Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

TEKNOLOGI BAHAN DAN MATERIAL DALAM PENERAPANNYA SEBAGAI


KARYA ARSITEKTURAL

DOSEN PENGAMPU
Prof.Dr. Mithen Lullulangi, M.T.
Moe Hasnur, S.Pd.,M.T.

DISUSUN OLEH
Zalzabila Dwithalia
(220211501023)

MATA KULIAH PENGANTAR ARSITEKTUR


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI DAN RENCANA

Dalam perancangan arsitektur, kita harus fokus pada fungsi bangunan. Misalnya,
untuk apa bangunan itu akan digunakan, Kegiatan apa yang dilakukan pengguna
bangunan, sehingga perencanaan bangunan tersebut sesuai dengan fungsinya dan
menghasilkan bangunan yang fungsional.
Arsitektur adalah untuk manusia dan untuk kehidupan. Oleh karena itu, arsitektur
harus mampu mencerminkan kesadaran sosial. Arsitektur harus mampu memuaskan
pemikiran dan hasil pemikiran dari imajinasi tersebut, dan bila diterapkan pada
bangunan dapat memperkaya dan meramaikan kehidupan manusia secara sehat dan
wajar.
BENTUK (FORM)

Bentuk dalam arsitektur adalah suatu elemen yang tertuju langsung terhadap mata.
Louis Henry Sullivan dan yang lainnya terkenal dengan teori bentuk mereka yaitu
Form follow function atau bentuk mengikuti fungsi. Mereka berpendapat bahwa
keindahan berasal dari kecemerlangan komposisi unsur-unsur fungsional yang
membentuk bentuk.

Penampilan Bentuk:

 Bentuk teratur: bentuk geometris, kotak,kubus, kerucut, piramida.


 Bentuk melengkung, yaitu bentuk alami
 Bentuk tidak beraturan.

Karakter Bentuk:

 Bentuk Kubus dan Persegi memiliki kesan:


Statis, stabil, formal, monoton, dan masif.
 Bentuk bulat atau bola memberikan kesan:
Penuh, tidak stabil, bergerak, dan dinamis.
 Bentuk segitiga dan runcing memberikan kesan:
Aktif, energik, perseptif dan langsung.
KESATUAN (UNITY)

Unity adalah nilai suatu objek yang diwujudkan dengan cara yang seragam dan tidak
ambigu. Sifat unity ini harus ada pada semua bangunan yang baik, baik itu kumpulan
dari banyak bangunan, hanya sedikit, atau bagian dari suatu bangunan.

Berbagai elemen adalah satu kesatuan dan tidak boleh menimbulkan kebingungan.
Sebuah bangunan membutuhkan pintu, jendela, atap, tiang, dinding, dll, tetapi harus
tetap menjadi satu kesatuan organik, dan kesatuan keragaman ini diperlukan untuk
mencapai keindahan.

Arsitek harus memecahkan masalah ini. Dengan kata lain, elemen yang berbeda dari
objek yang berbeda harus digabungkan menjadi satu kesatuan.
Menciptakan karya yang bernilai estetis.
KESEIMBANGAN (BALANCE)

Setiap bangunan harus melewati garis imaginatif dibagiannya untuk mengekspresikan


keadaan keseimbangan dalam rencananya. Ini adalah salah satu dasar keindahan.

Bangunan yang seimbang terlihat sejuk dan menciptakan rasa nyaman. Di sisi lain,
bangunan yang tidak seimbang menghalangi dan membebani penglihatan.
Keseimbangan arsitektur bisa simetris atau asimetris.
RITME (IRAMA)

Suatu bangunan yang dianggap sangat indah harus memiliki kesatuan yang saling
berirama (ritme), dan irama suatu bangunan lahir dari pengulangan unsur-unsur ritmis
di sana-sini. Misalnya, kelompok jendela dengan jarak yang sama, deretan kolom
dengan bentuk dan ukuran yang sama, dan dekorasi yang sering berulang
menciptakan nada berirama sebagai bentuk keseluruhan bangunan.

Ritme arsitektur berubah setiap saat. Pasta Yunani dan ornamen Yunani menekankan
ritme cahaya dan kesederhanaan keteraturan yang jelas. French Gothic menciptakan
ritme arsitektur yang kuat, dengan penekanan pada keteraturan dan kesederhanaan,
tetapi dengan pengulangan motif yang konstan.
PROPORSI

Proporsi adalah perbandingan panjang, lebar, dan tinggi suatu bangunan. Bagian yang
baik dari sebuah bangunan adalah kualitas bangunan yang secara umum dapat
memberikan kesan yang baik: adanya hubungan yang harmonis antara panjang dan
tinggi.
Proporsi yang baik merupakan prasyarat untuk skala yang baik. Skala arsitektur
adalah nilai konseptual yang dirasakan pengamat dari ukuran sebenarnya. Ukuran
bangunan tertentu harus sesuai dengan penggunaannya, yaitu:
a. Skala Heroik digunakan untuk bangunan umum, bangunan peringatan, konstruksi
monumental, dll, yang semuanya besar, agung dan megah. Fungsinya untuk
memberikan semangat, kekuatan dan kekaguman kepada yang melihatnya.
contoh: Gereja, masjid, monumen pahlawan, gedung-gedung pemerintah.
b. Skala natural adalah upaya untuk menunjukkan ukuran bangunan berdasarkan
ukuran sebenarnya dari bangunan tersebut. Skala ini digunakan misalnya Semua
bangunan yang berfungsi seperti bangunan komersial, pabrik, dan toko.
c. skala intim digunakan untuk membuat bangunan dan ruangan tampak lebih kecil
dari yang sebenarnya. Contoh bangunan dengan ukuran minimal seperti rumah,
restoran, kafe, dan warung makan
HARMONI

Harmoni adalah nilai yang diciptakan dengan penuh kejujuran sesuai dengan bahan
konstruksi yang digunakan. Misalnya, struktur baja digunakan untuk menyatakan
kelangsingan dan kerampingan konstruksi, sedangkan pasangan bata massif
menyatakan bentuk mantap, pasti, dan padat.
Selain dari bahan bangunan, keharmonisan juga menciptakan keharmonisan antar
bangunan. Arsitektur Belanda abad ke-20 yang radikal, misalnya, selaras dengan
bangunan abad ke-17 dan ke-18 yang mengelilinginya.
KLIMAKS (AKSEN)

Klimaks atau aksentuasi berarti memberi penekanan pada bagian-bagian tertentu dari
suatu bangunan, yaitu bagian-bagian bangunan yang lebih menarik dari yang lain.
Klimaks dapat dibuat lebih dari satu, dan dapat juga berada pada tiap-tiap tampak.
Bahkan, selain menempatkan patung dan tanaman, Anda dapat membuat tempat
menarik dengan mengubah penggunaan material, bayangan gelap bangunan yang
tiba-tiba, dan bahkan menggunakan warna tertentu. Contoh klimaks dari interior
gedung, seperti mimbar masjid, altar gereja, atau mimbar gedung konser.
EKSPRESI FUNGSIONAL

Ekspresi fungsional erat kaitannya dengan harmoni dan gaya, namun makna
psikologisnya lebih mengakar pada tuntutan jiwa manusia dalam mengejar nilai-nilai
estetika.
GAYA (LANGGAM)

Gaya dalam arsitektur lebih banyak berarti corak, sifat, atau langgam. Corak atau
langgam ini dibatasi oleh:
 Menurut periode waktu dan negaranya
 Menurut bentuknya

Selain itu, jika berbicara tentang gaya dalam arsitektur, juga tidak dapat dipisahkan
dengan aliran-aliran dalam sejarah dan perkembangnan arsitektur sebagai berikut:
 Aliran Klasik (Arsitektur Klasik):
 Neo – Klasik
 Tradisional (Vernacular)
 Eklektisme memilih unsur-unsur terbaik dari seluruh aliran
 Fungsionalisme (Form Follow Function)
 Kubisme (Kubus) Ruang dibatasi 6 bidang bujur sangkar
 Futurism dan Rationalism
 Brutalisme
 Monumental
 Metabilosme
 Neo-Vernacularisme
 Modern Kontemporer

PERKEMBANGAN MATERIAL STRUKTUR

Perkembangan material struktur arsitektur, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah dan
perkembangan Arsitektur yang mencakup dimensi ruang dan waktu yang sukar
ditentukan batasnya.
1. Arsitektur Primitif
2. Arsitektur Tradisional
3. Arsitektur Klasik Barat
4. Arsitektur Modern

Masing-masing dari empat divisi di atas memiliki batas geografis atau lokasi,
tergantung pada komunitas, etnis, atau negara yang menciptakannya, dan lingkup
pengaruhnya.
1. Arsitektur primitif dibangun jauh dari pengaruh luar oleh orang-orang dalam
isolasi dan masih ada di beberapa bagian dunia ini dari zaman kuno hingga hari
ini.
2. Arsitektur tradisional dibangun oleh masyarakat agraris yang lebih primitif dan
diturunkan dari generasi ke generasi berdasarkan pengalaman orang tua dan
nenek moyang.
3. Arsitektur klasik sudah ada sejak zaman Yunani, ribuan tahun sebelum masehi.
Pada saat itu, mereka memiliki arsitektur berdasarkan teori dan sains, termasuk
teori ilmu alam, matematika, goniometrik, ruang angkasa, biologi, dan keindahan
dan seni.
4. Arsitektur modern merupakan evolusi dari arsitektur klasik Barat yang membawa
perubahan besar dalam gaya hidup dan cara berpikir masyarakat internasional,
yang dipicu oleh Revolusi Industri pada awal abad ke-19.

Material struktural telah berkembang seiring dengan evolusi arsitektur itu sendiri. Hal
ini dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok sejarah dan perkembangan arsitektur
yaitu:
Arsitektur primitif

Bahan bangunan periode ini sangat sederhana, dimulai dengan bahan alami seperti
daun, ranting dan batu.
Aktivitas membangun dimulai ketika manusia memiliki kebutuhan fisik untuk
melindungi diri dari gangguan cuaca, hujan, satwa liar, dan populasi manusia lainnya.
Saat itu, orang mulai berpikir untuk merekayasa alam, menggunakan daun dan cabang
tanaman untuk menutupi bahan dari gangguan cuaca. Atau jika mereka berlindung di
gua-gua alam dan untuk beberapa alasan menggunakan batu sebagai tempat berteduh
Dengan cara ini, bahan struktur bangunan primitif terdiri dari daun tanaman, cabang,
batu alam, yang sangat sederhana dan mudah didapatkan, bagi masyarakat manusia
primitif. Bahkan di era supermodern saat ini, masih ada beberapa orang yang hidup
primitif di belahan dunia, seperti orang Eximo, beberapa suku di Afrika, dan
suku-suku tertentu di Papua, Morowali dan Sulawesi Tengah.
Arsitektur tradisional

Pendukung arsitektur tradisional umumnya adalah masyarakat agraris yang hidup


berkelompok sebagai kelompok etnis yang tinggal di suatu wilayah tertentu. Pada
zaman dahulu, mereka hidup dalam keterasingan dan jarang berhubungan dengan
kelompok etnis lain, sehingga mereka bersatu melalui perang antar suku dan
membangun kekuatan sendiri untuk bertahan dari serangan musuh. Kelompok yang
lemah dapat melarikan diri ke tempat-tempat yang sulit dijangkau seperti pegunungan
atau pulau-pulau terpencil. Di sini mereka membangun komunitas dan, berdasarkan
pengalaman mereka, mengembangkan budaya yang dibawa dari tempat asal mereka
dan pengaruh alam sekitarnya, termasuk alam rekayasa (arsitektur), sebagai tempat
aktivitas mereka.

Kehidupan mereka diatur oleh adat dan kepercayaan utama mereka pada kuasa Tuhan
yang mereka percayai. Berdasarkan adat dan kepercayaan tersebut, ritual tertentu
dilakukan berulang kali saat membangun rumah. Oleh karena itu, ciri arsitektur
tradisional adalah ritual (Full Ritus) yang berlangsung setiap kali melangkah.

Bahan bangunan yang mereka gunakan antara lain berbagai jenis kayu yang diyakini
digunakan di rumah mereka, dan jenis batu tertentu sebagai bahan dasar (pondasi)
tiang-tiang penyangga utama bangunan yang diambil dari alam. ditempatkan. Namun,
dia yakin tidak semua jenis kayu bisa digunakan, dan ada jenis kayu tertentu yang
bisa digunakan dengan baik.

Desain dan konstruksi bangunan. Umumnya mereka menggunakan sistem sambungan


dan pasak, atau struktur susun menggunakan sambungan tradisional, atau pengikat
yang terbuat dari bahan alami seperti rotan. Tidak menggunakan besi seperti paku.
Tetapi sistem struktur yang mereka buat sangat kuat.

Dari segi bentuk, menciptakan bentuk dan proporsi bangunan yang serasi dan indah,
menyatu dengan alam sekitar. Ornamen yang mereka terapkan umumnya memiliki
makna simbolis dan nilai budaya yang tinggi. Terkadang ornamen membawa pesan
kepada generasi penerus sebagai falsafah hidup yang harus dijaga.
Arsitektur klasik

Arsitektur klasik umumnya dirancang oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan dan
pengaruh dalam suatu masyarakat atau negara, seperti raja, pemimpin spiritual, dan
tokoh agama.

Ciri-ciri arsitektur klasik, umumnya berupa arsitektur monumental sebagai simbol


kebesaran penguasa yang membangunnya, atau sebagai simbol keagungan atau
keagungan dewa (Tuhan) yang digunakan oleh pemeluk agama tertentu yang
membangunnya, atau sebagai kenang-kenangan dari orang berpengaruh yang
dihormati atau yang telah meninggal.

Contoh arsitektur ini antara lain tempat-tempat peribadatan yang monumental seperti
istana agung kerajaan, kuil, katedral dan masjid, termasuk piramida Mesir sebagai
tanda kebesaran firaun masa lalu.

Bahan bangunan yang digunakan pada umumnya adalah batu alam berukuran besar
yang dipadukan dengan bahan alam lainnya seperti kayu dengan ukuran yang sama
dan bahan lainnya dengan ukuran yang sama. Penggunaan bahan logam tidak masalah,
hampir semua bahan konstruksi yang tersedia saat itu dapat digunakan.

Sebagai perekat mereka umumnya menggunakan bahan pozzolan alami. baik semen
pozzolan yang digali di pulau portland (Inggris), atau semen redstone setelah digiling
halus dan terkena air untuk digunakan sebagai perekat. Bahkan ada mitos bahwa lem
terbuat dari putih telur, tetapi ini tidak dapat diterima dengan akal sehat.
Arsitektur modern

Arsitektur modern berkembang pada abad XIV dan XIX yang merupakan
perkembangan dari arsitektur Klasik. Perbedaannya adalah dari segi fungsi bangunan.
Umumnya rancangan arsitektur dilakukan untuk wadah aktivitas manusia modern,
sehingga fungsi bangunan merupakan hal yang utama yang harus diperhatikan.

Dekade ini, juga lahir bangunan-bangunan yang monumental tetapi selain didasarkan
pada ambisi pribadi orang-orang berkuasa, juga lebih kepada kebutuhan ruang untuk
wadah aktivitas yang begitu kompleks, sehingga melahirkan bangunan-bangunan
pencakar langit yang berlantai banyak, dengan system struktur yang rumit yang
didasari perhitungan mekanika atau matematik yang sangat rumit pula.

Perkembangan arsitektur modern ini, sangat pesat setelah terjadinya Revolusi Industri
di perancis pada abad XIX, yang mendorong ditemukannya berbagai material struktur
baru yang modern dan dapat diproduksi secara missal di berbagai industri, seperti
semen, besi baja, besi beton, bahan-bahan tembaga, aluminium, yang semuanya dapat
digunakan untuk material struktur.

Penerapan teknologi yang digunakan juga semakin beragam. Salah satu contohnya
adalah pelat beton yang dibuat dengan sistem tulangan utama dan pengaku tulangan,
beberapa sekarang menggunakan kawat ayam sebagai tulangan.

Bahkan sekarang, penggunaan produk daur ulang industri seperti play-us (abu terbang)
digunakan sebagai bahan konstruksi. Mereka dikembangkan untuk menghasilkan
bahan konstruksi beton ringan, terutama sebagai agregat ringan sebagai pengganti
agregat berat dalam beton.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat utamanya teknologi informatika, juga


berpengaruh pada teknologi rancang-bangun. Sehingga para arsitek mulai merancang
apa yang disebut Intelligen Building Sistem (Sistem Bangunan pintar). Bangunan-
bangunan modern dilengakapi dengan system otomasi yang dapat diperintah,
misalnya dengan menekan tombol, dengan system remot, atau dengan sinyal tertentu.
Sehingga lahirlah bangunan- bangunan dengan system pintu terbuka sendiri/menutup
sendiri, AC yang dapat dihidupkan dari jarak jauh agar ruangan telah sejuk saat
penghuni tiba di rumah, atau system security untuk menjaga bangunan dari
orang-orang jahat.

Cara membangun juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Metode


konstruksi tradisional masih ada, tetapi metode yang lebih baru lebih canggih dan
dapat menangani bangunan besar dan kompleks lebih cepat. Sistem kerusakan
misalnya. dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai