di Indonesia
Desain dan Konsep
Arsitektur Lansekap
dari Zaman ke Zaman
HISTORY OF LANDSCAPE DESIGN
THE ROMAN THE JAPANESE RENAISSANCE URBAN THE LANDSCAPE THE AMERICAN
LANDSCAPE LANDSCAPE SPACE IN ITALY OF ENGLAND COLONIAL LANDSCAPE
THE ANCIENT THE GARDEN OF EARLY RENAISSANCE THE FRENCH 19TH CENTURY PARKS AND
CIVILISATIONS MOGHUL VILLA IN FLORENCE GRAND STYLE OPEN SPACE IN FRANCE
c.2600 - 1800 BC
1701 - 1830
THE GREEK THE LANDSCAPE MANNERIST AND THE FRENCH URBAN THE ERA OF SOCIAL
LANDSCAPE OF CHINA BAROQUE IN ITALY LANDSCAPE OF 17TH & 18TH CONCERN, GERMANY
THE GARDEN THE MIDDLE THE RENAISSANCE 19TH CENTURY PARKS AND OPEN
OF ISLAM AGES LANDSCAPE OF FRANCE SPACE IN ENGLAND
1909 - 1994
• Sejak abad ke-19 setelah perang dunia ke-2: perbaikan kualitas kehidupan
di kota-kota besar seperti di Inggris dan Amerika munculnya ruang-
ruang terbuka publik, taman kota yang didesain secara profesional oleh
arsitek lansekap
From private & repose gardens to recreational/pleasure parks & urban spaces
7th-15th century Asian landscape to 19th century European landscapes
Ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari sejarah perkembangan arsitektur lansekap
berkaitan dengan ciri khas desain, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan
kontinuitas desain , meliputi:
Kunming lake
17 arched bridge
Tapak biasanya dikelilingi dinding untuk memberikan perlindungan dan privasi. Meskipun tapaknya
dikelilingi dinding, namun berfungsi untuk membawa lansekap / pemandangan alam dari luar ke
dalam tapak (borrowed landscape).
Bangunan dan taman saling terkait satu sama lain, memiliki hubungan yang kuat antara ruang
interior dan eksterior. Diantara unsur-unsur alam, sangat penting untuk memiliki komponen
terbangun seperti paviliun.
Taken from Lecture’s handouts History of Landscape Architecture - The University of Melbourne (2007)
South lake island
17 Arched bridge
Jembatan sebagai ‘vantage points’ dan ‘crossing points’ titik untuk melihat
Taken from Lecture’s handouts
pemandangan
History of Landscape sekitarnya
Architecture - The University of
Susunan batu (simbol pegunungan) dan air (sungai) menjadi elemen yang dominan
dalam
Taken desain,handouts
from Lecture’s batu juga digunakan sebagai simbol binatang, awan dan pulau
History of Landscape
‘keabadian’.
Architecture - The University of
The Garden of the Humble
Administrator, Suzhou
Yuyuan Garden, Shanghai
Jalur / jalan setapak di dalam taman tidak pernah dibuat lurus, melainkan zig-zag, berbelok untuk
memungkinkan pejalan kaki mendapatkan pengalaman ketika melewatinya
Tanaman tidak begitu penting dalam lansekap, tetapi memiliki arti simbolis seperti Lotus atau teratai
(kesempurnaan & kesucian), pinus (longevity/ keabadian), bambu (kekuatan). Anggrek, bambu,
chrysanthemum dan bunga plum merupakan simbol 4 musim yang ada di Cina
Moon gate – membentuk view, pedoman dari 1 taman ke taman yang lain
Bata dengan plesteran sering digunakan untuk dinding taman, kayu digunakan untuk kolom
Taken from Lecture’s handouts
dan struktur paviliun. Biasanya kayu dicat merah atau hijau, atau kuning dan hitam dengan
History of Landscape
hiasan ornamen
Architecture dariofemas.
- The University
Taken from Lecture’s handouts History of Landscape Architecture - The University of Melbourne (2007)
Arsitektur Lansekap JEPANG
Desain lansekap yang berkembang di Jepang banyak
dipengaruhi oleh desain lansekap yang ada di Cina tetapi
sudah beradaptasi dengan gaya jepang, Zen, dan Buddhisme
Ada 2 tipe: Chaniwa (tea garden) & Karesansui (dry rock
garden)
Periode perkembangan:
– Nara period 710 – 794, chinese dominance
– Heian period 794-1185, time of peace aesthetic were important: pavilion, bridge, lake
– Kamakura period 1185 – 1333, time of unrest/ war: simplicity garden, budhist garden
– Muromachi period 1333-1573, zen influence was strong: dry garden, large ponds,
– Momoya period 1573-1615, foreign influence, stroll garden
– Edo period 1615-1868, design by professional, garden for movement, plants clipped for
abstract form
Kinkaku-ji (Golden Pavilion), Kyoto
Material lansekap seperti air, bebetuan dan tumbuhan didesain dengan sangat hati-hati, semuanya
memiliki simbol dan konsep abstrak dari alam seperti bebatuan sebagai simbol ‘pulau’, pasir sebagai
simbol ‘laut’
Sekuen ruang dalam desain tapak menjadi hal yang utama – belokan, perbedaan level, pola paving,
focal element ditempatkan pada posisi penting
Arsitektur jepang hanya mengenal istilah lantai
dan atap, Dinding tidak dominan , sehingga
koneksi dengan eksterior menjadi penting,
bangunan selalu dalam skala manusia.