Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN ARSITEKTUR MODERN PADA TATANAN LAHAN,

BENTUK, RUANG, STRUKTUR, UTILITAS, SAINS BANGUNAN


DALAM PERANCANGAN WORKSHOP DI SURABAYA.
Shandy Oyteza Fortuna
Ir. IKA RATNIARSIH, MT. // |Dian P. E Laksmiyanti, St. Mt.
Strata Satu Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,
Kota SBY, Jawa Timur 60117,
Email : Oyteza123@gmail.com

Abstrak
Arsitektur modern berasal dari negara-negara di Eropa pada akhir abad 19 setelah perang dunia pertama
dan terus berkembang ke seluruh dunia pada awal dan pertengahan abad ke-20. Gaya modern biasanya mengacu
pada gaya desain tahun 1920-an dan 1950-an. Didasari oleh penggunaan material yang rasional, perencanaan
fungsional, dan bentuk penolakan terhadap ornamen yang berlebihan. Seiring berjalannya waktu, gaya modern
sering dikritik karena dianggap meninggalkan nilai-nilai tradisi lokal. Dalam merespon hal ini, arsitek mulai lebih
peduli dengan konteks dan tradisi lokal tetapi dengan tetap menggunakan material berteknologi tinggi seperti
kaca, baja, dan beton. Maka dari itu munculah gaya arsitektur kontemporer yang tidak meninggalkan unsur
tradisional dan tetap menggunakan material yang rasional.

Menggunakan gaya arsitektur modern untuk workshop akan menimbulkan daya tarik tersendiri untuk
pengguna workshop, dikarena gaya arsitektur juga menjadi sumbangsih untuk kenyamanan pengguna area
workshop. Selain gaya yang digunakan workshop juga memiliki beberapa syarat, salah satunya ialah kebutuhan
fasilitas yang harus terpenuhi. Pemenuhan fasilitas yang lalu dihubungkannya dengan gaya arsitektur modern akan
menjadi ikatan untuk menarik sekaligus mempertahankan pengguna area workshop.

. Sasaran inti dari riset ini ialah suatu cara mempertahankan unsur tradisional dalam gaya arsitektur
modern khususnya untuk area workshop. Dalam perancangan nantinya diharapkan gaya arsitektur modern dapat
menyatu dengan unsur tradisional yang lalu diterapkan kepada bangunan workshop.

Kata Kunci : Arsitektur, Modern, Workshop, Tradisional, Kontemporer.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Workshop merupakan tempat yang kini menjadi penting, khususnya untuk komunitas kreatif
sebagai tempat untuk menyalurkan aspirasi kreatifitasnya, selain itu sebagai tempat untuk bersosial
sesama pelajar dan sebagai tempat menukar ide. Biasanya terdapat satu ruangan terbuka untuk
digunakan bersama dan ruangan-ruangan kecil yang dapat disewa per individu atau per komunitas.
Workshop mengedepankan konsep sharing atau berbagi, dalam satu ruangan terdapat berbagai individu
maupun komunitas. Workshop biasanya digunakan unutuk ajang networking, yang nantinya juga akan
menambah skill dan wawasan diluar sekolah.
Disamping kebutuhan tempat untuk ber-kreatif, keunikan bangunan merupakan daya Tarik tersendiri
untuk menarik minat dari individu maupun komunitas. Tempat yang nyaman sekaligus fasiliitas yang
lengkap akan menarik perhatian komunitas kreatif. Gaya Arsitektur yang digunakan juga harus benar-
benar matang.
1.2 Rumusan Masalah

Tuntutan gaya hidup yang serba praktis, namun efisien yang berkembang dalam masyarakat
modern saat ini menjadikan segala aspek pemenuhan kebutuhan diharapkan dapat berjalan demikian
dan berdampak pada kebutuhan akan ruang workshop. Area workshop mulai berkembang di kota-kota
besar. Hal itu karena masyarakat khususnya kaum milenial yang membutuhkan pemenuhan fasilitas
untuk berdiskusi. Surabaya cukup memenuhi kegiatan workshop ini dalam hal fasilitas, ditandai dengan
banyaknya area Working space yang menyediakan ruang workshop di Surabaya.
1.3 Maksud Tujuan

Pentingnya Pemenuhan area workshop dengan tingkat kenyamanan yang tinggi menjadi fokus
utama, gaya arsitektur modern menjadi pertimbangan dalam perancangan area workshop. Gaya modern
merupakan gaya yang cukup universal dan dapat digabungkan dengan beberapa gaya arsitektur lainnya,
serta dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dengan beberapa penyesuaian tentunya. Pemenuhan
tempat beraktifitas dan kenyamanan menjadi titik pusat dalam perancangan nantinya.

II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Workshop
Ruang workshop adalah ruang berfungsi sebagai kegiatan mengajarkan sebuah teori pada
bidang ataupun permasalahan yang dibahas. Sementara ruang pelatihan sendiri berfungsi sebagai
kegiatan praktik guna mempraktikan teori-teori yang telah diajarkan pada kegiatan workshop. Ruang
workshop dan pelatihan sendiri biasanya terpisah dan ada pula yang menjadi satu ruangan.
Pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah,
luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman, dan melalui workshop.Worshop
adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (pendidikan) untuk menghasilkan karya
nyata.(Badudu,1988:403).

III. MOTODEOLOGI
Metodeologi yang digunakan dalam perancangan ini ialah metode deskriptif, studi literatur, studi
kasus literatur dan seleksi berikut ini merupakan penjabarannya :
1. Metode Deskriptif

Metode ini dilakukan dengan studi lapangan melalui pengamatan langsung untuk mengetahui
kondisi fisik lokasi secara nyata baik dari segi tatanan lahan, bentuk, ruang dan untilitas.
Pengamatan langsung juga berguna untuk mengetahui sarana dan prasarana yang tersedia serta
factor penunjang yang ada ditempat tersebut.

Data Primer :
Data ini didapatkan dengan datang langsung ke lokasi study kasus, melihat, mengamati dan
mendapatkan informasi terkait aspek sains bangunan, ruang,utilitas dan ruang dari kasus
tersebut.

Data Sekunder :
Data ini didapatkan dengan mengambil teori ilmiah dalam bentuk buku, jurnal, penelitian
sebelumnya dan lain-lain yang berhubungan dengan tema serta permasalahan.
2. Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan cara mencari teori ilmiah dalam bentuk buku, jurnal, penelitian
sebelumnya dan lain-lain yang berhubungan dengan tema serta permasalahan.

3. Studi Kasus Literatur


Metode ini dilakukan dengan mencari obyek kasus pada yang telah ada pada buku, jurnal, dan
penelitian sebagai pembanding. Pada studi kasus literatur tersebut nantinya akan dianalisa
keseluruhan baik kondisi lahan, bentuk, ruang, untulitas dan lain-lain. Studi kasus literatur
biasanya sebagai pembanding dengan studi kasus lapangan yang telah dianalisa dengan metode
deskriptif.

4. Pengolahan Data
Pengolahan data bertujuan untuk mengumpulkan data serta masukan yang diperoleh dari studi
kasus lapangan dan studi kasus pustaka, kemudian dipilih untuk dijadikan data yang siap pakai
untuk diolah nantinya.

Bagan metodologi :

IV. PEMBAHASAN

Pembahasan
Data yang digunakan untuk studi kasus lapangan workshop bertemakan modern ialah
Koridor Co-Working Space dengan luas lahan 177 m2 dan bertempatkan di Surabaya, sedangkan
untuk data studi kasus pustaka menggunakan Taiwan Chiao Tung University ICT Workshop di
Taiwan.
4.1 Aspek Struktur
 Kajian teori struktur
Struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan adalah sebagai sarana untuk
menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah.

 Studi Kasus di Lapangan

Penggunaan konstruksi beton digabungkan dengan konstruksi baja dan atap bermaterial
aluminium, mengasilkan irama struktur yang terasa padat dan kuat.

 Studi Kasus pustaka

Hanya menggunakan konstruksi beton dan terasa lebih modern.


 Evaluasi
Tampilan keseluruhan dari stuktur beton membuat bangunan terasa lebih bergaya modern.
Seharusnya meminimalkan penggunaan struktur baja.
4.2 Aspek Utilitas

 Kajian Teori Utilitas

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang


digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
 Studi Kasus di Lapangan

Terdapat diatas ruangan, dibuat linier menerus hingga ke ujung ruangan. Pipa dan
saluran pembuangan juga terdapat diatas tanpa tertutup oleh plafond, saluran untuk air
conditioner dibuat menerus hingga ujung ruangan.

Evaluasi
Perlu penataan yang rapi serta aman, karena apabila terjadi kerusakan pada pipa akan langsung
mengenai pengunjung yang sedang berada di dalam bangunan.

4.3 Aspek Sains arsitektur

 Kajian sains arsitektur

Adalah Ilmu Yang Mempelajari Hubungan Antara Manusia Dan Lingkungannya


Bangunan Dan Shelter Dalam Hal Ini Berlaku Sebagai Perubah Modifier lingkungan luar
(outdoor environment) menjadi lingkungan dalam (indoor environment)

 Studi Kasus di Lapangan

Penggunaan kaca yang lebar dan menghadap mengarah selatan, memaksimalkan pencahayaan
alami namun meminimalkan radiasi matahari. Sayangnya penghawan hanya menggunakan
penghawaan buatan.

 Studi Kasus Pustaka

Pencahayaan alami dari jendela kaca digunakan pada waktu siang hari, dan
untuk aktifitas saat malam hari pencahayaan buatan dari lampu digunakan.
 Evaluasi
Menggabungkan system penghawaan alami dengan sistem penghawaan buuatan, untuk
meminimalisir pemakaian energi, serta meminimalisir gangguan kesehatan akibat sirkulasi
udara yang tidak berganti.

4.4 Aspek Ruang

 Kajian teori ruang


Menurut Aristoteles, ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan
fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah.

 Studi Kasus di Lapangan

Penggunaan palet warna yang pas dan bentukan dasar yang lalu digabungkan serta penataan
yang compact, memberi kesan estetik yang baik pada bangunan.

 Studi Kasus di Lapangan

Penggunaan Tone warna yang netral, penataan yang simple, serta aksen pola linier pada lampu
menghasilkan suasana yang tenang.

 Evaluasi
Penataan yang lebih rapi apabila memang ingin menunjukan utilitas pada
bagian atas ruang.

Anda mungkin juga menyukai