Anda di halaman 1dari 22

Langgam Arsitektur

Langgam Arsitektur adalah bagian dari budaya sedangkan budaya adalah hasil karya dari manusia. langgam itu
bahasa indonesia dari kata \’style\’, atau kata \’gaya\’ kadang bertabrakan arti dengan \’force\’, contoh \’gaya
berat\’ dll. Sejak post modern, para arsitek banyak memperdebatkan tentang langgam ini yang berarti hal yang
terkait dengan suatu ciri, bisa berupa budaya, tokoh, peristiwa sejarah, dan lain-lain. sebuah karya arsitektur
bisa berlanggam eropa, cina maupun nusantara. bisa berlanggam \’le corbusier\’ yang disebut
dengan \’corbusian\’, bisa berlanggam \’era kemerdekaan indonesia\’, dan seterusnya.

Langgam arsitektur memiliki banyak jenis, seperti langgam arsitektur klasik, langgam arsitektur modern,
langgam arsitektur post-modern, langgam arsitektur dekontruksi, langgam arsitektur vernakular dan lainnya.
(Diesty, 2012).
Langgam Arsitektur Klasik
Langgam Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang
mengacu pada zaman klasik Yunani atau Romawi, seperti yang digunakan di Yunani
kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur,
Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya
yang berasal dari Yunani. Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya
mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa
kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki nafas modern
dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau
marmer dibuat dengan detail sempurna.

Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan


secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun
berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa
alasan, jenis arsitektur dan dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung
(fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan)
dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah
bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi
ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
Arsitektur Klasik

Secara umum, arsitektur klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.
Terdapat banyak ornamen unik dan rumit di
hampir setiap sudut bangunan.
5.
Efek kemegahan dan dan keindahan
2.
bangunan diciptakan dari pemanfaatan efek
Bangunan biasanya berukuran besar dan
distorsi.
megah serta membutuhkan waktu
pengerjaan yang cukup panjang.
6.
3. Setiap bangunan adalah bagian integral dari
Elemen utama bangunan menggunakan keseluruhan struktur bangunan yang ada
kolom dan balok (entablature). sehingga mudah direkonstruksi di kemudian
4. hari.
Penggunaan bahan-bahan utama yang
langsung diambil dari alam
Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik Yunani selain partheon


adalah  agora (public space, selasar tempat Doric
masyarakat berinteraksi yang terdapat di
(dari Doria)
jalanan), bouleterion (balai dewan) gymnasium
(sekolah), pastanium  (kantor walikota),
stadion, & teather. Ionic
(dari Ionia)
Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan
prinsip post linthel yang merupakan penemuan
struktural pertama yakni dua kolom yang dapat
mendukung unsur horizontal. Stoa (kolom)
merupakan elemen arsitektural estetis  yang
ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa
Corinthian
polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri
(dari Corinthia)
seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia),
dan corinthian (dari Corinthia). Kolom-kolom
tersebut dibangun menggunakan rasionalitas
masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan
dalam sebuah aturan desain yakni golden
section dan greek orde.
Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti
arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur.

Arsitektur klasik Romawi berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran),
benteng, aqueduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air
hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).

Apodyterium Calidarium Basilika Frigidarium

Hypocaust Pantheon
Arsitektur Klasik

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis permandian karena dalam budayanya bath
(permandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat Yunani
sebelumnya.

Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman order (dari greek
order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon
(partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome
yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material
baru yaitu batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani
namun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA yang
berbeda).
Langgam
Arsitektur Renaissance
Arsitektur Renaissance merupakan gaya desain bangunan yang mulai
berkembang di Eropa pada awal abad XV hingga XVII. Pada era
tersebut, terjadi suatu titik balik dimana banyak seniman dan pencipta
arsitektur bangunan yang ingin kembali ke kebudayaan klasik, terutama
yang berasal dari zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno.

Gaya ini pertama kali dikembangkan di Florence, dengan Filippo


Brunelleschi sebagai salah satu inovatornya. Gaya Renaissance dengan
cepat menyebar ke kota di Italia lainnya dan lalu ke Perancis, Jerman,
Rusia, Inggris dan tempat lainnya.

Pada zaman Renaissance manusia maupun alam tidak digeneralisasikan, melainkan diperlakukan sebagai makhluk dan benda yang berdiri sendiri
sendiri dan masing-masing mempunyai daya tarik sendiri. Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan, karena menghidupkan kembali
budaya-budaya klasik,hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari Yunani dan Romawi. Renaissance yang berarti kelahiran kembali, ingin
mengungkap kembali kebudayaan masa lalu yaitu zaman keemasan Romawi sebagai titik tolak pemikiran intelektual masa Renaissance.
Arsitektur Renaissance

Gaya arsitektur Renaissance selalu dilengkapi dengan kolom ukuran besar menyerupai arsitektur klasik Romawi dan Yunani. Sangat wajar,
karena pemunculannya memang memiliki tujuan khusus untuk menghidupkan lagi kedua kebudayaan tersebut. Meski demikian tingkat
kemiripannya tidak mencapai 100% karena para arsitekturnya tidak mau meniru secara bulat-bulat.

Konsep pendirian bangunannya tidak terlalu terikat pada aturan-aturan baku sehingga mempunyai penampakan yang lebih bervariasi. Sebagian
masih ada yang dilengkapi dengan kubah besar pada bagian paling atas atau puncaknya, tetapi tidak sedikit pula yang menghilangkan kubah
tersebut.

Konsep penataan dekorasinya juga banyak berubah dan didominasi dengan karya seni patung atau seni lukis. Pada saat itu muncul ilmuwan
sekaligus seniman kenamaan Leonardo da Vinci bersama Michaelangelo.

Untuk bagian interior, sering dikombinasikan dengan unsur klasik terutama pada pemakaian mebel dan furniture karena dianggap punya nilai
estetika tinggi. Mozaik kaca tidak jarang ikut disertakan terutama pada bangunan gereja. Biasanya hiasan mozaik kaca tersebut dibuat dalam
bentuk lukisan dan berisi kisah-kisah injil.

Elemen tangga juga sering diekplorasi dan dijadikan sarana penciptaan karya seni. Para seniman yang hidup di masa tersebut seakan-akan ingin
melakukan aksi balas dendam karena pada periode sebelumnya selalu mendapat pengekangan berkreasi dari pihak kerajaan dan gereja.
Queen’s House Arsitektur Renaissance

Arsitektur Renaissance di Inggris dikenal dengan gaya

arsitektur Elizabethan. Gaya bangunan pada masa ini adalah

bangunan tinggi berbentuk persegi, contohnya adalah Longleat


El Escorial
House, dan Queen’s House, Greenwich.

Contoh bangunan kuno dengan gaya arsitektur Renaissance

yang masih dapat dinikmati pada masa sekarang antara lain

adalah El Escorial yang saat ini difungsikan sebagai museum di

kota Madrid Spanyol. Selain itu ada gereja St. Peter di Vatikan, Chateau de Chambord

Chateau de Chambord di Chambord Perancis, The Queen’s

House di London Inggris dan Gedung Balaikota Antwerp di

Belgia.
Langggam Arsitektur Namun, jika arsitektur vernakular di padukan dengan arsitektur

Vernakular modern, maka akan lebih menarik. Baik asli maupun paduan, baik
diterapkan dalam aspek rinupa maupun tanrinupa, karya arsitektur
masa kini yang sudah berusaha dirancang dengan penggalian adat
Arsitektur vernakular adalah sumber daya setempat yang dibangun dengan dan budaya nusantara pantas disebut sebagai arsitektur vernakular.
teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan khusus yang
mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat setempat.
Proses rancang arsitektur vernakular dilandasi oleh pemikiran rasional dan
spiritual. Masyarakat menghargai arsitek vernakular sebagai wujud dari
budaya dan kepercayaan masyarakat yang di aplikasikan ke dalam
bangunan.

Merancang dengan potensi arsitektur vernakular berarti mencari


karakteristik arsitektur dari sebuah wilayah. Menetapkan arsitektur
vernakular sebagai sesuatu yang sulit dan berbeda dengan arsitektur masa
kini akan membuatnya semakin ditinggalkan oleh generasi muda arsitek.
Arsitektur vernakular sendiri dianggap tidak mampu menjadi daya tarik
pada masa modern saat ini. Mereka menganggap bahwa arsitektur modern
lebih membudaya saat ini.
Arsitektur Vernakular

Contoh dari Arsitektur Vernakular di Indonesia ada banyak sekali. Hampir semua rumah adat di Indonesia
merupakan contoh dari Arsitektur Vernakular. Selain itu berikut beberapa contoh arsitektur vernakular di
seluruh dunia.

Ciri-ciri:

 Lokal dan Kontekstual


 Menggunakan material yang
tersedia di lokasi
 Menggunakan tukang lokal

Rumah Minang di Indonesia Rumah Batu di Iran untuk mendapatkan hasil


yang optimal
 Program ruang
menyesuaikan dengan
kondisi di lokasi
 Bentuk/keluaran tetap
mencerminkan kebudayaan
setempat

Rumah Iglo di Kutub Utara Rumah Maasai di Afrika


Arsitektur Vernakular

Pemahaman arsitektur vernakular dan tradisional sejatinya berbeda, karena arsitektur tradisional merupakan gaya vernakular yang
diulang, diwariskan secara turun temurun lintas generasi. Berikut perbedaan antara arsitektur vernakular dan tradisional.

Arsitektur Vernakular Arsitektur Tradisional

Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang dibuat


Arsitektur vernakular pada cara – cara mendesain dan
dengan cara yang sama secara turun temurun dengan
mendirikan bangunan dilakukan dengan efektif dan
sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang
efisien ditemukan melalui sistem trial and error.
signifikan pada bangunan tersebut.
Karakter ini dosinyalir pertama
muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah
diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan
menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam
abad ke-20 ini. Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan
dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung untuk
sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu dapat dilihat dari
adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan
manusia untuk menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat
mempercepat produksi dan menghemat tenaga manusia.
Langgam Arsitektur Modern

Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya


pengaruh Art Nouveau yang banyak menampilkan keindahan
plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh Art Deco yang lebih
mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan
teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam
media arsitektur dan seni, serta gaya hidup.
Arsitektur Modern
Beberapa pendapat tentang arsitektur Modern :
 Bentuk mengikuti fungsi ( Form follows function ) yang dicetuskan oleh
pemahat Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan Bagian-bagian dalam arsitektur modern adalah :

 Sedikit adalah lebih (Less is more) di umumkan oleh Arsitek Mies van der  Arsitektur Modern

Rohe.  Arsitektur Art Nouveau

 Sedikit adalah lebih dan lebih adalah terlalu banyak (Less is more only when  Arsitektur Brutalist

more is too much ) yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright.  Arsitektur Konstruksi

 Sedikit itu membosankan (Less is a bore) yang dicetuskan oleh Robert  Arsitektur Ekspresionist

Venturi, pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya  Arsitektur Futurist

Internasional yang tidak menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der Rohe  Arsitektur Fungsional
 Gaya Internasional
 Gaya Organik
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah :  Gaya Post Modern
 Suatu penolakan terhadap gaya lama  Gaya Visionari
 Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)
 Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah
menentukan hasil dalam suatu bangunan. Pelopor Arsitektur Modern adalah : Adolf Loos, Alvar

 Suatu yang menyangkut tentang mesin Aalto, Frank Lloyd Wright, I. M. Pei, Le Corbusier, Louis

 Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan. Kahn, Louis Sullivan, Ludwig Mies van der Rohe, Oscar

 Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu. Niemeyer, Otto Wagner, Peter and Alison Smithson,
Philip Johnson, Ralph Tubbs,Walter Gropius.
Langgam
Arsitektur Post Modern

Postmodernity atau post modern arsitektur adalah suatu periode


yang muncul pada tahun 1950. Postmodern di dalam arsitektur
biasanya bergaya jenaka dan menempatkan ukiran pada
bangunannya sebagai jawaban atas gaya internasional yang

anggam
resmi.

Contoh postmodern arsitektur adalah Bagunan Portland di


Portland OP, dan bangunan Sony ( New York ) yang meminjam
acuan dan unsur-unsur dari masa lalu dan mengajukan lagi
simbolisme dan warna klasik ke dalam arsitektur. Suatu contoh
inspirasi utama untuk postmodern arsitektur dan bangunan gaya
ini berada sepanjang Las Vegas di pelajari oleh Robert Venturi
pada bukunya tentang Las Vegas.
Staatsgalerie Stuttgart
Arsitektur Post Modern

Post modern arsitektur telah diuraikan dalam arsitektur "neo-


eclectic", di mana gaya klasik yang penuh ornamen sudah
kembali ke dalam gedung menggantikan gaya modern yang
Museum Tsunami Aceh polos dan tanpa ornamen. Ekletik ini sering dikombinasikan
dengan penggunaan permukaan gaya yang tidak biasa dan
seperti kita lihat dalam Galeri Status Stuttgart (Staatsgalerie
Stuttgart) dan Piazza (serambi) di Italia yang di desain oleh
Charles Willard Moore.

Menurut salah satu tokoh arsitektur Indonesia, Budi Sukada


(1988), arsitektur post modern memiliki ciri umum sebagai
berikut: (1) Mengandung unsur-unsur komunikatif yang
bersifat lokal atau popular, (2) Membangkitkan kembali
kenangan kembali historic. (3) Berkonteks urban. (4)
Menerapkan kembali teknik ornamentasi. (5) Bersifat
representasional. (6) Berwujud metaforik (dapat berarti dari
San Antonio Public Library
bentuk lain). (7) Dihasilkan dari partispasi. (8) Mencerminkan
aspirasi umum. (9) Bersifat plural. (10) Bersifat ekletik.

Piazza
Langgam
Arsitektur Dekonstruksi
Kata Dekonstruksi mengacu pada zaman perkembangan setelah
postmodern yang muncul pada tahun 1980-an. Paham
dekonstruksi menurut filosofer Perancis merupakan suatu bentuk
semiotika yang memandang sesuatu dengan cara yang baru dan
tidak biasa. Paham dekonstruksi bagi orang awam mungkin
dilihat sebagai sesuatu yang mustahil dan sulit diterima logika.

Dalam arsitektur, karakteristik dekonstruksi muncul dengan


adanya impresi terhadap bentuk. Ditandai dengan absennya
harmoni, kontinuitas atau simetri sehingga sering juga
menimbulkan bentuk yang impresif dan spektakuler. Selain
fragmentasi bentuk, hal yang sering muncul pada arsitektur
dekonstruksi adalah adanya clading/kulit bangunan dengan
bentuk yang tidak beraturan dan kesan distorsi.
Arsitektur Dekonstruksi

Arsitektur dekonstruktivis dicirikan oleh manipulasi tampilan, fragmentasi, dan

bentuk-bentuk non-bujursangkar yang distorsi dan melanggar norma arsitektur

konvensional, terutama pada struktur dan tampilan bangunan. Gaya ini dengan

sengaja menyandingkan elemen-elemen yang tampaknya saling bertentangan untuk

menantang gagasan tradisional tentang harmoni dan kontinuitas bahkan stabilitas.

Misalnya material atap yang digunakan di bawah, bentuk lekukan yang seakan tidak

seimbang dll. Singkatnya, dekonstruktivisme menantang hampir semua gaya desain

bangunan tradisional. Namun, semua itu sebenarnya tidak lebih dari serangkaian

lonjakan postmodernis dan tidak menjadi gaya desain yang konsisten.


Arsitektur Dekonstruksi

Adapun arsitek yang menganut aliran ini yaitu Peter Eisenman, Frank Gehry,
Zaha Hadid, Rem Koolhaas, Daniel Libeskind, Bernard Tschumi dan termasuk
Coop Himmelb. Berikut adalah Karya-karya arsitektur Dekonstruksi:

 UFA-Palast di Dresden, Germany, oleh Coop Himmelb


 Alpine Deconstructivism di Kitzbühel, Austria, oleh Christine & Horst
Lechner
 Vitra Design Museum oleh Frank Gehry, Weil am Rhein, Germany
 The McCormick Tribune Campus Center di Chicago's IIT Campus oleh
Rem Koolhaas.
UFA-Palast di Dresden Vitra Design Museum
 The Gymnasium oleh Josef Kiszka dan Barbara Potysz, di Orlová, Czech
Republic

Karya-karya lainnya yaitu : "Dancing House" di Praguay, The Imperial War


Museum di Manchester, UK, Seattle Central Library in USA, UFA-Palast di
Dresden , the Guggenheim Museum di Bilbao, Spain, the MIT Stata Center di
Cambridge, USA, The Jewish Museum di Berlin, Vienna, Austria Gasometer,
BMW World di Munich (Germany), Limoges Concert Hall dan the Parc de la
Villette (Paris), France, New Acropolis Museum di Athens (Greece), the
Contemporary Jewish Museum di San Francisco, U.S., CCTV HQ di Beijing,
China dan Gehry Tower di Hannover, Germany.
Vitra Design Museum Seattle Central Library
Kesimpula
n
Langgam arsitektur memiliki banyak jenis, seperti langgam arsitektur klasik, langgam arsitektur modern, langgam arsitektur post-modern, langgam
arsitektur dekontruksi, langgam arsitektur vernakular dan lainnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman order
(dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan),
teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru yaitu
batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena
kekayaan SDA yang berbeda). Pada era arsitektur Renaissance , terjadi suatu titik balik dimana banyak seniman dan pencipta arsitektur bangunan
yang ingin kembali ke kebudayaan klasik, terutama yang berasal dari zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno. Ciri arsitektur vernakular, yaitu Lokal
dan Kontekstual, Menggunakan material yang tersedia di lokasi, Menggunakan tukang lokal untuk mendapatkan hasil yang optimal, Program ruang
menyesuaikan dengan kondisi di lokasi, dan Bentuk/keluaran tetap mencerminkan kebudayaan setempat Pemahaman arsitektur vernakular dan
tradisional sejatinya berbeda, karena arsitektur tradisional merupakan gaya vernakular yang diulang, diwariskan secara turun temurun lintas generasi.
Bagian-bagian dalam arsitektur modern adalah : Arsitektur Modern, Arsitektur Art Nouveau, Arsitektur Brutalist, Arsitektur Konstruksi, Arsitektur
Ekspresionist, Arsitektur Futurist, Arsitektur Fungsional, Gaya Internasional, Gaya Organik, Gaya Post Modern, Gaya Visionari. Karya-karya arsitektur
dekonstruksi yaitu : "Dancing House" di Praguay, The Imperial War Museum di Manchester, UK, Seattle Central Library in USA, UFA-Palast di
Dresden , the Guggenheim Museum di Bilbao, Spain, the MIT Stata Center di Cambridge, USA, The Jewish Museum di Berlin, Vienna, Austria
Gasometer, BMW World di Munich (Germany), Limoges Concert Hall dan the Parc de la Villette (Paris), France, New Acropolis Museum di Athens
(Greece), the Contemporary Jewish Museum di San Francisco, U.S., CCTV HQ di Beijing, China dan Gehry Tower di Hannover, Germany.

Anda mungkin juga menyukai