Anda di halaman 1dari 7

BANGUNAN

Bangunan adalah suatu susunan elemen-elemen yang membentuk fungsi


untuk mewadahi aktifitas manusia dengan segala komponen yang dibutuhkan dalam
aktifitasnya. Ia memiliki bentuk dan dimensi yang dapat menaungi dengan memiliki
kekakuan dan kekokohan yang dapat melindungi manusia dan segala aktifitas di
dalamnya dari segala gangguan. Karena bangunan berfungsi untuk mewadahi aktifitas
manusia maka ia harus mempunyai keadaan yang dibutuhkan oleh manusia yaitu
kenyamanan, keamanan, dan efisiensi, serta kebutuhan-kebutuhan manusia yang lain.
Memang menurut kamus besar Bahasa Indonesia di atas, bangunan diartikan menurut
arti katanya. Bangunan adalah kata benda, dengan kata kerjanya bangun atau
membangun, sehingga bangunan dapat diartikan sebagai yang dibangun atau yang
didirikan. Bangunan adalah segala sesuatu yang dibangun untuk suatu kepentingan
tertentu. Dengan definisi demikian, hampir semua bentuk yang didirikan atau dibangun
dapat disebut sebagai bangunan, seperti gedung, rumah, jembatan, jalan, tugu, kios,
warung dan banyak lagi contoh yang dapat disebutkan. Sehingga kita dapat menyebut
ada bangunan kapal, bangunan irigasi, bangunan permanen, bangunan tidak permanen
dan seterusnya. Namun dilihat dari arti yang lebih khusus, bangunan harus memenuhi
syarat-syarat lebih khusus pula, sehingga ia benar-benar dapat disebut sebagai
bangunan seperti yang kita maksud dalam risalah atau makalah ini. Syarat-syarat itu
meliputi fungsinya, ukuran dan bentuknya, serta sifatnya, yang antara lain telah
disebutkan di atas. Dalam kenyataannya kita sering melihat yang telah dibangun oleh
manusia lebih banyak bangunan dari pada arsitektur. Karena menurut ilmu arsitektur
membuat bangunan itu lebih mudah dari pada membuat arsitektur, apalagi arsitektur
yang benar-benar mempunyai nilai yang tinggi dan bermutu. Dan nilai itulah salah satu
yang membedakan antara bangunan dan arsitektur. Bangunan ini lebih banyak
menjurus pada sifat fungsional. Ia dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ia
dimanfaatkan dari segi fungsi fisiknya saja. Bangunan sering hanya digunakan untuk
tempat-tempat produksi, meskipun tidak selalu demikian. Misalnya pabrik, galangan,
bangsal, penjara, tenda, bengkel, gudang, sering menggunakan yang disebut
bangunan, walau ada juga tempat-tempat itu yang dibangun dengan arsitektur dengan
nilai seni tinggi yang tidak kalah menariknya wujud yang lain. Kalau kita pandang dari
sudut sejarah adanya bangunan di muka bumi ini ada semenjak manusia mulai
menetap dan bercocok tanam. Dulu ketika manusia hidup berpindah-pindah dan
mencari makan dengan berburu dan mencari buah-buahan, mereka melindungi diri dari
keadaan alam dengan memanfaatkan goa atau pohon yang besar. Ketika mereka mulai
bercocok tanam dan menetap dan jumlah mereka semakin banyak, kebutuhan mulai
lebih banyak, goa saja tidak cukup, diperlukan suatu bentukan yang dapat melindungi
mereka dari panas dan hujan, dari gangguan binatang buas, untuk menyimpan hasil
pertanian, dan lain sebagainya, maka dibangunlah rumah pohon, tenda, gubuk, dan
terus berkembang hingga menjadi rumah dan gedung sampai sekarang. Pada zaman
sekarang yang namanya bangunan memang sangat beraneka ragam, sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh manusia. Demikian
juga dengan bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun konstruksi dan segala
komponen bangunan itu. Kalau dulu cuma dikenal kayu, ijuk dan bambu, kini ada beton
bertulang dan konstruksi baja. Sistem yang digunakan untuk menyusunnya pun
beraneka ragam, bisa rangka, sistem tenda, sistem tali, sistem lipat, dan tentu akan
terus berkembang bersama perkembangan kebudayaan manusia yang tidak akan
pernah berhenti selama ada kehidupan di dunia ini. Bangunan kini telah mendominasi
permukaan bumi yang tipis ini dengan segala macam bentuk dan warnanya. Kini hampir
semua kegiatan manusia berada dalam suatu benda yang disebut bangunan.
ARSITEKTUR

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Berikut beberapa
pengertian arsitektur menurut beberapa ahli:
● Menurut Le Corbusier, Arsitektur adalah permainan massa bangunan.
● Menurut Auguste Perret, Arsitektur adalah suatu seni Mengorganisasikan ruang.
● Menurut Mies Van Der Rohe, arsitektur adalah keinginan jaman yang dituangkan
dalam ruang .
● Menurut Marcus Vitruvius, arsitektur setidaknya harus memiliki fungsi, estetika, dan
struktur.
● Bangunan adalah tempat tinggal yang mengungkapkan dan memberikan presepsi
bahwa berfungsi menjaga benda yang ada di dalamnya
Secara garis besar arsitektur adalah suatu karya cipta manusia dengan
segala pengetahuannya dan sifat kemanusiaannya serta sifat seninya dalam
bentuk susunan elemen-elemen yang mempunyai bentuk, fungsi, dan
keindahan. Ia adalah hasil seni bangunan yang memiliki aturan-aturan dan kaidah-
kaidah yang kemudian disebut kaidah arsitektural. Sesuai dengan yang disebutkan oleh
Romo Mangun Wijaya, misalnya, guna dan citra, berarti arsitektur mempunyai
kegunaan atau fungsi dan citra atau keindahan atau ciri khusus yang menjadi warna
dan jiwa dari wujud itu. Arsitektur mempunyai fungsi yang tidak hanya menaungi dan
mewadahi manusia dengan segala aktifitasnya dan segala perabot yang dibutuhkan
dalam aktifitas itu, melainkan juga memberikan suasana, image, dan mengarahkan
pikiran dan perasaan serta prilaku dari para penggunaannya. Arsitektur juga
mempunyai citra, keindahan, dan nilai seni yang dapat dibanggakan dan ditunjukkan
serta dinikmati sendiri oleh penghuninya. Atau yang disebutkan oleh Fetrufius: utilitas
(fungsi), firmitas (kekokohan), dan venustas (keindahan). Bahwa arsitektur adalah
wujud karya manusia yang ditujukan untuk memenuhi suatu fungsi tertentu, yang
dalam hal ini adalah mewadahi manusia dan aktifitasnya dengan segala tuntutannya,
memiliki kekokohan yang memberikan rasa aman, nyaman dan memberikan bentukan
tegar dan menaungi, serta memiliki keindahan atau estetika yang menjadi tuntutan
manusia untuk menunjukkan kelebihannya. Kita juga dapat menyebut arsitektur adalah
bangunan yang mempunyai nilai lebih. Nilai lebih ini adalah jiwa, keindahan atau seni,
dan mempunyai kreatifitas serta keaslian sehingga arsitektur dapat diapresiasikan.
Dalam arsitektur, yang juga sering disebut lingkungan binaan, ternyata tidak hanya
menyangkut masalah bangunan, namun juga termasuk apa yang ada dalam bangunan
itu (interior) dan yang berada diluar atau di sekeliling bangunan itu (eksterior). Hal
inilah yang membuat ilmu arsitektur lebih luas dari pada ilmu bangunan, karena
ternyata selain adanya seni didalamnya, juga menyangkut segala bentuk pemenuhan
wadah aktifitas atau kegiatan manusia dalam hidupnya di muka bumi ini. Jadi arsitektur
dapat berskala ruang dalam bangunan dan segala perabotnya, bangunan itu sendiri
dengan estetikanya, juga sekitar bangunan, dan sekeliling bangunan itu, lingkungan
bangunan itu berada, permukiman, kota, atau bahkan negara dan seluruh dunia kalau
mungkin. Dan yang penting dari arsitektur adalah bahwa ia mempunyai kaidah-kaidah
atau aturan-aturan sesuai dengan para ilmuwan arsitek, atau tokoh-tokoh arsitek dari
pengalaman dan pengamatannya tentang arsitektur. Misalnya tentang fungsi yang
dimiliki oleh arsitektur seperti yang dijelaskan Godfrey Broadbent: aesthetic form,
container (wadah), environment filter (melindungi dari luar), modifier behaviaor
(mengarahkan prilaku), capital investment (investasi), dan cultural symbol (simbol
kultur/agama/kebudayaan). Jadi memang arsitektur harus memiliki fungsi-fungsi itu
walau terkadang salah satunya lebih dominan dibandingkan dengan yang lain. Kita juga
dapat mengatakan bahwa arsitektur adalah bangunan yang memakai baju. Bajunya
adalah estetika. Jadi suatu bentuk dapat dikatakan arsitektur bila ia mengandung unsur
kekuatan, fungsional, dan original/kreatifitas/estetika, sehingga mengandung apresiasi.
Kalau dipandang dari sudut sejarah, adanya arsitektur dapat kita perkirakan sejak
manusia mengenal seni dan keindahan, yaitu sejak manusia menetap dan mengenal
peradaban, atau sejak adanya gedung dan bangunan. Kalau dilihat dari katanya,
arsitektur, yang berasal dari bahasa Yunani, berarti arsitektur ada sejak zaman Yunani.
Seperti juga bangunan, arsitektur juga terus berkembang sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia. Kalau kita memandang definisi yang dijelaskan Ensiklopedia
Indonesia di atas bahwa arsitektur adalah seni dan ilmu, maka orang yang ahli
arsitektur atau kita sebut arsitek, adalah ilmuwan dan sekaligus seniman. Sebagaimana
dengan ilmu-ilmu yang lain, ilmu arsitektur juga terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana seni-seni yang lain, seni
arsitektur juga mempunyai gaya-gaya atau langgam-langgam. Sejak dikenalnya
arsitektur banyak langgam yang telah berkembang dan mewarnai perjalanan sejarah
arsitektur. Langgam-langgam itu muncul dan berganti sejalan dengan pemikiran-
pemikiran tokoh arsitektur di masa itu, sejalan dengan sifat manusia yang selalu
menginginkan perubahan dan suasana baru.
Demikian juga dengan arsitektur dipandang sebagai benda, ia mengikuti perkembangan
ilmu dan seninya. Sehingga kita sering melihat adanya arsitektur yang menurut kita
aneh dan tidak normal, namun bagi orang lain itu adalah arsitektur yang sangat bagus
dan bermutu. Ya, inilah arsitektur, membolehkan adanya subyektifitas dan tidak ada
arsitektur yang salah, melainkan arsitektur yang bagus dan kurang bagus, untuk
menilai suatu arsitektur. Menilai arsitektur sangat tergantung dari siapa yang menilai,
dan kemudian yang sering jadi patokan arsitek zaman sekarang adalah pemakai atau
pemilik karya arsitektur itu. Apa yang dihasilkannya merupakan hasil dari ilmu dan seni
yang dimilikinya dengan keinginan dan selera dari pemilik arsitektur itu. Jadi apabila di
atas disebutkan ada 6 unsur yang mempengaruhi perwujudan arsitektur, yaitu geografi,
geologi, iklim, sosial atau kemasyarakatan, agama dan falsafah kepercayaan, latar
belakang sejarah dan ketatanegaraannya, kini ditambah lagi yakni selera atau keinginan
dari pemilik arsitektur itu, karena ada kebutuhan manusia yang mungkin tidak akan
pernah berakhir selama hidupnya yakni kepuasan. Seperti diterangkan oleh A. Maslow,
tingkat kebutuhan manusia seperti piramida yang tidak berujung. Kebutuhan-kebutuhan
itu adalah physiological needs (kebutuhan fisik), safety needs (kebutuhan keamanan),
social needs (kebutuhan sosial), esteem needs (kebutuhan kepuasan), dan self
actualization needs (kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya). Seperti juga dalam
semua bidang kehidupan manusia, arsitektur sebagai wadah aktifitas manusia juga
mengikuti adanya tingkat kebutuhan itu.
Semula arsitektur adalah tempat berlindung dari panas dan hujan, serta untuk
menyimpan bahan makanan. Berlanjut dengan kebutuhan akan rasa aman, sehingga
arsitektur dibuat untuk melindungi penghuninya dari segala gangguan baik dari alam
maupun dari binatang atau orang lain. Kemudian arsitektur juga dibuat sebagai tempat
untuk keluarga, sebagai tempat kerja, sebagai tempat pertemuan dan semuanya
membutuhkan suatu bentukan yang lain sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam
setiap kegiatan yang ada didalamnya, dengan demikian arsitektur juga semakin
berkembang dan bentukannya pun semakin komplek misalnya bangunan tinggi, ruang
dengan bentang lebar, dan bentukan-bentukan yang lain yang membutuhkan teknologi
tinggi untuk membuatnya.
Dan yang membuat bentukan arsitektur tidak terbatas adalah kebutuhan kepuasan,
dimana kepuasan tidak terbatas, arsitektur jug tidak akan berhenti dikembangkan dan
muncul bentukan-bentukan dan gaya-gaya yang baru. Pada kebutuhan manusia untuk
menunjukkan esensi dirinya, dengan arsitektur ia paling tidak ingin tampil beda, ia ingin
dilihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih, maka dalam berarsitektur ia juga ingin
membuat sesuatu yang lain dari pada yang lain. Dan itu semua memang yang
membuat kehidupan selalu berkembang. Karena dengan adanya kebutuhan yang tak
terbatas, manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan itu dan dengan demikian
manusia akan selalu mengembangkan diri dan pengetahuannya agar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginannya itu semaksimal mungkin.

PERSAMAAN BANGUNAN DAN ARSITEKTUR


Kalau kita melihat sekilas, hampir semua ciri yang ada dalam bangunan merupakan ciri
arsitektur. Dalam hal fungsi bangunan dan arsitektur memiliki persamaan, yakni untuk
mewadahi manusia dengan segala aktifitas serta peralatannya. Dalam segi
bentuk dan ukuran sama-sama memiliki dimensi yang besar yang cukup untuk
melingkupi kegiatan manusia dalam tiga dimensi sehingga manusia dan peralatannya
dapat diwadahi oleh bangunan atau juga arsitektur. Pada bentukan dan sistem struktur
yang digunakan juga merupakan hal yang sama, dan arsitektur memang bangunan
yang diberi nilai dan estetika.

PERBEDAAN BANGUNAN DAN ARSITEKTUR

Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada estetikanya, karena


perbedaan estetika itu berbeda pula nilai dan tampilannya. Bila bangunan hanya dinilai
dari segi fisik yaitu bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan, ketahanan) dan
fungsinya, pada arsitektur tidak hanya itu, arsitektur juga dinilai seni dan keindahannya.
Jadi bila pada bangunan, dalam posisi dan fungsi yang sama, semakin besar dan
semakin kokoh bangunan itu maka harganya akan semakin mahal. Namun pada
arsitektur, dapat juga yang lebih kecil walau fungsinya sama mempunyai harga yang
lebih mahal karena nilai seni dan keindahannya tinggi. Dengan demikian dalam
berarsitektur efisiensi itu sangat diperlukan juga penggunaan teknologi yang mutakhir,
untuk mendapat nilai dan seni yang lebih tinggi. Karena harga dari arsitektur tidak
hanya dari kegunaan dan kapasitasnya, namun juga dari tampilan dan nilai-nilai
kearsitekturalnya, yang tidak dimiliki oleh bangunan

Anda mungkin juga menyukai