Awal mula perjalanannya dimulai ketika dia menyelesaikan studi arsitektur di Akademi Seni Rupa di
Wina. Hollein masih belum mendapatkan apapun kala itu, tetapi dia mulai mengembangkan ide-idenya.
Studi pertamanya pada saat itu membahas tentang arsitektur absolut yaitu terletak di perbatasan antara
arsitektur dan seni visual atau lebih tepatnya, antara arsitektur dan patung. Hollein menyempurnakan
ide-idenya yang dituangkan kedalam gambar dan model. Dari hasil kerja kerasnya, dia berhasil
memenangkan beasiswa untuk pergi ke Amerika Serikat selama dua tahun.
Selama dua tahun dia menggunakan waktu untuk melanjutkan pendidikannya belajar di Illinois Institute
of Technology di Chicago. Disana dia berguru dengan arsitek legendaris, Mies Van Der Rohe. Namun
sayang, tak lama setelah Hollein tiba, Mies menarik diri dari IIT karena alasan internal. Di tahun
keduanya, Hollein memutuskan untuk pindah ke California. Tujuan utamanya adalah untuk mencari
pengalaman dan ingin mengenal Amerika lebih jauh lagi sebagai fokus penelitiannya. Dia menempuh
60 ribu mil jauhnya perjalanan dengan mengendarai mobilnya ke seluruh pelosok Amerika. Dalam
perjalanannya, Hollein juga melihat setiap bangunan karya Frank Lloyd Wright. Ini menjadi pertama
kali baginya ketika dihadapkan dengan desain yang nyata. “Saya tahu arsitekturnya hanya dari foto,
ternyata realitas tiga dimensi sangatlah mengesankan.” ungkapnya. Subjek lain yang saya menjadi
perhatiannya sejak awal adalah arsitektur asli Amerika. Dia pergi ke Southwest beberapa kali
mempelajari karakteristik suatu desa lebih dekat.
Semua perjalanan dan penelitiannya di dokumentasikan dengan baik. Dalam wawancara yang dilakukan
oleh kurator seni, kritikus dan sejarawan seni ternama, Hans Ulrich Obrist,
Hollein berkata “Saya mengumpulkan sekitar dua ribu slide, koleksi yang cukup luas. Bahkan
University of California ingin membelinya, tetapi saya menolak tawaran mereka. Namun
Sayangnya, hampir semua slide dicuri dari mobil saya, tepatnya tiga hari sebelum penerbangan
saya kembali ke Wina. Yang tersisa hanyalah seri gambar bangunan Schindler yang saya
setorkan di Museum Seni Modern.”
Sebagai seorang penemu, ia telah memicu atau mempengaruhi arus arsitektur khususnya arsitektur
postmodern, sebagai ahli teori dan sebagai salah satu arsitek paling berpengaruh dan juga paling penting
dari Dunia.
Selain berperan sebagai seorang peneliti pada tahun 1964, Hollein juga menerbitkan artikel di Internet
pueblo yang membahas masalah prinsip-prinsip dasar dan kompleksitas yang ada dalam dunia arsitektur
serta interaksinya dengan kawasan dan alam. Tetapi karirnya sebagai seorang dokumenter / penulis
tidak pernah dia utamakan. Hollein hanya lebih menjadikannya sebagai kegiatan kreatif sendiri.
Hollein terkenal dengan slogannya yang berbunyi “ALLES IST ARCHITEKTUR” atau “Semuanya
adalah Arsitektur.” Ungkapan sebenarnya pertama kali diucapkan oleh salah satu pemikir arsitektur
paling terkenal, Le Corbusier. Namun Hollein mengklaim bahwa arsitek Wina pada awal abad ke-18
yaitu Johann Bernhard Fischer von Erlach sebagai pendahulu yang mencetuskan pernyataan tersebut.
Dalam buku karangan Eva Branscom yang berjudul Hans Hollein and Postmodernism, Art and
Architecture in Austria, 1958-1985, mengungkapkan bahwa “Di Wina, pambahasan seni dan arsitektur
radikal tidaklah berbeda, dan ungkapan Hollein bahwa 'Semuanya adalah Arsitektur' adalah gejala dari
campuran praktik kreatif ini.” Kedekatan Austria dengan 'Tirai Besi' dan sejarah pendudukan empat
kekuatan pascaperang memberikan rasa ancaman yang meningkat yang muncul kuat dalam seni Wina
di era Perang Dingin. Pernyataan Hollein dapat dilihat sebagai padanan untuk arsitektur. Pendekatannya
menggabungkan apa yang mungkin disebut arsitektur konseptual dengan cyberart (mengacu pada kelas
seni yang diproduksi dengan bantuan perangkat lunak dan perangkat keras komputer , seringkali
dengan aspek interaktif atau multimedia ). Dia terpesona dengan potensi artistik media elektronik baru.
Salah satu rencananya pada saat itu, adalah untuk menggantikan Universitas Wina dengan satu set
televisi - atau sistem ini sekarang disebut "pembelajaran jarak jauh" atau lebih dikenal dengan sebutan
dunia maya. Arsitektur sejati di zaman kita harus mendefinisikan ulang dirinya sendiri dan memperluas
cakupan sarana yang ada. Karena banyak area diluar bangunan tradisional akan memasuki bidang
arsitektur, karena arsitektur dan "arsitek" harus memasuki bidang baru.
Semuanya arsitek. Semuanya Arsitektur .
"Saya mendekati perencanaan museum ini sebagai arsitek dan sebagai seniman. Sebagai seorang
seniman yang memiliki hubungan dekat dengan karya seni yang dihadirkan di sana, sebagai seniman
yang dirinya menghasilkan karya seni (yang ada di museum), dan sebagai seniman yang menganggap
benda bangunan sebagai karya seni. Dialektika antara bangunan, ruang dan karya seni dicari - bukan
dalam arti integrasi, tetapi dalam arti konfrontasi yang membuat potensi benda dan ruang terlihat dan
berwujud. Ruangan harus netralitas yang
kompleks. Fleksibilitas tidak harus berarti mobilitas
partisi dan langit-langit, tetapi tawaran situasi
kompleks yang ditemukan untuk sebuah karya seni
yang ditanggapi oleh sebuah karya seni. Yang
1972-1982
Bibliography
Lefaivre, L. (2003). Everything is Architecture. Harvard Design Magazine, Spring/Summer 2003, pp.
2-3.