Anda di halaman 1dari 12

Volume 18 No.

02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997


TIPOLOGI BANGUNAN KARYA BJARKE INGELS

Ita Dwijayanti
Dosen Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Surakarta
Jl. Raya Palur Ngringo Km. 5, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57773
e-mail: dwijayanti2013@gmail.com

Abstract
Bjarke Ingels (1974), founder of the relatively young architect from Danish. He practices BIG
(Bjarke Ingels Group), is amongst the most prominent representatives of a generation of
architects that tries and surpasses postmodern conventions, attitudes and strategies. Ingels’
approach to architecture is perhaps best described, in his own words, as Yes is More,
sustainable hedonism or, more generally, pragmatic utopianism, metamodern sensibility,
appears to embody the metamodern attitude. For he most definitely oscillates between modern
positions and postmodern ones, a certain out-of-this-worldness and a definite down-to-
earthness, naivety and knowingness, idealism and the practical. The question remains, however,
how Ingel’s rather contemporary approach to architecture translates into his designs for
contemporary built space. Based Ingel design, we need a study to identify the types of Bjarke
Ingels’s design. In the process of identifying, it is used an approach process to the study of
typology by making type of façade, form, solid and void, function the building and site. Based
on research results, it can be obtained those four types of Ingels’s design, which is based on the
simplicity façade, respect to site, sustainable circulation, and contemporary urban area
Keywords: BIG, Bjarke Ingels , Yes is More, Pragmatic Utopianism

PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH dan TUJUAN


Mempelajari karya arsitek sebelum terjun ke PENELITIAN
dunia praktisi maupun akademisi adalah hal Berdasarkan latar belakang penelitian, maka
yang penting. Dengan mempelajari karya rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
arsitek yang terkenal, bisa memberikan sebelum menjadi arsitek terkenal, seberapa
inspirasi dan semangat baru dalam banyak Ingels terpengaruhi oleh tipologi
mendesain suatu karya arsitektur. bangunan karya arsitek lain? Bagaimana
Salah satu arsitek yang akan dibahas pada tipologi bangunan Ingels melalui karya-
jurnal ini adalah arsitek yang dirasa memiliki karya Ingels baik yang terbangun maupun
keunggulan di banding dengan arsitek yang?
lainnya. Bjarke Ingels (BI) memiliki Berdasarkan latar belakang dan rumusan
keterbukaan bagaimana proses perwujudan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
karya arsitektural dengan hal yang sederhana adalah untuk mengidentifikasi tipologi karya
menjadi wujud yang kompleks. Selain bangunan BI dilihat dari perfoma bentuk
keunggulan yang lain proses-proses tersebut bangunan, sirkulasi, serta beberapa hal yang
di publikasikan secara jelas dan dapat diakses mempengaruhi karyanya.
seluruh masyarakat secara gratis melalui
web : www.big.dk. BATASAN PENELITIAN
Berdasarkan alasan di atas, maka diperlukan Agar objek penelitian yang diteliti lebih
suatu penelitian untuk mengidentifikasi tipe- terfokus, maka diperlukan batasan dalam
tipe bangunan karya BI melalui suatu studi penelitian ini. Batasan penelitian yang akan
tipologi. dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Pengertian fasad dalam penelitian ini
adalah ektsterior bangunan yang bisa
dilihat dari sisi yang dianggap menarik

8 Ita Dwijayanti
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
(baik muka, belakang, maupun samping) mengijinkan kreasi bentuk baru
dimana melihat juga letak bangunan itu sebagai respon sosiokultural dan
didesain untuk didirikan. Baik itu perubahan teknologi.
merupakan letak pintu utama sebagai Berdasarkan pengertian dan definisi,
entrance maupun bukan. maka tipologi dapat diartikan sebagai
(b) Objek penelitian merupakan seluruh karya sebuah ilmu atau metode yang
Ingels yang terdapat di web. Dimana menyangkut studi pengelompokan
penulis melakukan pemilihan secara atau pengklasifikasi suatu objek
selektif karya bangunan BIG yang dirasa amatan berdasarkan kriteria tertentu
pantas untuk di teliti serta memiliki tipe- sehingga dihasilkan tipe-tipe spesifik
tipe yang mirip. dari objek amatan tersebut yang tidak
(c) Elemen-elemen yang diteliti hanya dapat direduksi kembali.
meliputi aspek geometrik (elemen fisik) 1.2. Tahapan dan Aspek Tipologi
yaitu bentuk, material, warna, kulit Dalam menerapkan studi tipologi
bangunan /dinding, dan sirkulasi/lantai. dalam arsitektur, terdapat beberapa
(d) Elemen-elemen yang diteliti hanya proses yang perlu diperhatikan.
meliputi aspek geometrik (elemen fisik) Menurut Sukada dalam Sulistijowati
yaitu bentuk, material, warna, kulit (1991), ada tiga proses yang harus
bangunan /dinding, dan sirkulasi/lantai. ditempuh untuk menentukan suatu
tipologi, yaitu: tahap pertama
TINJAUAN PUSTAKA menentukan bentuk dasar yang ada
Dalam sub pembahasan mengenai tinjuan dalam setiap objek arsitektural, tahap
pustaka, akan menjelaskan mengenai kedua menentukan sifat-sifat dasar
beberapa teori maupun konsep mengenai yang dimiliki oleh setiap objek
tipologi dalam arsitektur, fasade bangunan, arsitektural berdasarkan bentuk dasar
dan sirkulasi bangunan yang ada dan melekat pada objek
1 TIPOLOGI ARSITEKTUR arsitektural tersebut, dan tahap
1.1. Pengertian Tipologi terakhir mempelajari proses
Secara etimologi, tipologi berasal perkembangan bentuk dasar tersebut
dari kata thypos yang berarti akar sampai pada perwujudannya saat ini.
dari (the roof of). Secara terminologi, Menurut Sulistijowati (1991:12),
beberapa tokoh menyebutkan dan pengenalan tipologi akan mengarah
menjelaskan tipologi dapat pada usaha untuk
digunakan sebagai salah satu metode mengkategorisasikan,
dalam mendefinisikan atau mengelompokkan atau
mengklasifikasikan objek mengklasifikasikan berdasarkan
arsitektural. Tipologi dapat aspek atau kaidah tertentu. Aspek
mengidentifikasi perubahan- tersebut antara lain: (1) fungsi
perubahan yang terjadi pada suatu (meliputi penggunaan ruang,
objek dan analisa perubahan tersebut struktural, simbolis, dan lain-lain),
menyangkut bentuk dasar objek atau (2) geometrik (meliputi bentuk,
elemen dasar, sifat dasar, fungsi prinsip tatanan, dan lain-lain), dan
objek serta proses transformasi (3) langgam (meliputi periode, lokasi
bentuknya. atau geografi, politik atau kekuasaan,
Menurut Argan (1963) tipologi etnik dan budaya, dan lain-lain).
merupakan proses memperkirakan 2. FASAD dan PERFORMA
pola dasar dengan cara BANGUNAN
menyederhanakan. Hal ini juga 2.1. Pengertian Pentingnya Fasad
merupakan proses pengurangan Bangunan
menuju „akar bentuk‟ yang biasa Menurut Wikipedia, Fasad berasal
dalam fakta – fakta budaya, dimana dari bahasa Perancis: façade, dibaca
memiliki analogi bentuk dan fungsi fəsa:d. Dimana memiliki arti suatu
yang nyata. Teorinya juga

Ita Dwijayanti 9
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
sisi luar (eksterior) sebuah bangunan, variabel penelitian yang akan digunakan
biasanya diutamakan yang bagian dalam penelitian ini adalah teori mengenai
depan, tetapi kadang-kadang juga elemen fasad dan performa bangunan yang
bagian samping dan belakang menjadi ciri khas BI melalui seluruh
bangunan. Kata ini berasal dari karyanya. Baik yang sudah terbangun
bahasa Perancis, yang secara harfiah maupun yang belum terbangun.
berarti "depan" atau "muka". Menurut Lippsmeier (1980) dan Krier (1988,
Dalam arsitektur, fasad bangunan dalam Armansyah, 2011) elemen fasad dari
merupakan hal yang paling penting sebuah bangunan merupakan komponen-
dari sudut pandang desain, Selain itu komponen yang mempengaruhi fasad
adanya fasad dari bangunan baru bangunan. Fasad juga bisa mencirikan
mampu memberikan suasana lain di style/gaya seorang arsitek. Seperti
lingkungan sekitarnya. Dengan fasad bagaimana ciri bentuk dan material dari atap
bangunan, sesorang (terutama ahli (kepala bangunan), atau bagian dinding atau
sejarah bangunan) mampu membaca selimut bangunan (badan bangunan), bagian
usia dan keadaan jaman saat lantai atau material dan bentuk sirkulasi (kaki
bangunan tersebut dibangun. Selain bangunan), serta langgam yang menjadi ciri
itu fasad bangunan juga membuat khas mendesain.
sebuah identitas tersendiri bagi Elemen-elemen yang mempengaruhi bagian
pemilik, arsitek, maupun suatu kota. atap, bagian dinding, dan bagian lantai
Martiningrum (2004) juga tersebut sekaligus digunakan sebagai
menambahkan pada umumnya sisi landasan teori dalam penelitian ini adalah (1)
bangunan yang disebut fasad adalah bentuk, (2) material, (3) warna, dan (4)
sisi yang menghadap ke jalan dimana langgam/ragam hias.
biasanya terdapat pintu utama dan
memiliki karakter detail yang METODE PENELITIAN
menarik. 1. Dasar Utama Penelitian
2.2. Pengertian Performa Bangunan Penelitian dilakukan dengan cara melihat
Menurut Normansyah (2009) hasil karya BI yang lokasinya di Benua
performa bangunan terbentuk dengan Eropa dan Asia.
adanya sistem struktural, keadaan
lingkungan, konstruksional, dan
biaya pembangunan yang dibangun
berdasarkan ilmu intelligent data
struktur. Dimana semua itu akan
meng-intregasikan berbagai disiplin
ilmu dan keahlian.
Berhubung arsitektur melibatkan
keahlian seni yang tak terbatas, maka Gambar 1: Sebaran lokasi karya BIG di
karya arsitek akan muncul dari Benua Eropa dan Asia
imajinasi yang pada umumnya Sumber : big.dk diakses Mei 2013
berawal dari mimpi dan menjadi
sebuah impian (utopia) atau bayang- Berdasarkan informasi yang didapatkan
bayang yang melayang-layang di dari web, berdasarkan fungsi bangunan
alam imajinasi manusia, kemudian BIG membedakan menjadi 10 (sepuluh)
ditangkap oleh otak manusia klasifikasi yaitu commercial, urbanism,
sehingga terwujudlah sebuah public space, culture, body culture,
performa desain karya arsitektur. health, education, housing, hotel, dan
media. urbanism, public space, culture,
LANDASAN TEORI dan VARIABEL body culture, health, education, housing,
PENELITIAN hotel, dan media. Dari proses tipologi
Berdasarkan hasil dari tinjauan pustaka yang fungsi bangunan, kecenderungan desain
telah dilakukan, maka landasan teori dan BIG pada perumahan (housing).

10 Ita Dwijayanti
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
penelitian kualitatif karena berdasarkan
pengamatan dan tidak terukur dengan
paradigma rasionalistik, menurut
Muhadjir (1995), paradigma rasionalistik
menekankan pada pemaknaan empiri
yaitu pemahaman intelektual dan
kemampuan berargumentasi secara logik
yang perlu didukung dengan data empirik
Gambar 2: Pengelompokan berdasarkan yang relevan.
fungsi bangunan 3. Proses Penelitian
Sumber : big.dk diakses Mei 2013 Pada proses penelitian studi tipologi karya
arsitek BI yang tersebar di belahan bumi
Dari hasil pengamatan ini, BIG sudah bagian Eropa dan Asia ini meliputi
berdiri hampir 13 tahun dan menghasilkan beberapa proses:
sekitar 154 karya desain arsitektur. 1. Proses penentuan rumusan masalah,
Produknya ada yang bentuk furnitur, tujuan, dan fokus penelitian.
bangunan, konsep desain, serta desain 2. Proses studi literatur, penentuan
kawasan baik secara mikro (sekitar batasan penelitian, dan variabel
10.000m2), messo (sekitar 100.000 m2) penelitian
dan makro (sekitar>1.000.000 m2). Dari 3. Proses pengumpulan data, yaitu proses
karya arsitektur tersebut, karya BI yang mengumpulkan data data yang terdapat
sudah terbangun sekitar 12 bangunan. dari www.big.dk, buku yes is more,
Antara lain : VM house, danish pavillion, serta dari browsing yang menguatkan
dwellings mountain, YIM (exhibition), 8- informasi (baik jurnal yang pernah
house, sjekket youth club, HelsingØr ditulis seseorang, maupun dari
Psychiatric Hospital, Maritime Youth pemaparan yang didapatkan dari situs
House, M2 type houses, Gammel Hellerup youtube.com).
Gymnastium, dan Copenhagen harbor 4. Proses pengelompokan data, yaitu
bath. proses memilah dan mengklasifikasi
data dalam bentuk tabel atau matriks.
5. Proses analisa data, menggunakan
pendekatan deduktif kualitatif. Analisis
data ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan karena penelitian ini
berpedoman pada teori tipologi dan
teori fasad serta performa bangunan
Gambar 3: Pengelompokan berdasarkan untuk mengelompokkan tipe-tipe fasad
status pembangunan karya arsitek BI.
Sumber : big.dk diakses Mei 2013 6. Proses membuat kesimpulan yaitu
menemukan ciri khas desain BI
Dengan melihat perbandingan desain berdasarkan tipologi karya BI yang
yang terbangun lebih sedikit dari pada terpilih.
yang belum terbangun. Maka dalam
penelitian kali ini akan membahas
mengenai seluruh karya BIG dengan
mengambil sampel 6 bangunan pada tiap
status pembangunannya (complete,under
construction, in progress, dan idea).
2. Pendekatan Metode Penelitian
Berdasarkan latar belakang rumusan
masalah dan tujuan penelitian, maka
metode penelitian yang sesuai digunakan
untuk penelitian ini adalah metode

Ita Dwijayanti 11
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
DATA-DATA PENDUKUNG pada akhir tahun 2005, PLOT dibubarkan,
1. Latar Belakang/ Pengaruh dan Januari 2006, BI mendirikan Bjarke
Bjarke Ingels (BI) merupakan salah satu Ingels Group (BIG) dengan arsitek
tokoh arsitek muda yang terkenal dari pendamping sebanyak 60 orang. Selain
Denmark. Sebelumnya arsitek yang sebagai pendiri BIG, BI bersama kedua
terkenal dari Denmark adalah Jorn Utzon temannya yakni Jens Martin Skibsted dan
(arsitek dari the sidney opera house di Lars Larsen pada tahun 2009 mendirikan
Australia). Bjarke Ingels (38 tahun) KiBiSi. Produk dari KiBiSi adalah urban
adalah arsitek Denmark yang mengepalai mobility, architectural illumination and
BIG (Bjarge Ingels Group) di personal electronics. KiBiSi juga
Kopenhagen. mendesain sepeda, furniture rumah
tangga, display book, dan lain-lain.
Tabel 1. Timeline Bjarke Ingels 2. Perkembangan Desain Bjarke Ingels
Rem Koolhaas banyak berpengaruh dalam
perkembangan pemikiran desain BI. Jika
dilihat dari beberapa karya Rem Koolhaas
pada periode waktu 1998-2001 (tahun
dimana BI magang di OMA) adalah
Almere Block 6, Almere, (The
Netherlands); El Baijo Bussiness &
Cultural Center, Guadalajara, (Mexico);
Compotetition, Song-Do New Town,
Inchon, (Korea); Seatlle Public Library,
Sumber:wikimedia.com,2013 Seatlle, (USA); Competition Cultural
Center, cordoba, (Spain) , dll
BI lahir di Kopenhagen pada tahun 1974 1. Hal pertama yang dilakukan Koolhaas
dari seorang ayah yang memiliki latar adalah melihat site.
belakang profesi insinyur dan seorang ibu 2. Melakukan pembagian zonasi fungsi
dengan profesi dokter gigi. Berharap ruang dan kebutuhan ruang.
untuk menjadi seorang kartunis handal, ia 3. Melakukan proses desain dengan tidak
mulai belajar dan menekuni pendidikan secara runtut.
arsitektur pada tahun 1993 di Royal 4. Simulasi pembentukan rupa dan fasad
Academy. Namun setelah beberapa tahun dicoba dengan membuat maket dan
mendalami pendidikan arsitektur, pada gambar 3D
akhirnya BI sedikit meninggalkan dunia Bangunan-bangunannya termasuk
kartunis dan bercita-cita menjadi arsitek dekonstruksi tapi mengunakan fasad yang
yang terkenal. rapi. (Living, Bordeaux, France,
Untuk menggapai cita-citanya tersebut, BI Exhibition.
melanjutkan studi di Technica Superior de Salah satu karya Koolhaas saat BI
Arquitectura di Barcelona hingga tahun magang di OMA yaitu Movie Theatre in
1999. Sebelum menyelesaikan Almere’s new city center. Dalam proyek
pendidikannya, BI magang di biro arsitek sayembara ini BI ikut berperan dalam
terkenal yaitu OMA (The Office for proses mendesain.
Metropolitan Architecture) milik arsitek
ternama Rem Koolhaas pada tahun 1998-
2001 di Rotterdam. Pada tahun 2001, BI
kembali ke Kopenhagen. Bersama mantan
rekan kerja di OMA yakni Julien de
Smedt (Belgia) membentuk biro arsitektur
yang diberi nama PLOT architect di
Kopenhagen. Karya mereka mendapatkan
apresiasi yang datang dari kalangan
nasional maupun internasional. Namun

12 Ita Dwijayanti
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
“Yes Is More” dimana kalimat itu
terinspirasi dari teori-teori yang muncul
dari arsitek dan orang terkenal yang
berkembang pada masa modern dan post
modern.

Gambar 4 : Movie Theatre in Almere’s new


city center .karya Koolhaas
Sumber: http://oma.u/projects/2004/almere-
block-6,13 Mei 2013

Proyek ini adalah kompetisi mendesain


infrastruktur. Lokasinya di Tenerife, Spanyol.
Sitenya berada diantara Plaza de Espada dan Gambar 6 : Slogan BIG : Yes is More
suatu pelabuhan yang melintasi Carreterra Sumber : Ingels,2009 dan berbagai sumber
de Bajamar yang terkenal sangat macet.
Sebagai pusat kota maka diperlukan suatu 4. Konsep BIG
sirkulasi kendaraan yang mampu memecah Konsep-konsep yang diusung oleh Ingels
kemacetan. mengenai :
1. Sustainable dan Sosiologi, dimana
Ingels menyeimbangkan dengan
pendekatan-pendekatan yang menarik.
Ingel terkenal sebagai seorang arsitek
yang inovatif , ambisius, dan setiap
ide-idenya mampu menghasilkan suatu
hasil karya yang tak terduga. Hal yang
selalu dilihat ketika dia mendesain
adalah dengan menentukan : (a)
Eksplorasi keadaan alam dan segala
variabel yang mempengaruhi site (b)
Olah bentuk yang dilakukan dari
bentuk sederhana menjadi bentuk yang
Gambar 5 : Plaza de Espada oleh BI komplek.
Sumber: http://oma.u/projects/2004/ plaza de 2. Hasil karya BI selalu di paparkan
Espana, 2013 secara terperinci melalui web resmi
BIG. Keterbukaan dalam pembelajaran
Selain Koolhaas, BI juga mempelajari desain juga pantas diberikan apresiasi.
bagaimana Le Corbusier mendesain Dengan bahasa gambar yang menarik
bangunan d'Unité dan menginspirasinya dan disusun dengan rapi.
untuk membangun bangunan hunian pertama
yang diberi nama VM house di Ørestad . 5. Istilah-istilah dari BIG
3. Slogan BIG Yes is More : BIG berusaha untuk
BI sering menggabungkan ide-ide berpikir positif akan segala tantangan
pembangunan berkelanjutan dan konsep dalam mendesain suatu site/lahan. Selalu
sosiologis ke dalam desain, serta mencoba berusaha dengan cara bereksperimen dan
untuk mencapai keseimbangan antara eksplorasi bentuk sederhana ke dalam
pendekatan menyenangkan dan praktis bentuk yang kompleks. Pemikiran yes is
untuk arsitektur. BI terkenal dengan teori more membawa BI ke konsep Pragmatic

Ita Dwijayanti 13
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
Utopia. Dimana pemikirannya itu tidak
hanya untuk future namun lebih ke desain
yang khayal (utopia). Hal tersebut bisa
terwujud bersama majunya teknologi.
Dengan bantuan software desain BI juga
menyajikan produk desain seperti tampak
nyata.
Konsep pragmatic utopia dikuatkan
dengan konsep atau pandangan
Sustainable hedonism. Pandangan ini
kemungkinan besar terpengaruhi oleh
Rem Koolhaas dengan konsep
dekonstruksi bangunan. BI mendesain
dengan memprogramkan kebutuhan ruang Gambar 8: Sampel Karya BIG: Under
dan sirkulasi sehingga tidak ada ruang Construction
yang terbuang atau koolhaas http://www.big.dk/#project, 2013
menyebutnya “junk space”. Pada bagian ketiga melakukan pemilihan 6
Hal yang diangkat BI adalah Sustainable karya dari 22 karya yang sedang dalam
dan Sosiologi dimana BI proses pengajuan proposal yang waktu
menyeimbangkan dengan pendekatan- pembangunannya belum ditentukan (In
pendekatan yang menarik. Beberapa progress).
pendekatan menarik Ingels menganggap ST7
13
PHO ARL
14 15
bangunan itu bisa dilihat dari beberapa
sisi dengan pandangan Hal tersebut
diungkapkan. Hal yang membedakan
Ingels dengan koolhaas adalah bagaimana
dia mempresentasikan proses
perancangan.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN CYM HUA VAN
18
16 17
1. Performa dan bentuk karya Bjarke
Ingels. Gambar 9: Sampel Karya BIG: In Progress
Dalam penelitian ini, bangunan yang http://www.big.dk/#project, 2013
dijadikan amatan akan dibagi menjadi 4 Pada bagian keempat melakukan pemilihan 6
bagian yakni berdasarkan status karya dari 104 karya yang merupakan karya
pembangunan karya Bjarke Ingels. Pada desain Bjarke Ingels yang tidak ataupun
bagian pertama melakukan pemilihan 6 belum terbangun masih berupa ide/konsep
karya dari 22 karya yang sudah selesai (idea).
dibangun (complete).

Gambar 10: Sampel Karya BIG: idea


http://www.big.dk/#project, 2013
Gambar 7: Sampel Karya BIG : Complete
http://www.big.dk/#project ,2013 2. Elemen-Elemen Fasad Karya Bjarke
Pada bagian kedua melakukan pemilihan 6
Ingels
karya dari 8 karya yang sedang di bangun
(under construction). Berdasarkan hasil kajian terhadap 24

14 Ita Dwijayanti
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
bangunan didapatkan elemen-elemen Sampel dan
Komponen Karya
pada fasad karya BI seperti pada tabel 2. BIG Elemen Fasade
Bentuk Material Warna Langgam
Tabel 2. Kajian elemen-elemen fasade karya (B) (M) (W) (Lokasi)
arsitek Bjarke Ingels Atap BA 3 MA 2 WA 2
Dindin
S11 g BD 1 MD 2 WD 2 LL1
Sampel dan
Komponen Karya Elemen Fasade Lantai BL 2 ML 2 WL 2
BIG
Bentuk Material Warna Langgam Atap BA 1 MA 1 WA 1
(B) (M) (W) (Lokasi) Dindin
S12 g BD 2 MD 1 WD 1 LL3
Atap (A) BA 1 MA 1 WA 1 Lantai BL 1 ML 1 WL 1
S1 Dinding LL2 Atap BA 3 MA 2 WA 2
BD 2 MD 2 WD 1
(D)
Dindin
Lantai S13 BD 2 MD 1 WD 1 LL2
BL 2 ML 1 WL 1 g
(L)
Atap BA 2 MA 2 WA 1 Lantai BL 1 ML 1 WL 1

S2 Dinding BD 1 MD 2 WD 1 LL1 Atap BA 1 MA 1 WA 1


Dindin
Lantai BL 1 ML 2 WL 2 S14 g BD 2 MD 1 WD 1 LL2
Atap BA 2 MA 1 WA 1 Lantai BL 2 ML 1 WL 1
S3 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL3 Atap BA 2 MA 1 WA 1
Lantai BL 1 ML 1 WL 1 Dindin
S15 g BD 1 MD 1 WD 1 LL3
Atap BA 3 MA 2 WA 2
Lantai BL 1 ML 1 WL 1
S4 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL1
Atap BA 2 MA 1 WA 1
Lantai BL 1 ML 2 WL 2
Dindin
S16 BD 1 MD 1 WD 1 LL1
Atap BA 3 MA 2 WA 2 g
S5 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL1 Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Atap BA 1 MA 2 WA 2
Lantai BL 2 ML 1 WL 1
Dindin
Atap BA 2 MA 1 WA 1 S17 g BD 2 MD 1 WD 1 LL2

S6 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL1 Lantai BL 1 ML 1 WL 1


Lantai BL 2 ML 1 WL 1 Atap BA 2 MA 1 WA 1
Atap BA 3 MA 3 WA 1 Dindin
S18 g BD 2 MD 1 WD 1 LL2
S7 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL1
Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Atap BA 3 MA 3 WA 3
Atap BA 2 MA 2 WA 2 Dindin
S19 g BD 1 MD 1 WD 1 LL 2
S8 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL2
Lantai BL 1 ML 1 WL 2
Lantai BL 1 ML 2 WL 2
Atap BA 1 MA 1 WA 1
Atap BA 2 MA 2 WA 2 Dindin
S20 BD 2 MD 1 WD 1 LL 3
S9 Dinding BD 1 MD 1 WD 1 LL2 g
Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Atap BA 2 MA 1 WA 1 Atap BA 1 MA 1 WA 1
Dindin
S10 Dinding BD 2 MD 1 WD 1 LL1 S21 BD 1 MD 1 WD 1 LL 1
g
Lantai BL 1 ML 1 WL 1 Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Atap BA 3 MA 3 WA 1
Dindin
S22 g BD 2 MD 2 WD 1 LL 2

Lantai BL 2 ML 1 WL 1
Atap BA 2 MA 2 WA 2
Dindin
S23 BD 1 MD 1 WD 1 LL 2
g
Lantai BL 1 ML 2 WL 2
Atap BA 2 MA 1 WA 1
S24 Dindin LL 1
BD 2 MD 1 WD 1
g
Lantai BL 1 ML 1 WL 1
Sumber: Analisis, 2013

Ita Dwijayanti 15
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
KODE TABEL 2: S 13 : ST7 : Kullen
(1) BA1 : bentuk geometri lingkaran S 14 : PHO : Phoenix Observation Tower
(2) BA2 : bentuk geometri persegi S 15 : ARL : Arlanda Hotel
(3) BA3 : bentuk tak beraturan S 16 : CYM : Marina Lofts
meruncing S 17 : HUA : Hualien Beach Resort
(4) MA1 : material atap platform S 18 :VAN : Beach and Howe
beton S 19 :WVWS : World Village Of
(5) MA2 : material atap green roof Women Sports
(6) MA3 : material atap sunscreen S 20 : LIL : Hafjell Mountain Hotel
(7) WA1 : warna atap buatan. S 21 : SPP : ST. Petersburg Pier
(8) WA2 : kombinasi warna alami S 22 : ANL : Astana National Library
bahan dan buatan. S 23 : QNM : Musee National Des
(9) BD1 : bentuk datar Beaux_Arts Du Quebec
(10) BD2 : bentuk lengkung atau S 24 :REN : People’s Building Shanghai
kombinasi.
(11) MD1 : material dinding dominan 3. Jumlah Aplikasi Elemen-Elemen Fasad
kaca Karya Bjarke Ingels
(12) MD2 : material dinding dominan Berdasarkan hasil kajian mengenai
solid yang berlubang elemen-elemen fasad bangunan karya BI,
(13) WD1 : warna dinding buatan. maka didapat presentase aplikasi bentuk
(14) WD2 : warna dinding alami material, warna, dan langgam dimana
(15) BL1 : Bantuk Datar dipilih berdasarkan lokasi secara keadaan
(16) BL2 : bentuk bertingkat-tingkat dengan wilayah sekitar. Presentase
seperti tangga aplikasi tersebut dapat dilihat pada
(17) ML1 : material lantai dilapisi diagram pie berikut ini.
keramik Diagram 1.Prosentase Aplikasi Fasad pada
(18) ML2 : material dari alam Atap
(kayu/tumbuhan)
(19) WL1 : warna buatan Bentuk Atap
(keramik/beton)
(20) WL2 : kombinasi warna alami
bahan dan buatan. 29% 21%
BA1
(21) LL1 : Lokasi dekat air BA2
(22) LL2 : Lokasi dekat kawasan mix 50%
BA3
used
(23) LL3 : Lokasi lahan berkontur
Warna Atap Mayoritas bentuk atap
masih luas BA2 (50%)
Mayoritas Material Atap
KODE GAMBAR 7-10 33% WA1 MA 1 (50 %)
Mayoritas Warna Atap
S1 : XPO : Expo 2010 Danish Pavilion 67% WA2
WA 2 (67%)
S2 : MTN : Mountain Dwellings
S3 : PSY : Helsingor psychiatric
Hospital
S4 : MAR : Maritime Youth House
S5 :8 : 8Tallet Sumber: Analisis, 2013
S6 : VM : VM House
S7 : W57 : West 57th Street Berdasarkan diagram 1, diketahui aplikasi
S8 : TLD : Transitlager Dreispit penggunaan bentuk datar dengan geometri
S9 : SEM : Shenzhen Energy Mansion persegi pada atap (BA2) sebesar 50%.
S10 : COCO: Grove At Grand Bay Sedangkan aplikasi untuk pemilihan material
S 11 : AMF : Amagerforbraendingen atap digunakan atap platform beton (MA 1)
S 12 : FAER : Farde Islands Education
Centre

16 Ita Dwijayanti
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
sebesar 50%. Untuk aplikasi warna atap (WA penggunaan lantai yang digunakan sebagai
2) 67% menggunakan warna buatan. media sirkulasi bentuk datar (BL2) sebesar
Diagram 2. Prosentase Aplikasi Fasad 79%. Sedangkan aplikasi untuk pemilihan
Dinding material lantai mayoritas menggunakan
penutup keramik (ML 1) sebesar 79%. Untuk
aplikasi warna lantai (WL 1) 75%
Bentuk Dinding Material Dinding
menggunakan warna buatan.
Diagram 4. Prosentase Pengaruh Langgam
21%
46%
BD
54% MD 1
1 Langgam (Lokasi)
79% MD 2

16%
Warna Dinding
42% LL
4%
1
42% LL
WD 1 Mayoritas bentuk 2
96% WD 2 dinding LL
BD 1 (54%) 3
Mayoritas Material
Dinding Sumber: Analisis, 2013
MD 1 (79 %)
Mayoritas Warna
Dinding Berdasarkan diagram 4, terkait kedekatan
WD 1 (96%) lokasi site bangunan terhadap lingkungan
sekitar dimana bisa dikelompokkan ke dalam
tipologi langgam (Menurut
Diagram 3. Proses Sulistijowati,1991). 42% bangunan berada
Sumber: Analisis, 2013 pada site dekat dengan kawasan mix use
(perkotaan), dan 42% berada pada site yang
Berdasarkan diagram 2, diketahui aplikasi dekat dengan elemen air, baik itu laut,
penggunaan dinding dengan bentuk datar sungai, maupun danau. Sedangkan sisanya
(BD 1) sebesar 54%. Sedangkan aplikasi sebanyak 16 % berada pada lahan yang
untuk pemilihan material dinding digunakan masih kosong dan berkontur.
material dengan dominan bahan kaca (MD 1)
sebesar 79%. Untuk aplikasi warna dinding KESIMPULAN
(WD 1) 96% menggunakan warna buatan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Dntase Aplikasi Lantai
yang telah dilakukan terhadap hasil
pengamatan karya-karya Arsitek Bjarke
Bentuk Lantai Material Lantai
Ingels maka didapatkan kesimpulan bahwa
21%
tipologi bangunan BI memiliki karateristik
21%
BL 1 ML 1 penggunaan atap datar yang berfungsi dalam
BL 2
ML 2 pemaksimalan nilai bangunan. Dengan atap
datar bisa digunakan untuk meletakkan
79% 79%
segala utilitas, tempat sosialisasi, dan lain-
Mayoritas Bentuk
Warna Lantai Lantai lain. Untuk aplikasi pada dinding
BL 1 (79%) berdasarkan sampel yang dipilih, bentuknya
25 Mayoritas Material
%
dominan datar dengan material kaca yang
Lantai
WL ML 1 (79 %) diberikan sunshiding dengan pola yang
1 Mayoritas Warna berbeda-beda. Sedangkan untuk area
75 Lantai
% WL 1 (75%)
sirkulasi lantai bentuknya datar dan
direncanakan dengan penutup keramik.
Untuk pemilihan site pada kesimpulan ini
Sumber: Analisis, 2013 ada 3 site yang memiliki keunikan tersendiri.
Berdasarkan diagram 3, diketahui aplikasi Dengan adanya lahan yang masih luas namun

Ita Dwijayanti 17
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
berkontur, BI memecahkan masalah dengan yang terbentuk itu peduli terhadap site
form follow site, sedangkan untuk lahan yang (respect to site ).
dekat dengan unsur air, BI berusaha bisa
merefleksikan bangunan dengan air sehingga
mengajak masyarakat untuk menjaga
kebersihan air secara berkelanjutan.
Sedangkan untuk site yang berada di tengah
perkotaan dengan lahan yang sempit, BI
berusaha membuat inovasi masa bangunan
yang atraktif sehingga bisa membuat kota
memiliki identitas.
Hal diatas tidak lepas dari konsep awal ide
desain BI dalam mendesain. Proses
pembangunan ide berawal dari beberapa
tahapan yakni:
1. Konsep awal bermula dari bentuk
geometris yang sederhana
2. Kemudian melihat pengaruh bangunan
dengan fungsi ruang dari bangunan itu
sendiri dalam bentuk 3D
3. Lalu mulai bermain dengan bentuk,
seperti ditarik, dipotong, dilipat, atau
ditekuk.
4. Melihat kondisi sinar matahari terhadap
bangunan, serta hubungan antar manusia Gambar 11.Tipologi karya bangunan BI
agar bisa saling berinteraksi Sumber: www.big.dk diakses April 2013

Tabel 3. Proses Pembentukan Masa dan Pemilihan warna oleh BI dengan warna
Fasad Bangunan buatan berdasarkan “The colours move”,
symbolically, from green for the earth over
yellow, orange, dark orange, hot pink, purple
to bright blue for the sky.
Sehingga berdasarkan garis besar penelitian
ini terdapat empat tipe desain BI yakni
berawal dari fasad yang simple, peduli akan
keadaan site, pemilihan bentuk berdasarkan
sirkulasi manusia dan alam, serta berada di
lingkungan manusia secara kontemporer.

DAFTAR PUSTAKA
Argan, G. C. 1963. On the Typology of
Sumber: Analisis, 2013 Architecture, dalam Theorizing a New
Agenda for Architecture. An Anthology
Material-material yang digunakan oleh BI of Architectural Theory 1965-1995,
seperti aluminium, kaca, panel besi, dan Kate Nesbitt (ed.). Princeton
beton,untuk pencahayaan ruang Architectural Press, New York 1995, h.
menggunakan material artificial seperti 240-246.
plastic paint dan linoleum floors. Armansyah, Benny. 2011. Kajian Analisis
Dari beberapa karya-karyanya Terhadap Fasade Rumah Tinggal
kecenderungan masa bangunan yang Minimalis Ditinjau Dari Aspek
terbentuk ada bagian yang rendah dan tinggi, Kenyamanan Visual, Studi Kasus
ini diakarenakan desain BI terpengaruhi oleh Rumah Tinggal di Kawasan Bandung
site (site influence) sehingga model bangunan Utara. STISI Telkom.

18 Ita Dwijayanti
Volume 18 No. 02 SEPTEMBER 2017 ISSN : 977 – 197997
Butcher. Luke, 2011, Bjarke Ingels (II) – at Vertikal Fasadei. Jurnal Teknosains,
Warpspeed,http://www.metamodernis 17(2), April 2004.
m.com/2011/04/04/bjarke-ingels-ii-at- Normansyah, 2009, Interoperabilitas dan
warpspeed/ Kolaborasi http://norman-d-
Ingels. Bjarke. 2010. http://www.big.dk/ gantengo.blogspot.com/2009/03/intero
diakses 2013 perabilitas-dan-kolaborasi-hasil.html,
Ingels. Bjarke. 2010. Yes is more : an diakses 1 Juni 2013.
archicomic on architectureal Sulistijowati. 1991. Tipologi Arsitektur Pada
evolution. China: Taschen. Rumah Kolonial Surabaya (Studi
Johnson.Philip, 1994. Life and work by Kasus: Perumahan Plampitan dan
Franz Schulze. The University of sekitarnya). Fakultas Teknik dan
Chicago Press. Perencanaan ITS, Surabaya.
Koolhaass, Rem, 2002, Rem www.choispace.com/contents/post.asp?fn=3
Koolhaas/OMA, Spanyol: teNeues, C903E2829175bd559e557e230961864
Graficas Anman efc2d555de5e
Koolhaass, Rem , 2004 www.dac.dk/en/dac-life/exhibitions-
http://oma.u/projects/2004/ plaza de 1/2009/yes-is-more/
Espana, diakases 2013 www.facebook.com/#!/bjarke.ingels?fref=ts
Koolhaass, Rem, 1998, http://oma.eu/projects www.id.wikipedia.org/wiki/Fasad diakses 30
/1998/tenerife-link-quay, diakases Mei 2013
2013 www.youtube.com/watch?v=erUWdbez1aQ
Martiningrum, Indyah, et al. 2004. Prinsip www.youtube.com/watch?v=PpMDkQbye0A
Penataan Elemen Arsitektur Fasade www.worldbuildingsdirectory.com/project.cf
Bangunan Kampus UGM Yogyakarta, m?id=3130
Kajian Aspek Kesimetrisan, Artikulasi,
Proporsi Visual, dan Arah Horisontal-

Ita Dwijayanti 19

Anda mungkin juga menyukai