keatasnya
dengan posisi tangan dan kaki terpisah dan
secara bersamaan ditulis dalam lingkaran dan persegi. Teks dan gambar yang kadang-
kadang disebut dari proporsi atau Canon, sering kurang, proporsi Man. Akan
disimpan di Gallerie dell’Accademia di Venesia, Italia, dan, seperti kebanyakan karya
di atas kertas, hanya kadang-kadang ditampilkan.

Gambar yang didasarkan pada correlations proporsi manusia yang ideal


dengan geometri yang dijelaskan oleh Arsitek Romawi kuno Vitruvius dalam Buku
III dari risalah-Nya Architectura De. Vitruvius menggambarkan manusia sebagai
tokoh utama sumber proporsi antara Klasik pesanan arsitektur. Seniman telah
berusaha untuk menggambarkan konsep, dengan kurang sukses. Menggambar secara
tradisional yang bernama dalam kehormatan dari arsitek.
2. Le Corbusier

A. Profil Le Corbusier

Charles-Edouard Jeanneret, yang dikenal dengan sebutan Le Corbusier


(October 6, 1887 – August 27, 1965), adalah seorang arsitek dan penulis kelahiran
Perancis-Swiss, yang sangat terkenal karena kontribusinya pada modernisme atau
international-style. Pemikirannya dipengaruhi oleh apa saja yang ia lihat, terutama
kota-kota industri di pergantian abad. Le Corbusier tertarik pada visual art dan
menempuh pendidikannya di La-Chaux-de-Fonds Art School. Guru Arsitekturnya
pada masa itu adalah arsitek René Chapallaz, yang kemudian menjadi pengaruh
terbesar pada desain beliau pada awal karirnya.

B. Kehidupan & karir

Selama Perang Dunia I, Le Corbusier mengajar di sekolah lamanya La-Chaux-


de-Fonds Art School, dan tidak kembali ke Paris sampai perang tersebut berakhir.
Selama 4 tahun di Swiss, Le Corbusier menelaah banyak teori-teori arsitektur yang
menggunakan kaidah teknik arsitektur modern. Salah satu karya Le Corbusier pada
masa itu adalah “Domino House” (1914-1915).

"Domino Hause" menjadi konsep bangunan bertingkat yang banyak di gunakan hingga
sekarang
Desain tersebut kemudian menjadi dasar dari sebagian besar karya beliau
sampai 10 tahun setelahnya, di mana kemudian beliau memulai mendesain karya-
karyanya bersama keponakannya, Pierre Jeanneret (1896-1967) sampai tahun 1940.
Pada tahun 1918, Le Corbusier bertemu dengan Amédée Ozenfant, seorang pelukis
Cubist. Ozenfant mendukungnya untuk melukis, di mana kemudian periode hubungan
kerjasama mereka pun dimulai. Dengan menganggap Cubism sebagai sesautu yang
irrasional namun “romantis”, mereka kemudian mempublikasikan manifesto mereka,
Après le Cubisme dan menetapkan teori pergerakan arsitektur modern yang baru,
Purism.

C. Teori Le Corbusier : Purism

Purism adalah suatu bentuk dari Cubism, yang merupakan salah satu
pendekatan estetika dalam arsitektur. Le Corbusier dan Ozenfant pertama kali
mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar teori ini pada tahun 1918. Ekspresi dari Purism
adalah ekspresi yang menampilkan kemurnian bangunan yang sepi ornamen, sejalan
dengan adagium arsitektur modern yang menilai bahwa: "Ornament is a crime", teori
ini muncul karena adanya keinginan untuk melepaskan diri dari penggunaan ornamen
dengan berprinsip bahwa tanpa ornamen bangunan bisa tampak lebih indah.

Bangunan rangcangan Le Corbusier, Walau putih dan tanpa ornament tetapi tetap
indah

Bermula dari kegagalan Pemerintah Perancis dalam menangani masalah slum


area (permukiman kumuh) dan krisis perumahan perkotaan, kemudian beliu terjun ke
dalam urban planning (perencanaan perkotaan). Le Corbusier menemukan solusi
untuk masalah permukiman kumuh dan krisis perumahan perkotaan. Dengan
Architectural Modern, dia yakin dapat memberikan solusi dalam menaikkan kualitas
hidup untuk orang kelas bawah.
Solusinya adalah membuat suatu hunian yang cukup untuk banyak orang. Pada tahun
1922, rencana hunian tersebut terealisasikan dengan nama IMMEUBLES VILLAS
(1922) suatu hunian yang ia menyebutnya sebagai –Blocks of Cell- seperti individual
apartements, suatu bangunan yang memiliki beberapa lantai. Setiap ruangan terdapat
ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan taman.

Immeubles Villas tahun1922, menjadi bangunan bertingkat yang mampu menampung


banyak masyarakat, seperti apartemen dan rumah susun saat ini.

Selain itu munculnya hasil rancangan Le Corbusier yang


bernama CONTEMPORARY CITY(1922) yang dapat menampung 3 juta penduduk.
Menunjukkan bahwa dia tidak hanya berkecimpung pada design-design rumah akan
tetapi beliau juga mulai untuk men-design kawasan kota.
Contemporery City tahun 1922, dapat menampung 3 juta penduduk sehingga dapat
menjadi salah satu solusi krisis permukiman diperkotaan (Prancis) saat itu.

salah satu permukiman saat ini yang mirip dengan Contemporery City

Penambah jalan bebas hambatan (freeways) pada contemporary city, membuat


rancangan ini menjadi suatu hunian baru yang low cost, low density, highly profitable,
dan bebas dari pertumbuhan permukiman-permukiman kecil yang berpotensi
semrawut dan mengurangi mobilitas. Hal ini membuat le Corbusier terkenal dengan
sebagai salah satu orang pertama yang menyadari pengaruh mobilitas terhadap bentuk
dan rancangan pemukiman manusia. Ia tidak menyukai segala bentuk hiasan atau
ornamentasi pada bangunan, dan pernah mengatakan bahwa "semua bangunan
seharusnya berwarna putih”.
lagi, Villa Savoye, Poissy-sur-Seine, Perancis bangunan karya Le Corbusier yang
berwarna putih sesuai dengan ciri khas le Corbusier yang menyatakan semua
bangunan seharusnya berwarna putih

Pada tahun 1930an Le Corbusier kembali mereformulasi idenya tentang


perkotaan, kali ini dengan rancangan La Ville Radieuse (The Radiant City).
Perbedaan mendasar dengan Contemporery City adalah mengabaikan kelas
berdasarkan stratifikasi pemilik lama, namun lebih kepada besarnya keluarga, bukan
pada posisi ekonomi. Dengan konsepnya seperti 14m2 untuk 1 orang, Dengan
pembangunan secara vertikal, KDB kecil, sehingga area disekitarnya dapat digunakan
sebagai taman bermain dan tempat parkir, kemudian dengan adanya tangga
penyambung antar blok bangungan.
Radiant City Tahun 1930, dengan konsep memunculkan open space seperti taman dan
parkir

Dengan konsep-konsep diatas maka dapat mendukung teori yang dicetuskan


oleh le Corbusier yang menyatakan bahwa pusat kota yang besar harus terdiri
terutama dari skyscrapers - khusus untuk komersial - dan yang diduduki oleh kawasan
ini seharusnya tidak lebih dari 5%. Sisanya 95% harus taman dengan pepohonan.

Rancangan yang sesuai dengan teorinya, dimana didominasi oleh pohon dan
tumbuhan
Melihat konsep-konsep yang dikembangkannya pada saat zamannya dan
berguna hingga saat ini maka tepatlah julukan yang diberikan kepada sejak dulu yaitu
" Leader of modern-better seatlement and better soceity".

D. 5 poin dalam arsitektur

Selain dari karya-karya arsitekturnya, Le Corbusier terkenal juga dengan ide-


idenya dalam arsitektur. Salah satunya adalah Le Modulor, pemikirannya tentang
proporsi dalam arsitektur. Le Modulor merupakan gagasannya yang ia gabungkan dari
bilangan Fibonacci, rasio emas, Vitruvian Man milik Leonardo da Vinci dan
sebagainya dengan filosofi desainnya serta keyakinannya bahwa hitungan matematika
di alam semesta terikat dengan bilangan Fibonacci serta rasio emas. Selain itu, Le
Corbusier juga terkenal dengan Lima Poin dalam Arsitektur, diantaranya:

 Piloti, yaitu tiang-tiang yang menyangga bangunan dari tanah atau air.
 Taman atap.
 Desain bebas dari lantai dasar.
 Desain bebas dari fasad.
 Desain jendela yang horizontal agar cahaya bisa masuk ke dalam ruangan secara
merata.

Bukti paling kentara dari gagasan Lima Poin dalam Arsitektur adalah Villa
Savoye di Poissy, Prancis.
Daftar Pustaka

https://en.wikipedia.org/wiki/Vitruvius#Sources
http://theories.com/index.php?/Vitruvius-and-His-Work.html
http://indonesiaindonesia.com/f/48395-vitruvian-man/
http://riesixiesnote.blogspot.com/2008/01/biografi-vitruvius.html
http://alexnova-alex.blogspot.com/2011/06/teori-arsitektur-klasik.html
https://geometryarchitecture.wordpress.com/tag/vitruvius/
http://www.academia.edu/7766748/Teori_Arsitektur
https://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/arsitek/arsitek-mancanegara/le-corbusier/
https://prezi.com/ymiog4pfoe4u/teori-modular/
http://ruangkotahanun.blogspot.com/2011/02/mengenal-le-corbusier-sang-pencetus.html
http://www.scribd.com/doc/88717773/Purism#scribd
http://eacroomz.blogspot.com/2013/04/ornament-is-crime.html
http://www.distrodoc.com/4655-le-corbusier
https://ms.wikipedia.org/wiki/Le_Corbusier
SEJARAH & TEORI ARSITEKTUR
TOKOH & TEORI ARSITEKTUR BARAT
MARCUS VITRUVIUS POLLIO & LE CORBUSIER

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. GRACE PHILANDROS 1351010002
2. EKA RIZKY AMALIA 1351010003
3. IMADDUDIN MUWAFIK 1351010021

UPN VETERAN JAWA TIMUR


TAHUN AJARAN 2014 – 2015

Anda mungkin juga menyukai