Anda di halaman 1dari 26

Desain Shading Untuk Pengoptimalaan Kenyamanan Thermal

di Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya


Mandira Kupang

Philomena S.Muda1, Andreas Klau2, Valenthino R. Litelnoni3, Melanie I.


Hassan4, Gabriel Junius5, Andreas L. Ate6, Apridus K. Lapenangga7

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Jl. San Juan, No.
1, Kec. Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Email: penulis@gmail.com

Abstrak
Dengan kemajuan teknologi yang semakin modern, dengan perkembangan yang terjadi di Prodi Arsitektur
Fakultas Teknik Unwira Kupang. Studio Tugas Akhir yang selama ini mewadahi kegiatan arsitektur di prodi
ini sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan yang ada. Sebuah bangunan sebagai wadah kegiatan Pendidikan
arsitektur memang menjadi penting untuk diperhatikan. Keberadaan bangunan ini seharusnya dapat
berfungsi sesuai dengan tujuan utama yaitu mewadahi kegiatan Pendidikan arsitektur. Beberapa bagian
pertimbangan yang dapat dijadikan konsep dalam bangunan prodi Arsitektur ini meliputi fungsi bangunan,
pelaku dan kegiatan, ruang arsitektural, bentuk dan sirkulasi bangunan, serta konteks bangunan. Kajian ini
menitikberatkan pada pengkajian data dengan tujuan agar konsep yang dihasilkan benar-benar dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada. Konsep yang dipaparkan dapat dikembangkan berikutnya ke dalam
suatu perancangan atau desain sehingga dapat dilaksanakan dilapangan. Pelaku, kegiatan, serta fungsi ruang.

Kata kunci: Prodi arsitektur, Studio Tugas Akhir, konsep perancangan, kegiatan Pendidikan

Abstract
With increasingly modern technological advances, with developments occurring in the Architecture Study Program,
Faculty of Engineering, Unwira Kupang. The Final Project Studio, which has been accommodating architectural
activities in this study program, no longer fulfills existing needs. A building as a place for architectural education
activities is important to note. The existence of this building should be able to function in accordance with its main
purpose, which is to accommodate architectural education activities. Several parts of the consideration that can be used
as a concept in the building of the Architecture Study Program include building functions, actors and activities,
architectural space, building shape and circulation, and building context. This study focuses on data analysis with the
aim that the resulting concept can actually solve existing problems. The concept presented can be further developed
into a design or design so that it can be implemented in the field. Actors, activities, and functions of space.

Keywords: Architecture study program, design concepts, educational activities


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah proses perencanaan dan pembangunan sebuah bangunan pastilah ada
beberapa hal yang dipertimbangkan, selain dari permintaan dari klien dan langgam yang
diminta, perlu adanya wawasan mengenai kondisi lokasi perencanaan seperti topologi daerah,
kondisi iklim daerah, dan beberapa hal lain yang merupakan bagian dari Ilmu Fisika
Bangunan. Fisika Bangunan merupakan syarat wajib bagi semua bidang yang berkaitan
dalam pembangunan suatu bangunan apa pun jenisnya.
Perancang dari berbagai macam latar belakang harus memiliki wawasan tentang Fisika
Bangunan jika hendak merancang suatu bangunan, karena Fisika Bangunan terhubung
langsung dengan apa saja kebutuhan fisik dari bangunan agar dapat mencapai kenyamanan,
ketahanan dan kebutuhan pengguna bangunan.
Tidak jarang dalam suatu proses perancangan dilakukan revisi melaluisuatu diskusi untuk
menghindari adanya kesalahan sebelum bangunan tersebutdibangun. Untuk menghindari
proses revisi yang lama, diperlukan penguasaan terhadap wawasan yang menjadi syarat
dalam perancangan bangunan, dan fisika bangunan memiliki dampak yang besar dalam
kelanjutan suatu bangunan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana unsur pencahayaan pada gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang?
2. Bagaimana unsur suara atau kebisingan pada gedung Studio Tugas Akhir Universitas
Katolik Widya Mandira Kupang?
3. Bagaimana unsur suhu atau penghawaan udara pada gedung Studio Tugas Akhir
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang?
C. Lingkup Penelitian
1. Unsur pencahayaan pada gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang.
2. Unsur suara atau kebisingan pada gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya
Mandira Kupang.
3. Unsur suhu atau penghawaan udara pada gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang.

D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan memahami unsur pencahayaan pada gedung Studio Tugas Akhir
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
2. Mengetahui dan memahami unsur suara atau kebisingan pada gedung Studio Tugas Akhir
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
3. Mengetahui dan memahami Bagaimana unsur suhu atau penghawaan udara pada gedung
Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.

E. Manfaat Penelitian
Manfaaat dari penelitian ini yaitu dapat mempelajari unsur-unsur pencahayaan,penghawaan
atau udara dan kebisingan sehingga dapat mengetahui kualitas yang baik dari ketiga unsur
tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
a. Pengertian Fisika Bangunan
Fisika bangunan merupakan disiplin ilmu yang mempelajarifenomena fisis pada
bangunan seperti termal, akustik, dan pencahayaan.Seluruh aspek ini perlu
diperhitungkan untuk mencapai kenyamananoptimum bagi pengguna gedung. Parameter
optimum tentu dipengaruhidari tujuan penggunaan gedung atau dipersempit dengan
fungsi ruang.Ruang kerja, dapur, atau gedung pertunjukan tentu memiliki
persyaratanyang berbeda satu sama lain untuk mencapai kenyamanan penggunaannya

b. Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran yang
mengekspresikan kepuasan dengan lingkungan termal(Nugroho, 2006). Definisi yang lain
menyebutkan sebagai lingkunganindoor dan faktor pribadi yang akan menghasilkan
kondisi lingkungantermal yang dapat diterima sampai 80% atau lebih dari penghuni
dalamsebuah ruang, namun tidak pernah tepat didefinisikan oleh standar,secara umum
disepakati dalam komunitas riset kenyamanan termal yangditerima adalah identik dengan
'Kepuasan', dan kepuasan dikaitkandengan sensasi panas 'sedikit hangat',' netral', dan
'Sedikit dingin'.Pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih
banyakdigunakan oleh para pakar pada bidang termal. ASHRAE (American Society of
Heating Refrigating Air Conditioning Engineer) memberikandefinisi kenyamanan
thermal sebagai kondisi pikir yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap
lingkungan termalnya.Dengan pemaknaan kenyamanan thermal sebagai kondisi pikir
yangmengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan ermalnya maka
berarti kenyamanan thermal akan melibatkan tiga aspekyang meliputi fisik, fisiologis dan
psikologis, sehingga pemaknaankenyamanan termal berdasarkan pendekatan psikologis
adalah pemaknaan yang paling lengkap.
c. Tata Cahaya (Pencahayaan Alami)
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal darisinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela- jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari pada luas
lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif disbanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat sianghari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
 Variasi intensitas cahaya matahari
 Distribusi dari terangnya cahaya
 Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
 Letak geografis dan kegunaan bangunan Gedung

d. Suhu
Suhu udara berhubungan dengan indera peraba manusia terhadap kondisi bangunan
seperti, perasaan panas dan dingin. Perasaan ini biasanya disebabkan oleh interaksi kulit
manusia dengan lingkungan melalui media udara. Dengan mengendalikan suhu, kita
dapat mengatur temperatur ruangan di dalam gedung sehingga akan meningkatkan
kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas orang-orang yang berada di dalam bangunan
tersebut. Pengaturan temperatur ruangan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap
ketahanan dan juga terhadap pertumbuhan jamur di dalam ruangan tersebut.
Pengendalian suhu juga dibutuhkan untuk melakukan penghematan energi dengan
mengatur suhu dari AC atau kipas angin. Sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan
yang didapat dari pemakaian energi tersebut.
Selain itu, pemahaman mengenai perpindahan panas diperlukan sebagai dasar untuk
mengendalikan panas. Sebagai contoh perpindahan panas melalui udara, perpindahan
panas melalui dinding atau selubung bangunan, dan radiasi sinar matahari yang
menambah panas di dalam gedung. Jika sudah mampu memahaminya, maka kita akan
dengan mudah mengendalikan suhu bangunan.
e. Tata Udara
Aliran udara membawa banyak hal, diantaranya kelembaban, panas, polutan dan
suara. Oleh karena itu mengontrol aliran udara keluarmasuk ruangan sangat penting
untuk mendapatkan kenyamanan,kesehatan dan efisiensi energi dari bangunan tersebut.
Pergerakan aliranudara disebabkan oleh perbedaan tekanan antara daerah satu
dengandaerah yang lainnya. Kita bisa mengontrol aliran udara dengan mengaturletak
ventilasi serta menambahkan ventilasi buatan (contohnya AC) jika dibutuhkan.

B. Kerangka Berpikir
Untuk melakukan analisis pengaruh fisika bangunan pada Gedung Studio Tugas Akhir
UNWIRA Kupang diperlukan beberapa data, penyusun melakukan beberapa kegiatan
sebelum melakukan analisis:
1. Menentukan Subjek Analisis
Penyusun mendapat subjek analisis di Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik
Widya Mandira, Kota Kupang, NTT.

Lokasi Gedung STA Unwira Kupang


Sumber: Google Earth
Kemudian penyusun mengumpulkan dokumentasi berupa foto dari Gedung tersebut dan
melakukan observasi menggunakan instrument pendukung dan menggambarkan denah
gedung tersebut.

2. Pengumpulan Data Literatur Analisis


Penyusun melakukan pengumpulan data literatur yang kemudian dijadikan sebagai
sumber referensi dan alat ukur untuk melakukan analisis fisika bangunan pada Gedung
STA tersebut. Berdasarkan data literatur tersebut penyusun menggunakannya sebagai
paramter fenomena yang terjadi pada Gedung STA tersebut. Data-data tersebut dikoleksi
dari beberapa sumber daring,diantaranya adalah:
 Iklim
Di Kota Kupang, musim hujan biasanya mendung, musim kering biasanya
berangin dan sebagian berawan, dan umumnya panas dan menyengat sepanjang
tahun. Sepanjang tahun, suhu biasanya bervariasi dari 22°C hingga 33°C dan
jarang di bawah 21°C atau di atas 34°C.

Iklim di Kota Kupang.


Sumber: https://id.climate-data.org/location/3226/
 Suhu
Musim panas berlangsung selama 1,9 bulan, dari 23 September sampai 19
November, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di atas 32°C. Bulan terpanas
dalam setahun di Kota Kupang adalah November, dengan rata-rata suhu terendah
32°C dan tertinggi 25°C.

Musim dingin berlangsung selama 2,5 bulan, dari 30 Desember sampai 14 Maret,
dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 30°C. Bulan terdingin dalam
setahun di Kota Kupang adalah Juli, dengan rata-rata terendah 23°C dan tertinggi
30°C.

Suhu di Kota Kupang.


Sumber: https://id.climate-data.org/location/3226/

 Curah Hujan dan Kecepatan Angin


Periode musim hujan dalam setahun berlangsung selama 7,4 bulan, dari 18
Oktober sampai 29 Mei, dengan curah hujan geser selama 31 hari sedikitnya 13
milimeter. Bulan dengan curah hujan terbanyak di Kota Kupang adalah Februari,
dengan rata- rata curah hujan 278 milimeter.
Periode tanpa hujan dalam setahun berlangsung selama 4,6 bulan, dari 29 Mei
sampai 18 Oktober. Bulan dengan curah hujan paling sedikit di Kota Kupang
adalah Agustus, dengan curah hujan rata-rata 3 milimeter.

Data Kecepatan Angin dan Curah Hujan Kota Kupang


Sumber: https://id.weatherspark.com/y/138861/

Berdasarkan uraian data yang telah dikumpulkan diatas, maka penyusun menentukan
kerangka pemikiran sebagai berikut:
C. Hipotesis
Berdasarkan skema kerangka pemikiran analisis Studio Tugas Akhir tersebut,
dapat diambil hipotesis sebagai “Analisis Fisika Bangunan yang Terjadi pada
Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya Mandira Kupang”
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Metodologi mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara
melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah
penelitian. Metodologi penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan
dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan
menggunakan prosedur yang reliabel dan terpercaya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.


Menurut Sugiyono (2012;13) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang.

C. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 11 November dengan selisih waktu
- Pagi (10.00-11.00)
- Sore (16.00-17.00)

D. Variabel dan Indikator Penelitian


Variabel adalah segala hal yang menjadi objek penelitian. Ada dua variabel dalam
penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau
dependent variable.
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel Bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variable dependent (variable terikat), yang menjadi
variabel bebas adalah cahaya matahari, suhu, dan kecepatan angin.

2. Variabel Terikat (dependent variable)


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel terikatnya dalam penelitian ini adalah kenyamanan
therman dalam ruang Gedung studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang.

E. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya
mencatat informasi dari pengukuran yang mereka lakukan selama penelitian.
a. Pengukuran
- Pencahayaan
Pencahayaan pada Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya
Mandira Kupang di ukur dari sudut dalam bangunan.
- Suhu
Suhu pada Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang di ukur dari sudut dalam bangunan.
- Kecepatan Angin
Kecepatan Angin pada Gedung Studio Tugas Akhir Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang di ukur dari sudut dalam bangunan.

b. Alat atau Instrumen Penelitian


- Meter dan meter digital/ laser untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi
bangunan
- Light Meter (Krisbow) digunakan untuk mengukur itensitas cahaya Matahari.
- Thermometer udara digunakan untuk mengukur suhu.
- Pro anemometer ( holdpeak) digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
c. Langkah Penelitian
- Pengumpulan data
- Analisis data
- Konsep desain

2. Dokumentasi
Berupa foto/gambar yang diambil pada lokasi penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pencahayaan
Cahaya merupakan bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk mengenali
lingkungan dan menjalankan aktivitasnya. Tanpa adanya cahaya dunia akan menjadi gelap,
menakutkan, dan tidak ada yang bisa dikenali, sehingga tidak adanya keindahan visual. Dengan
cahaya manusia dapat melihat lingkungan dan warna serta dapat beraktivitas dengan nyaman.
Pengertian cahaya dapat juga diartikan sebagai sebuah gua yang gelap dengan lubang kecil untuk
masuknya cahaya. Makin gelap permukaan gua, maka makin kecil lubang cahayanya. Namun,
lubang cahaya yang makin besar akan memberikan efek silau. Oleh karena itu untuk
menghindari masalah silau tersebut lubang cahaya dapat diperbesar atau dinding gua dapat dicat
dengan warna terang (Frick, 2007).
Sedangkan menurut Rahim (2012) cahaya adalah bagian radiasi dari elektromagnet antara
ungu-ungu dan inframerah yang dapat dilihat oleh mata. Warna spektrum terjadi karena panjang
gelombang yang sesuai tersusun sedemikian rupa. Cahaya matahari berisi relatif lebih banyak
lagi radiasi gelombang pendek daripada lampu pijar yang radiasi gelombang pendeknya lebih
banyak, jadi lebih banyak lagi bagian yang merah. Cahaya siang dirasakan oleh manusia sebagai
warna putih, penyimpangan terjadi pada fajar menyingsing atau tenggelamnya matahari.
Jadi pada dasarnya cahaya merupakan sebuah gelombang elektromagnetis yang juga
merupakan spektrum cahaya yang dapat tertangkap oleh mata dan tidak menimbulkan kalor,
sedangkan terdapat juga cahaya diluar spektrum warna yang tidak dapat ditangkap oleh mata dan
menimbulkan kalor yaitu berupa sinar infra merah contohnya adalah sinar matahari.

Sumber cahaya sendiri ada 2 yakni pencahayaan buatan dan pencahayaan alami.
Rahmania dan Sugini (2013), Pencahayaan alami merupakan cahaya yang bersumber dari
matahari. Pencahayaan alami dibutuhkan karena manusia memerlukan kualitas cahaya alami.
Fungsi pencahayaan alami dapat meminimalisir penggunaan energi listrik. Sehingga desain yang
mengutamakan pemanfaatan pencahayaan alami harus dikembangkan. Ander (Dalam Riandito
(2012)) menjelaskan mengenai beberapa strategi desain untuk pencahayaan alami, antara lain:
peningkatan keliling zona pencahayaan alami, penetrasi pencahayaan alami diatas ruangan,
penggunaan ide “bukaan efektif” untuk perkiraan awal pada area kaca yang optimal, pemantulan
pencahayaan alami dalam ruang untuk meningkatkan kecerahan ruang, penghindaran sorotan
langsung cahaya alami didaerah tugas visual yang kritis, penggunaan cahaya langsung secara hati
– hati pada area dimana pekerjaan nonkritis terjadi, dan penyaringan pencahayaan alami.
Sedangkan Pencahayaan buatan Amin (2011). adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi
ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Karlen dan Benya (Dalam Riandito (2012)).

Pencahayaan Pada Bangunan


Dalam arsitektur cahaya memiliki pengaruh yang sangat vital. Pencahayaan merupakan
peranan yang sangat penting dalam arsitektur, baik dalam menunjang fungsi ruang dan
berlangsungnya berbagai kegiatan di dalam ruang, membentuk citra visual estetis, maupun
menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna ruang (Manurung, 2012).

Secara garis besar sumber cahaya pada bangunan dibagi menjadi dua yaitu cahaya alami
yang sumber utamanya dari matahari dan cahaya buatan yang sumber cahayanya dari alat
penerangan (Akmal, 2006). Pencahayaan yang baik haruslah yang bisa menciptakan rasa
kenyamanan khususnya kenyamanan secara visual bagi seluruh pengguna bangunan, selain itu
pencahayaan juga sangat berperan penting dalam produktivitas yang dihasilkan pengguna
bangunan. Pencahayaan pada bangunan tidak hanya tentang cahaya dari lampu melainkan juga
cahaya langsung dari sinar matahari atau yang lebih dikenal dengan pencahayaan alami. Pada
bangunan cahaya alami masuk melalu bukaan bukaan dinding ataun jendela, menurut Neufert
(2002) bukaan dinding baru akan efektif dalam menaikan intensitas cahya dalam suatu ruang
yaitu apabila perbandingan antara dimensi bukaan dinding dengan dimensi ruang adalah sebesar
1/6 sampai dengan 1/3.

Sedangkan proses perancangan arsitektur yang mempertimbangkan pemanfaatan cahaya


alami membutuhkan pertimbangan yang sangat matang, karena pencahayaan alami bergantung
pada cahaya matahari yang cendrung berubah baik sudut cahayanya, arah cahaya, maupun
intensitas cahayanya (Samani, 2012). Oleh karena itu pencahayaan pada bangunan adalah salah
satu faktor penting yang harus diaplikasikan pada bangunan demi tercapainya kenyamanan dan
keberlangsungan kegiatan yang ada di dalam bangunan tersebut agar kinerja bangunan dapat
berjalan dangan maksimal

Dalam analisa pencahayaan di gedung Studio Tugas Akhir analisa terdiri dari dua bagian
yaitu: analisa dari luar banguan atau orientasi matahari dan analisa pengukuran itensitas
pencahayaan di dalam bangunan.

Pada analisa orientasi matahari menggunakan menggunakan aplikasi skechtup sebagai berikut :
Analisa orientasi matahari saat pagi hari
Analisa orientasi matahari saat sore hari

Pada analisa pencahayaan dalam ruangan dilakukan pengukuran langsung menggunakan alat
ukur Lightmeter dengan hasil kalkulasi nya sebagai berikut:

Pencahayaan
Waktu Pengukuran Jumlah Cahaya
(WITA) (LUX)
10.15- 11.00 113
16.15- 17.00 30

B. Suhu/ Penghawaan
Fungsi dari pengaturan suhu udara dan penghawaan adalah kenyamanan termal manusia
atau penghuni suatu bangunan yang tinggal atau berada didalam bangunan. Standar kenyamanan
suhu adalah 20 derajat -25 derajat.
Secara umum Suhu dan kelembaban udara merupakan parameter cuaca yang penting
untuk berbagai aktivitas, seperti pertanian, penerbangan, pariwisata, dan lain-lain. (Muhammad
Iqbal, 2019) Suhu dan kelembaban udara merupakan besaran penting dalam berbagai cabang
sains. Besaran tersebut merupakan parameter utama untuk cuaca. Pengamatan cuaca dilakukan
agar dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan pada waktu yang akan datang.
Penghawaan/suhu pada suatu ruangan juga dipengaruhi oleh bukaan. Pada Gedung STA
Unwira Kupang, jenis bukaan yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Ventilasi Alami Temporer berupa jendela dan boven

2. Venntilasi Alami permanen berupa Loster.


Loster adalah sebutan untuk ornamen yang mengisi lubang ventilasi di dinding.
Kegunaan loster sama seperti ram, yaitu untuk memperkecil ukuran lubang karena faktor
keamanan.

Dalam analisa penghawaan di gedung studio Tugas Akhir Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang, analisa dilakukan dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer, dengan hasil
kalkulasi sebagai berikut:
Suhu Udara
Waktu Pengukuran CO2 HCOH TVOC TEMP HUMI
(WITA) (PPm) (mg/m3) (mg/m3) (°C) %
10.15- 11.00 10-21 0.000 0.000 31 69
16.15- 17.00 407-415 0.003 0.013 29 87

C. Angin
Analisis angin memerlukan beberapa referensi agar kelak dalam perancangannya
kenyamanan thermal yang ingin diperoleh melalui respon angin terhadap bangunan dapat
tercapai secara optimal. Udara yang bergerak dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan bangunan
selama kecepatan udara tersebut masih ada dalam batas nyaman yang dipersyaaratkan .
Kelembapan sangat penting bagi proses adaptasi manusia terhadap suhu di sekitarnya.
Saat udara panas, panas di dalam tubuh akan dibawa ke permukaan kulit, dan dikeluarkan
melalui keringat. Penguapan (proses berkeringat) ini sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara,
dimana saat udara jenuh (kelembaban tinggi) seperti pada saat akan turun hujan, penguapan oleh
tubuh tidak dapat terjadi meskipun udara terasa gerah, hal ini sangat mengurangi kenyamanan
termal bagi tubuh, padahal inilah ciri daerah tropis dimana bangunan akan didirikan

Waktu Keadaan Langit Kecepatan angin Kelembapan


(WITA) (Km/jam) (°C)
10.15-11.00 Cerah 0.4 32,7
16.15-17.00 Cerah 0.1-0.2 31,0

Dari hasil dan pengukuran gedung Studio Tugas Akihir Universitas Katolik Widya Mandira Kupang maka
didapatkan gambar struktur Bangunan STA Unwira, sebagai berikut:
a. Gambar denah Gedung Studio Tugas Akhir terdiri atas 2 lantai yaitu lantai 1 dan lantai 2 dengan
gambar struktur sebagai berikut:
b. Gambar potongan terdiri atas 2 yaitu sebagai berikut:
c. Gambar tampak terdiri atas 4 yaitu sebagai berikut:
BAB V
KESIMPULAN
Fisika Bangunan diperlukan dalam proses perencanaan pembangunan untuk mencegah beberapa
fenomena yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna bangunan, pada kasus Gedung Studio
Tugas Akhir yang menjadi subjek analisis ini memiliki beberapa kekurangan dalam hal
pencahayaan dan tata udara, sehingga memerlukan alat bantu untuk mengkondisikan agar terasa
lebih nyaman untuk dihuni oleh penghuninya. Jika desain gedung ini dapat memperhatikan lebih
mengenai tata udara dan pencahayaannya maka dapat memberikan manfaat dalam hal
penghematan energi dan kenyamanan cahaya dan udara alami.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai