Anda di halaman 1dari 18

PERAN MATERIAL BANGUNAN PADA ERA ARSITEKTUR

DIGITAL

Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Dosen pengampu :

Sulis Eka Ariyaning Putri, M.Pd

Disusun oleh :

Moch. Bahrul Ulum

230606110026

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBAHIM

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

PROGRAM STUDITEKNIK ARSITEKTUR

NOVEMBER 2023
1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak pertengahan tahun 1970-an, sektor properti merupakan salah satu sektor
pembangunan yang penting dan menghasilkan berbagai sarana perkotaan. Peran
penting sektor ini terutama dapat dilihat dari perubahan-perubahan tata ruang dan
wajah lingkungan binaan (built environment) di Indonesia, khususnya kota-kota
besarnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan dinamis dan sarana-sarana yang telah
dibangun pada masa-masa sebelumnya. Peran penting tersebut juga dapat dilihat dari
keragaman sarana yang dihasilkannya, statistik dari produksi sarana tersebut dan
kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini. Hingga Tahun
2015, Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia sudah punya 1000 bangunan
Gedung. Jakarta juga dinobatkan sebagai kota ketujuh di dunia yang mempunyai 362
gedung pencakar langit (skyscraper), bahkan Jakarta mengalahkan kota Dubai dan
Tokyo dalam jumlah gedung pencakar langit tersebut. Sementara itu di kota-kota
besar lainnya di Indonesia, juga terdapat bangunan gedung. Bangunan gedung
tersebut umumnya digunakan sebagai perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga ke
rusunawa, rusunami, dan apartemen.

Prinsip-prinsip manajemen pada pengelolaan fasilitas bangunan atau gedung hampir


sama baiknya untuk gedung berlantai banyak atau gedung rendah. Pengelola fasilitas
perlu mengetahui spesifikasi dari konstruksi bangunannya, memiliki pengetahuan
yang terkait dengan renovasi dan relokasi kegiatan/ruang. Selain itu, diperlukan
teknik dan kiat-kiat untuk mengendalikan pekerjaan yang terkait dengan pengelolaan
fasilitas, agar sesuai dengan anggaran dan waktu yang telah dijadwalkan dalam
perencanaan.

Institusi yang menangani pengelolaan fasilitas ini tetap memerlukan sesuatu untuk
menjabarkan lingkup pekerjaannya, menyusun sumberdaya 4 manusia yang
dibutuhkan, dan membuat jadwal rencana kerja. Prinsip-prinsip manajemen
pengelolaan fasilitas tersebut juga terkait dengan sistem pemeliharaan, perawatan,
dan pemeriksaan berkalanya. Untuk dapat mengelola suatu fasilitas secara efektif dan
efisien; perlu diketahui karakteristik dari bangunan gedung dan lingkungan
sekitarnya. Bangunan gedung, baik bangunan yang bertingkat rendah, maupun yang
bertingkat tinggi, umumnya mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang bersamaan;
namun terdapat juga perbedaan yang sangat mendasar antara bangunan rendah dan
gedung yang berlantai banyak Ciri-ciri dan karakteristik bangunan gedung ini
diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan berkalanya;
baik untuk gedung berlantai banyak maupun untuk bangunan atau gedung rendah.
Sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan merupakan mekanisme kegiatan yang
harus dilakukan oleh pengelola dalam memanfaatkan bangunan.

Arsitek umumnya dibayangkan-didesain-dan direalisasikan -dibangun-dalam upaya


merespons seperangkat kondisi yang ada. Kondisi-kondisi ini mungkin saja murni
bersifat fungsional atau mungkin juga dalam kadar yang berbeda-beda merefleksikan
iklim sosial, politik, dan ekonomi. Dalam setiap kasusunya, diasumsikan bahwa
seperangkat kondisi yang ada tersebut masalahnya dianggap kurang memuaskan dan
bahwa seperangkat seperangkat kondisi yang baru solusinya diharapkan akan hadir
untuk memecahkannya. Kegiatan menciptakan arsitektur, oleh karenanya,
merupakan suatu proses pemecahan masalah atau proses desain.

Sebagai seni, arsitektur lebih dari sekedar memuaskan kebutuhan-kebutuhan


fungsional murni dari sebuah progam bangunan. Secara fundamental, manifestik
fisik dari arsitektur mengakomodir aktivitas manusia. Namun, peraturan dan
penataan bentuk serta ruang juga menentukan bagaimana arsitektur mengangkat
suatu usaha, membangkitkan respons-respons dan mengkomunikasikan maknanya.
Analoginya mungkin adalah bahwa seseorang harus tahu dan mengerti abjad
sebelum dapat membentuk kata-kata serta mengembangkan kosakata.

Secara historis titik awal desain adalah struktur; yang Kembali menjadi penting di
awal abad industri. Secara umum, arsitek akan memastikan bahwa struktur yang
merupakan kerangka bangunan terlihat jelas produk jadinya. Pada struktur
berkerangka, strukutrnya mungkin mengambil bentuk berupa suatu grid tiang yang
mendefinisikan sistem fasad dan interiornya. Sejak revolusi industri, struktur yang
dirancang misalnya jembatan menunjukan jelas desain strukturalnya, sehingga
menjadi struktur penanggung beban yang nyata. Diakhir abad yang kesembilan belas
perkembangan ini memicu estetik baru yang menolak praktik
pembungkusan(cladding) dan pendekorasian struktur. Bukti dari penolakan ini juga
dapat dilihat dalam banyak area arsitektur. Dalam kasus-kasus tertentu, terdapat
hubungan langsung dan era antara struktur dan material yang digunakannya. Tanpa
produksi besi secara industrial, misalnya, bangunan industrial yang dipenuhi
ornamen tidak akan dapat diwujudkan. Juga, tanpa properti beton bertulang maka
kebanyakan struktur cangkang tidak akan dapat dibangun seperti wujudnya dimasa
kini.

Struktur dapat di eksploitasi untuk membentuk dan mengarahkan desain mengikuti


struktur. Sebagai alternatif, anda dapat mengembangkan desain dari konteksnya atau
fungsinya, membuat bentuk-bentuk anda sendiri dan setelah itu mengintegrasikan
struktur yang dibutuhkan sedemikian sehingga tidak terlihat menyolok . Dengan
kasus bangunan dengan persyaratan struktural yang tinggi (contohnya, bentang lebar)
sangat sulit untuk menangani fungsi, bentuk, dan struktur secara terpisah. Maka,
dapat dipertimbangkan untuk menjadikan struktur penaggung bebannya sebagai titik
awal bagi proses desain dan juga semua pengembangan selanjutnya.

Secara umum struktur tidak hanya menetap kan tatanan dan menanggiung beban, tapi
dalam banyak kasus juga menjadi fitur utama dari desainnya. Desain itu harus
mengoptimalkan kapasitas untuk menanggung beban dari strukturnya dan
pemanfaatan materialnya. Desain tersebut mungkin sangat mempengaruhi tampilan
estetis dan juga struktur dari sebuah karya arsitektur.. Desain tersebut mungkin
sangat mempengaruhi tampilan estetis dan juga struktur dari sebuah karya arsitektur..
Desain tersebut mungkin sangat mempengaruhi tampilan estetis dan juga struktur
dari sebuah karya arsitektur. Material memliki perbedaan tidak hanya pada properti
teknisnya, tapi juga pada efeknya terhadap pengamat, karena hampir 90 persen dari
stimulus dipersepsikan secara visual, efek visual dari bangunan dan material telah
memainkan peran penting selama sejarah arsitektur, dan sudah sering kali menjadi
objek penelitian.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana peran material bangunan pada era sekarang?

1.2.2 Bagaimana cara mengoptimalkan material bangunan pada era sekarang?


1.2.3 Bagaimana hasil dari mengoptimalkan material bangunan pada era sekarang

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

1.3.2 Untuk menambah wawasan tentang perkembangan teknologi di bidang


arsitektur

1.3.3 Untuk mengetahui tentang peran material terhadap perkembangan arsitektur

1.3.4 Untuk menganalisis pengaruh material bangunan terhadap perkembangan


arsitektur

2. PEMBAHASAN

2.1 PERAN MATERIAL BANGUNAN PADA ERA SEKARANG

Kompas (2021: 09) Arsitektur digital adalah penggunaan teknologi dalam desain,
kinerja bangunan (termal, lighting, akustikal, dan lain-lain), serta peran material
bangunan dalam kinerja bangunan. Prinsipnya, arsitektur digital menggunakan
klasifikasi material non-konvensional. Dalam era arsitektur digital, peran material
bangunan sangat penting dalam mendukung kinerja bangunan. Arsitektur digital
sebagai penggunaan teknologi dalam desain, kinerja bangunan (termal, lighting,
akustikal, dan lain-lain), serta peran material bangunan dalam kinerja bangunan.
Prinsipnya, arsitektur digital menggunakan klasifikasi material non-konvensional.
Namun, tetap mempertimbangkan klasifikasi material konvensional.

Perkembangan arsitektur pada era saat ini mencakup sejumlah tren dan inovasi yang
mencerminkan tantangan, kebutuhan, dan perkembangan teknologi masyarakat
kontemporer. Penekanan pada keberlanjutan menjadi pusat perhatian dalam
arsitektur modern.Bangunan dan desain ramah lingkungan, menggunakan bahan
daur ulang, efisiensi energi, dan desain ramah lingkungan semakin dominan. Desain
Responsif Iklim: Arsitek modern semakin mempertimbangkan dampak perubahan
iklim dalam desain bangunan. Mendesain sesuai dengan iklim setempat, termasuk
memaksimalkan cahaya alami dan ventilasi, penting dalam menciptakan lingkungan
binaan yang nyaman.

Penggunaan teknologi informasi seperti pemodelan informasi bangunan (BIM) telah


mengubah cara arsitek merencanakan, merancang, dan membangun proyek. BIM
memungkinkan kolaborasi yang lebih baik, manajemen proyek yang efektif, dan
analisis kinerja bangunan yang lebih mendalam. Arsitektur digital dan parametrik
memungkinkan desain yang lebih kompleks dan inovatif. Menggunakan perangkat
lunak desain parametrik memungkinkan arsitek menyesuaikan desain mereka
dengan parameter tertentu, sehingga menghasilkan struktur yang lebih efisien dan
estetika yang lebih unik. Bangunan semakin didesain untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan penghuninya.

Teknologi sensor dan sistem cerdas memungkinkan bangunan merespons


kebutuhan dan preferensi pengguna secara fleksibel. Era sekarang menandai
keberagaman gaya arsitektur. Dari desain minimalis hingga arsitektur organik
hingga penerapan elemen tradisional dalam konteks kontemporer, arsitek memiliki
lebih banyak kebebasan berkreasi. Pembangunan gedung bertingkat semakin
menjadi tren terutama di pusat kota yang padat penduduk. Konsep penggunaan
wilayah udara dan struktur vertikal inovatif merupakan inti dari proyek ini.

Bangunan dirancang agar lebih mudah beradaptasi dan fleksibel, memungkinkan


terjadinya perubahan fungsi dan kebutuhan seiring berjalannya waktu. Konsep
bangunan yang dapat dimodifikasi (adaptive reuse) juga semakin populer. Konsep
arsitektur biofilik sekali lagi menekankan hubungan antara manusia dan alam. Desain
yang menggabungkan elemen alam, cahaya alami, dan pemanfaatan ruang terbuka
merupakan hal penting dalam meningkatkan kesejahteraan penghuni. Perkembangan
ini mencerminkan respon terhadap perubahan sosial, teknologi dan lingkungan hidup
di era sekarang. Arsitek terus mencari cara inovatif untuk menciptakan bangunan
yang tidak hanya fungsional tetapi juga memenuhi kebutuhan kompleks masyarakat
modern.

Material bangunan adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi.
Banyak bahan alami seperti tanah liat, pasir, kayu, dan batu bahkan ranting dan daun
telah digunakan untuk membangun bangunan. Jenis bahan bangunan yang digunakan
pada arsitektur bangunan beriklim tropis adalah yang berpori. Tujuannya untuk
mengantisipasi iklim tropis lembab. Ciri lain bahan bangunan untuk tipe arsitektur
tropis adalah memiliki berat jenis bernilai kecil, masa jeda pekerjaan yang cepat,
kapasitas panas yang kecil, dan berdimensi kecil.

Konsep material bangunan mencakup berbagai macam pendekatan dalam merancang


bangunan. Berikut adalah beberapa konsep material bangunan yang umum
digunakan:
a. Konsep Analogi: Konsep ini mengidentifikasi hubungan yang mungkin antara
benda-benda yang berbeda. Sebuah benda dapat diidentifikasi dan mempunyai
semua sifat khas yang diinginkan. Dengan demikian ia akan menjadi model
untuk proyek-proyek mendatang. Contoh aplikasi konsep analogi adalah Menara
Eiffel yang dianalogikan sebagai sosok wanita feminim dan elegan.
b. Konsep Metafora: Konsep metafora mengibaratkan suatu objek dengan objek lain
yang memiliki kesamaan sifat atau karakteristik. Seperti halnya dengan konsep
analogi, konsep metafora mengidentifikasikan hubungan antara benda-benda
dalam hubungan yang bersifat lebih abstrak dibandingkan nyata. Contoh
bangunan dengan penerapan konsep metafora adalah New Louvre Museum di
Abu Dabhi yang dirancang oleh Jean Nouvel.
c. Konsep Esensi (Hakekat): Konsep ini menyaring dan memusatkan aspek-aspek
persoalan yang rumit menjadi keterangan-keterangan gambling yang lebih
ringkas. Hakekat mengandung pengertian dalam aspek yang paling penting dan
intrinsik dari benda yang dianalisis.
d. Konsep Material Modern: Konsep ini menggunakan material yang modern,
seperti kaca, beton, dan baja, sehingga menghasilkan bangunan yang kuat, tahan
lama, dan mudah dirawat.
e. Konsep Modular: Konsep ini memanfaatkan teknologi untuk membangun
bangunan dengan standar, kode, dan bahan yang sama baiknya dengan struktur
konvensional. Material yang digunakan memenuhi standar pembangunan
sehingga aman digunakan. Bahan bangunan dilindungi dari elemen di semua
tahap konstruksi, yang merupakan sumber utama kerusakan pada proyek di luar
ruangan.
Dampak negatif bahan bangunan tak terbarukan mulai menimbulkan dampak yang
besar terhadap lingkungan pada tahun 2012. Dampak ini terjadi akibat industri
konstruksi. Industri ini meliputi pemakaian beton dan logam dalam konstruksi.
Dampaknya adalah penghancuran sekitar 45% sumber daya global, konsumsi energi
mencapai 35%, dan emisi sebanyak 40% secara global. Sejak tahun 1990-an, ketiga
dampak tersebut mulai dikurangi dengan pengadaan bahan bangunan ramah
lingkungan berbahan komposit polimer bertulang serat alami.

Dalam pembangunan suatu bangunan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan


hal yang penting. RAB adalah hasil perhitungan dikalikan dengan harga satuan
pekerjaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya anggaran dalam pembuatan
bangunan. Dalam perhitungan RAB, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu: gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat(RKS), harga bahan, harga upah alat,
peningkatan atau pengurangan harga material, upah tenaga kerja, lokasi pekerjaan,
dan keadaan pekerjaan.

Dalam era arsitektur digital, peran material bangunan sangat penting dalam
mendukung kinerja bangunan. Arsitektur digital menggunakan klasifikasi material
non-konvesional, namun tetap mempertimbangkan klasifikasi material konvensional
dalam pemilihannya. Material non-konvensional dalam arsitektur digital antara lain
Glass Fibre Reinforced Concrete (GFRC), Glass Fibre Reinforced Polyester (GFRP),
In Situ Renforced Concrete, Composite Steel Frame Structure, dan Roof Space
Frame.

Material bangunan tetap memainkan peran penting dalam era arsitektur digital.
Meskipun teknologi telah mengubah cara kita merancang dan membangun bangunan,
material tetap menjadi fondasi utama. Jadi, meskipun arsitektur digital membawa
perubahan signifikan dalam pendekatan desain dan konstruksi, material bangunan
tetap menjadi aspek kunci yang memengaruhi performa, keberlanjutan, dan estetika
bangunan.
2.2 CARA MENGOPTIMALKAN MATERIAL BANGUNAN PADA ERA
SEKARANG

(Biefeld, Bert & El-Khouli. 2010. 59) Material memiliki perbedaan tidak hanya pada
properti teknisnya, tapi juga pada efeknya terhadap pemngamat. Kita
mempersepsikan material dalam berbagai cara melalui saling interaksi antara organ-
organ pengindera kita. Karena hampir 90% dari keseluruhan stimulus dipersepsikan
secara visual, efek visual dari bangunan dan material telah memainkan peran penting
selama sejarahn arsitektur, dan sudah sering menjadi objek penelitian. Cukup sulit
untuk menangkap dan mempresentasikan kualitas bunyi, bau, dan taktil dari suatu
bangunan dengan metode dan peralatan kerja standar dalam proses desain.

Dahulu banyak material yang dibuat berdasarkan bahan konvensional seperti batu,
kayu, dan tanah liat. Isolasi terbatas sehingga bangunan mungkin kurang hemat
energi. Kedua, sensor dan teknologi pintar kurang atau sangat terbatas pada bahan
konstruksi. Bahan konstruksi mungkin lebih berat dan kurang tahan lama, sehingga
membutuhkan struktur yang lebih besar.

Dalam desain, hal ini dapat dibatasi lebih lanjut oleh keterbatasan dalam penanganan
material dan bentuk. Selain itu, materi tersebut mungkin tidak dirancang khusus
untuk mengatasi risiko bencana alam seperti gempa bumi atau banjir. Tidak ada
penggunaan energi terbarukan dalam bahan konstruksi. Terakhir, material tersebut
mungkin lebih rentan terhadap kerusakan dan memerlukan perawatan yang lebih
sering.

Sementara itu material pada era sekarang sering kali lebih berorientasi keberlanjutan,
menggunakan bahan ramah lingkungan seperti beton daur ulang, kayu berkelanjutan,
dan bahan daur ulang. Terdapat peningkatan dalam bahan isolasi termal yang dapat
meningkatkan efisiensi energi bangunan, seperti insulasi canggih dan bahan dengan
sifat termal yang lebih baik. Banyak material pada era sekarang memiliki
kemampuan terhubung dan sensor pintar yang memungkinkan pemantauan real-time
dan manajemen lebih efisien. Pengembangan bahan seperti beton berpenguat serat,
baja tinggi, dan material komposit memberikan kombinasi kekuatan tinggi dengan
bobot yang lebih ringan.
Material pada era sekarang sering mendukung desain yang lebih fleksibel dan
kompleks, dengan bahan yang dapat diproses dengan mudah dan digunakan untuk
berbagai bentuk dan fungsi. Pengembangan material tahan bencana meningkat,
mempertimbangkan risiko dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap
bencana alam. Material dapat dirancang dengan memanfaatkan energi terbarukan,
seperti panel surya terintegrasi atau material fotovoltaik. Pengembangan material
yang lebih tahan lama dan memerlukan pemeliharaan minimal meningkatkan umur
layanan bangunan.

Bahan konstruksi adalah bahan yang digunakan dalam konstruksi untuk membangun
proyek konstruksi. Pemilihan material konstruksi yang tepat merupakan hal yang
penting karena dapat mempengaruhi kinerja, ketahanan dan keamanan bangunan.
Berikut adalah beberapa bahan konstruksi yang umum Batu dan beton digunakan
sebagai bahan konstruksi utama untuk dinding, lantai dan bagian struktur. Beton:
Campuran semen, air dan agregat (pasir, kerikil atau batu pecah) membentuk bahan
yang padat dan tahan. Dapat digunakan untuk membangun struktur, lantai dan jalan.

Baja struktural: Digunakan untuk membangun proyek yang membutuhkan kekuatan


tinggi seperti gedung pencakar langit, jembatan dan proyek industri. Baja ringan:
digunakan untuk rangka, partisi dan bagian non-struktural lainnya. Kayu monolitik:
digunakan untuk membuat dinding, lantai, dan atap. Panel kayu lapis: Bahan
komposit yang terdiri dari lapisan kayu yang direkatkan dan ditekan menjadi satu,
sering digunakan untuk lantai dan dinding.

Serat kaca: Serat kaca diperkuat dengan plastik. Digunakan untuk struktur ringan
dan tahan korosi. Panel Komposit Aluminium: Terdiri dari inti bahan berongga yang
dilapisi aluminium foil. Digunakan untuk konstruksi fasad dan elemen arsitektur.
Bahan ramah lingkungan: Bambu: Bahan tahan lama dan tahan tekanan, sering
digunakan dalam proyek konstruksi ramah lingkungan. Beton daur ulang:
Menggunakan agregat daur ulang, seperti limbah beton, untuk mengurangi emisi
karbon. Bahan insulasi panas: Wol batu: Digunakan sebagai bahan insulasi panas dan
suara pada dinding dan langit-langit.

Busa Poliuretan: Insulasi ringan yang biasa digunakan untuk dinding dan atap. Bahan
fotovoltaik: Panel surya terintegrasi: Mengubah sinar matahari menjadi energi listrik
dan dapat diintegrasikan ke dalam atap atau dinding bangunan . Tempered Glass :
Lebih kuat dan aman dari kaca biasa, sering digunakan untuk kaca jendela dan pintu.
Kaca bermotif: Menambahkan elemen dekoratif dan dapat digunakan untuk
meningkatkan privasi. Logam untuk perhiasan: Tembaga, aluminium dan baja tahan
karat: Digunakan untuk dekorasi, pagar dan fasad bangunan. Bahan Nano: Bahan
Nano: Bahan berstruktur nano dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan
kinerja bahan konstruksi.

Pemilihan bahan konstruksi memerlukan pertimbangan faktor-faktor seperti


kekuatan, daya tahan, efisiensi energi, biaya dan estetika. Seiring berkembangnya
teknologi dan kesadaran akan kemajuan yang berkelanjutan, inovasi terus
bermunculan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi bahan konstruksi. Pemilihan
material bangunan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan,
keberlanjutan, efisiensi energi, biaya, dan estetika. Seiring berkembangnya teknologi
dan kesadaran akan keberlanjutan, inovasi terus muncul untuk memperbaiki
performa dan efisiensi material bangunan.Saat ini, optimalisasi bahan bangunan
melibatkan sejumlah pertimbangan, termasuk efisiensi energi, keberlanjutan, dan
teknologi terkini. Berikut beberapa cara untuk mencapai optimalisasi tersebut:

Bahan ramah lingkungan: Pilih bahan bangunan yang ramah lingkungan dan dapat
didaur ulang. Contoh materialnya adalah kayu bersertifikat FSC (Forest Stewardship
Council) atau material daur ulang. Pertimbangkan untuk menggunakan material
ramah lingkungan dengan jejak karbon rendah, seperti material konstruksi yang
diproduksi dengan energi terbarukan.

Efisiensi energi: Gunakan material dengan sifat isolasi termal yang baik untuk
meningkatkan efisiensi energi. Misalnya, pilih kaca berkualitas tinggi, dinding
berinsulasi baik, dan atap berinsulasi. Pertimbangkan untuk menggunakan energi
terbarukan, seperti panel surya, untuk menghasilkan listrik bagi gedung.

Teknologi Bangunan Cerdas: Memanfaatkan teknologi cerdas untuk mengontrol dan


mengelola konsumsi energi. Sistem otomasi rumah dapat membantu
mengoptimalkan efisiensi pencahayaan, pemanasan, dan pendinginan.
Mengintegrasikan sensor cerdas dan sistem manajemen gedung untuk memantau dan
mengelola konsumsi energi secara real-time. Inovasi material: Terus memantau
perkembangan inovasi material konstruksi. Misalnya, bahan yang sangat tahan lama,
ringan, dan ramah lingkungan mungkin merupakan alternatif yang lebih baik. Pilih
material yang tahan terhadap kondisi cuaca buruk dan bencana alam, membantu
meningkatkan ketahanan bangunan.

Metode desain berkelanjutan: Komitmen terhadap desain berkelanjutan yang


mempertimbangkan faktor-faktor seperti orientasi bangunan, pencahayaan alami, dan
ventilasi alami. Mengkaji konsep desain bangunan ramah lingkungan dengan
menggunakan elemen seperti taman atap, dinding hijau, dan sistem pemanenan air
hujan.

Material berkinerja tinggi: Pilih material dengan performa tinggi dan daya tahan
yang baik. Hal ini tidak hanya mengurangi kebutuhan akan pemeliharaan dan
perbaikan, namun juga dapat meningkatkan umur bangunan. Pertimbangkan
teknologi baru seperti beton canggih, yang lebih kuat, tahan terhadap tekanan lebih
tinggi dan dapat diproduksi secara lebih berkelanjutan.

Kebijakan dan sertifikasi: Pastikan Anda mematuhi kebijakan dan standar bangunan
berkelanjutan yang berlaku di wilayah Anda. Pertimbangkan untuk mendapatkan
sertifikasi keberlanjutan seperti LEED (Kepemimpinan dalam Desain Energi dan
Lingkungan) untuk bangunan Anda. Menggabungkan strategi ini dapat membantu
mengoptimalkan bahan bangunan masa kini, dan menciptakan lingkungan yang lebih
efisien dan berkelanjutan.

2.3 HASIL DARI MENGOPTIMALKAN MATERIAL BANGUNAN PADA


ERA SEKARANG

(Purwanto L.M.F & Hermawan. 2021. 101) Dalam desain Arsitektur, tidak lepas dari
perencanaan Struktur dan Konstruksi. Struktur dan Konstruksi menjadi hal yang
paling mendasar dan harus didesain secara simultan dengan desain arsitektural.
Pendekatan dalam pemahaman struktur dan konstruksi tentu harus diawali terhadap
pemahaman, berat, beban, pembebanan, gaya dan prinsip mekanika Teknik. Semua
hal tersebutjuga sangat berkaitanerat dengan material yang akan digunakan
untukmembuat sebuah bangunan agar dapat berdiri dengan kokoh, dan lebih efisien
dalam pelaksanaannya maupun dalam biaya.

Mengganti material konvensional dengan material yang lebih ramah lingkungan,


seperti beton daur ulang, bambu atau material daur ulang lainnya, mendukung prinsip
keberlanjutan. Hal ini mengurangi emisi karbon dan dampak negatif terhadap
lingkungan, sejalan dengan tren arsitektur hijau dan konstruksi berkelanjutan. Bahan
konstruksi baru sering kali dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi bangunan.
Penelitian dan pengembangan di bidang ini menghasilkan isolasi yang lebih baik,
panas yang lebih efisien, dan teknologi canggih lainnya yang mengurangi konsumsi
energi dan biaya pengoperasian.

Mengintegrasikan teknologi sensor ke dalam material bangunan dapat memberikan


wawasan real-time mengenai kondisi struktural dan kinerja bangunan. Hal ini
memungkinkan pemantauan proaktif dan pemeliharaan yang lebih baik, mengurangi
risiko kerusakan dan meningkatkan umur bangunan. Inovasi dalam pengembangan
material seperti beton bertulang serat atau material komposit membantu menciptakan
struktur yang lebih ringan namun tetap kuat dan tahan lama. Hal ini tidak hanya
menyederhanakan proses konstruksi tetapi juga mengurangi beban struktural pada
pondasi dan infrastruktur pendukung.

Material baru sering kali memungkinkan desain yang lebih fleksibel dan kreatif.
Kemampuan mengadaptasi material ke berbagai bentuk dan fungsi membuka
peluang bagi arsitektur dan bangunan inovatif untuk beradaptasi dengan kebutuhan
masa depan. Penggunaan material yang tahan terhadap gempa bumi, banjir atau
fenomena alam lainnya meningkatkan ketahanan bangunan. Hal ini penting untuk
mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan keamanan bangunan.
Mengintegrasikan bahan bangunan berkemampuan energi terbarukan, seperti panel
surya terintegrasi atau bahan fotovoltaik, meningkatkan keberlanjutan dan
kemandirian energi bangunan. Menggunakan bahan daur ulang dan ramah
lingkungan membantu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung prinsip
keberlanjutan.

Bahan bangunan yang dioptimalkan untuk efisiensi energi dapat mengurangi


konsumsi energi bangunan dan menciptakan lingkungan yang lebih hemat energi.
Mengintegrasikan sensor dan teknologi pintar ke dalam material mendukung
pemantauan waktu nyata, manajemen yang lebih baik dan efisiensi pemeliharaan.
Material yang dioptimalkan secara struktural, seperti beton bertulang serat atau
material komposit, meningkatkan kekuatan dan daya tahan bangunan.

Material yang dioptimalkan memungkinkan desain yang lebih fleksibel dan kreatif,
membuka peluang bagi inovasi arsitektur. Penggunaan material tahan bencana
membantu meningkatkan keamanan struktural dan mengurangi risiko bencana alam.
Integrasi material berkemampuan energi terbarukan, seperti panel surya terintegrasi,
mendukung konsep bangunan berkelanjutan dan mandiri energi. Penelitian dan
inovasi material meningkatkan stabilitas struktural dan daya tahan bangunan,
sehingga menghasilkan konstruksi yang lebih andal dan tahan lama.

Penggunaan teknologi informasi, seperti Building Information Modeling (BIM),


membantu untuk lebih memahami konstruksi, koordinasi proyek, dan pengelolaan
sumber daya. Material yang dioptimalkan mendukung kreativitas dalam desain
arsitektur, memberikan lebih banyak pilihan untuk menciptakan bangunan yang unik
dan inovatif. Pemantauan dan pemeliharaan yang lebih efektif dicapai melalui
material yang dapat merespons dan memperbaiki dirinya sendiri, sehingga
mengurangi kebutuhan akan pemeliharaan rutin.

Kemampuan untuk melakukan analisis dan simulasi mendalam terhadap kinerja dan
desain material memberikan dasar untuk mengambil keputusan yang lebih baik
dalam konstruksi dan pemeliharaan bangunan. Material yang dioptimalkan
menciptakan fondasi yang kuat untuk bangunan yang dapat beradaptasi dengan
kebutuhan masa depan, termasuk perubahan iklim dan perkembangan teknologi.
Yang terpenting, hasil optimalisasi bahan bangunan tersebut tidak hanya
menciptakan bangunan yang lebih efisien dan kuat, namun juga mendukung aspek
keberlanjutan, inovasi, dan keselamatan yang sangat penting bagi perkembangan
bangunan modern.

Arsitektur era sekarang mencerminkan perubahan signifikan dalam penggunaan dan


akses terhadap bahan bangunan. Kehadiran bahan bangunan yang ramah lingkungan
dan daur ulang menjadi sorotan utama. Arsitek cenderung memilih material yang
memiliki dampak lingkungan lebih rendah dan mendukung prinsip berkelanjutan.
Penelitian dan pengembangan material inovatif, seperti beton bertulang serat,
material daur ulang canggih, dan komposit baru, membuka peluang untuk
menciptakan struktur yang lebih efisien dan berkelanjutan. Mengintegrasikan sensor
dan teknologi pintar ke dalam material memungkinkan pemantauan real-time,
manajemen yang efisien, dan pemeliharaan yang lebih baik. Sensor yang tertanam
pada material dapat memberikan data tentang kekuatan struktural, kondisi termal
atau bahkan kualitas udara di dalam sebuah bangunan.

Desain parametrik memungkinkan arsitek membuat bentuk dan struktur kompleks


menggunakan algoritma dan perangkat lunak komputer. Bahan dapat dioptimalkan
untuk mendukung desain yang unik dan lebih efisien secara struktural. Pemilihan
material yang tahan iklim menjadi semakin penting untuk mendukung efisiensi
energi dan kenyamanan termal. Material cerdas, yang mampu beradaptasi dengan
kondisi cuaca atau mengendalikan panas, merupakan inti dari pengembangan ini.
Bahan konstruksi semakin banyak dirancang untuk memanfaatkan energi terbarukan,
seperti panel surya terintegrasi atau sistem yang memulihkan energi kinetik dari
struktur bangunan.

Konsep material yang dapat memanfaatkan limbah, seperti beton daur ulang atau
material daur ulang lainnya, mendukung upaya untuk mengurangi limbah konstruksi
dan meningkatkan siklus hidup material. Bahan-bahan tersebut mendukung konsep
modular yang memungkinkan konstruksi lebih cepat dan mudah beradaptasi.
Bangunan yang dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masa depan
menjadi semakin populer.

Perangkat lunak dan teknologi canggih memungkinkan analisis mendalam terhadap


kinerja material. Hal ini membantu arsitek dan insinyur membuat keputusan yang
lebih baik sepanjang siklus hidup proyek. Berfokus pada material yang tahan
terhadap bencana, seperti gempa bumi atau banjir, akan meningkatkan ketahanan
struktur dan keamanan bangunan. Arsitektur masa kini memadukan kemajuan
teknologi dan pemikiran berkelanjutan untuk menciptakan bangunan yang tidak
hanya efisien tetapi juga menjawab tantangan masa depan. Bahan konstruksi
memainkan peran sentral dalam mewujudkan visi ini, membantu mencapai
keseimbangan antara fungsi, estetika, dan keberlanjutan.
3. KESIMPULAN

Pengaruh material konstruksi memegang peranan sentral dalam perkembangan


arsitektur. Pemilihan material tidak hanya mempengaruhi estetika bangunan tetapi
juga mempengaruhi desain dan menentukan fungsi, struktur dan konsep keseluruhan.
Berikut beberapa pengaruh bahan konstruksi terhadap perkembangan arsitektur:
Pemilihan bahan sangat mempengaruhi estetika dan desain arsitektur. Material yang
berbeda memberikan tampilan dan tekstur yang unik, memungkinkan arsitek
membuat bangunan dengan karakteristik visual berbeda.

Beberapa bahan memungkinkan fleksibilitas desain yang lebih besar dibandingkan


bahan lainnya. Misalnya, material komposit dan baja menciptakan bentuk dan
struktur yang lebih kompleks dan inovatif. Pemilihan material juga dapat
mempengaruhi efisiensi energi suatu bangunan. Insulasi yang baik dapat membantu
menjaga suhu di dalam gedung, mengurangi kebutuhan pemanasan atau pendinginan.
Perhatian terhadap keberlanjutan telah mengarah pada penggunaan bahan daur ulang
dan ramah lingkungan.

Bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti bambu, kayu yang ramah lingkungan,
atau beton daur ulang telah menjadi prioritas pembangunan berkelanjutan. Pemilihan
material memainkan peranan penting dalam ketahanan dan keamanan bangunan
terhadap bencana alam atau serangan eksternal. Bahan tahan api, gempa bumi atau
angin dapat meningkatkan keamanan struktur. Kemajuan dalam material pintar
memungkinkan integrasi sensor dan teknologi pintar ke dalam bangunan. Material
yang dapat merasakan suhu, kelembapan, atau tekanan akan membuka pintu bagi
bangunan yang dapat merespons lingkungan sekitarnya secara fleksibel.

Perkembangan material juga mempengaruhi teknik konstruksi. Bahan yang lebih


ringan atau lebih mudah dibentuk dapat mempercepat proses konstruksi, mengurangi
biaya dan meningkatkan efisiensi konstruksi. Kemajuan dalam penelitian dan
pengembangan material memberi arsitek dan desainer lebih banyak pilihan untuk
menciptakan bangunan yang inovatif dan kreatif. Bahan bekas atau teknik
pemrosesan bahan baru yang belum pernah ada sebelumnya membuka pintu bagi
desain yang lebih eksperimental.

Material modern memungkinkan analisis kinerja struktural dan termal yang lebih
mendalam. Perangkat lunak dan teknologi canggih memungkinkan simulasi yang
lebih akurat sebelum konstruksi fisik dimulai. Pengaruh material terhadap
perkembangan arsitektur mencerminkan dinamika antara tradisi, teknologi dan
inovasi.Keterlibatan material dalam proses desain dan konstruksi mencerminkan
kemajuan arsitektur modern dan penekanan pada efisiensi, keberlanjutan, dan
ekspresi kreatif.

Kesimpulan mengenai pengaruh material masa kini terhadap arsitektur modern


menyoroti peran sentral dan berbagai dampak material konstruksi terhadap
perkembangan desain dan konstruksi bangunan. Material modern menawarkan
kebebasan lebih besar dalam merancang struktur yang inovatif dan estetis. Desainer
dapat memadukan material dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan,
sehingga menciptakan bangunan yang mencolok dan unik. Tren penggunaan material
ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin memperkuat arsitektur modern. Bahan
daur ulang, bahan ramah lingkungan dan strategi konstruksi hemat energi semakin
menciptakan tren dalam desain bangunan.

Material yang dilengkapi sensor dan teknologi pintar telah membuka pintu menuju
bangunan cerdas dan responsif. Kemampuan material untuk memantau kondisi
lingkungan dan kebutuhan pengguna menjadi bagian integral dari desain modern.
Material modern mendukung konsep modularitas dan fleksibilitas, memungkinkan
konstruksi bangunan lebih cepat dan mudah beradaptasi. Bangunan dapat
dimodifikasi dan disesuaikan sesuai kebutuhan tanpa mengubah struktur dasarnya
secara signifikan. Material modern, terutama yang ringan dan mudah dikerjakan,
telah meningkatkan efisiensi proses konstruksi.

Hal ini dapat mengurangi biaya dan waktu konstruksi, sekaligus memungkinkan
teknik konstruksi yang lebih maju. Material modern memungkinkan analisis kinerja
yang mendalam, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang aspek
struktural, termal, dan lingkungan. Hal ini memungkinkan desainer untuk membuat
keputusan yang lebih tepat sepanjang umur bangunan. Penggunaan material yang
tahan terhadap bencana seperti gempa bumi atau banjir telah meningkatkan tingkat
keamanan bangunan modern.

Bahan ini membantu mengurangi risiko dan dampak bencana alam. Material modern
menciptakan landasan yang kuat untuk beradaptasi dengan tantangan masa depan,
termasuk perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan perkembangan teknologi.
Bangunan dapat dirancang lebih responsif dan berkelanjutan. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa material konstruksi pada era sekarang tidak hanya merupakan
elemen pasif bangunan tetapi juga komponen dinamis yang ikut menentukan wajah
dan fungsi arsitektur modern. Penggunaan material yang bijaksana dan kreatif
berkontribusi terhadap ketahanan, efisiensi, dan keberlanjutan bangunan, yang
mencerminkan perubahan besar dalam pendekatan desain dan konstruksi bangunan.

Anda mungkin juga menyukai