Anda di halaman 1dari 3

TRANSFORMASI FASAD DAN RUANG DALAM BANGUNAN GEDUNG PAU (PUSAT

ANTAR UNIVERSITAS) ITB


ABSTRAK

Gedung PAU (Pusat Antar Universitas) merupakan salah satu Gedung yang dimiliki oleh Institut Teknologi
Bandung untuk mendukung aktivitas dalam bidang riset, penelitian, maupun inovasi. Gedung PAU
pertama kali didirikan sekitar tahun 1980. Saat itu, Indonesia sedang banyak mendirikan pusat-pusat di
universitas, salah satunya di ITB. Gedung ini berfungsi sebagai tempat berkumpul peneliti-peneliti dari
berbagai universitas untuk menggunakan suatu peralatan yang canggih. Pada Tahun 2021 ITB
melakukan revitalisasi Gedung PAU agar secara fungsi dapat mendukung program-program riset dan
inovasi baru yang akan dikembangkan. Revitalisasi tersebut diarahkan untuk menghasilkan tampilan luar
bangunan dan interior yang lebih baik. Gedung PAU diperuntukan bagi beberapa pusat penelitian,
fasilitas pengelola Gedung serta sebagai fasilitas publik yang dapat digunakan bersama oleh setiap pusat
penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi fasad dan ruang dalam pada
Gedung PAU. Penelitian ini menggunakan pendekatan desktiptif kualitatif.
Judul: Transformasi dalam Fasad Arsitektur: Estetika dan Fungsionalitas yang Berkembang

Abstrak:

Fasad arsitektur secara tradisional berfungsi sebagai batasan statis, memisahkan interior dari eksterior,
dan mencerminkan estetika desain yang berlaku pada era tertentu. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, terjadi pergeseran paradigma yang mencolok dalam praktik arsitektur, ditandai oleh penekanan
yang semakin besar pada transformasi fasad bangunan. Transformasi ini melampaui hiasan semata dan
mencakup pendekatan multiaspek yang memedefinisikan ulang peran fasad dalam arsitektur
kontemporer.

Abstrak ini mengeksplorasi dimensi yang beragam dari transformasi fasad dalam arsitektur, menjelaskan
perkembangan estetika dan fungsionalitas yang terkait dengan elemen penting dari lingkungan binaan
ini. Diskusi meliputi aspek-aspek kunci berikut:

1. Evolusi Estetika:

- Desain fasad tidak lagi terbatas pada permukaan statis; sekarang mencakup elemen dinamis dan
interaktif.

- Kemajuan dalam bahan dan teknologi telah memungkinkan arsitek untuk menjelajahi bentuk, tekstur,
dan efek visual baru.

- Interaksi cahaya, bayangan, dan transparansi menjadi pusat perhatian dalam estetika fasad
kontemporer.

2. Integrasi Berkelanjutan:

- Fasad semakin digunakan sebagai komponen aktif untuk efisiensi energi dan keberlanjutan.

- Integrasi panel surya, tanaman hijau, dan sistem penyaringan responsif meningkatkan kinerja
lingkungan bangunan.

- Fasad adaptif merespons perubahan kondisi cuaca, mengoptimalkan cahaya alami dan ventilasi sambil
mengurangi konsumsi energi.

3. Sensitivitas Budaya dan Kontekstual:

- Transformasi fasad juga mempertimbangkan konteks budaya dan sejarah lokasi bangunan.
- Upaya penggunaan kembali adaptif dan pelestarian sering melibatkan reinterpretasi elemen fasad
tradisional dalam konteks modern.

- Transformasi fasad dapat menyampaikan narasi, berkontribusi pada identitas budaya suatu tempat.

4. Kemajuan Teknologi:

- Teknik fabrikasi digital dan alat desain parametrik telah memberdayakan arsitek untuk mendorong
batasan dalam desain fasad.

- Fasad pintar mengintegrasikan sensor dan otomatisasi, beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dan
kondisi eksternal.

- Fasad interaktif melibatkan pengguna dan orang yang lewat, mengaburkan batas antara arsitektur dan
seni digital.

5. Desain Berpusat pada Manusia:

- Transformasi fasad memprioritaskan pengalaman manusia, mempertimbangkan faktor-faktor seperti


kenyamanan pengguna dan kesejahteraan.

- Strategi pencahayaan siang dan pandangan ke luar diintegrasikan dalam desain fasad untuk
meningkatkan kepuasan penghuni.

- Penciptaan fasad ikonik dapat membangkitkan respons emosional dan terhubung dengan masyarakat.

Sebagai kesimpulan, transformasi fasad arsitektur adalah bidang yang dinamis dan terus berkembang
yang mencerminkan perubahan prioritas dan kemungkinan dalam arsitektur kontemporer. Ini mencakup
estetika, keberlanjutan, sensitivitas budaya, teknologi, dan desain berpusat pada manusia. Saat arsitek
terus menjelajahi pendekatan inovatif, fasad tetap menjadi kanvas untuk kreativitas, ekspresi, dan
fungsionalitas, membentuk lanskap perkotaan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai