Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyusun laporan
studi lapangan ini hingga selesai.

Harapan kami semoga laporan ini dapat menjadi informasi yang


dapat menambah wawasan mengenai Respon Bangunan terhadap Iklim
Disekitarnya melalui bangunan yang menjadi objek penelitian kami yaitu
Gedung Coral Triangel Information and learning Center ( CTI) yang
terletak di kelurahan Kairagi Dua, kecamatan Mapanget, kota Manado,
provinsi Sulawesi Utara bagi para mahasiswa Arsitektur pada khusunya,
dan pembaca pada umumnya.

Menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,


maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.

Terima kasih
Palu, 14 Juni 2016

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gedung Coral Triangel Information and Learning Center ( CTI


Center) adalah sebuah gedung pusat informasi dan pembelajaran tentang
terumbu karang. Gedung ini terletak di Kota Manado Provinsi Sulawesi
Utara, tepatnya di kecamatan Mapanget kelurahan Kairagi dua.

Gedung ini berlantai 6 dan terbagi atas 3 bagian, yaitu :


1. Bagian bangunan berbentuk bola
2. Bagian bangunan berbentuk persegi
3. Bagian bangunan berbentuk tabung

Alasan memilih gedung ini sebagai objek praktikum adalah bentuk


bangunannya yang menarik dan letak gedung tersebut yang ada di daerah
tropis. Iklim memiliki pengaruh yang besar tehadap bangunan.

B. TUJUAN
Untuk mencapai kompetensi
Untuk mempelajari respon bangunan terhadap iklim
Untuk mempelajari dampak dari bentuk
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

A. IKLIM

a. Pengertian Iklim

Climate (iklim) berasal dari bahasa Yunani, klima yang


berdasarkan kamus Oxford berarti region (daerah) dengan kondisi
tertentu dari suhu dryness (kekeringan), angin, cahaya dan sebagainya.
Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi pada suatu waktu
(integration in time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfir, yang
menjadi karakteristik kondisi geografis kawasan tertentu. Sedangkan
cuaca adalah kondisi sementara lingkungan atmosfer pada suatu
kawasan tertentu. Secara keseluruhan, iklim diartikan sebagai
integrasi dalam suatu waktu mengenai keadaan cuaca
(Koenigsberger, 1975:3).
Kata tropis berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu kata tropikos
yang berarti garis balik, kini pengertian ini berlaku untuk daerah antara
kedua garis balik ini. Garis balik ini adalah garis lintang 23027 utara
dan garis lintan 23027 selatan.

Iklim juga dapat diartikan sebagai keadaan cuaca rata-rata dalam


waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang
lama ( minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.Iklim dapat
terbentuk karena adanya:
Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu
harian matahari dan tahunan; dan
Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini
menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi
sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.

b. Iklim Tropis

Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara


garis isotherm di bumi bagian utara dan selatan, atau daerah yang
terdapat di 23,5 lintang utara dan 23,5 lintang selatan. Karakteristik
umum iklim tropis adalah :

memiliki temperatur yang tinggi,


temperatur dan kelembaban rata-rata harian relatif konstan, dan
range rata-rata
temperatur bulanan adalah sekitar 1-3C. Kelembaban dan curah
hujan tinggi
hampir sepanjang tahun. Relative humidity berkisar sekitar 90 %.
Kondisi angin tergantung pada jarak dari laut dan bisa bervariasi
sepanjang tahun. Langit hampir setiap saat berawan (Givoni,1998).

B. ARSITEKTUR TROPIS
Arsitektur tropis adalah jenis arsitektur yang memberikan
jawaban/ adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis,
dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan
oleh panas matahari, kelembapan yang cukup tinggi, curah hujan,
pergerakan angin, dan sebagainya.
Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang
berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/
penanganan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan bangunan oleh
arsitek/desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur yang
estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim
tropis, juga memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan
interior dari bangunan tersebut.
Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan
hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang
baik akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika
hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan
dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya
dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis
yang bersahabat.
Bentuk secara mikro pada masing-masing elemen bangunan
seperti jendela dengan bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam
itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu biasanya merupakan bangunan
panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan terhindar dari
banjir akibat hujan, memang merupakan kualitas rancangan yang sudah
berhasil sejak dulu.

C. IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan


lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menentang dan
menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada. Guna mencapai kondisi
keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan,
sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang terkait.
Keadaan ini telah dikemukakan oleh Richard Neutra dalam
bukunya Survival Through Design, Oxford University 1955: Untuk
perencanaan di masa mendatang selain art dan sains masih banyak lagi
hal-hal yang diperlukan guna menyatukan semua hal yang membentuk
lingkungan manusia tidak akan mungkin berhasil dengan baik tanpa
menggunakan sains yang ada.

Dalam proses perancangan arsitektur pengaruh iklim dipusatkan


pada aspek kenyamanan manusia pada suatu bangunan dimana aktifitasnya
terlaksana. Aspek-aspek tersebut adalah :
1. Radiasi matahari
2. Pergerakan udara
3. Kelembaban udara
4. Curah hujan
5. Suhu udara rata-rata

Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perancangan arsitektur


ditinjau dari iklim antara lain :

Orientasi bangunan terhadap lintasan matahari, angin, dan sistem jalur


jalan.
Karakteristik material bangunan terhadap iklim.
Penerangan sekeliling bangunan.
Letak, luas permukaan pada sisi bangunan.
Tinggi bangunan.
Prosentasi luasan penghijauan.copyright
Kepadatan bangunan.

Dari faktor-faktor di atas, pengaruh iklim yang dominan dalam


perancangan arsitektur meliputi panas dan cahaya yang melibatkan
sistem penghawaan dan sistem penerangan

Sistem Penghawaan
Ada 2 prinsip utama dalam penghawaan bangunan guna
mencapai lingkungan yang sesuai untuk penghuninya, yaitu
penghawaan alam dan buatan. Penghawaan alam pada dasarnya
memanfaatkan aliran angin guna pergantian udara pada ruang dalam
bangunan. Aliran angin dapat terjadi melalui dua proses, yaitu :
Perbedaan tekanan pada dua tempat
Perbedaan suhu udara pada dua tempat
Penghawaan alam pada dasarnya tergantung pada tenaga
angin, maka perancangan penghawaan alam untuk suatu ruangan
dalam merupakan usaha untuk merancang:
Sistem pembukaan
Luas pembukaan
Letak pembukaan
Sedangkan aliran udara di luar sebelum masuk ke dalam
ruangan sangat dipengaruhi oleh :
Sistem lay out kelompok bangunan
Sistem orientasi utama bangunan
Elemen lansekap
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

a. Pemilihan objek

Objek praktikum dipilih melalui proses penyeseuaian antara materi


perkuliahan dan objek praktikum. Gedung CTI and Learning Center ini
pilih menjadi objek praktikum karena beberapa alasan :
Objek terletak di daerah beriklim tropis, yaitu Kota Manado,
Provinsi Sulawesi utara
Bentuk objek yang unik
Orientasi bangunan menghadap timur dan barat

b. Persiapan alat dan bahan

Alat dipersiapkan sebelum melakukan praktikum, berikut ini


adalah alat dan bahan yang akan digunakan :

Alat
1. Handphone
Sebelum praktikum handphone mahasiswa di setting
dengan menggunakan aplikasi pengukur temperatur Smart
Thermo dan aplikasi pengukur cahaya cahaya meter
2. Buku
3. Bolpoint
4. Termometer ruang
5. Camera

Bahan
1. Gedung Coral Triangel Information and Learning Center

c. Cara praktikum

1. Pukul 07.30 wita, dilaksanakan briefing sebelum berangkat ke


lokasi objek, briefing ini dilaksanakan untuk mengarahkan
mahasiswa tentang apa yang akan dilakukan saat praktikum
2. Pukul 08.00 wita, berangkat ke objek praktikum yaitu gedung
CTI and Learning Center.
3. Pukul 08.30 wita, tiba di objek dan melakukan pertemuan
dengan staff pengelola gedung. Pertemuan ini dilaksanakan
untuk mengetahui apa saja yang ada di dalam objek praktikum.
4. Pukul 09.30 membagi kelompok dan titik-titik pengambilan
data temperatur dan cahaya dalam bangunan.
5. Pukul 10.00 melakukan praktikum atau pengambilan data pada
titik-titik yang telah ditentukan.
6. Praktikum dilakukan sejak pukul 10.00 wita sampai pukul
15.00.
7. Pengukuran cahaya dan temperatur dilakukan setiap 30 menit
sekali. Setiap data dicatat.
8. Setelah selesai pengambilan data, pada pukul 15.30 wita
kembali dilakukan pertemuan dengan staff pengelola gedung
untuk mrngucapkan terima kasih atas penyambutan dan ijin
yang diberikan pengelola kepada kami saat melaksanakan
praktikum.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DESAIN

a. Analisis bentuk bangunan

Gambar 1 : Tampak depan gedung CTI and Learning Center


sumber : dokumentasi pribadi

Konsep desain Bangunan CTI & LC ini memiliki bentuk yang unik
dan di desain dengan konsep form follow function atau bentuk mengikuti
fungsi. Hal ini diketahui dari keterangan pengelola bangunan bahwa
konsep bentuk bangunan diambil dari bentukan terumbu karang mengingat
fungsi bangunan yakni sebagai pusat informasi pembelajaran dan
konservasi terumbu karang dengan kata lain melalui bentukan bangunan
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai fungsi bangunan ini.

BENTUK BOLA BAGIAN KORIDOR BENTUK MANGKUK

Gambar 2. Perbedaan bentuk fasade bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dari gambar diatas kita dapat melihat perbedaan bentuk bagian
bangunan pada gedung CTI & Learning Center yaitu bagian bangunan
berbentuk bola dan bangunan berbentuk tabung dengan tambahan bentuk
menyerupai mangkuk pada bagian atasnya. Kedua bagian bangunan ini
dihubungkan oleh bagian bangunan lainnya berupa koridor.

Pada fasade bangunan juga terdapat beberapa bentukan lingkaran


dengan ukuran yang bervariasi yang nampaknya menjelaskan suasana seolah-
olah berada dalam air.

Gambar 3. Perbedaan bentuk fasade bangunan


Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Analisis Bentuk Denah

Gedung Coral Triangel Information and Learning Center ini


miliki 6 lantai dengan denah yang berbeda pada setiap lantai.

Gambar 4. Denah Lantai 1


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 5. Denah Lantai 2
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 6. Denah Lantai 3


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 7. Denah Lantai 4


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 8. Denah Lantai 5
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 9. Denah Lantai 6


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari gambar denah diatas, dapat dilihat bahwa bentuk dasar


bangunan adalah lingkaran. Adapun filosofi terumbu karang yang
dimaksudkan pada konsep desain dapat terliahat dari bentukan denah
diatas.
B. DATA DAN ANALISIS

1. Data Pencahayaan

A. LANTAI TIGA

Data Pencahayaan Lantai Tiga Bangunan Bola


di Titik 1 Arah timur
PENCAHAYAAN
800
600 676
400
320 236
200 214 141
0 60 52 56 96 109 112 PENCAHAYAAN

13:30
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30
13:00

14:00
14:30
15:00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Data Pencahayaan Lantai Tiga Bangunan Bola


di Titik 2 Arah timur

PENCAHAYAAN
150
100 104 108
50 67
45 32
23 20 16 24 34 31
0 PENCAHAYAAN
13:30
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30
13:00

14:00
14:30
15:00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Data Pencahayaan Lantai Tiga Bangunan Bola


di Titik 3 Arah timur

PENCAHAYAAN
80
60 59
40 35 42
20 27 24 21 20 23 24
12 20 PENCAHAYAAN
0
10:30
10:00

11:00
11:30
12:00
12:30
13:00
13:30
14:00
14:30
15:00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Data Pencahayaan Lantai Tiga Bangunan Bola
di Titik 1 Arah Utara

PENCAHAYAAN
600
556 550
500
400
300 325
200 210 190
159 136
100 84 92 60 108 PENCAHAYAAN
0

13:00
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30

13:30
14:00
14:30
15:00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Data Pencahayaan Lantai Tiga Bangunan Bola


di Titik 2 Arah Utara

PENCAHAYAAN
200
150 158
140 130
100
56 67
50 39 29 34 41 PENCAHAYAAN
20 32
0
13:00
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30

13:30
14:00
14:30
15:00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Data Pencahayaan Lantai Tiga Bangunan Bola


di Titik 3 Arah Utara

PENCAHAYAAN
50
40 44
36
30 29
25 25
20
16 13 15 15 18
10 9 PENCAHAYAAN
0
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30
13:00
13:30
14:00
14:30
15:00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
REKAPITULASI DATA PENCAHAYAAN ARAH TIMUR

REKAPITULASI DATA TIMUR


800
700 676
600
500
400 Series1
300 320
Series2
214 236
200 Series3
141
100 104 108 96 109 112
60 67
35 59 4527 32
24 21
23
52 56
20 12 24 34
16 20 31 42
23 24
0 0
JAM

10:00

10:30

11:00

11:30

12:00

12:30

13:00

13:30

14:00

14:30

15:00
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

REKAPITULASI DATA PENCAHAYAAN ARAH TIMUR

REKAPITULASI DATA UTARA


600
556 550
500

400

325
300 Series1
Series2
200 210
190 Series3
159 158
140 130 136
100 108
84 92
56 60 67
36 44 25 39 29 34 32 41
25 29
20 15 18
16 13 15 9
0 0
JAM

14:00
10:00
10:30
11:00
11:30
12:00
12:30
13:00
13:30

14:30
15:00

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B. LANTAI TIGA

Hasil Survey Arsitektur Tropis


Penghawaan Pencahayaan
No. Gedung Lantai Ruang Keterangan
Jam Suhu Jam Lx
R. Meting A 10.00 30,4 10.00 50
CTI
1 4 R. Meting B 10.00 30,4 10.00 36
Center
Koridor 10.00 28,5 10.00 26
R. Meting A 10.30 26,5 10.30 50
CTI
2 4 R. Meting B 10.30 27,2 10.30 36
Center
Koridor 10.30 27,8 10.30 26
R. Meting A 11.00 26 11.00 50
CTI
3 4 R. Meting B 11.00 26 11.00 36
Center
Koridor 11.00 26,2 11.00 26
R. Meting A 11.30 25 11.30 47
CTI
4 4 R. Meting B 11.30 26 11.30 36
Center
Koridor 11.30 26,2 11.30 28
R. Meting A 12.00 25,2 12.00 44
CTI
5 4 R. Meting B 12.00 25,5 12.00 39
Center
Koridor 12.00 25,7 12.00 28
R. Meting A 12.30 26 12.30 46,5
CTI
6 4 R. Meting B 12.30 25,8 12.30 38
Center
Koridor 12.30 26 12.30 26,5
R. Meting A 13.00 25,2 13.00 46
CTI
7 4 R. Meting B 13.00 25,2 13.00 35,5
Center
Koridor 13.00 26 13.00 27
R. Meting A 13.30 25 13.30 45
CTI
8 4 R. Meting B 13.30 25 13.30 40
Center
Koridor 13.30 25,7 13.30 28
R. Meting A 14.00 25,7 14.00 46,5
CTI
9 4 R. Meting B 14.00 25,5 14.00 40
Center
Koridor 14.00 26,2 14.00 31
R. Meting A 14.30 25 14.30 48
CTI
10 4 R. Meting B 14.30 25,3 14.30 41
Center
Koridor 14.30 25,9 14.30 28
CTI R. Meting A 15.00 25,3 15.00 50
11 4
Center R. Meting B 15.00 25,8 15.00 42
Koridor 15.00 26,4 15.00 30
RUANG METING A
35
JAM TEMPERATUR
30
10.00 - 10.30 30,4
25
10.30 - 11.00 26,5

Axis Title
20
11.00 - 11.30 26
15
11.30 - 12.00 25
10 RUANG
12.00 - 12.30 25,2 METING A
5
12.30 - 13.00 26 TEMPERATUR
0
13.00 - 13.30 25,2
13.30 - 14.00 25
14.00 - 14.30 25,7
14.30 - 15.00 25 Axis Title
15.00 - 15.30 25,3

RUANG METING A 51
JAM PENCAHAYAAN 50
49
10.00 - 10.30 50
48
10.30 - 11.00 50
Axis Title

47
11.00 - 11.30 50 46
45 RUANG
11.30 - 12.00 47 44
METING A
12.00 - 12.30 44 43
PENCAHAYAA
42
12.30 - 13.00 46,5 N
41
13.00 - 13.30 46
13.30 - 14.00 45
14.00 - 14.30 46,5
14.30 - 15.00 48 Axis Title
15.00 - 15.30 50
RUANG METING B 35
JAM TEMPERATUR 30
10.00 - 10.30 30,4 25
10.30 - 11.00 27,2

Axis Title
20
11.00 - 11.30 26
15
11.30 - 12.00 26 RUANG
10
12.00 - 12.30 25,5 METING B
5 TEMPERATUR
12.30 - 13.00 25,8
0
13.00 - 13.30 25,2
13.30 - 14.00 25
14.00 - 14.30 25,5
14.30 - 15.00 25,3
Axis Title
15.00 - 15.30 25,8

RUANG METING B 44
JAM PENCAHAYAAN
42
10.00 - 10.30 36
40
Axis Title

10.30 - 11.00 36
11.00 - 11.30 36 38

11.30 - 12.00 36 36 RUANG


METING B
12.00 - 12.30 39 34 PENCAHAYAA
12.30 - 13.00 38 32 N
13.00 - 13.30 35,5
13.30 - 14.00 40
14.00 - 14.30 40
14.30 - 15.00 41 Axis Title
15.00 - 15.30 42

KORIDOR 29
JAM TEMPERATUR 28.5
28
10.00 - 10.30 28,5 27.5
Axis Title

10.30 - 11.00 27,8 27


26.5
11.00 - 11.30 26,2
26
11.30 - 12.00 26,2 25.5 KORIDOR
12.00 - 12.30 25,7 25
TEMPERATUR
24.5
12.30 - 13.00 26 24
13.00 - 13.30 26
13.30 - 14.00 25,7

Axis Title
14.00 - 14.30 26,2
14.30 - 15.00 25,9
15.00 - 15.30 26,4

KORIDOR 32
JAM PENCAHAYAAN 31
10.00 - 10.30 26 30
29
10.30 - 11.00 26

Axis Title
28
11.00 - 11.30 26 27
11.30 - 12.00 28 26
25 KORIDOR
12.00 - 12.30 28 PENCAHAYAAN
24
12.30 - 13.00 26,5
23
13.00 - 13.30 27
13.30 - 14.00 28
14.00 - 14.30 31
14.30 - 15.00 28 Axis Title
15.00 - 15.30 30

REKAP DATA
TEMPERATUR
JAM
RUANG METING A RUANG METING B KORIDOR
10.00 - 10.30 30,4 30,4 28,5
10.30 - 11.00 26,5 27,2 27,8
11.00 - 11.30 26 26 26,2
11.30 - 12.00 25 26 26,2
12.00 - 12.30 25,2 25,5 25,7
12.30 - 13.00 26 25,8 26
13.00 - 13.30 25,2 25,2 26
13.30 - 14.00 25 25 25,7
14.00 - 14.30 25,7 25,5 26,2
14.30 - 15.00 25 25,3 25,9
15.00 - 15.30 25,3 25,8 26,4

40
30.4
30.4
28.5 27.8 26 2626.2 25 2626.2 25.2
27.2
26.5 25.7 2625.826 25.2
25.5 25.226 25 2525.7 25.7 26.2 2525.3
25.5 25.9 25.3 26.4
25.8
30
20
10
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15.00 -
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30

REKAP DATA TEMPERATUR RUANG METING A REKAP DATA TEMPERATUR RUANG METING B
REKAP DATA TEMPERATUR KORIDOR
REKAP DATA
PENCAHAYAAN
JAM
RUANG METING A RUANG METING B KORIDOR
10.00 - 10.30 50 36 26
10.30 - 11.00 50 36 26
11.00 - 11.30 50 36 26
11.30 - 12.00 47 36 28
12.00 - 12.30 44 39 28
12.30 - 13.00 46,5 38 26,5
13.00 - 13.30 46 35,5 27
13.30 - 14.00 45 40 28
14.00 - 14.30 46,5 40 31
14.30 - 15.00 48 41 28
15.00 - 15.30 50 42 30

60 50 50 50 47 48 50
4439 46.5 46 45
40
46.5
40 41 42
36 36 36 36 38 35.5
40 26 26 26 28 28 26.5 27 28 31 28 30

20
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15.00 -
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30

REKAP DATA PENCAHAYAAN RUANG METING A


REKAP DATA PENCAHAYAAN RUANG METING B
REKAP DATA PENCAHAYAAN KORIDOR

CAHAYA RUANG 1 LT.5


11136
12000 10145 9836
10000 8132 8378
8000
CAHAYA

6000
3642 3736
4000 1936 2512
1224 1484
2000
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
JAM
CAHAYA RUANG 2 LT. 5
20000 17148
15270
13524
15000 10868
9492 9914 10532
CAHAYA

10000 7864
6094
5000 2546 2594

0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
JAM

CAHAYA RUANG 3 LT. 5


40000 31068
30000
CAHAYA

15168
20000
6284 6616 6465 7438 8970
10000 2776 4164 1464 496
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00

JAM

REKAP CAHAYA RG 1, 2 DAN 3 LT. 5


35000 31068
30000
25000
20000 13524 15270 1516817148
15000 10145 11136 9836 10868 9914 10532
6284 6616 6465 7864 7438 6094 9492 8970
8132 8378
CAHAYA

10000 3642 19362776 4164 3736


5000 1224 1484 2546
1464 2594
2512 496
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
JAM

RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3


LANTAI 3 GEDUNG MANGKUK

CAFE 1 (CAHAYA)
4000
3000
2000
1000
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 -
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00

CAFE 1 JENDELA TERTUTUP CAFE 1 JENDELA TERBUKA

CAFE 2 (CAHAYA)
10000
8000
6000
4000
2000
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 -
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00

CAFE 2 JENDELA TERTUTUP CAFE 2 JENDELA TERBUKA

STAFF 1 (CAHAYA)
2500
2000
1500
1000
500
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 -
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00

STAFF 1 JENDELA TERTUTUP STAFF 1 JENDELA TERBUKA


STAFF 2 (CAHAYA)
4000
3000
2000
\
1000
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 -
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00

STAFF 2 JENDELA TERTUTUP STAFF 2 JENDELA TERBUKA

2. Data Temperatur

TEMPERATUR RUANG 1 LT. 5


35 31.1 30.1 30.7
29 28.9 28 28.5 28.7 28.4 28
TEMPERATUR

30 26.5
25
20
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
WAKTU

TEMPERATUR RUANG 2 LT. 5


40 32.4 31.8 30 29.1 29.3 28.7 30 30 30.2
28 26.7
TEMPERATUR

30
20
10
0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
JAM

RUANG 3 LT. 5 TEMPERATUR


31
32 30 29.9
29.1 29.4 29.2
TEMPERATUR

30 28 28.5 28.4
27.5
28 26.5
26
24
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
JAM
35 32.4 31.8
REKAP TEMPERATUR RG.1, 2 DAN 3 LANTAI 5
31.1 31 3030 30.7
30.2
29.130.1 29 29.1
28.9 29.3 28.7
28 28 27.528.5
30 30
28.528.729.428.429.2 282828.4
29.9
30
TEMPERATUR
26.7
26.5 26.5
25

20

15

10

0
10.00 - 10.30 - 11.00 - 11.30 - 12.00 - 12.30 - 13.00 - 13.30 - 14.00 - 14.30 - 15:00
10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RUANG JAM
1 RUANG 2

3. ANALISIS
Berdasarkan hasil penelitiaan intensitas cahaya dan penghawaan yang
dilakukan pada gedung CTI Center Manado. Berikut adalah
penjabarannya,
1. Penghawaan
Untuk pencahayaan dilakukan pengukuran pada tiga titik bangunan,
pada bangunan bentukan bola, koridor dan tabung.
a. Bola
b. Koridor
Pada bangunan bentukan koridor terdapat 3 titik pengukuran,
sebagai berikut,

Tabel 1 Hasil Pengukuran Suhu Pada Ruang Meeting A

RUANG METING A
JAM TEMPERATUR
10.00 - 10.30 30,4
10.30 - 11.00 26,5
11.00 - 11.30 26
11.30 - 12.00 25
12.00 - 12.30 25,2
12.30 - 13.00 26
13.00 - 13.30 25,2
13.30 - 14.00 25
14.00 - 14.30 25,7
14.30 - 15.00 25
15.00 - 15.30 25,3

Dari tabel diatas suhu pada pengukuran awal bangunan pukul


10.00-10.30 adalah 30,4oC. Kemudian suhu mengalami penurunan
yang cukup signifikan hingga mencapai titik 25,2oC pada pukul
12.00-12.30. Setelah itu, temperatur mengalmi fluktuasi antara
26oC hingga 25oC. Pada akhir pengukuran, yakni pukul 15.00-
15.30 suhu akhir yang dicapai adalah 25,3oC.

Tabel 2 Hasil Pengukuran Suhu Pada Ruang Meeting B

RUANG METING B
JAM TEMPERATUR
10.00 - 10.30 30,4
10.30 - 11.00 27,2
11.00 - 11.30 26
11.30 - 12.00 26
12.00 - 12.30 25,5
12.30 - 13.00 25,8
13.00 - 13.30 25,2
13.30 - 14.00 25
14.00 - 14.30 25,5
14.30 - 15.00 25,3
15.00 - 15.30 25,8

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa temperatur pada awal


pengukuran yaitu 30,4oC. Kemudian mengalami penurunan hingga
25oC pada pukul 13.30-14.00. Tidak terdapat perubahan signifikan
setelahnya, hingga suhu mencapai 25,8oC pada pengukuran akhir.

Tabel 3 Hasil Pengukuran Suhu Pada Koridor

KORIDOR
JAM TEMPERATUR
10.00 - 10.30 28,5
10.30 - 11.00 27,8
11.00 - 11.30 26,2
11.30 - 12.00 26,2
12.00 - 12.30 25,7
12.30 - 13.00 26
13.00 - 13.30 26
13.30 - 14.00 25,7
14.00 - 14.30 26,2
14.30 - 15.00 25,9
15.00 - 15.30 26,4

Dari hasil tabel pengukuran diatas suhu awal pada bangunan


adalah 28,5 oC. kemudian suhu mengalami penurunan hingga 25,7
o
C pada pukul 12.00-12.30. Setelah itu suhu mengalami fluktuasi
antara 26 oC hingga 26,2 oC pada pukul 12.30-15.00. hingga pada
akhir pengukuran suhu yang dicapai adalah 26,4oC.
Dari ketiga hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa
suhu tertinggi pada bangunan koridor dicapai pada pukul 10.00-
10.30 pada ruang meeting A dan B dengan suhu 30,4 oC.
selanjutnya suhu terendah dicapai pada pukul 13.30-14.00 pada
ruang meeting A dan B, dan pukul 14.30-15.00 pada ruang meeting
A dengan suhu 25oC.

Perbedaan dan perubahan suhu pada ketiga ruangan tersebut


dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, aktivitas,
radiasi matahari, dan penggunaan pengkondisian udara (AC). Pada
suhu tertinggi yang dicapai di ruang meeting A dan B dapat
dipengaruhi oleh aktivitas yang cukup tinggi, dimana perabot-
perbot elektronik dalam ruangan dapat melepaskan panas,
termasuk penggunanya, yaitu manusia sendiri. Kemudian
penggunaan AC di pagi hari pada ruangan belum mencapai titik
maksimal dalam mencapai suhu nyaman. Sedangkan penurunan
suhu pada ruangan tersebut dipengaruhi oleh AC itu sendiri yang
sudah mampu mengkondisikan udara dalam ruangan.

c. Tabung / Mangkuk

Pada bangunan berbentuk tabung/mangkuk dilakukan


pengukuran suhu pada lantai 5 bangunan, dan pengukuran
dilakukan pada tiga titik, yaitu Ruang 1, Ruang 2, dan Ruang 3.

Tabel Hasil Pengukuran Suhu Pada Ruang 1

RUANG 1 LT. 5
NO JAM TEMPERATUR
1 10.00 - 10.30 31,1
2 10.30 - 11.00 30,1
3 11.00 - 11.30 30,1
4 11.30 - 12.00 28,9
5 12.00 - 12.30 28
6 12.30 - 13.00 28,5
7 13.00 - 13.30 28,7
8 13.30 - 14.00 28,4
9 14.00 - 14.30 28
10 14.30 - 15.00 26,5
11 15:00 30,7

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa suhu pada pengukuran


awal sebesar 31,1oC. kemudian suhu mengalami penurunan hingga
28oC pada pukull 12.00-12.30. Setelah itu suhu mengalami
fluktuasi antara 28 oC-28,7 oC, dan mencapai titik terendah yaitu
26,5oC pada pukul 14.30-15.00.

Tabel Hasil Pengukuran Suhu Pada Ruang 2


RUANG 2 LT. 5
NO JAM TEMPERATUR
1 10.00 - 10.30 32,4
2 10.30 - 11.00 31,8
3 11.00 - 11.30 30
4 11.30 - 12.00 29,1
5 12.00 - 12.30 29,3
6 12.30 - 13.00 28,7
7 13.00 - 13.30 30
8 13.30 - 14.00 30
9 14.00 - 14.30 28
10 14.30 - 15.00 26,7
11 15:00 30,2

Dari tabel hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa suhu


awal ruangan cukup tinggi, yaitu 32,4oC, kemudian suhu
mengalami penurunan hingga 28,7oC pada pukul 12.30-13.00.
setelah itu suhu mengalami kenaikan, menjadi 30oC hingga pukul
14.00. suhu terendah dicapai pada pukul 14.30-15.00 sebesar
26,7oC. suhu akhir pada bangunan mengalami kenaikan yaitu 30
o
C.

Tabel Hasil Pengukuran Suhu Pada Ruang 3

RUANG 3 LT. 5
NO JAM TEMPERATUR
1 10.00 - 10.30 29,1
2 10.30 - 11.00 31
3 11.00 - 11.30 30
4 11.30 - 12.00 28
5 12.00 - 12.30 27,5
6 12.30 - 13.00 28,5
7 13.00 - 13.30 29,4
8 13.30 - 14.00 29,2
9 14.00 - 14.30 28,4
10 14.30 - 15.00 26,5
11 15:00 29,9

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa suhu awal pada


bangunan sebesar 29,1 oC, kemudian mengalami kenaikan menjadi
31 oC pada pukul 10.30-11.00. Setelah itu suhu mengalami
fluktuasi antara 30 oC-28,4oC pada pukul 11.30-14.30. Kemudian
suhu terendah dicapai pada pukul 14.30-15.00 sebesar 26,5 oC.

Grafik 1. Rekapitulasi Pengukuran Suhu Pada Ruang 1, 2, Dan 3


Berdasarkan grafik dan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa suhu
tertinggi dicapai pada Ruang 2, pada pukul 10.00-10.30, sebesar 32,4oC.
Sedang suhu terendah dicapai pada pukul 14.30-15.00 sebesar 26,5 oC.
tingginya suhu awal pada bangunan dapat dipengaruhi oleh penggunaan
material pada bangunan. Dimana pada bangunan berbentuk
tabung/mangkuk ini menggunkan material kaca pada seluruh sisi
bangunannnya, sehingga radiasi panas matahari masuk ke dalam
bangunan. Penurunan suhu dalam bangunan dapat dipengaruhi oleh
penggunaan AC, dimana pada bangunan ini tidak menggunakan
penghawaan alami.

2. Pencahayaan
Dari segi pencahayaan dilakukan pengukuran pada tiga titik bangunan,
yaitu bangunan bentuk bola, koridor, dan tabung. Berikut adalah
penjabarannya,
a. Bola
Pada bangunan bentuk bola dilakukan pengukiuran
pencahayaann pada sisi barat dan timur. Dimana pada masing-
masing sisi dilakukan tiga titik pengukuran.

Tabel 1. Rekapitulasi Pencahayaan Pada Sisi Timur

PENCAHAYAAN
NO. JAM
A B C
1 10:00 320 104 35
2 10:30 676 108 59
3 11:00 214 45 27
4 11:30 141 32 24
5 12:00 60 23 21
6 12:30 52 20 20
7 13:00 56 16 12
8 13:30 96 24 20
9 14:00 109 34 23
10 14:30 112 31 24
11 15:00 236 67 42

Dari tabel rekapitulasi diatas dapat dilihat bahwa intensitas


cahaya tertinggi pada awal pengukuran dicapai oleh titik A, sebesar
320 lux, sedangkan intensitas terendah dicapai oleh titik C sebesar
35 lux. Intensitas cahaya pada titik A, B, dan C mengalami
penurunaan dari awal pengukuran, dan mengalami kenaikan pada
akhir pengukuran.

Intesitas cahaya tertinggi pada sisi Timur dicapai di titik A,


sebesar 676 lux pada pukul 10.30, sedangkan intensitas cahaya
terendah berada ada titik C sebesar 12 lux, pada pukul 13.00. bila
dilihat secara kesulurahan titik A mendapatkan intensitas cahaya
yang cukup banyak, sedangkan titik C mendapatkan intensitas
cahaya paling sedikit.

Tabel 2. Rekapitulasi Pencahayaan Pada Sisi Utara

PENCAHAYAAN
NO. JAM
A B C
1 10:00 556 140 36
2 10:30 550 130 44
3 11:00 210 56 25
4 11:30 159 39 16
5 12:00 84 29 13
6 12:30 92 34 15
7 13:00 60 20 9
8 13:30 108 32 15
9 14:00 136 41 18
10 14:30 190 158 25
11 15:00 325 67 29

Dari tabel rekapitulasi diatas dapat dilihat bahwa pada


pengukuran awal intensitas cahaya tertinggi dicapai pada titik A,
sebesar 556 lux, sedangkan terendah pada titik C, yaitu 36 lux. .
Intensitas cahaya pada titik A, B, dan C mengalami penurunaan
dari awal pengukuran, dan mengalami kenaikan pada akhir
pengukuran.

Bila dilihat secara umum, intensitas cahaya tertinggi berada


pada titik A sebesar 556 lux pada pukul 10.00 dan yang terendah
pada titik C sebesar 9 lux pada pukul 13. Bila dilihat secara
kesulurahan titik A mendapatkan intensitas cahaya yang cukup
banyak, sedangkan titik C mendapatkan intensitas cahaya paling
sedikit.

Dari hasil pengukuran pada sisi Timur dan Utara dapat dilihat
bahwa intensitas cahaya tertinggi berada pada sisi Timur, sebesar
676 lux pada pukul 10.30, dan terendah pada sisi Utara sebesar 9
lux pada pukul 13.00.

Tingkat luminiasi yang tinggi pada sisi Timur dikarenakan


bangunan bentuk bola berada pada sisi Timur, dengan kaca sebagai
material penutup bangunan memungkinkan banyaknya sinar
matahari yang masuk ke dalam bangunan. Sedangkan pada sisi
utara didapatkan luminiasi terendah, hal ini dikarenakan sisi utara
tidak mendapatkan sinar matahari secara langsung, dan pada pukul
13.00 dimana posisi matahari berada pada atas bangunan, sehingga
mendapatkan pembayangan.
b. Koridor
Berikut adalah hasil pengukuran yang dilakukan pada
bangunan koridor, dimana pengukuran dibagi pada tiga titik, yaitu
Ruang Meeting A, Ruang Meeting B, dan Koridor.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Pencahayaan Pada Ruang Meeting A

RUANG METING A
JAM PENCAHAYAAN
10.00 - 10.30 50
10.30 - 11.00 50
11.00 - 11.30 50
11.30 - 12.00 47
12.00 - 12.30 44
12.30 - 13.00 46,5
13.00 - 13.30 46
13.30 - 14.00 45
14.00 - 14.30 46,5
14.30 - 15.00 48
15.00 - 15.30 50

Dari tabel di atas dapat dilihat pada pengukuran awal ruangan


yaitu 50 lux pada pukul 10.00-10.30. selanjutnya tingkat
pencahayaan mengalami penurunan hingga 44 lux pada pukul
12.00-12.30. Selanjutnya tingkat iluminasi mengalami fluktuasi
dari 46,5 lux- 45 lux pada pukul 12.30-14.30. Disusul dengan 48
lux pada pukul 14.30-15.00 dan 50 lux pad akhir pengukuran.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Pencahayaan Pada Ruang Meeting B

RUANG METING B
JAM PENCAHAYAAN (LUX)
10.00 - 10.30 36
10.30 - 11.00 36
11.00 - 11.30 36
11.30 - 12.00 36
12.00 - 12.30 39
12.30 - 13.00 38
13.00 - 13.30 35,5
13.30 - 14.00 40
14.00 - 14.30 40
14.30 - 15.00 41
15.00 - 15.30 42

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa intensitas cahaya awal pada
bangunan adalah 36 lux. Selanjutnya mengalami kenaikan hingga
mencapai 38 lux pada pukul 12.30-13.00. terjadi penurunan pada pukul
13.00-13.30 yaitu menjadi 35,5 lux. Kemudian iluminasi mengalami
kenaikan hingga 42 lux pada akhir pengukuran.
Tabel 6. Hasil Pengukuran Pencahayaan Pada Koridor

KORIDOR
JAM PENCAHAYAAN (LUX)
10.00 - 10.30 26
10.30 - 11.00 26
11.00 - 11.30 26
11.30 - 12.00 28
12.00 - 12.30 28
12.30 - 13.00 26,5
13.00 - 13.30 27
13.30 - 14.00 28
14.00 - 14.30 31
14.30 - 15.00 28
15.00 - 15.30 30

Dari tabel pengukuran diatas dapat dilihat bahwa iluminasi


awal pada koridor cukup rendah yaitu 26 lux. Kemudian
mengalami kenaikan hingga 28 lux pada pukul 12.00-12.30.
Setelah itu mengalami penurunan menjadi 26,5 lux pada pukul
12.30-13.00. terjadi fluktuasi hingga akhir pengukuran yaitu antara
27 lux 30 lux. Dimana intensitas tertinggi dicapai pada pukul
14.00-14.30, dengan besaran 31 lux.

Berdasarkan hasil penjabaran diatas dapat disimpulkan


bahwa iluminasi tertinggi berada pada ruang meeting A, pada
pukul 10.00-11.30 dan pukul 15.00-15.30 dengan intensitas cahaya
sebesar 50 lux. Sedangkan cahaya terendah dicapai pada pukul
10.00-11.30 di ruangan koridor dengan intensitas cahaya sebesar
26 lux.

Perbedaan intensitas cahaya pada ruangan tersebut dapat


dipengaruhi oleh pencahayaan alami dan buatan pada bangunan.
Ruang meeting yang berada disisi bangunan berpotensi untuk
mendapatkan pencahayaan alami daari matahari, dan dapat pula
dibantu oleh pencahayaan buatan. Sedangkan ruang koridor
mendapatkan intensitas cahaya yang kurang dikarenakan posisinya
yang berada ditengah ruangan sehingga tidak mendapatkan
pencahayaan alami dari matahari, dan hanya mengandalkan
pencahayaan buatan.

c. Tabung / Mangkuk
Pada bangunan berbentuk tabung/mangkuk dilakukan
pengukuran pencahayaan pada lantai 5 bangunan, dan pengukuran
dilakukan pada tiga titik, yaitu Ruang 1, Ruang 2, dan Ruang 3.

Tabel Hasil Pengukuran Pencahayaan Pada Ruang 1


RUANG 1 LT. 5
NO JAM CAHAYA
1 10.00 - 10.30 10145
2 10.30 - 11.00 11136
3 11.00 - 11.30 9836
4 11.30 - 12.00 3642
5 12.00 - 12.30 1936
6 12.30 - 13.00 1224
7 13.00 - 13.30 1484
8 13.30 - 14.00 2512
9 14.00 - 14.30 3736
10 14.30 - 15.00 8132
11 15:00 8378

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa intensitas


cahaya tertinggi berada pada pukul 10.30-11.00 sebasar 11136 lux.
Kemudian mengalami penurunan hingga 1224 lux pada pukul
12.30-13.00. Kemudian tingkat pencahayaan mengalami kenaikan
hingga akhir pengukuran mencapai 8378 lux.

Tabel Hasil Pengukuran Pencahayaan Pada Ruang 2


RUANG 2 LT. 5
NO JAM CAHAYA
1 10.00 - 10.30 13524
2 10.30 - 11.00 15270
3 11.00 - 11.30 10868
4 11.30 - 12.00 7864
5 12.00 - 12.30 6094
6 12.30 - 13.00 9492
7 13.00 - 13.30 2546
8 13.30 - 14.00 2594
9 14.00 - 14.30 9914
10 14.30 - 15.00 10532
11 15:00 17148

Berdasarkan hasil pengukuran di atas, pencahayaan pada


bangunan sejumlah 13524 lux pada awal pengukuran, kemudian
mengalami kenaikan pada pukul 10.30-11.00 menjadi 15270 lux.
Intensitas cahaya mengalami penurunan, sampai pada titil 2546 lux
pada pukul 13.00-13.30, dan kembali mengalami kenaikan menjadi
17148 pad akhir pengukuran.

Tabel Hasil Pengukuran Pencahayaan Pada Ruang 3


RUANG 3 LT. 5
NO JAM CAHAYA
1 10.00 - 10.30 6284
2 10.30 - 11.00 6616
3 11.00 - 11.30 6465
4 11.30 - 12.00 7438
5 12.00 - 12.30 2776
6 12.30 - 13.00 4164
7 13.00 - 13.30 1464
8 13.30 - 14.00 496
9 14.00 - 14.30 8970
10 14.30 - 15.00 15168
11 15:00 31068

Dari hasil tabel pengukuran di atas dapat dilihat bahwa


intensitas cahaya pada awal pengukuran sejumlah 6284 lux,
kemudian mengalami fluktuasi yang cukup besar, hingga mencapai
titik terendahnya sebesar 496 lux pada pukul 13.30-14.00.
kemudian kembali mengalami kenaikan hingga mencapai 31068
lux pada akhir pengukuran.

Grafik 2. Hasil Rekapitulasi Pengukuran Pencahayaan Pada Ruang 1, 2, 3

Dari grafik hasil rekapitulasi diatas dapat dilihat bahwa intensitas


pencahayaan tertinggi dicapai pada ruang 3, pukul 15.00 sebesar 31068
lux. Sedangkan titik terendah juga dicapai pukul 13.30-14.00 pada ruang 3,
sebesar 496 lux.

Tingginya intensitas cahaya dipengaruhi oleh penggunaan material


kaca yang menyulubungi bangunan, sehingga cahaya alami dari matahari
dapat leluasa masuk kedalam bangunan.inensitas tertinggi dicapai pada
pukul 15.00 dimana bangunan tabung/mangkok ini berada pada sisi barat,
sehingga mendapatkan banyak cahaya pada sisi tenggelamnya matahari.

Sedangkan rendahnya intensitas matahari pada bangunan ini


dipengaruhi oleh posisi matahari yang berada pada sisi atas bangunan,
dimana terdapat fasad yang menyerupai bentuk mangkok sebagai
embaying terhaadap sinar matahari, sehingga cahaya matahari yang masuk
kedalam bangunan terisolasi oleh fasad tersebut.
C. PEMBAHASAN

Respon Desain Objek terhadap Iklim


a. Bentuk Bangunan

Jika dilihat dari bentuk denah yang ada, bentuk dasar kedua sisi
bagian bangunan adalah lingkaran yang di hubungkan oleh koridor
yang bentuk dasarnya pun melengkung. Seperti yang telah diketahui
bahwa, bentuk bangunan sangat berpengaruh terhadap kondisi iklim.
Adapun bentuk lingkaran yang digunakan pada bangunan ini sangat
tidak efektif dalam menyiasati iklim pada daerah tropis terutama dari
segi pertimbangan thermal pada bangunan. Hal ini dikarenakan bentuk
bangunan yang melingkar membuat radiasi panas matahari akan
terserap ke hampir seluruh bagian bangunan sehingga akan diteruskan
ke dalam bangunan yang mengakibatkan suhu ruang menjadi tinggi.
Kondisi diatas tidak hanya terjadi pada bagian bangunan yang
berbentuk bola saja, tetapi juga pada bangunan mangkuk yang bentuk
bagian bawahnya berbentuk tabung yang juga dapat menyerap radiasi
panas hampir diseluruh bagian bangunan. Berbeda dengan bagian
koridor yang diapit oleh kedua bagian bangunanbola dan mangkuk,
pada bagian bangunan ini kenyamanan thermal cukup terpenuhi
mengingat letaknya yang berada ditengah sehingga kurang
mendapatkan radiasi panas matahari.
Dari segi pencahayaaan alami bentuk bangunan ini cukup
menguntungkan. Hal ini ditunjang bentuk bangunan berupa lingkaran
dan tabung yang dapat menangkap cahaya matahari secara maksimal
ke seluruh bagian bangunan. Namun hal yang sama tidak terjadi pada
bangunan koridor. Pada bagian ini intensitas cahaya matahari yang
masuk ke bagian bangunan cukup rendah. Hal ini juga disebabkan
letaknya yang diapit oleh kedua bagian bentuk bangunan bola dan
mangkuk.

b. Orientasi Bangunan

Selain bentuk bangunan, orientasi bangunan juga dapat


mempengaruhi kondisi temperatur dan cahaya pada bangunan.
Adapun orientasi bangunan atau yang menjadi arah hadap bangunan
adalah utara selatan. Namun letak bangunan bola dan mangkuk adalah
timur barat.
Letak bangunan bola dan mangkuk yang terdapat pada arah timur
dan barat menjadi singkron dengan pengaruhnya terhadap bentuk. Hal
inilah yang mempengaruhi suhu ruang dan pencahyaan alami menjadi
sangat tinggi pada kedua bagian bangunan tersebut.
c. Material Bangunan

Material merupakan salah satu faktor yang dapat


mempengaruhi kenyamanan pengguna dalam suatu bangunan.
Material yang digunakan pada hampir seluruh bagian bangunan adalah
material kaca dan alcopan. Penggunaan material kaca pada bangunan
ini kurang sesuai dengan kondisi iklim di daerah tropis. Terlebih lagi
jenis kaca yang digunakan bukan menggunakan jenis kaca yang dapat
memfilter radiasi panas yang ada. Namun jika ditinjau dari segi
pencahyaan alami, kaca merupakan material yang cukup baik untuk
mentransfer cahaya matahari kedalam bangunan.

d. Bukaan pada Bangunan

Dominasi penggunaan material kaca pada hampir seluruh


bagian bangunan juga mempengaruhi bukaan yang ada. Hal inilah
yang saling mempengaruhi dengan beberapa faktor diatas.
Minimnya bukaan pada bangunan ini diakibatkan karena
bentuk bukaan berupa kaca masif sehingga penghawaan yang
digunakan hanya mengandalkan penghawaan buatan yaitu dengan
menggunakan Air Conditioner (AC).
BAB 5
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian di gedung cti center,bahwa bangunan ini mengalami


kendala dari segi pencahayaan dan penghawaan alami. Dimana di setiap ruang
terdapa AC sebagai pendingin ruang, akibat dari meninggkatnya suhu ruang
disiang hari. Faktor penyebabnya adalah pengguanaan material yang mendominan
di fasad bangunan. Selain untuk pencahayaan alami di setiap ruang koridornya,
tidak maksimal. Akibat dari kedua permasalahaan di atas, maka bangunan ini
tergolong salah satu bangunan yang menggunakan energi sangat tinggi

REKOMENDASI

Permasalahan mendasar pada bangunan ini adalah peningkatan suhu dalam


ruang yang sangat tinggi dan pencahayaan dibagian koridor dalam hal ini
pencahayaan alami. Dengan permasalahan ini, ada bebrapa solusi yang dapat di
lakukan antara lain:
Memperbanyak vegetasi
Dengan memperbanyak vegetasi akan membuat udara luar menjadi lebih
sejuk. Cara ini kurang maksimal dalam mengantisipasi permasalahan radiasi
matahari, namun sedikit membantu dalam hal meningkatkan volume oksigen
di luar bangunan

Roof garden
Membuat taman pada atap bangunan sehingga radiasi panas yang masuk
dapat tereduksi. Dengan cara ini, dapat mengantisipasi suhu ruang yang
meningkat akibat radiasi matahari. Selain itu, cara ini merupakan ide desain
yang banyak di terapkan untuk bangunan yang menggunakan sebagian besar
kaca untuk menutupi fasadntya.

Untuk pencayaan sendiri, dapat dengan memaksimalkan bukaan di sisi


bangunan yang berdekatan langsung dengan koridor.
Contoh bangunan green desain
Sumber : internet.

Anda mungkin juga menyukai