DIGITAL
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
230606110026
NOVEMBER 2023
1. PENDAHULUAN
Sejak pertengahan tahun 1970-an, sektor properti merupakan salah satu sektor
pembangunan yang penting dan menghasilkan berbagai sarana perkotaan. Peran
penting sektor ini terutama dapat dilihat dari perubahan-perubahan tata ruang dan
wajah lingkungan binaan (built environment) di Indonesia, khususnya kota-kota
besarnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan dinamis dan sarana-sarana yang telah
dibangun pada masa-masa sebelumnya. Peran penting tersebut juga dapat dilihat dari
keragaman sarana yang dihasilkannya, statistik dari produksi sarana tersebut dan
kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini. Hingga Tahun
2015, Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia sudah punya 1000 bangunan
Gedung. Jakarta juga dinobatkan sebagai kota ketujuh di dunia yang mempunyai 362
gedung pencakar langit (skyscraper), bahkan Jakarta mengalahkan kota Dubai dan
Tokyo dalam jumlah gedung pencakar langit tersebut. Sementara itu di kota-kota
besar lainnya di Indonesia, juga terdapat bangunan gedung. Bangunan gedung
tersebut umumnya digunakan sebagai perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga ke
rusunawa, rusunami, dan apartemen.
Institusi yang menangani pengelolaan fasilitas ini tetap memerlukan sesuatu untuk
menjabarkan lingkup pekerjaannya, menyusun sumberdaya 4 manusia yang
dibutuhkan, dan membuat jadwal rencana kerja. Prinsip-prinsip manajemen
pengelolaan fasilitas tersebut juga terkait dengan sistem pemeliharaan, perawatan,
dan pemeriksaan berkalanya. Untuk dapat mengelola suatu fasilitas secara efektif dan
efisien; perlu diketahui karakteristik dari bangunan gedung dan lingkungan
sekitarnya. Bangunan gedung, baik bangunan yang bertingkat rendah, maupun yang
bertingkat tinggi, umumnya mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang bersamaan;
namun terdapat juga perbedaan yang sangat mendasar antara bangunan rendah dan
gedung yang berlantai banyak Ciri-ciri dan karakteristik bangunan gedung ini
diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan berkalanya;
baik untuk gedung berlantai banyak maupun untuk bangunan atau gedung rendah.
Sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan merupakan mekanisme kegiatan yang
harus dilakukan oleh pengelola dalam memanfaatkan bangunan.
Secara historis titik awal desain adalah struktur; yang Kembali menjadi penting di
awal abad industri. Secara umum, arsitek akan memastikan bahwa struktur yang
merupakan kerangka bangunan terlihat jelas produk jadinya. Pada struktur
berkerangka, strukutrnya mungkin mengambil bentuk berupa suatu grid tiang yang
mendefinisikan sistem fasad dan interiornya. Sejak revolusi industri, struktur yang
dirancang misalnya jembatan menunjukan jelas desain strukturalnya, sehingga
menjadi struktur penanggung beban yang nyata. Diakhir abad yang kesembilan belas
perkembangan ini memicu estetik baru yang menolak praktik
pembungkusan(cladding) dan pendekorasian struktur. Bukti dari penolakan ini juga
dapat dilihat dalam banyak area arsitektur. Dalam kasus-kasus tertentu, terdapat
hubungan langsung dan era antara struktur dan material yang digunakannya. Tanpa
produksi besi secara industrial, misalnya, bangunan industrial yang dipenuhi
ornamen tidak akan dapat diwujudkan. Juga, tanpa properti beton bertulang maka
kebanyakan struktur cangkang tidak akan dapat dibangun seperti wujudnya dimasa
kini.
Secara umum struktur tidak hanya menetap kan tatanan dan menanggiung beban, tapi
dalam banyak kasus juga menjadi fitur utama dari desainnya. Desain itu harus
mengoptimalkan kapasitas untuk menanggung beban dari strukturnya dan
pemanfaatan materialnya. Desain tersebut mungkin sangat mempengaruhi tampilan
estetis dan juga struktur dari sebuah karya arsitektur.. Desain tersebut mungkin
sangat mempengaruhi tampilan estetis dan juga struktur dari sebuah karya arsitektur..
Desain tersebut mungkin sangat mempengaruhi tampilan estetis dan juga struktur
dari sebuah karya arsitektur. Material memliki perbedaan tidak hanya pada properti
teknisnya, tapi juga pada efeknya terhadap pengamat, karena hampir 90 persen dari
stimulus dipersepsikan secara visual, efek visual dari bangunan dan material telah
memainkan peran penting selama sejarah arsitektur, dan sudah sering kali menjadi
objek penelitian.
2. PEMBAHASAN
Kompas (2021: 09) Arsitektur digital adalah penggunaan teknologi dalam desain,
kinerja bangunan (termal, lighting, akustikal, dan lain-lain), serta peran material
bangunan dalam kinerja bangunan. Prinsipnya, arsitektur digital menggunakan
klasifikasi material non-konvensional. Dalam era arsitektur digital, peran material
bangunan sangat penting dalam mendukung kinerja bangunan. Arsitektur digital
sebagai penggunaan teknologi dalam desain, kinerja bangunan (termal, lighting,
akustikal, dan lain-lain), serta peran material bangunan dalam kinerja bangunan.
Prinsipnya, arsitektur digital menggunakan klasifikasi material non-konvensional.
Namun, tetap mempertimbangkan klasifikasi material konvensional.
Perkembangan arsitektur pada era saat ini mencakup sejumlah tren dan inovasi yang
mencerminkan tantangan, kebutuhan, dan perkembangan teknologi masyarakat
kontemporer. Penekanan pada keberlanjutan menjadi pusat perhatian dalam
arsitektur modern.Bangunan dan desain ramah lingkungan, menggunakan bahan
daur ulang, efisiensi energi, dan desain ramah lingkungan semakin dominan. Desain
Responsif Iklim: Arsitek modern semakin mempertimbangkan dampak perubahan
iklim dalam desain bangunan. Mendesain sesuai dengan iklim setempat, termasuk
memaksimalkan cahaya alami dan ventilasi, penting dalam menciptakan lingkungan
binaan yang nyaman.
Material bangunan adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi.
Banyak bahan alami seperti tanah liat, pasir, kayu, dan batu bahkan ranting dan daun
telah digunakan untuk membangun bangunan. Jenis bahan bangunan yang digunakan
pada arsitektur bangunan beriklim tropis adalah yang berpori. Tujuannya untuk
mengantisipasi iklim tropis lembab. Ciri lain bahan bangunan untuk tipe arsitektur
tropis adalah memiliki berat jenis bernilai kecil, masa jeda pekerjaan yang cepat,
kapasitas panas yang kecil, dan berdimensi kecil.
Dalam era arsitektur digital, peran material bangunan sangat penting dalam
mendukung kinerja bangunan. Arsitektur digital menggunakan klasifikasi material
non-konvesional, namun tetap mempertimbangkan klasifikasi material konvensional
dalam pemilihannya. Material non-konvensional dalam arsitektur digital antara lain
Glass Fibre Reinforced Concrete (GFRC), Glass Fibre Reinforced Polyester (GFRP),
In Situ Renforced Concrete, Composite Steel Frame Structure, dan Roof Space
Frame.
Material bangunan tetap memainkan peran penting dalam era arsitektur digital.
Meskipun teknologi telah mengubah cara kita merancang dan membangun bangunan,
material tetap menjadi fondasi utama. Jadi, meskipun arsitektur digital membawa
perubahan signifikan dalam pendekatan desain dan konstruksi, material bangunan
tetap menjadi aspek kunci yang memengaruhi performa, keberlanjutan, dan estetika
bangunan.
2.2 CARA MENGOPTIMALKAN MATERIAL BANGUNAN PADA ERA
SEKARANG
(Biefeld, Bert & El-Khouli. 2010. 59) Material memiliki perbedaan tidak hanya pada
properti teknisnya, tapi juga pada efeknya terhadap pemngamat. Kita
mempersepsikan material dalam berbagai cara melalui saling interaksi antara organ-
organ pengindera kita. Karena hampir 90% dari keseluruhan stimulus dipersepsikan
secara visual, efek visual dari bangunan dan material telah memainkan peran penting
selama sejarahn arsitektur, dan sudah sering menjadi objek penelitian. Cukup sulit
untuk menangkap dan mempresentasikan kualitas bunyi, bau, dan taktil dari suatu
bangunan dengan metode dan peralatan kerja standar dalam proses desain.
Dahulu banyak material yang dibuat berdasarkan bahan konvensional seperti batu,
kayu, dan tanah liat. Isolasi terbatas sehingga bangunan mungkin kurang hemat
energi. Kedua, sensor dan teknologi pintar kurang atau sangat terbatas pada bahan
konstruksi. Bahan konstruksi mungkin lebih berat dan kurang tahan lama, sehingga
membutuhkan struktur yang lebih besar.
Dalam desain, hal ini dapat dibatasi lebih lanjut oleh keterbatasan dalam penanganan
material dan bentuk. Selain itu, materi tersebut mungkin tidak dirancang khusus
untuk mengatasi risiko bencana alam seperti gempa bumi atau banjir. Tidak ada
penggunaan energi terbarukan dalam bahan konstruksi. Terakhir, material tersebut
mungkin lebih rentan terhadap kerusakan dan memerlukan perawatan yang lebih
sering.
Sementara itu material pada era sekarang sering kali lebih berorientasi keberlanjutan,
menggunakan bahan ramah lingkungan seperti beton daur ulang, kayu berkelanjutan,
dan bahan daur ulang. Terdapat peningkatan dalam bahan isolasi termal yang dapat
meningkatkan efisiensi energi bangunan, seperti insulasi canggih dan bahan dengan
sifat termal yang lebih baik. Banyak material pada era sekarang memiliki
kemampuan terhubung dan sensor pintar yang memungkinkan pemantauan real-time
dan manajemen lebih efisien. Pengembangan bahan seperti beton berpenguat serat,
baja tinggi, dan material komposit memberikan kombinasi kekuatan tinggi dengan
bobot yang lebih ringan.
Material pada era sekarang sering mendukung desain yang lebih fleksibel dan
kompleks, dengan bahan yang dapat diproses dengan mudah dan digunakan untuk
berbagai bentuk dan fungsi. Pengembangan material tahan bencana meningkat,
mempertimbangkan risiko dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap
bencana alam. Material dapat dirancang dengan memanfaatkan energi terbarukan,
seperti panel surya terintegrasi atau material fotovoltaik. Pengembangan material
yang lebih tahan lama dan memerlukan pemeliharaan minimal meningkatkan umur
layanan bangunan.
Bahan konstruksi adalah bahan yang digunakan dalam konstruksi untuk membangun
proyek konstruksi. Pemilihan material konstruksi yang tepat merupakan hal yang
penting karena dapat mempengaruhi kinerja, ketahanan dan keamanan bangunan.
Berikut adalah beberapa bahan konstruksi yang umum Batu dan beton digunakan
sebagai bahan konstruksi utama untuk dinding, lantai dan bagian struktur. Beton:
Campuran semen, air dan agregat (pasir, kerikil atau batu pecah) membentuk bahan
yang padat dan tahan. Dapat digunakan untuk membangun struktur, lantai dan jalan.
Serat kaca: Serat kaca diperkuat dengan plastik. Digunakan untuk struktur ringan
dan tahan korosi. Panel Komposit Aluminium: Terdiri dari inti bahan berongga yang
dilapisi aluminium foil. Digunakan untuk konstruksi fasad dan elemen arsitektur.
Bahan ramah lingkungan: Bambu: Bahan tahan lama dan tahan tekanan, sering
digunakan dalam proyek konstruksi ramah lingkungan. Beton daur ulang:
Menggunakan agregat daur ulang, seperti limbah beton, untuk mengurangi emisi
karbon. Bahan insulasi panas: Wol batu: Digunakan sebagai bahan insulasi panas dan
suara pada dinding dan langit-langit.
Busa Poliuretan: Insulasi ringan yang biasa digunakan untuk dinding dan atap. Bahan
fotovoltaik: Panel surya terintegrasi: Mengubah sinar matahari menjadi energi listrik
dan dapat diintegrasikan ke dalam atap atau dinding bangunan . Tempered Glass :
Lebih kuat dan aman dari kaca biasa, sering digunakan untuk kaca jendela dan pintu.
Kaca bermotif: Menambahkan elemen dekoratif dan dapat digunakan untuk
meningkatkan privasi. Logam untuk perhiasan: Tembaga, aluminium dan baja tahan
karat: Digunakan untuk dekorasi, pagar dan fasad bangunan. Bahan Nano: Bahan
Nano: Bahan berstruktur nano dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan
kinerja bahan konstruksi.
Bahan ramah lingkungan: Pilih bahan bangunan yang ramah lingkungan dan dapat
didaur ulang. Contoh materialnya adalah kayu bersertifikat FSC (Forest Stewardship
Council) atau material daur ulang. Pertimbangkan untuk menggunakan material
ramah lingkungan dengan jejak karbon rendah, seperti material konstruksi yang
diproduksi dengan energi terbarukan.
Efisiensi energi: Gunakan material dengan sifat isolasi termal yang baik untuk
meningkatkan efisiensi energi. Misalnya, pilih kaca berkualitas tinggi, dinding
berinsulasi baik, dan atap berinsulasi. Pertimbangkan untuk menggunakan energi
terbarukan, seperti panel surya, untuk menghasilkan listrik bagi gedung.
Material berkinerja tinggi: Pilih material dengan performa tinggi dan daya tahan
yang baik. Hal ini tidak hanya mengurangi kebutuhan akan pemeliharaan dan
perbaikan, namun juga dapat meningkatkan umur bangunan. Pertimbangkan
teknologi baru seperti beton canggih, yang lebih kuat, tahan terhadap tekanan lebih
tinggi dan dapat diproduksi secara lebih berkelanjutan.
Kebijakan dan sertifikasi: Pastikan Anda mematuhi kebijakan dan standar bangunan
berkelanjutan yang berlaku di wilayah Anda. Pertimbangkan untuk mendapatkan
sertifikasi keberlanjutan seperti LEED (Kepemimpinan dalam Desain Energi dan
Lingkungan) untuk bangunan Anda. Menggabungkan strategi ini dapat membantu
mengoptimalkan bahan bangunan masa kini, dan menciptakan lingkungan yang lebih
efisien dan berkelanjutan.
(Purwanto L.M.F & Hermawan. 2021. 101) Dalam desain Arsitektur, tidak lepas dari
perencanaan Struktur dan Konstruksi. Struktur dan Konstruksi menjadi hal yang
paling mendasar dan harus didesain secara simultan dengan desain arsitektural.
Pendekatan dalam pemahaman struktur dan konstruksi tentu harus diawali terhadap
pemahaman, berat, beban, pembebanan, gaya dan prinsip mekanika Teknik. Semua
hal tersebutjuga sangat berkaitanerat dengan material yang akan digunakan
untukmembuat sebuah bangunan agar dapat berdiri dengan kokoh, dan lebih efisien
dalam pelaksanaannya maupun dalam biaya.
Material baru sering kali memungkinkan desain yang lebih fleksibel dan kreatif.
Kemampuan mengadaptasi material ke berbagai bentuk dan fungsi membuka
peluang bagi arsitektur dan bangunan inovatif untuk beradaptasi dengan kebutuhan
masa depan. Penggunaan material yang tahan terhadap gempa bumi, banjir atau
fenomena alam lainnya meningkatkan ketahanan bangunan. Hal ini penting untuk
mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan keamanan bangunan.
Mengintegrasikan bahan bangunan berkemampuan energi terbarukan, seperti panel
surya terintegrasi atau bahan fotovoltaik, meningkatkan keberlanjutan dan
kemandirian energi bangunan. Menggunakan bahan daur ulang dan ramah
lingkungan membantu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung prinsip
keberlanjutan.
Material yang dioptimalkan memungkinkan desain yang lebih fleksibel dan kreatif,
membuka peluang bagi inovasi arsitektur. Penggunaan material tahan bencana
membantu meningkatkan keamanan struktural dan mengurangi risiko bencana alam.
Integrasi material berkemampuan energi terbarukan, seperti panel surya terintegrasi,
mendukung konsep bangunan berkelanjutan dan mandiri energi. Penelitian dan
inovasi material meningkatkan stabilitas struktural dan daya tahan bangunan,
sehingga menghasilkan konstruksi yang lebih andal dan tahan lama.
Kemampuan untuk melakukan analisis dan simulasi mendalam terhadap kinerja dan
desain material memberikan dasar untuk mengambil keputusan yang lebih baik
dalam konstruksi dan pemeliharaan bangunan. Material yang dioptimalkan
menciptakan fondasi yang kuat untuk bangunan yang dapat beradaptasi dengan
kebutuhan masa depan, termasuk perubahan iklim dan perkembangan teknologi.
Yang terpenting, hasil optimalisasi bahan bangunan tersebut tidak hanya
menciptakan bangunan yang lebih efisien dan kuat, namun juga mendukung aspek
keberlanjutan, inovasi, dan keselamatan yang sangat penting bagi perkembangan
bangunan modern.
Konsep material yang dapat memanfaatkan limbah, seperti beton daur ulang atau
material daur ulang lainnya, mendukung upaya untuk mengurangi limbah konstruksi
dan meningkatkan siklus hidup material. Bahan-bahan tersebut mendukung konsep
modular yang memungkinkan konstruksi lebih cepat dan mudah beradaptasi.
Bangunan yang dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masa depan
menjadi semakin populer.
Bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti bambu, kayu yang ramah lingkungan,
atau beton daur ulang telah menjadi prioritas pembangunan berkelanjutan. Pemilihan
material memainkan peranan penting dalam ketahanan dan keamanan bangunan
terhadap bencana alam atau serangan eksternal. Bahan tahan api, gempa bumi atau
angin dapat meningkatkan keamanan struktur. Kemajuan dalam material pintar
memungkinkan integrasi sensor dan teknologi pintar ke dalam bangunan. Material
yang dapat merasakan suhu, kelembapan, atau tekanan akan membuka pintu bagi
bangunan yang dapat merespons lingkungan sekitarnya secara fleksibel.
Material modern memungkinkan analisis kinerja struktural dan termal yang lebih
mendalam. Perangkat lunak dan teknologi canggih memungkinkan simulasi yang
lebih akurat sebelum konstruksi fisik dimulai. Pengaruh material terhadap
perkembangan arsitektur mencerminkan dinamika antara tradisi, teknologi dan
inovasi.Keterlibatan material dalam proses desain dan konstruksi mencerminkan
kemajuan arsitektur modern dan penekanan pada efisiensi, keberlanjutan, dan
ekspresi kreatif.
Material yang dilengkapi sensor dan teknologi pintar telah membuka pintu menuju
bangunan cerdas dan responsif. Kemampuan material untuk memantau kondisi
lingkungan dan kebutuhan pengguna menjadi bagian integral dari desain modern.
Material modern mendukung konsep modularitas dan fleksibilitas, memungkinkan
konstruksi bangunan lebih cepat dan mudah beradaptasi. Bangunan dapat
dimodifikasi dan disesuaikan sesuai kebutuhan tanpa mengubah struktur dasarnya
secara signifikan. Material modern, terutama yang ringan dan mudah dikerjakan,
telah meningkatkan efisiensi proses konstruksi.
Hal ini dapat mengurangi biaya dan waktu konstruksi, sekaligus memungkinkan
teknik konstruksi yang lebih maju. Material modern memungkinkan analisis kinerja
yang mendalam, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang aspek
struktural, termal, dan lingkungan. Hal ini memungkinkan desainer untuk membuat
keputusan yang lebih tepat sepanjang umur bangunan. Penggunaan material yang
tahan terhadap bencana seperti gempa bumi atau banjir telah meningkatkan tingkat
keamanan bangunan modern.
Bahan ini membantu mengurangi risiko dan dampak bencana alam. Material modern
menciptakan landasan yang kuat untuk beradaptasi dengan tantangan masa depan,
termasuk perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan perkembangan teknologi.
Bangunan dapat dirancang lebih responsif dan berkelanjutan. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa material konstruksi pada era sekarang tidak hanya merupakan
elemen pasif bangunan tetapi juga komponen dinamis yang ikut menentukan wajah
dan fungsi arsitektur modern. Penggunaan material yang bijaksana dan kreatif
berkontribusi terhadap ketahanan, efisiensi, dan keberlanjutan bangunan, yang
mencerminkan perubahan besar dalam pendekatan desain dan konstruksi bangunan.