Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ARSITEKTUR RENAISANS DAN PENGIMPLEMENTASIANNYA


PADA BANGUNAN BASILIKA SANTO PETRUS,VATIKAN

Disusun Oleh :

Nama : Nora Dara Fortuna

NIM : 210211020076

Kelas : Sejarah Arsitektur C

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Judy Obet Waani ST,MT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

Jln.Kampus Unsrat.Bahu,Kec.Malalayang.Kota Manado.Sulawesi Utara

Tahun ajaran 2021-2022


1.1. Latar Belakang
Sebagai manusia kita menghabiskan sebagian besar hidup kita berada di dalam
ruangan atau bangunan. Bangunan sendiri memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kehidupan manusia,terutama sebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat
tinggal, privasi, tempat menyimpan barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak
bisa lepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa aman dan
nyaman. Menyadari hal tersebut sebenarnya nenek moyang kita telah melakukan
pembangunan dari zaman prasejarah, meskipun bentuk bangunannya masih sederhana
berupa goa kosong tanpa peralatan.

Dari zaman ke zaman arsitektur mengalami perkembangan, dari yang model


kuno hingga model modern seperti saat ini. Salah satu masa keemasan arsitektur yaitu
pada zaman Renaisans Italia.

Renaissance merupakan titk awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.


Essensi dari semangat renaisans salah satunya adalah pandangan manusia bukan
hanya memikirkan nasib diakhirat seperti semangat pada abad tengah, tetapi mereka
harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaisans menjadikan manusia lahir kedunia
untuk mengolah, menyempurnakan, dan menikmati dunia ini. Kebudayaan Renaisans
ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang sempat terhambat
oleh gaya berpikir sejumlah tokoh Abad Pertengahan.

Desain arsitektur bangunan di abad Renaisans sangat dipengaruhi kuat oleh


kebudayaan Yunani dan Roma, akan tetapi pada zaman ini lebih menonjolkan
karakteristik arsitektur modern. Gaya bangunan renaisans banyak digunakan pada
bangunan-bangunan megah dan bersejarah di dunia,salah satunya yaitu pada Basalica
Santo Petrus di Vatikan.

Basalika Santo Petrus merupakan Gereja Agung umat Katholik yang


merpukan hasil rancangan beberapa arsitek dan seniman. Gaya bangunannya yang
megah nan indah patut kita ketahui lebih mendalam.
2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Pengertian Arsitektur

Kata arsitektur berasal dari Bahasa Yunani yaitu “archee” serta juga “tectoon”.
Archee artinya yang asli, yang awal dan yang utama. Sementara Tectoon itu artinya
adalah kokoh, tidak roboh atau juga stabil. Maka archeetectoon tersebut adalah
orisinal serta kokoh. Dapat disimpulkan bahwa arsitektur setidaknya harus
memenuhi dua kriteria, diantaranya harus unik atau indah serta juga kuat
(Mungunwijaya Wastu Citra 1995:12).

Dalam bukunya yang berjudul Ten Books of Architecture,Vitruvius (31 SM –


14 M) juga mengatakan hal yang sama, bahwa terdapat tiga kriteria yang kemudian
harus dipenuhi sebuah bangunan, diantaranya : Utilitas (fungsi), Firmitas
(ketahanan) serta Venutas (keindahan).

Selain pengertian di atas terdapat juga pengertian arsitektur menurut beberapa


ahli,yaitu :

1. Marcus Polio Vitrovius, mengatakan bahwa arsitektur merupakan


suatu kekuatan/kekokohan (virmitas), keindahan/estetika (venutas)
serta kegunaan/fungsi (utilitas).Arsitektur ini merupakan ilmu yang
timbul dari ilmu-ilmu lainnya dan juga melengkapi dengan proses
belajar.

2. Robert Gutman, menurut ia arsitektur merupakan lingkungan


produksi yang tak hanya menjembatani manusia serta juga
lingkungannya,tapi juga menjadi wahana ekspresi kultural di dalam
mengatur kehidupan jasmaniah serta psikologis.

3. Van Romondt, menurut ia arsitektur merupakan ruang hidup yang


kemudia menjadi bagian tempat manusia.Ruang yang terjadi yakni dengan sendirinya
atau juga alami, seperti di gua, pohon serta lain sebagainya.
4. Francis DK Ching (1979), menurut ia arsitektur merupakan hasil persepsi serta
penghargaan manusia pada ruang dan juga bentuknya.

5. Amos Repoport (1981), mengatakan bahwa arsitektur merupakan ruang tempat hidup
manusia,yang lebih dari hanya sekedar fisik,namun juga
menyangkut pada pranata budaya dasar. Pranata tersebut
kemudian meliputi seperti tata atur kehidupan social serta juga
budaya masyarakat,yang kemudian diwadahi serta sekaligus
mempengaruhi arsitektur.

2.1.2. Sejarah Arsitektur

Arsitektur muncul dari dinamika diantara kebutuhan atau kondisi lingkungan yang
kondusif,keamanan serta sebagainya. Cara suatu bahan bangunan yang tersedia
teknologi konstruksi. Arsitektur prasejarah dan primitive adalah tahapan permulaan
dinamika. Kemudian manusia mengalami kemajuan dan pengetahuanpun terbentuk
melalui lisan dan juga praktik,sehingga arsitektur ini menjadi keterampilan.

Berikut perkembangan arsitektur dari zaman ke zaman yaitu :


1. Pra Sejarah, pada zaman ini memang belum memiliki catatan tentang Teknik
arsitektur. Model pada zaman ini benar – benar sangat sederhana,bahkan biasanya
hanya berupa gua kosong tanpa peralatan.
2. Mesir Kuno, pada zaman terkenal dengan bangunan berbentuk kerucut yaitu
Piramida Mesir. Piramida Mesir yang dibuat sederhana tanpa ukiran-ukiran indah
bahkan hanya menggunakan bahan baku berupa batu polos bewarna serupa
dengan pasir yang ada di mesir.
3. Klasik, bangunan klasik berkembang di zaman Yunani Kuno hingga zaman
Romawi.. Dengan ciri khas tiang-tiang dengan ukuran dan bentuk yang serupa.
4. Byzantine,bangunan Byzantine masih berkembang di zaman Yunani Kuno namun
bangunan ini merupakan pengembangan dari bangunan klasik. Bangunan
Byzantine lebih terlihat anggun dari pada bangunan klasik.

5. Romanesque, bangunan Romanesque masih menggunakan ide dari arsitektur


Romawi, bahkan Romanesque merupakan pengembangan dari Byzantine.
Bangunan Romanesque memiliki ciri khas berupa atap seperti kubah, jendela kecil
yang tersebar di tembok-tembok raksasa, dan memiliki pintu yang besar. Contoh
bangunan Romanesque yaitu Menara Pisa di Italia.
6. Gothic, bangunan Gothic ini pertama kali di kembangan di Perancis dan tercipta
dari penggabungan dari bangunan Romanesque dan Moorish dari Spanyol. Ciri
khas dari bangunan ini yaitu memiliki atap yang tinggi dan bangunan ini
dikelilingi jendela kaca yang diukir indah serta penambahan patung-patung yang
difungsikan sebagai alat ibadah.
7. Renaissance, bangunan Renaissance sering disebut dengan lahirnya kembali
teknik arsitektur Klasik pada zaman Romawi dan Yunani Kuno. Bangunan ini
memfokuskan pada aturan dan bentuk simetris.
8. Baroque, bangunan Baroque merupakan teknik pembanguna dengan gaya baru,
yaitu menekankan pada kemewahan. Ornamen-ornamen perhiasan, lukisan estetik,
ukiran yang indah dan besar, serta penekanan kontras warna yang menambah
bangunan Baroque semakin lebih mewah seperti bangunan kerajaan.
9. Neoclassicism, arsitektur Rennaisance membuat teknik ini, dan mempengaruhi
seluruh Eropa sehingga arsitektur Baroque dan Roccoco berbalik dan mengikuti
teknik Neoclassicism. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa bentuk bangunan
simetris, penopang bangunan yang tinggi, atap berbentuk kubah, dan bagian depan
atas bangunan berbentuk segitiga.
10. Art Nouveau, pada zaman ini arsitektur Neoclassicism beralih dan mulai
menekuni gaya Art Nouveau. Mereka percaya bahwa keindahan sebuah bangunan
dapat mudah ditemukan dari alam. Ciri khas bangunan Art Nouveau yaitu
memiliki bentuk bangunan asimetris, jendela-jendela kaca yang diukir, dan
terdapat kepingan batu.
11. Art Deco Architecture, bangunan arsitektur ini pertama kali muncul di Perancis
setelah peristiwa Perang Dunia pertama dan mulai terkenal pada tahun 20an. Ciri
khas bangunan ini berbentuk lekukan zig-zag pada bagian sudutnya dan terdapat
pilar ilusi sebagai bagian dari sebuah teknik arsitektur bangunan tersebut.
12. Moderenist Styles in Architecture, bangunan modern ini berbeda dari bangunan-
bangunan pada zaman sebelumnya. Bangunan ini lebih menekankan pada fungsi
dan bersifat minimalis serta sederhana, tidak ada lagi keindahan yang ditonjolkan
pada bangunan-bangunan sebelumnya.

2.1.3. Teori Arsitektur


Terdapat beberapa teori arsitektur ,diantaranya sebagai berikut :

1. Theory In Architecture (what Architecture Is)


Secara umum teori tersebut kemudian mengamati aspek formal,
tektonik serta structural, representasional dan juga prinsip estetika yang
menjadi landasan gubahan arsitektur. Teori yang termasuk di dalam kelompok
ini akan cenderung mempunyai sifat deskriftif,superficial serta perspektif.
2. Theory of Architecture (How best to design)
Teori ini kemudian menjelaskan bagaimana tiap-tiap arsitek tersebut
mengembangkan prinsip serta memanfatkan pengetahuan, teknik dan juga
gambar dalam proses desain serta produksi bangunan. Artinya bukan prinsip
umum yang kemudian menjadi pemandu desain, namun bagaimana arsitek
tersebut mendesain, memanfaatkan media serta mengapa arsitek tersebut bisa
atau dapat menjadi keanekaragaman historis/budaya.
3. Theory About architecture (the achievement of Architecture)
Tujuan dari teori ini ialah untuk dapat menjelaskan arti dan juga
pengaruh arsitek, memosisikan arsitek di dalam konteks sosial budaya,
klemudian memberikan bagaimana arsitek tersebut bekerja sebagai produser
budaya, atau pun juga memahami bagaimana arsitek tersebut dipakai serta
diterima oleh masyarakat.
3.1. Tinjauan Khusus Arsitektur Renaisans

3.1.1. Era Arsitektur Renaisans


Era Renaissance ini dimulai dari abad XIV-XVII sekitar tahun
1300. Pada masa ini, dunia keagamaan berkembang dengan pesat,
terutama agama Kristen, sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin
gereja sangat kuat. Bersamaan dengan itu adalah tumbuhnya dan
berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk menjajarkan diri
dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan agama
dalam perannya sebagai “penguasa semesta dan penguasa manusia”.
Mereka pun menganggap abad renaissance ini sebagai satu-satunya
masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia, yaitu
paham yang menaruh perhatian pada masalah dunia, masyarakat yang
praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak seperti masa
sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan
serta perhatian pada akhirat.
Tak hanya kehidupan sosial masyarakat dan religi yang sangat
kuat, namun juga memiliki arsitektur yang berbeda. Di masa ini para
arsitektur dan seniman ikut berusaha menghidupkan kembali
kebudayaan klasik zaman Yunani dan Romawi namun dengan
pemikirannya sendiri. Arsitektur Renaissanse (yang berjaya dalam
abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur.
Dalam masa Renaissance ini terjalinlah kesatuan gerak dalam
berarsitektur, yakni kesatuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini
pula arsitektur Yunani dan Romawi ditafsir kembali (reinterpretation)
dengan menggunakan nalar (di matematikkan) dengan tetap
mempertahankan rupa pokok Yunani (pedimen dan pilar/kolom yang
menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi (bangun dan
konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada
konstruksi dinding pemikul). Setelah tahun 1600-an, arsitektur
Renaisans mulai meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung
dengan kebudayaan Barok (Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo
dianggap merupakan bentuk dari kebudayaan Renaisans.

3.1.2. Faktor-faktor munculnya Renaisans


Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang
mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja.
Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama
Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah
gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan
demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan
mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa
matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari
gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat
doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan
akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah
ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari
keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan
kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat
scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama
dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age
atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak
pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan
kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan,
kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV.
Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan,
golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan
dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh
maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat
renaissance.
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang
makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman
Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan
dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang
feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal
menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya
sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari.
Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin
menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh
Italia dan Eropa.

3.1.3. Akulturasi Budaya


Walaupun berasal dari Italia, namun arsitektur renaissance
menyebar ke seluruh Eropa. Tentunya terdapat penyesuaian yang
dilakukan di tiap-tiap negara untuk mengadaptasi bentuk arsitektur
tersebut.
1. Italia
Dapat dikatakan bahwa arsitektur
Renaissance berkembang di Italia tanpa
transisi dari gaya sebelumnya sama
sekali. Hal ini bisa terjadi karena gaya
arsitektur
Gothic di Italia belum memiliki pengaruh yang besar.
Villa Capra la Rotonda
Gaya arsitektur Renaissance dipelopori oleh Brunellschi.
Awalnya gaya arsitektur ini berkembang di kota Florence,
kemudian ke kota-kota sekitarnya, hingga akhirnya menyebar ke
seluruh daratan Italia. Contoh bangunan Renaissance terkenal di
Italia : St. Peter’s Basilica, Basilica of Santa Maria Novella, Villa
Capra la Rotonda
2. Perancis
Chateau de Chambord
Renaissance di Perancis tidak diterima secara langsung seperti
Renaissance di Italia. Penyebab hal ini adalah karena arsitektur
Gothic sangat berpengaruh pada Negara Perancis. Diperlukan
sebuah periode transisi hingga akhirnya arsitektur Renaissance
diterima di Perancis. Pada masa transisi ini, bangunan-bangunan
memiliki gaya campuran antara gaya Gothic dan Renaissance.
Contoh bangunan dengan gaya seperti ini adalah Chateau de
Chambord. Bangunan ini memiliki jendela dengan gaya gothic, tapi
memiliki ornamen seperti pilaster dan ornamen renaissance
lainnya.
3. Belanda
Sama seperti dalam bidang lukisan, arsitektur
Renaissance memerlukan waktu yang lumayan lama untuk dapat
diterima di Belanda, selain
itu gaya arsitektur ini juga
belum bisa menghapuskan
gaya arsitektur Gothic
secara keseluruhan.
Contoh bangunan pada
masa ini adalah Antwerp City Hall.

Akulturasi budaya Belanda pada arsitektur Renaissance


antara lain; penggunaan rumah tinggal berbentuk sempit dan
tinggi, penggunaan “trapgevel” atau gable Belanda, penggunaan
dekorasi berupa pediment diatas pintu dan jendela dengan bentuk
lebih tajam dari yang digunakan pada arsitektur renaissance.

4. Ska ndinavia (Longleat House)


Arsitektur Renaissance di Negaranegara Skandinavia dipengaruhi
oleh arsitektur Flemish, contohnya adalah gable yang tinggi seperti
pada arsitektur Istana Frederiksborg. Di
Denmark, arsitektur Renaissance berkembang pada masa
pemerintahan Fredrick II dan Christian IV. Gaya arsitekturnya
diinspirasikan oleh kastil di Perancis pada masa itu. Di Swedia,
akibat reformasi protestan dan penghentian kekuasaan Gustav
Wasa, pembangunan gereja dan bangunan para bangsawan sempat
terhenti. Walaupun begitu terdapat beberapa contoh bangunan
seperti Gripsholm Castle, Kalmar Castle dan Vadstena Castle yang
terkenal karena pencampuran gaya abad pertengahan dan arsitektur
Renaissance.

3.1.4. Karakteristik Arsitektur Renaisans

1. Denah
Denah bangunan berbentuk simetris dan juga
proporsional. Ukurannya mengikuti ketetapan yang
sudah ditentukan. Untuk bangunan gereja, denahnya
tidak berbeda jauh dengan denah yang sudah ada di
Italia sebelum terjadinya revolusi minat terhadap
gaya arsitektur klasik.

2. Dinding dan Kolom


Pada abad
pertengahan, dinding
eksterior
menggunakan material-material kecil yang disusun. Sementara itu,
untuk masa Renaissance, dinding eksterior menggunakan batu atau
plesteran sehingga terlihat halus. Pada masa ini, kolom-kolom
Yunani dan Romawi digunakan kembali, namun hanya digunakan
sebagai hiasan dan bukan sebagai penopang struktur. Selain
digunakan sebagai kolom, digunakan juga pilaster dan pedimen.
3. Bukaan
Bukaan pada masa ini datar, atau menggunakan arch semi-
sirkuler, terkadang dapat juga berbentuk elips, tapi hampir tidak
pernah ada yang menggunakan arch
berbentuk lancip. Arsitektur bangunan
pada masa ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, antara lain bangunan yang
mengandalkan efek dari jendela dan juga
bangunan yang mengandalkan efek dari
ornamen seperti cornice, pilaster, dan
kolomkolom.
4. Desain dan Konstruksi
Pada masa ini, barrel vault kembali digunakan. Tidak seperti
arsitektur gothic yang memiliki denah persegi
panjang, pada masa renaissance denah yang
digunakan berbentuk persegi atau semi
sirkuler. Pada masa ini juga, kubah sering
digunakan sebagai fitur struktural pada bagian
eksterior, dan juga sebagai atap bagi ruangan
lebih kecil yang hanya dapat dilihat di dalam
bangunan. Pada abad pertengahan kubah jarang digunakan, namun
setelah digunakan dalam desain milik Brunelleschi dalam desain
Basilica di Santa Maria del Fiore dan juga pada desain Brahmante
untuk St. Peter’s Basilica, kubah menjadi bagian yang penting
dalam arsitektur gereja dan bahkan kemudian menjadi penting bagi
bangunan sekuler, seperti Villa Rotonda milik Palladio.
3.1.5. Prinsip keindahan dan konsep desain arsitektur yang dijadikan
sebagai dasar acuan bagi arsitek renaisans.

1. Order atau keteraturan berarti keteraturan dalam memilih komponen,


konsisten dalam skala, logika hubungan antarkomponen,modul, dsb.
2. Eurithmy adalah keindahan dan keserasian antar komponen
arsitektur yang akhirnyamembentuk kesatuan arsitektonis dan proporsi
yang indah serta sesuai antara dimensi lebar, tinggi, dan kedalaman
ruang.
3. Symmetry adalah keseimbangan antar bagian bangunan.
4. Propriety adalah keterpaduan antara gaya atau prinsip bentuk
tertentu yang menjadikan bangunan memiliki sosok arsitektur yang
sesuai dan konsisten.
5. Economy menunjukan manajemen pelaksanaan yang baik dan
biyaya yang masuk akal

3.2. Tinjauan Khusus Basilika Santo Petrus

3.2.1. Asal – Usul Basilika Santo Petrus

Basilika Santo Petrus adalah sebuah gereja utama umat Katolik di kota
Vatikan,yang dikelilingi oleh Roma – Italia. Basilika Santo Petrus ini
memiliki gaya arsitektur abad 16 yang luar biasa dan menakjubkan dalam
seni pahat dan arsitektur. Istana Kepausan itu dipenuhi dengan patung, seni,
lukisan dinding, pengerjaan kayu, relikui, dan banyak lagi.

Pembangunan Basilika Santo Petris ini dimulai pada tahun 1506 pada
masa pemerintahan Paus Julius II dan selesai pada tahun 1626 di bawah
pemerintahan Paul V,jadi menghabiskan waktu sekitar 120 tahun lamanya.
Basilika ini dibangun untuk menggantikan sebuah gereja yang sudah berumur
1200 tahun sebelumnya, yang berdiri di atas makam St. Petrus (zaman Kristen
Awal). Gereja ini mengadopsi bentuk basilica, yaitu bangunan yang biasanya
dipakai sebagai tempat perniagaan atau pengadilan oleh bangsa romawi.
Basilika diadopsi melalui susunan ruang, barisan tiang dan peninggian lantai.

Jauh sebelum Basilika Santo Petrus yang baru ini dibangung,


sebenarnya antara tahun 319 dan 333 M, Basilika Santo Petrus Lama telah
dimulai pembangunannya oleh Kaisar Konstatinus Agung yang dikenal
sebagai gereja abad ke-4. Gereja lama ini memiliki Panjang melebihi 103,6
meter, dan pintu masuk didahului oleh atrium bertiang besar. Gereja ini
dibangun di atas kuil kecil yang diyakini sebagai tempat pemakaman Santo
Petrus, meskipun makam tersebut “dihancurkan” pada tahun 846 M.

Tradisi mengatakan bahwa tempat bangunan ini merupakan tempat


Santo Petrus, salah satu rasul Yesus dan dianggap sebagai Paus pertama,
disalibkan dan dikuburkan. Gereja ini merupakan tempat penguburan Santo
Petrus tepatnya di bawah altar utama. Beberapa paus lain juga dikubur di
dalam dan di bawah basilika ini.

Hal unik yang tidak banyak diketahui orang dari Basilika Santo Petrus
ini yaitu bahwa lima lantai di bawah arsitektur yang menakjubkan
ini,merupakan reruntuhan yang berasal dari petilisan kekaisaran Romawi.
Terdapat kota makam narcopolis di bawah Basilika Santo Petrus, untuk dapat
mengunjungi kota makam ini harus dilakukan reservasi tingkat lanjut.
Permintaan harus dibuat secara tertulis dan grup dibatasi hingga 12 orang,
yang semuanya harus berusia 15 tahun atau lebih.

Seiring berjalannya waktu 1300


tahun kemudian bangunan Basilika Santo
Petrus Lama ini mulai runtuh, oleh
karena itu Paus Nikolas V
memerintahkan agar dibangun sebuah
Basilika yang baru. Tetapi
pembangunannya baru dimulai pada
tahun 1506 pada masa jabatan Paus
Julius II, dan baru rampung setelah 120 tahun kemudian, dan sampai sekarang
dikenal sebaga Basilika Santo Petrus baru di Vatikan. Di sebelah kiri
merupakan peta lokasi pemakaman yang terletak di bawah Basilika St.Petrus
3.2.2. Gaya Arsitektur Basilika Santo Petrus,Vatikan

Gereja St. Basilika merupakan gereja dengan gaya Renaisans yang


terlihat dari fasad bangunan maupun interior bangunan. Hal yang menonjol
dari gaya Renaisans adalah penggunaan kolom bertipe Ionik dan Korintian
(composite). Ditambah pula adanya entablure atau bagian horizontal yang
disangga oleh pilar dan menghubungkan beberapa pilar sekaligus yang
menjadi penopang pediment yaitu bentuk segitiga pada muka bangunan
(Gambar 1.0). Penggunaan kubah sebagai atap merupakan gaya renaisans.
Selain fasad bangunan, terlihat dari denah bangunan gereja utama yang
simetris (Gambar 2.0). Lebar muka gereja ini mencapai 117 meter dengan
tinggi 50 meter diatas lahan seluas 21.000 m².

Gambar 1.0 Tampak depan Gereja St. Gambar 2.0 Denah Gereja
St. Basilika

Gereja ini mempunyai pintu dan sebuah atrium yang


memiliki 5 pintu masuk kedalam bangunan. Pada bagian atrium terdapat
mozaik Navicele yang yang dibangun tahun 1305-1313. Mozaik itu
melukiskan Santo Petrus tengah berjalan diatas air . Pada interior bagian dalam
gereja banyak terdapat patungpatung figure Alkitab, lukisan dan hiasan mosaik
serta didominasi warna putih yang melambangkan keagungan Tuhan.
Gambar 3.0 Tampak lukisan Gambar 4.0 Tampak Patung Pada Kolom
pada Mozaik

Dibagian Altar terdapat 4 buah pilar yang dindingnya dihiasi


fresko tokoh penting gereja. Sedangkan pada penutup atap bagian dalam
bangunan menggunakan gaya lengkung khas arsitektur romawi berat dan tebal
yang memberi kesan kekuatan pada bangunan gereja tersebut.

Gambar 5.0 Tampak Altar dengan 4 pilar Gambar 6.0


Langit-langit Altar
Arsitek-arsitek Zaman renaissance nampaknya lebih menyukai bentuk
rancangan melebar seperti istana, dibandingkan dengan bentuk vertikal dalam
gaya Gothic. Sebab, Zaman renaissance banyak memperhatikan
antroposentris, sifat humanis, individualis, kehidupan dipandang secara
optimis, penuh percaya diri, sehingga para arsitek pun menghadapi kehidupan
ini dengan penuh kegairahan. Karena itulah ukuran-ukuran Gereja Santo
Petrus ini semuanya menjadi serba raksasa. Lebar tampak depannya saja
menjadi 117 meter, tinggi 50 meter, luas bangunan sekitar 21.000 meter
persegi dan tinggi kubahnya melebihi 130 meter.
Gereja Basilika Santo Petrus kini telah menjadi peninggalan karya
arsitektur gereja yang monumental dan megah. Gereja ini telah
merekam sejarah arsitektur, dari Zaman Basilika sampai
Zaman renaissance yang kemudian melahirkan gaya Barok. Dalam
arsitektur renaissance, denah bangunan sangat terikat pada dalil-dalil yang
sistematik, seperti bentuk simetri, kejelasan dan teraturan bentuk. Teknik
konstruksi yang rumit dihindari. Kubah arsitektur renaissance merupakan ciri
khas yang menyolok, yang banyak diterapkan pada bangunan-bangunan
gereja. Kubah ini merupakan bentuk baru yang dibangun di atas bangunan
yang berbentuk silinder, yang menjadi bagian penting dengan hiasan-hiasan
tiang, jendela-jendela, dan sebagainya.
4.1.Kesimpulan
Arsitektur Resaisans bermula di Italia pada abad ke 14 dan berjaya
pada abad 15-17. Diawali dari seniman yang ingin mengekspresikan seni nya
dan tidak ingin terikat suatu otoritas (Agama Kristen yang berkuasa pada saat
itu) Zaman Arsitektur Renaisans di representasikan dari Arsitektur Yunani-
Romawi. Arsitektur Renaisans membawa gaya bangunan yang indah dan
megah sehingga banyak digunakan pada bangunan-bangunan penting seperti
Istana, Gereja, dan Kantor.
Bangunan Gereja St. Petrus Basilika merupakan salah satu gereja
berlanggam arsitektur Renaisans dengan mengadopsi bangunan basilika yang
biasa digunakan sebagai tempat perniagaan. Hal ini terlihat dari penggunaan
kolom ionik dan kornitian serta penggunaan atap berbentuk kubah yang biasa
digunakan pada arsitektur klasik. Sedangkan pada plafon bagian dalam gereja
menerapkan gaya khas romawi yaitu gaya lengkung. Selain itu, penerapan
denah yang simetris ditambah pula bentuk bangunan yang cenderung
horizontal yang berkesan megah merupakan ciri arsitektur dimasa Renaisans.
Pada interior bangunan digunakan dominasi warna putih yang memberi kesan
keagungan Tuhan. Dekorasi dalam gereja berupa patung dan mosaik yang
berupa figure Alkitab dan flora fauna.

5.1.Daftar Pustaka

Nata,Juan. 2018. Arsitektur Renaisans di Italia Prancie dan Inggris (online).


https://ars2016matana.wixsite.com/website/single-post/2017/09/29/arsitektur-
renaissance-di-italia-prancis-dan-inggris. Diakses pada 28 April 2022.

Ching,Francis D.K. 1987. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga.


http://ilmupengetahuan.org/arsitektur-basilika-santo-petrus/. Diakses pada 28
April 2022.

Archanicg. 2020. Perkembangan Bangunan Arsitektur dari Zaman ke Zaman.


http://ilmupengetahuan.org/arsitektur-basilika-santo-petrus/. Diakses pada 29
April 2022.

Dekoruma Kania. 2019. Bukan Sekadar Ilmu Bangunan,Ketahui Pengertian


Arsitektur Menurut Para Ahli!.
https://www.dekoruma.com/artikel/91356/pengertian-arsitektur-menurut-para-
ahli. Diakses pada 4 Mei 2022.

Pak Guru. 2022. Pengertian Arsitektur, Konsep, Lingkup, Teori, Fungsi, dan
Contoh. https://pendidikan.co.id/pengertian-arsitektur/. Diakses pada 5 Mei
2022.

Riski. 2015. Arsitektur Renaisans : Gereja Santo Petrus Basilika di Patikan.


file:///C:/Users/Nora%20Dara%20Fortuna/Downloads/pdfcoffee.com_analisis-
arsitektur-eropa-pdf-free.pdf. Diakses pada 5 Mei 2022.

Pinter Pandai. 2020. Basilika Santo Petrus.


https://www.pinterpandai.com/basilika-santo-petrus-gereja-vatikan-roma-
italia-sejarah-arsitektur/. Diakses pada 5mei 2022.

Aleksenko Anton. 2018. Interior of the St Peter’s Basilica in Vatican, the


Nave. https://www.dreamstime.com/vatican-august-interior-st-peter-s-basilica-
nave-image126260403. Diakses pada 5 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai