Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan kota yang semakin pesat, maka aktifitas
kegiatan manusia semakin beragam dan meningkat. Dampak dari beragam
aktifitas menimbulkan pergerakan manusia yang semakin beragam pula,
sehingga diperlukan suatu system yang mengatur pergerakan. Hal tersebut telah
diatur dalam perundang-undangan tentang system transportasi di Indonesia.

Kabupaten Jepara terletak di ujung utara pulau Jawa, menjadikan Jepara


sebagai kota yang tergolong jarang di lewati kendaraan yang melintasi Pulau
Jawa khususnya Jawa Tengah. Oleh karena itu infrastruktur transportasi yang
ada di Jepara hanya Terminal, pelabuhan dan Bandara yang berada di sebrang
pulau (Karimunjawa). Terminal sebagai infrastruktur transportasi umum yang
sangat vital bagi masyarakat di kota Jepara khususnya bagi masyarakat yang
akan melakukan perjalanan keluar kota menggunakan moda transportasi bus
dan untuk perjalanan didalam kota bisa menggunakan angkot dan bus kecil.
Terminal merupakan wadah transisi dari berbagai jenis moda transportasi,
maka, semua aspek dari hal yang paling kecil, maupun yang besar harus
diperhatikan. Termasuk dari sisi efisiensi dan efektifitas sirkulasinya.

Tetapi terminal Jepara yang berada di pusat kota sebagai akses utama
transportasi umum dalam dan luar Kota Jepara masih tergolong sepi dan kurang
nyaman untuk calon penumpang dari segi fasilitas maupun kondisi bangunan
dan jalan seperti tempat tunggu, Mushola, loket, toilet dll, masih terlihat kotor
dan kurang terawatt, jalan dan bangunan juga rusak belum ada perbaikan atau
peremajaan berkala. Disamping itu fasilitas yang berada di terminal Jepara
tergolong masih kurang dengan tidak adanya mini market, toko oleh-oleh dan
fasilitas lain yang bisa menunjang kenyamanan calon penumpang, terminal
Jepara berada di pusat kota diharapkan bisa menjadi daya tarik masyarakat
selain sebagai infrastruktur transportasi juga sebagai area strategis untuk
masyarakat yang ingin melakukan aktifitas di area terminal, mengingat di area

1
terminal Jepara juga ada alun-alun dua Kota Jepara yang sekarang menjadi salah
satu pusat berkumpulnya masyarakat dan juga diselenggarakan acara-acara
besar di Kota Jepara. Maka dari itu revitalisasi terminal Jepara sangat penting
untuk menunjang fungsi dari terminal itu sendiri, banyak hal yang bisa dibenahi
oleh Pemerintah Jepara untuk membenahi terminal tersebut, kondisi terminal
saat ini terlihat sepi dan kurang menarik perhatian bagi calon penumpang,
dengan adanya revitalisasi terminal Jepara diharapkan bisa meningkatkan
pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat disekitar dan juga pemasukan untuk
Pemerintah Daerah dengan membangun fasilitas yang nantinya dikelola oleh
Pemerintah Daerah.

Selain fasilitas sirkulasi juga penting pada revitalisasi Terminal, hal ini
untuk menghindari pemborosan waktu, polusi, keselamatan pengguna,
penghematan bahan bakar bagi kendaraan yang berada didalamnya, pola
sirkulasi sangat penting untuk keberhasilan revitalisasi terminal.

Maka dari itu berdasarkan uraian diatas disusunlah tugas akhir dengan
judul.. : “ Revitalisasi Terminal Jepara Yang Berada Dipusat Kota Sebagai
Akses Utama Transportasi Umum Dalam Dan Luar Kota Jepara”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat kota
sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara di atas, maka
dapat diambil rumusan masalah yaitu :

a. Faktor apa saja yang menyebabkan terminal Jepara sepi?


b. Revitalisasi apa yang di rencanakan untuk meningkatkan kualitas terminal
Jepara?

c. Bagaimana rencana redesain terminal Jepara?

2
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penyusunan skripsi revitalisasi terminal Jepara
yang berada di pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan
luar kota Jepara ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka diambil
batasan masalah yaitu sebagai berikut :

a. Revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat kota sebagai akses utama
transportasi umum dalam dan luar kota Jepara. belum sampai ke tahap
perhitungan kekuatan struktur.

b. Perencanaan revitalisasi tanpa memindahkan lokasi terminal.


c. Tidak menjelaskan lebih dalam tentang kekuatan tanah dasar.
d. Penyalah gunaan ruang parkir.
e. Kondisi fasilitas terminal yang kurang terawat.
f. Menurunya potensi kawasan terminal jepara seperti adanya masalah fisik
dan lingkunganya.
1.4 Tujuan Perencanaan
Kawasan Tujuan dalam revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat
kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara adalah
meningkatkan vitalitas kawasan terbangun serta memenuhi kebutuhan
menggunakan metode-metode perencanaan dan mampu mendukung kawasan
dan aktifitas masyarakat yang mampu mendukung terlaksananya pertumbuhan
dan stabilitas ekonomi lokal fasilitas yang tersedia dalam terminal antara lain :
parkir truk standar kontrainer (300x1200) dengan kapasitas 85 truk ,Toko pusat
Pembelanjaan dan Warung, Pergudangan, WC umum,Sumur, Tower, Tempat
Beribadah, Bengkel dan Service, Kantor dan Menara Kontrol, Muatan bahan
baku industri memanfaatkan sarana gudang yang tersedia didalam terminal
Jepara. Proses bongkar muatan barang dilakukan dari kendaraan untuk disimpan
di dalam gudang terlebih dahulu.Distribusi bahan baku industri dilakukan
secara bertahap sesuai kebutuhan maupun Kapasitas angkutan kendaraan yang
ada.Asumsi yang dipakai pada penelitian ini adalahpembangunan terminal
Jepara di jepara telah selesai dan dioprasionalkan, maka kendaraan angkutan
barang ton sebesar (5 ton) keatas tidak diperbolehkan lagi masuk kewilayah

3
Kota Jepara. Pada Mobil penumpang pribadi atau kendaraan bermontor roda 2
diperoleh pada saat parkir kendaraan dikawasan Jepara, Kapasitas parkir sekisar
325 Kendaraan. Berdasarkan Rumus diatas, Jumlah sampel pengendara yang
diwawancarai sebanyak 30 orang pengendara mobil maupun montor
terintegrasi dengan sistem layak huni berwawasan budaya dan lingkungan di
kabupaten jepara:

a. Mengetahui Fasilitas yang perlu direncanakan untuk meningkatkan kualitas


terminal Jepara.

b. Merencanakan Desain revitalisasi terminal Jepara menjadi lebih nyaman,


aman, dan mampu mengelola, memelihara,dan merawat Kawasan
Revitalisasi.

c. Membangun kesadaran dan meningkatkan kompetensi pemda agar tidak


hanya membangun fokus membangun kawasan baru.

d. Meningkatnya kelengkapan fasilitas kenyamanan (amenity) kawasan guna


mencegah proses kerusakan ekologi lingkungan yang ada.

e. Pengelolaan bangunan dan sarana penunjang terminal yang telah ada agar
difungsikan sebagaimana semestinya.

f. Pengolahan bentuk bangunan yang menghasilkan tampak dan struktur


bangunan yang sesuai dengan fungsinya.

g. mendukung terlaksanakannya seluruh proses kegiatan di dalamnya dengan


berdasarkan metode-metode perancangan.

h. Meningkatkan kegiatan yang mampu mengembangkan penciptaan lapangan


kerja,Peningkatan jumlah usaha dan variasi usaha serta produktivitas
kawasan.

i. Meningkatkan Properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor


exsternal yang menghambat sebuah kawasan sehingga nilai properti
kawasan sesuai dengan nilai pasar dan kondusif bagi investasi jangka
panjang.

4
1.5 Manfaat Perencanaan
Adapun Manfaat yang diperoleh dari revitalisasi terminal Jepara yang
berada di pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota
Jepara adalah :

a. Sebagai pedoman atau referensi dalam perencanaan Revitalisasi terminal


Jepara.

b. Sebagai acuan untuk realisasi revitalisasi terminal Jepara yang berada di


pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota
Jepara.

c. Sebagai contoh latihan mahasiswa Teknik Sipil dalam perencanaan


pembangunan Fasilitas untuk meningkatan daya tarik masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan revitalisasi terminal Jepara yang berada di
pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara
ini disusun dalam 5 (lima) bab, dimana dalam setiap babnya berisi pembahasan
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar belakang, Rumusan Masalah , dan Batasan
Masalah, Tujuan Perencanaan, Manfaat Perencanaan dan Sistematika Penulisan
yang menjadi acuan revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat kota
sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang Tinjauan pustaka, Tinjauan studi , dan Kerangka
pemikiran yang menjadi acuan revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat
kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara.Berikut
sebagai penjabaran kata :

- Revitalisasi

5
Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati,
yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan
bangunan maupun kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki
atau pernah dimiliki.

- Terminal
Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud
simpul jaringan transportasi.
- Jepara
Jepara adalah salah satu salah satu kabupaten diprovinsi jawa tengah. Ibu
kotanya adalah jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan laut jawa dibarat
dan utara Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di Timur, Serta Kabupaten
di Demak diSelatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan
Karimun jawa yang berada dilaut jawa.
- Pusat Kota
Pusat kota adlah jantung komersial,budaya,dan seringkali merupakan
jantung sejarah,politik,dan geografis sebuah kota, terutama di dunia
Barat.istilah “Pusat Kota” terutama digunakan dalam bahsa inggris British
dan inggris kanada, dan istilah yang hampir setara ada dalam bahasa lain,
seperti “ center-ville “.
- Akses utama
Akses utama adalah jalan masuk utama atau jalan utama yang sering
dipakai atau dilalui sebuah kendaraan seperti bus,mobil,montor dll.
- Transportasi Umum

Transportasi publik atau transportasi massal ini adalah nama lain dari
Transportasi umum adalah layanan angkutan penumpang oleh sistem
perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat
umum, biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan pada rute yang di
tetapkan,dan dikenakan biaya setiap perjalanan.

- Dalam dan Luar Kota Jepara

6
Adalah didalam wilayah Kabupaten jepara atau masih dalam lingkup Kab.
Jepara seperti wilayah Kecamatan Keling, Kecamatan Pecangaan,
Kecamatan Ngabul dan Kecamatan Donorojo dll sedangkan diluar
kabupaten jepara adalah daerah diluar kabupaten jepara seperti wilayah
semarang meliputi wilayah Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran
Timur, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Bawen, Kecamatan Tenggaran
dll.

BAB III METODE PERENCANAAN

Bab ini diterangkan mengenai metode perencanaan, data-data perencanaan,


lokasi perencanaan serta langkah-langkah pengumpulan data yang dibutuhan
dalam revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat kota sebagai akses utama
transportasi umum dalam dan luar kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan tentang desain siteplan, pengumpulan data terdiri dari
hasil survey lapangan perkembangan kendaraan di dalam terminal berdasarkan
data yang diambil dari Dinas terkait. Yang direncanakan dalam revitalisasi
terminal Jepara yang berada di pusat kota sebagai akses utama transportasi
umum dalam dan luar kota Jepara.

BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil yang telah didapat.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terminal


Terminal adalah salah satu komponen dari system tranportasi yang
mmpunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan
umum untuk menaikan dan menurunkan penumpang dan barang hingga
sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian,
pengawasan, pengaturan dan pengoperasian system arus angkutan penumpang
dan barang, diamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan
penumpang atau barang (Departemen Perhubungan, 1996)

Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pemberhentian sementara (transit)


maka di dalam terminal akan terjadi perpindahan penumpang atau barang dri
satu jenis angktan ke jenis moda angkutan yang lainya, sehingga tuntutan
efisiensi dari sirkulasi kendaraan dan fasilitas yang ada didalam terminal harus
ditata diengan baik sehingga kegiatan yang berada dalam terminal dapat
berjalan lancer, tertib, teratur, aman dan nyaman.

2.2 Fungsi Terminal


Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana
(Departemen Perhubungan, 1996) fungsi dari terminal pada dsarnya dapat
ditinjau dari tiga unsur yang terkait dengan terminal yaitu :

1. Penumpang
Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu,
kenyamanan perpindahan dari satu moda satu ke moda yang lain, tempat
tersedianya fasiltas-fasilitas dan informasi (pelataran, ruang tunggu, papan
informasi, toilet, kios-kios, loket,tempat parker dan lain-lain).

2. Pemerintah
Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi manajemen lalu lintas dan
perencanaan, untuk menata lalu lintas dan menghindari dsri kemacetan,
sebagai sumber pengendali arus angkutan umum dan sumber pemungutan
retribusi.

8
3. Operator Angkutan Umum
Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk mengatur
pelayanan operasi angkutan, menyediakan fasilitas informasi dan istirahat
bagi supir angkutan dan fasilitas pangkalan.

2.3 Klasifikasi Terminal


Berdasarkan kriteria masing-masing terminal yang ada di Indonesia dibagi
menjadi tiga tipe terminal, yaitu tipe A, tipe B dan tipe C yang telah dipisahkan
kewenanganya menjadi milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah. Pembagian ini dilakukan berdasarkan UU no 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah.

Penentuan tipe dan kelas terminal berdasarkan fungsi pelayanan, fasilitas


pelayanan dan kewenangan (PP RI No.43 tahun 1993). Klasifikasi terminal
akan mendasari pertimbangan bagi keperluan perencanaan berbagai fasilitas
penunjang masing-masing tipe terminal.

2.3.1 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya


Ada beberapa Jenis terminal yang dibedakan atas fungsinya yaitu:
1. Terminal Utama adalah terputusnya arus penumpang dan barang
dengan ciri sebagai berikut :

 Berfungsi sebagai tempat pengatur angkutan yang bersifat


melayani arus angkutan penumpang dan barang dengan jarak jauh
dan volume tinggi.

 Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton angkutan atau 41
penumpang.

 Kelua masuk kendaraan bus 50-100 kendaraan perjam.


 Luas areal terminal barang 11,3-12,3 Ha, terminal penumpang 10
Ha.

2. Terminal Madya adalah terputusnya arus penumpang dan barang


dengan ciri sebagai berikut:

9
 Berfungsi sebagai tempat penyalur angkutan yang besift melayani
arus angkutan penumpang dan barang dalam jarak dan volume
sedang.

 Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 5 ton angkutan atau 20
penumpang angkutan.

 Bongkar muat per hari 4200-6900 ton.


 Keluar masuk bus 25-50 bus perjam.
 Luas area terminal barang 7,9-11,3 Ha terminal penumpang 5 Ha.
3. Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang dengan ciri sebagai berikut:

 Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus


angkutan barang dan penumpang dalam jarak pendek dan volume
kecil.

 bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton angkutan atau
10 penumpang angkutan.

 Bongkar muat barang 830-4250 ton per hari.


 Keluar masuk angkutan penumpang 25 kendaraan per jam.
 Luas area terminal barang 4,2 Ha-7,0 Ha terminal penumpang +2
Ha.

4. Terminal khusus dalah terminal yang didirikan secara khusus


mengingat sifat dari barang yang diangkut, misalnya terminal bahan
bakar, terminal bahan kimia dan sebagainya.

5. Terminal truk adalah terminal yang sesuai dengan fungsinya


membutuhkan sejumlah truk yang dapat di parkir atau menunggu
dalam sewaktu-waktu yang berciri sebagai berikut:

 Sebagai tempat istirahat bagi para pengemudi, setelah mereka


mengemudi secara terus menerus yakni mengemudi selama 4 jam
tanpa henti. Ukuran terminal ini harus mampu menampung 25
kendaraan per jam.

10
 Sebagai tempat menunggu sebelum waktu diperbolekan masuk.
 Jalan-jalan dalam kota, uuran terminal ini khusus mampu
menampung 50 kendaraan perjam.

(sumber:http:/id.wikipedia.org/wiki/arsitektur)

2.3.2 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Jenis Angkutan


Ada beberapa jenis terminal berdasarkan jenis angkutan antara lain yaitu:
1. Angkutan Lintas Batas Nergara adalah : angkutan dari satu kota ke kota
lain yang melewati batas neagara dengan menggunakan mobil umum
yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.

2. Angkutan Antar Kota adalah: angkutan dari kota ke kota lain dengan
menggunaan bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat
dalam trayek tetap dan teratur.

3. Angkutan Kota adalah: angkutan dari satu kawasan ke kawasan lain


yang terletak dalam dua atau lebih wilayah kota kabupaten yang
berdekatan dan merupakan satu kesatuan ekonomi dan social dengan
menggunakan mobil penumpang umum yang terikat trayek tetap dan
teratur yang mempunyai alat perjalanan ulang alik (komuter)

4. Angkutan Pedesaan adalah: angkutan dari satu tempat ke tempat lain


dalam satu daearah kabupaten dengan menggunakan mobil bus umum
dan mobil penmpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.

5. Angkutan Perintis adalah: angkutan yang berfungsi melayani daerah


yang terisolir dan terbelakang yang berfungsi menggerakan
perkembanggan ekonomi daerah tersebut, yang tidak bersifat komersial
dengan menggunakan mobil bus umum dana tau mobil penumpang
umum.

2.3.3 Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Ada beberapa jenis ciri pelayanan terminal antara lain yaitu:
1. Pelayanan angkutan antar kota antar propinsi dengan ciri-ciri sebagai
berikut:

11
 Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana terncantum dalam jam
perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus umum yang
dioperasikan.

 Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antaar kota


antar provinsi sebagai mana terncantum dalam izin trayek yang
telah ditetapkan.

 terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan,


persinggahan dan tujuan angkutan orang.

 Dilayani hanya oleh mobil bus umum dengan angkutan pelayanan


ekonomi dan pelayanan non ekonomi.

 Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu


pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang
wajib disainggahi selama perjalnan.

2. Pelayanan angkutan lintas batas negara dengan ciri-ciri sebagai berikut:

 Memunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam


perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus umum yang
beropaerasikan.

 Prasaran jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan lintas batas


negara sebagaimana terncantum dalam izin trayek yang telah
ditetapan.

 Terminal yang merupakan terminal asal keberangkatan,


persinggahan dan tujuan angkutan orang.

 Dilayani hanya oleh mobil bus umum dengan pelayanan non


ekonomi, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian antar negara.

 Pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang


disinggahi selama perjalanan.

3. Pelayanan angkutan antar kota dalam proppinsi dengan memenuhi


ciriciri sebagai bearikut:

12
 Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana terncantum dalam jam
perjalanan pada kartu pengawas mobil bus umum yang
dioperasikan.

 Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota


dalam Propinsi sebagaimana terncantum dalam ixin trayek yang
tlah ditetapkan.

 Terminal ebagai tempat awal pemberangkatan, persinggahan


maupun terminal tujuan angkutan orang.

 Dilayanni hanya oleh mobil bus, baik angkutan pelayanan


angkutan ekonomi dan pelayanan angkutan non ekonomi.

 Pelayanan angkutan yang dilakukan dapt bersifat pelayanan cepat


dana tau lambat.

4. Pelayanan angkutan perkotaan dengan memenuhi ciri-ciri sebagi


berikut:

 Trayek utama:
• Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana terncantum dalam jam
perjalanan kartu pengaeasan kendaraaan yang dioperasikan.

• Dilayani hanya oleh mobil bus umum


• Melayani angkutan antar kawasan utama, dan pendukung
dengan ciri melakukan perjalanan ulang alik secara tetap.

• Pelayanan angkutan secara terus menerus, berhnti pada


tempat-tempat untuk menaikan dan menurunkan orang yang
telah ditetapkan untuk angkutan perkotaan.

 Trayek Cabang
• Berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama.
• Pelayanan angkutan secara terus menerus, berhenti pada
tempat-tempat untuk menaikan dan menurunkan orang yang
telah ditetapkan untuk angkutan perkotaan.

13
• Dilayani oleh bus mobil umum dan mobil penumpang umum.
• Mlayani angkutan pada kawasan pendukung, antar kawasan
pendukung dan permukiman.
• Mempunyai jadwal tetap yang sebagamana tercantum dalam
jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang
dioperasikan.

5. Pelayanan angkutan pedesaan dengan memenuhi ciri-ciri sebagai


berkut:

 Mempunyai jadwal tetap dana tau tdak dijadwal.


 Jadwal tetap diberlakukan apabila permintaan angkutan cukup
tinggi.

 Pelayanan angkutan bersifat lambat, berhenti pada setiap terminal


yang harus disinggahi, dengan waktu menunggu relative lama.

 Terminal yang merupakan terminal asal pembrangkatan,


persinggahan dan tujuan angkutan orang.

 Dilayani oleh bus umum dana tau mobil penmpang umum.


(sumber: Keputusan Menteri Perhubungan No.KM. 31 Tahun
2002, Penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan
umum)

2.3.4 Klasifikasi Berdasarkan Wilayah Pelayanan


Klasifikasi berdasarkan wilayah pelayanan dibagi menjadu dua yaitu:
1. Terminal primer, yaitu tempat untuk pelayanan arus barang dan
penumpang, terminal ini melayani kebutuhan pada masyarakat luas dai
suatu wilayah.

2. Terminal sekunder, yaitu terminal yang penumpang arus dan barang dari
suatu kota dan daerah-daerah sekitar kota tersebut, selain terminal jenis

14
ini berfungsi melengkapi atau menyambung kegiatan dari terminal
primer.

2.3.5 Klasifikasi Berdasarkan Tipe Terminal


Menurut Keputusan Menteri Perubungan Nomor : 31 Tahun 1995 tentang
Terminal Traansportasi Jalan, tipe terminal penumpang terdiri dari :

1. Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk Angkutan


Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan Angkutan Lintas Batas Negara,
Anngkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan
Angkutan Pedesaan.

2. Terminal Penumpang Tipe B


Terminal Penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
Angkutan kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan
Pedesaan.

3. Terminal Penumpang Tipe C


Terminal penumpang tipe C Berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan.

Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan table tentang karakteristik terminal


penumapang menurut kelas terminal (Tabel 2.1) dan tabel hubungan
terminal dengan pelayanan angkutan penumpang (Tabel 2.2 ) yaitu sebagai
beriut:

Tabel 2.1 Karakteristik terminal penumang menurut kelas terminal


No Kriteria Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C
1 Jaringan Trayek AKAP + Tipe B AKDP=Tipe C Angdes/Angkot
2 Lokasi Jl. Alteri Primer Jl. Jl. Kolektor/Lokal
Alteri/Kolek Sekunder
tor primer
3 Kelas Jalan Minimal III A Minimal III B Minimal III B
4 Jarak Minimal Minimal 20 Km Minimal 15 Km -
Antar 2 Terminal
5 Luas lahan Minimal 5 Ha Minimal 3 Ha Sesusai permintaan

15
6 Akses Keluar Minimal 100 m Minimal 50 m Sesuai Kebutuhan
Masuk Terminal
Sumber: Departemen Perhubungan (1996)

Tabel 2.2 Hubungan terminal dengan pelayanan angkutan penumpang


No Pelayanan Angkutan Tipe Terminal Trayek
1 Lintas Batas Negara A; Pemberangkatan-Persinggshan-Tujuan
2 Antar Kota Antar B; Pemberangkatan-Persingggahan-Tujuan
Propinsi
3 Antar Kota Propinsi A&B; Pemberangkatan-Persinggahan-
Tujuan
4 Kota Utama
Cabang
Ranting
5 Pedesaan C; Pemberangkatan-Persinggahan-Tujuan
Sumber : Departemen Perhubungan (1996)
Rumus laju perkembangan angkutan umum Terminal Jepara dengan metode
geometri, yaitu: Pt = Po (1 + r)ⁿ

Keterangan :

Pt = Jumlah angkutan umum pada termina.

Po = Jumlah angkutan umum pada tahun awal perhitunga.

r = Rata rata presentase pertumbuhan jumlah angkutan umum.

n = Jangka waktu proyeksi Jadi untuk mengetahu jumlah pertumbuhan dalam


jangka 10 Tahun kedepan terbagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :

1) Angkutan Umum
Pt = Po (1+r)n
2028 = (229.488/365) (1+0,1737) 10
2028 = 628,73 (1,1737) 10
2028 = 737,9404 unit/hari
2028 = 738 unit/hari 67
2) Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
Pt = Po (1+r)n

16
2028 = (312.500/365) (1+0,1355) 10
2028 = 856,164 (1,1355)10
2028 = 116,0102 unit/hari
2028 = 117 unit/hari
Jadi Total Angkutan Umum yang menggunakan Terminal Jepara pada 10
tahun yang akan datang berkisar 738 unit/hari untuk pete, 117 unit/hari
untuk Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Jadi, total
keseluruhan angkutan umum yang menggunakan terminal ini pada tahun
2028 sebanyak 855 unit/hari. Akan tetapi dalam rancangan revitalisasi
Terminal Jepara ini, tidak akan memenuhi target kapasitas berdasarkan laju
pertumbuhan yang telah diketahui. Adapun total kapasistas yang akan
ditampung pada Terminal Jepara di asumsikan hanya 70% dari total
angkutan umum dalam kurung 10 tahun kedepan atau dengan rumus
sebagai berikut :
70% x 855 = 599 unit/hari
Jadi rata-rata jumlah angkutan umum yang akan ditampung pada area
Terminal Jepara pada tiap tahunnya bernilai 599 unit/hari.
b. Analisa Jumlah Penjemput / Pengantar
Persentase penumpang yang dijemput maupun diantar sebanyak
10% - 20% dengan setiap penumpang didampingi 1 – 2 orang pengunjung.
Jumlah angkutan umum setiap hari 599 unit x 10 orang = 5.990 orang
penumpang. Maka jumlah penjemput dan pengantar diprediksi maksimal =
10% x 5.990 x 1 orang = 599 orang. 68
c. Analisa Pengguna Pengguna pada terminal terdiri dari 4 (empat)
kelompok besar, yaitu:

1) Pengelola Terminal Adapun struktur pengelola terminal adalah sebagai


berikut:
 Kepala Teminal : 1 orang
 Kepala Unit Pelaksana Teknik : 1 orang
 Sekretaris : 1 orang
 Kepala Tata Usaha : 1 orang

17
 Staff Tata Usaha : 5 orang
 Administrasi : 5 orang
 Bagian Informasi : 7 orang
 Penjualan Tiket : 15 orang
 Pemeriksa Tiket : 3 orang
 Pengurus Bagasi : 5 orang
 Keamanan : 40 orang
 Petugas Karantina : 5 orang
TOTAL : 87 orang
2) Penumpang Penumpang adalah orang-orang yang menggunakan jasa
terminal untuk naik dan atau turun bus dan melanjutkan ke moda
transportasi lainnya. Terdapat 2 (dua) jenis penumpang di terminal,
yaitu:
 Penumpang antar kota dalam provinsi + mobil penumpang
umum (MPU)
 Penumpang AKDP
 Penumpang angkutan kota (angkot) 69
3) Pengantar/Penjemput Pengantar atau penjemput
adalah orang-orang yang mengantar dan menjemput penumpang , baik
yang datang ataupun yang tiba. Secara umum karakteristik pengantar
atau penjemput dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
Kelompok 1 : menunggu di koridor luar bangunan
Kelompok 2 : menunggu di hall kedatangan
4) Pemilik Usaha di Terminal Untuk memenuhi kebutuhan para pengguna
terminal serta fakta bahwa terminal beroperasi selama 24 jam sehari,
maka selain fungsi utama sebagai terminal, terminal akan memiliki
beberapa fungsi penunjang lainnya, diantaranya:
 Kios/retail : 30 unit x 4 karyawan = 120 orang
 cafe : 1 unit x 2 karyawan = 2 orang
 Minimarket : 1 unit x 6 karyawan = 6 orang
 Restoran : 1 unit x 30 karyawan = 30 orang
 Food Court : 1 unit x 50 karyawan = 50 oran

18
 Biro Travel : 2 unit x 4 karyawan = 8 orang
 ATM Center : 1 unit x 2 karyawan = 2 orang
 Book Store : 1 unit x 4 karyawan = 4 orang
TOTAL = 222 orang Adapun analisis program ruang dan besaran
ruang di uraikan dalam tabel dibawah ini :
a. Kebutuhan Pelataran Angkutan Umum Dan Parkir Kendaraan
Pribadi Adapun Kebutuhan parkir pengunjung adalah sebagai berikut:
1) Pengunjung dan penjemput penumpang Penumpang yang
menggunakan kendaraan pribadi (menitipkan kendaraannya). 70
Dengan asumsi :
- Penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi diasumsikan 0,5%
hari dengan rata – rata parkir 3 hari. Maka = 0,5% x 5.990 x 3 hari = 90
tempat parkir Dengan asumsi :
- 70% penumpang menggunakan sepeda motor = 70 % x 90 = 63 parkir
roda 2. - 30% penumpang menggunakan mobil = 30 % x 90 = 27 parkir
roda 4. Pengantar dan penjemput penumpang = 25org/ jam. Rata – rata
lama pengunjung parkir diperkirakan 2 jam, maka parkir harus
memadai untuk 50 orang.
2) Kebutuhan Parkir Pengelola dan Karyawan Adapun Kebutuhan
Parkir Pengelola dan Karyawan sebagai berikut :
- Jumlah karyawan = 87 orang
Dengan asumsi :
- 60 % menggunakan kendaraan umum = 52 orang - 30 % menggunakan
sepeda motor = 26 orang - 10 % menggunakan mobil = 9 orang Jadi,
total pengunjung Terminal Jepara yang menggunakan kendaraan
pribadi adalah 89 tempat parkir untuk kendaraan roda 2, dan 36 tempat
parkir roda 4. untuk rekapitulasi analisis kebutuhan pelataran angkutan
umum dan kendaraan pribadi di bawah ini.

19
2.4 Fasilitas dan Keterkaitan Aktifitas dalam Terminal
Supaya terminal mampu memberikan servis yang baik kepada
penumpangnya, maka perlu disediakan fasilitas yang diperlukan bagi
pengguna jasa terminal. Fasilitas tersebut perlu harus disediakan dalam jumlah
yang cukup dan hrus selalu dijaga supaya tetap mampu memberikan pelayanan
bagi pengguna jasa terminal sesuai dengan fungsinya.

2.4.1 Fasilitas Yang Ada Dalam Terminal


Fasilitas yang ada didalam terminal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fasilitas penunjang dan fasilitas utama.

A. Fasilitas Utama
Yang dimaksud fasilitas utama terminanl adalah yang mutlak ada
disuatu terminal dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat,
khusnya calon penumpang, sopir, awak armada, maupun masyarakaat
yang memerluan jasa terminal. Adapun yang dapat digolongkan sebagai
fasilitas utama antara lain:

 Jalur pemberangkatan angkutan umum


Jalur pemberangktn ini disediakan untuk pengendara angkutan
umum untuk menaikan penumpang (loading) dan untuk memulai
perjalanan sesuai trayek yang sudah di tentukan.

 Jalur kedatangan kendaran umum


Adalah area yang disediakan untuk kenadaraan angkutan umum
untuk menurunkan penupmpang (Unloading) akhir perjalanan.
 Jalur tunggu kendaraan umum
Jalur tunggu kendaraan umum yaitu pelataran yang disediakan bagi
angkutan umum untuk brsiap menuju pemberangkatan, yang juga
data berfungsi sebagai tempat istirahat bagi sopir angkutan umum.

 Tempat tunggu penumpang

20
Tempat tunggu enumpang dapat berupa peataran atau area yang
disediakan bagi calon penumpang yang akan melakukan
pearjalanan.

 Jalur lintasan merupakan pelataran yang disediakan bagi angkutan


umum yang akan langsung melanjutkan perjalanan, Jalur lintasan
angkutan penumpang umum yang akan langsung melaku-kan 13
perjalanan setelah menurunkan atau menaikkan penumpang.

 Bangunan kantor terminal


Merupakan sebuah banguna yang didslamya beralangsung kgiatan
pelayanann masyarakat oleh opetator erminal meliputi segala
sesuatu yang berhubungan dengan terminal. Pada bangunan ini
biasanya juga terdapat menara pengawas, loket, pos pemesriksaan,
serta papan informasi.

 Tempaat istirahat sementara


 Loket penjualan karcis
 Rambu dan papan informasi
 Pelataran parker kendaraan pengantar dan taksi
Fasilitas ini disediakan bagi kendaraann pengantar calon penumpang
serta bagi armada taksi yang menyediakan jasa transportasi bagi
penumpang untuk sampai ke tempat yang dituju.

B. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang yang dimaksud sebagai pelengkap dalam
pengoperasian terminanal. Yang dmaksud dengan fasilitas pelengkap
dalam suatu terminal antara lain :

 Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup dengan kapasitas
layanan terminal terhadap penumpang maupun sopir angkutan
umum, dan sebisa mungkin bersih dan layak pakai.

21
 Tempat Ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi calon penumpang maupun sopir
angkutan umum untuk menunaikan kewajibanya sebagai umat
beragama.

 Ruang Pengobatan
Ruang pengobatan untuk mengatasi keadaan darurat di lingkungan
tearminal, jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan dan
sudah dilengkapi dengan tenaga medis yang terampil.

 Kantin/Kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang,
sopir angkutan umum, petuas terminal dan lainya jika ingin membeli
makanan ataupun oleh dari daerah tersebut maupun makanan ringan
yang mungkin diperlukan selama perjalanan.

 Ruang informasi dan pengaduhan


Ruang informasi dan pwngaduhan dibuat untuk memberikan
informasi mengenai kegiatan yang ada di area terminal seperti
trayek yang dilayani, biaya trayek dan lainya, seerta untuk menerima
pengauan dari penumpang maupun masyarakat terhadap keluhan
yang dirasakan dalam pelayanan terminal.

 Taman
Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikn kesan
yang indah dan asri, sehingga para calon penumpang tidak bosan
saat menunngu angkutan.

 Telepon umum
Telepon umum juga perlu bagi penumpang luar daerah yang
mungkin tidak membawa ponsel.

Untuk tipe terminal yang berbeda, maka fasilitas transportasi yang


harus disediakan juga berbeda, baikdalam hal kualitas maupun
kwantiasnya. Besarnya kebutuhan terhadap fasilitas tersebut.

22
2.5 Tinjauan Studi
Perencanaan tentang peningkatan terminal telah dilakukan sebelumnya,
namun terdapat perbedaan dengan perencanaan yang sekarang dilakukan. Pada
perencanaan revitalisasi terminal Jepara yang berada di pusat kota sebagai
akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara lebih menyoroti
tentang perencanaan revitalisasi terminal Jepara yang sebelumnya terlihat sepi
dan kurang terawat.

Tabel 2.5 menjelaskan tentang perencanaan terminal sebelumnya.


Nama Peneliti :
1. M. Salman Shofiyullah 2016 Judul Penelitian Revitalisasi Terminal Pondok
Cabe di Tangerang Selatan dengan Pendekatan Sistem Sirkulasi, Fokus
Penelitian Perencanaan desain dan sirkulasi kendaraan yang aman nyaman,
dan mudah. Metodologi yang digunakan Menggunakan metode penelitian
deskriptif analisa. Hasil Penelitian Untuk meminimalisir sirkulasi silang
kendaraan bisa menggunakan cara pemisahan jalur, elevated bridge,
perbedaan tapak dapat mempengaruhi irkulasi, jumlah tayek, pembagian
zona bahkan sampai tipe terminal.
2. Greifanny Gisella Eunike Manumpil 2019 Revitalisasi Terminal
Malalayang(High-Tech Architecture)Perencanaan revitalisasi Terminal
berbasis teknologi terbaru. Menggunakan Tema Arsitektur High-Tech
Dengan adanya penerapan teknologi terbaru diharapkan mampu mengikuti
karakteristik masyarakat saat ini yang hidup berkembang bersama dengan
teknologi.
3. Adi Fachmi 2012 Redesain Terminal Potis Plawad Kota Tangerang Provinsi
Banten, Redesain terminal agar berfungsi sebagai terminal intermodal secara
optimal. Penelitian kuantitatif didukung hasil observasi dan wawancara
Penerapan konsep pengembangan dan struktur terminal bervatiatif dan dapat
diwujudkan dalam bentuk lain dengan syarat tetap mempertimbangkan
keefesien desain.

23
2.5.1 Studi Banding Terminal Jombor
Terminal Jombor adalah salah satu terminal yang ada di kota Jogja. Terminal
ini merupakan tempat perhentian dan pemberangkatan bus-bus ke kota-kota di
utara Jogja, seperti Semarang dan Magelang. Terminal Jombor mempunyai
area luas 9.200 m2 dan dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi DIY.
Terminal ini letaknya strategis mempunyai fasilitas yang memadai dan
terawatt, juga suasana disekitar sejuk banyak juga hotel-hotel disekitar
Terminal. Oleh karena itu meskipun tidak sebesar Terminal

Giwangan, terminal yang ada di Jogja bagian utara ini tetap ramai disinggahi
Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), angkutan Kota Dalam Propinsi
(AKDP), Trans Jogja dan Travel.

Gbr.2.1 Peta Terminal Jombor


Sumber: Google maps

24
Zona Kawasan Terminal Jombor

Sumber: http://dishub.jogjaprov.go.idterminal-jombor
Gbr.2.2 Zona Kawasan Terminal Jombor

Fasilitas Terminal
Fasilitas Terminal dapat dikelompokan menjadi dua yaitu fasilitas utama
dan fasilitas pendukung, semakin besar dan padat terminal suatu terminal
maka fasilitas yang harus disediakan juga harus banyak.

1. Fasilitas Utama
 Jalur keberangkatan kendaraan umum

25
Gbr.2.3 Jalur Keberangkatan Kendaraan Umum

 Jalur Kedatangan Kendaraan Umum

https://jogjapolitan.harianjogja.comread20190525512994758terminal-jombormulai-
ramai-penumpang

Gbr.2.4 Jalur Kedatangan Kendaraan Umum

 Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan


kendaraan umum.

26
https://jogja.tribunnews.com20180624puncak-arus-balik-di-terminal-
jomborterjadi-akhir-pekan-kemarinpage=2

Gbr. 2.5 Parkir Kendaraan Umum

 Tempat parkir kendaraan pibadi

https://jogja.idntimes.com/news/jogja/siti-umaiyah/mobilitas-bus-akap-di-
terminaljombor-mulai-tunjukkan-peningkatan

Gbr. 2.6 Tempat Parkie Kendaraan Pribadi

 Perlengkapan Jalan
 Fasilitas Penggunaan Teknologi.
 Pelayanan Pengguna (Custumer Service).
 Ruang Pembelian Tiket.

27
 Pusat informasi(Information Center).
 Layanan Bagasi.
 Ruang Penitipan Barang
2. Fasilitas Pendukung
 Toilet
 Papan Informasi
 Mushola
 Kantin
 Ruang Informasi
 Tempat Transit Penumpang (Hall)
 ATM
 Ruang Pengobatan
 Alat Pemadam Kebakaran
 Fasilitas Keamanan
 Wartel
2.5.2 Studi Banding Terminal Penggaron
Terminal Penggaron adalah terminal bus tipe B yang berada di ujung barat
kota Semarang perbatasan dengan Kabupaten Demak, lebih tepatnya
terletak di Penggaron Kidul, Pedurungan, Semarang. Terminal Penggaron
melayani trayek angkutan kota, angkutan perbatasan, trans Semarang, dan
angkutan antar kota. Semenjak 1 september 2018, terminal terboyo resmi
ditutup. Dan bus AKAP dan AKDP yang dulu memiliki trayek di Terboyo
sekarang pindah ke terminal Penggaron.

28
Gbr. 2.7 Lokasi Terminal Penggaron
Sumber: Google maps

Gbr. 2.8 Gerbang terminal Penggaron


Sumber: Tribunnews.com

29
Gbr. 2.9 Ruang Tunggu Penumpang
Sumber: Google
Fasilitas Terminal
Fasilitas Terminal Penggaron tergolong masih perlu dibenahi .oleh karena
itu,pemerintah kota Semarang dan Dinas Perhubungan Kota Semarang
sebagai penyedia layanan transportasi di kota Semarang harus segera
membenahi fasilitas Terminal Penggaron seperti tempat duduk di ruang
tunggu penumpang belum memiliki sandaran, kondisi toilet penumpang
yang memprihatinkan, letak fasilitas musholla yang kurang strategis, halte
BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang yang kondisinya agak
memprihatinkan. Selain itu juga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas harus
cepat dibuka untuk umum karena sekarang ini bus BRT Trans Semarang
sudah menggunakan Bahan Bakar Gas seperti Bus TransJakarta dan
beberapa kendaraan yang sudah menggunakan bahan bakar Gas.

2.6 Pemahaman Tema


A Devinisi Revitalisasi
Pengertian Revitalisasi adalah dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali
suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi
berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata
vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan
dan sebagainya).

30
1. Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara
bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik
bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang
terbuka kawasan (urban realm). Mengingat citra kawasan sangat erat
kaitannya dengan kondisi visual kawasan, khususnya dalam menarik
kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Isu
lingkungan (environmental sustainability) pun menjadi penting, sehingga
intervensi fisik pun sudah semestinya memperhatikan konteks lingkungan.
Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka panjang.

2. Rehabilitasi ekonomi Revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan


artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi.
Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa
mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal (local economic
development), sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan
kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2001). Dalam konteks revitalisasi perlu
dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas
ekonomi dan sosial (vitalitas baru).
3. Revitalisasi sosial/institusional Keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan
akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik
(interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Maksudnya,
kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan
dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga (public realms). Sudah
menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan
pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri
(place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu
pengembangan institusi yang baik.

31
BAB III
METODE PERENCANAAN

3.1 Tinjauan Lokasi Perencanaan

Sumber : Google maps


Gbr. 3.1 Lokasi Perencanaan
Lokasi Perencanaan Perencanaan Revitalisasi Terminal Jepara yang berada
di pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara
adalah di Jl. MT Haryono Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara.

3.2 Batasan Wilayah


Batasan wilayah penelitian difokuskan pada lingkungan kerja Terminal
Jepara.

3.2.1 Batasan Skala Pelayanan


 Tipe : Terminal tipe B
 Luas Lahan : 1,7 ha
 Wilayah Pelayanan : Angkutan Antar kota Dalam Propinsi
(AKDP), Angkutan kota (Angkot) dan Angkudes.

23
3.3 Metode Perencanaan
Dalam metode perencanaan ini Revitalisasi Terminal Jepara yang berada di
pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara
harus ada langkah – langkah yang harus benar – benar diperhatikan agar
revitalisasi bisa tercapai sesuai harapan dan sesuai perencanaan dari awal,
sebelum kita merencanakan revitalisasi (desain gambar) di mulai harus ada
tahap – tahapan yang harus di lalui seperti, survey lokasi, studi banding,
mengumpulkan data – data yang dibutuhkan, mengurus perizinan kepada pihak
yang terkait. Kemudian kita baru bisa melangkah ke tahap selanjutnya. Ada pula
penjelasan dari tiap tahapan sebagai berikut :

1. Metode Pengumpulan Data.


a. survei lapangan dengan mengumpulkan informasi mengenai
potensi-potensi sosial ekonomi dan lingkungan fisik yang mampu
mendukung konsep perencanaan Terminal Jepara.
b. Studi Literatur, berupa pengumpulan data Terkait revitalisasi
kawasan dan terminal penumpang tipe b, baik jurnal, buku , maupun
internet.
c. Studi banding , yaitu dengan menganalisis beberapa contoh bagunan
sejenis, Sebagai suatu bahan perbandingan untuk mendapatkan
konsep rancangan dan pemahaman tentang faktor pendukung teknis
bangunan.
2. Metode Analisis Data.

Merupakan Proses pengelolaan dan mengatur data-data yang telah


diperoleh dengan cara deskriptif untuk menjadi pedoman atau acuan
perencanaan dan perancangan yang disajikan dalam bentuk gambar
(sketsa) atau maket (tiruan tiga dimensi).

24
3.3.1 Perizinan
Proses perizinan dilakukan dengan surat pengantar dari Universitas Islam
Nahdlatul Ulama’ Jepara yang ditunjukan kepada pihak terkait. Pihak yang
dimaksud adalah Dinas Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Jepara,

DISHUB Kabupaten Jepara adalah untuk memperoleh data pertumbuhan


kendaraan, trayek, jumlah kendaraan dan lain sebagainya yang diperlukan
dalam perencanaan Revitalisasi Terminal Jepara yang berada di pusat kota
sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara. Oleh
karena itu ketersediaan Infrastruktur transportasi yang handal dan memadai.
Selama kurun waktu 2012-2016 Kabupaten Memiliki 5 terminal yang terdiri
dari 1 unit terminal Type B dan 4 unit Terminal Type C. Masyarakat Kabupaten
Jepara yang memanfaatkan keberadaan yang cukup besar, hal ini dapat dilihat
dari jumlah orang yang melalui terminal menunjukan tingkat dari tahun
ketahun. Untuk jam operasional Terminal adalah jam 06.00-16.00 Sore.dari
senin dan hari minggu sedangkan untuk saat ini mengalami penurunan
diterminal jepara.

3.3.2 Pengumpulan Data


Tahap ini dilakukan secara bersamaan dengan tahap survei lokasi. Pada tahap
ini, perencana melakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk
proses perencanaan revitalisasi. Data- data yang akan dikumpulkan melalui
pengumpulan data primer dan skunder meliputi tentang :

1. Observasi.
2. Survei lapangan.
3. Study Banding.
4. Literatur.
5. Data DISHUB.
6. Ukuran Lahan.
7. Jumlah Armada.
8. Trayek.

25
3.3.2.1 Data Primer
1. Observasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam

pernencanaan revitalisasi terminal Jepara, didalam observasi ini


melakukan pengamatan terhadap lokasi untuk perencanaan dan
bangunan yang berhubungan dengan perencanaan, hal ini dapat
dilakuakan untuk melihat dan mengamati secara langsung hal-hal
yang berkaitan dengan objek perencanaan, sekitar objek potensi
yang bisa dimanfaatkan dilokasi Metode ini digunakan, Dan
memperoleh data-data tentang :

a. Gambar Terminal.
b. Fisik Terminal.
c. Aspek ekonomi.
d. Tujuan Pengembangan Terminal.
e. Kelengkapan Terminal.

2. Survei lapangan adalah tahapan yang sangat penting dalam

perencanaan revitalisasi terminal dimana dalam survei lapangan


kita dapat mengetahui lingkungan di area terminal tersebut
sehingga kita dapat semaksimal mungkin untuk dapat
merencanakan revitalisasi terminal. Survei dilakukan dengan cara
pengambilan gambar, pengambilan titik koordinat, pengukuran
lokasi lahan terminal. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mengetahui kondisi area terminal dan lokasi sekitar terminal
serta menganalisanya untuk mengetahui
permasalahan di lokasi.

3. Study Banding

Study banding terhadap Terminal lain yang terkait dengan object


rancangan untuk mendapatkan data-data terkait dengan object,
tema, konsep perancanaan. Study banding ini dilakukan sebagai
acuan dalam menerapkan tema dan konsep terminal perencanaan

26
terhadap lokasi terminal dan dapat dijadikan pembelajaran baru
dan menciptakan ide baru. Serta mengembangkan Fasilitas
diterminal agar menambah wawasan baru. Dan meningkatkan
kinerja pegawai serta penambahan Fasilitas di terminal.

3.3.2.2 Data Sekunder


1. Literatur mencari informasi perkembangan terminal Jepara berupa
ukuran lahan, jumlah armada, jumlah trayek di terminal Jepara. Data
yang dibutuhkan bias didapatkan dari Dinas terkait.

2. Data dari Dinas terkait Dinas Perhubungan yang disini sebagai pengelola
Terminal Jepara

3. Ukuran lahan
4. Jumlah armada
5. Trayek

27
3.3.3 Analisa Data
Tahap ini dilakukan pengolahan data dari data-data yang telah dikumpulkan
melalui survei lokasi, data dari Dinas. Setelah di peroleh informasi data yang
dibutuhkan kemudian semua data itu di olah sehingga menjadikan sebuah
perencanaan revitalisasi yang berupa gambar dan pola arus lalu lintas di
terminal dengan tambahan pemikiran perencana tentang bagaimana desai yang
cocok untuk terminal Jepara. Ide perencana akan dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan dosen pembimbing supaya perencanaan ini bisa berguna.

3.3.4 Gambar
Selain merencanakan fasilitas dan pelayanan apa saja yang kurang dari
terminal Jepara, untuk menunjang keberhasilan dari reitalisasi ini ada sebuah
gambar atau re desain terminal jepara. Gambar disini sangat penting karena
desain terminal jepara saat ini sudah tergolong lama dan kurang efisien dari segi
tata letak bangunan dan sirkulasi kendaraan yang akan masuk dan keluar.

Dengan mengkaji hasil dari survey lokasi dan quesioner akan disimpulkan
di sebuah gambar atau desain ulang terminal Jepara sesuai kebutuhan calon
penumpang dan sopir – sopir.

3.3.5 Hasil dan Pembahasan


Tahap hasil dan pembahasan adalah tahap yang terdiri dari hasil survey
lapangan, data – data terkait perkembangan kendaraan di dalam terminal
berdasarkan data yang diambil dari Dinas terkait. Dan akan di kolaborasi
menjadi satu di sebuah desain baru yang akan menjadi acuan unuk
pembangunan atau Revitalisasi Terminal Jepara yang berada di pusat kota
sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara.

3.3.6 Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan proses pengambilan keputusan dan kesimpulan dari
hasil analisa perencanaan. Tujuan dari tahap ini adalah perencana dapat
memberikan rekomendasi atau masukan bagi pihak Dinas terkait.untuk
menjadikan acuan dan gambaran Revitalisasi Terminal Jepara yang berada di

33
pusat kota sebagai akses utama transportasi umum dalam dan luar kota Jepara,
rekomendasi yang disarankan nanti berupa gambaran baru site plan terminal
dan juga fasilitas apa saja yang kurang di dalam lingkup terminal Jepara.

3.4 Kerangka Pikir


Program kerja yang dilakukan dalam perencanaan ini disajikan seperti
dibawah ini:

Gbr. 3.2 Kerangka Pikir

33
3.5 Jadwal Perencanaan
Jadwal Perencanaan

Gbr. 3.2 Jadwal Perencanaan

33

Anda mungkin juga menyukai