Anda di halaman 1dari 9

Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG),

Kampus Humanum yang Baru

Nama : Gilang Erlangga

NPM : 2017420088

KELAS : A

Latar Belakang
Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta
terkemuka di Indonesia. Untuk mengakomodasi kebutuhan yang semakin meningkat dalam
mengakomodasi fasilitas yang berkaitan dengan pembelajaran di kampus utama mereka yang
berlokasi di Bandung, maka dibangunlah sebuah gedung baru yang diharapkan dapat
mendukung terwujudnya visi Unpar sebagai civitas akademika yang humanis. Artinya, gedung
baru ini diharapkan mampu mewadahi hubungan interaktif antara mahasiswa dan dosen
dengan proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (active student centered
learning). Gedung PPAG (Pusat Pembelajaran Arntz-Geise) yang baru di Universitas Katolik
Parahyangan merupakan tambahan terbaru di kampus tersebut. Bangunan yang selesai

1
dibangun pada tahun 2021 ini bertujuan untuk menjadi wadah aktivitas bagi mahasiswa untuk
berinteraksi dengan sesama dan para dosen.

Didesain dengan sangat ekspresif oleh PT. Anggara Architeam, Konsultan arsitektur ini
merancang sebuah bangunan pembelajaran terpadu dengan konsep modern, dimana
ruang-ruang direncanakan secara fleksibel sebagai reaksi atas tuntutan efisiensi dan
fleksibilitas ruang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Karakter lokasi yang berada di tengah-tengah komplek bangunan yang sudah berdiri dengan
jarak antar bangunan yang cukup rapat menjadi salah satu tantangan dalam perencanaan.
Yang dilakukan oleh PT ini. Selain itu, lahan yang berkontur dengan perbedaan ketinggian yang
cukup signifikan antara sisi depan Jalan Ciumbuleuit (barat) dengan sisi belakang Jalan Bukit
Jarian (timur)

Data Projek

2
Nama Proyek: Arntz-Geise Learning Center (Pusat Pembelajaran Arntz-Geise) Universitas
Katolik Parahyangan Bandung
Lokasi: Jl. Ciumbuleuit No. 96, Bandung, Jawa Barat
Area Pembangunan: 15.500 meter persegi
Luas Area Bangunan: 60.000 meter persegi
Jumlah Lantai:
Basement: 3 lantai (fase 1 & 2)
North Tower: 14 lantai
South Tower: 11 lantai
Tinggi Bangunan: 63,7 meter
Jumlah Ruangan:
Multi-purpose hall, auditorium berkapasitas 1.000 orang, lecture classes dengan kapasitas 300
dan 60 orang, studio-studio teknik arsitektur dan sipil, ruang-ruang kelas masing-masing
berkapasitas 60 orang (flexible seating layout), ruang-ruang diskusi (@6-10 orang), ruang-ruang
seminar (@10-20 orang), ruang-ruang pengajar dan pertemuan, kantor dekan, kantor
administrasi fakultas, lounge fakultas, kantor-kantor himpunan, student activity and exhibition
center, laboratorium, ruang ibadah dan misa, kafetaria untuk siswa, parkir, dan fasilitas-fasilitas
Klien/Pemilik: Yayasan Universitas Katolik Parahyangan
Konsultan Arsitektur: PT Anggara Architeam
Arsitek Utama: Ir. Budi Sumaatmadja, IAI

3
Kritik Deskriptif

Gaya arsitekturnya yang kontemporer, menggabungkan


garis-garis yang bersih, bentuk minimalis, dan integrasi
yang harmonis dengan lanskap sekitarnya. Penggunaan
fasad kaca dapat meningkatkan penetrasi cahaya alami,
menciptakan rasa keterbukaan dan transparansi. Hal ini
memungkinkan pengalaman yang menarik secara visual
dan menarik bagi pengguna dan orang yang lewat.

Selain itu, gedung ini menggabungkan prinsip-prinsip desain yang berkelanjutan, seperti
pencahayaan hemat energi, sistem penampungan air hujan, dan ruang hijau. Fitur-fitur ini
berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon bangunan dan mempromosikan kesadaran
lingkungan di antara komunitas universitas

Kritik Normatif

Gedung PPAG Tahap 2 dapat dievaluasi berdasarkan standar dan pedoman arsitektur yang
telah ditentukan. gedung PPAG yang baru unggul dalam beberapa aspek. Desainnya secara
efektif memenuhi kebutuhan fungsional dan kebutuhan spasial. Penyertaan ruang khusus untuk
studio, ruang kelas, area penelitian, dan galeri pameran memastikan bahwa bangunan ini

4
mendukung berbagai kegiatan dan fungsi pendidikan dan penelitian arsitektur.

Selain itu, bangunan ini menunjukkan tingkat aksesibilitas yang


tinggi. Desain bebas hambatan, termasuk jalur landai, lift, dan
koridor yang lebar, memastikan mobilitas yang mudah bagi
para penyandang disabilitas. Perhatian terhadap inklusivitas ini
memungkinkan kesempatan dan partisipasi yang sama bagi
semua pengguna gedung.

Sentuhan modern yang diterapkan pada


bangunan ini tidak serta merta
meniadakan unsur kearifan lokal.
Penerjemahan yang baik dalam bentuk
massa bangunan, penggunaan material
lokal, warna-warna tropis, dan detail
finishing sunscreen dan secondary skin
benar-benar menyesuaikan dengan
budaya lokal. Dari sisi sosial dan
lingkungan, Pusat Pembelajaran
Arntz-Geise (PPAG) Unpar juga menyediakan banyak ruang terbuka yang sangat mendukung
aktivitas dan proses relasi sosial antara pengguna dengan kampus, serta masyarakat
sekitar.Adapun juga, maksud bangunan ini dibuat dengan memasukkan sebanyak mungkin
elemen ruang terbuka hijau agar dapat menyediakan lapangan hijau di antara kepadatan
bangunan di kompleks kampus. Penghematan energi dengan pendekatan green building
merupakan cerminan dari tekad Unpar untuk menjadi kampus yang sadar lingkungan (Eco
Campus).

Kritik Interpretatif

5
Gedung PPAG Tahap 2 dapat dilihat sebagai representasi dari prinsip-prinsip arsitektur
modernis. Garis-garisnya yang ramping, bentuk geometris, dan pendekatan minimalisnya
mencerminkan pengaruh gerakan Gaya Internasional. Interpretasi ini menunjukkan bahwa
bangunan ini berusaha untuk menyampaikan rasa efisiensi, rasionalitas, dan keabadian. Selain
itu, penggunaan fasad kaca dan ruang terbuka menumbuhkan hubungan antara interior dan
eksterior, mengundang cahaya alami dan mempromosikan hubungan yang harmonis dengan
lingkungan sekitar.

Penyertaan elemen-elemen desain fungsional yang menarik menjadikan setiap elemen tersebut
sebagai “sculpture”, sekaligus ikon dan focal point. Contoh penerapannya akan terlihat pada
desain tangga terbuka pada bangunan tahap pertama yang terhubung dengan jembatan
penghubung podium dan jembatan penghubung antar menara (sky bridge) yang menjadi
pengecualian. Menara air berbentuk bola berwarna oranye yang menjadi ikon Unpar juga tetap
dipertahankan dan dijadikan bagian dari elemen fasad yang baru.

Gedung baru PPAG dapat dilihat sebagai simbol komitmen universitas terhadap
pengembangan arsitektur dan lingkungan. Hal ini mewakili visi progresif untuk masa depan

6
lingkungan binaan. tata letak bangunan mempromosikan interaksi dan kolaborasi di antara para
mahasiswa dan fakultas. Denah lantai terbuka memungkinkan ruang yang fleksibel yang dapat
dengan mudah diadaptasi untuk mengakomodasi berbagai kegiatan. Cahaya alami yang
melimpah menciptakan suasana ramah yang mendorong kreativitas dan produktivitas.

Desain bangunan ini mungkin bertujuan untuk mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi universitas,
dengan menekankan keberlanjutan, inovasi, dan kolaborasi. Integrasi teknologi modern dan
prinsip-prinsip desain berkelanjutan dapat menandakan niat untuk mendorong pendekatan
yang lebih sadar lingkungan terhadap arsitektur dalam komunitas universitas.

Pilihan desain ini mencerminkan pendekatan progresif universitas terhadap pendidikan dan
komitmennya untuk menciptakan ruang di mana mahasiswa, dosen, dan profesional dapat
berkolaborasi dan terlibat dalam wacana arsitektur.

,Kesimpulan

Secara keseluruhan, Gedung PPAG Tahap 2 mewujudkan gaya arsitektur kontemporer,


menggabungkan fungsionalitas, estetika, dan keberlanjutan.Gedung PPAG Tahap 2 di
Universitas Katolik Parahyangan dapat ditafsirkan, dievaluasi, dan digambarkan melalui lensa
yang berbeda. Desain modernis, aspek fungsional, dan atribut fisiknya berkontribusi pada
signifikansinya di lingkungan kampus. Dengan menganalisis secara kritis aspek-aspek
interpretatif, normatif, dan deskriptif dari bangunan ini, kita dapat mengapresiasi kualitas

7
arsitektural dan memahami dampaknya terhadap komunitas universitas.

,Daftar Pusaka

https://www.skyscrapercity.com/threads/b-a-n-d-u-n-g-universitas-parahyangan-proje
cts-development.1812328/page-15#post-174502279

https://unpar.ac.id/fasilitas/gedung/

8
.

Anda mungkin juga menyukai