PENDAHULUAN
Proses Penelitian
Keterlibatan Mahasiswa
Penelitian
Survey Lapangan
Studi Lapangan
Asistensi dan
Koordiasi Dengan Teori
Pembimbing Pengumpulan
Penelitian data
Asistensi/Konsultasi Dosen
Pembimbing
Penyusunan laporan
Penelitian
1) Selubung Bangunan
Selubung terbukti mempengaruhi kinerja termal bangunan sesuai
dengan iklim mikro yang ada di lingkungannya (Hermawan et al.
2019). Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang
menyelubungi bangunan . Penelitian selubung bangunan pada
kondisi iklim tropis yang dingin telah dilakukan. yaitu dinding dan
atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar
energi termal berpindah melalui elemen tersebut .
2) Temperatur Udara
Temperatur Udara adalah panas yang berasal dari radiasi objek yang
mengeluarkan panas, salah satunya yaitu radiasi matahari.
Temperatur udara merupakan salah satu faktor yang paling dominan
dalam menyatakan Kinerja termal suatu bangunan. Satuan yang
dipakai untuk temperatur udara adalah Celcius, Fahrenheit,
Reamur, dan Celvin. Bangunan dikatakan nyaman apabila
pengguna pada ruangan suhu tubuhnya berada sekitar pada suhu
37%. Temperatur udara yang masuk melalui proses konduksi pada
material bangunan antara suatu daerah dengan daerah lainnya sangat
berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, seperti
sudut datang sinar matahari, ketinggian suatu wilayah, arah angin,
arus laut, awan, dan waktu penyinaran. Menurut SNI 03-6572-2001
Suhu dingin berada pada < 20,5ºC, suhu ideal 24,8ºC – 27,1ºC,
sedangkan suhu panas dikategorikan pada >28ºC.
3) Kelembaban Udara
Kelembaban udara merupakan uap air yang terkandung pada udara,
sedangkan kelembaban relatif adalah rasio antara banyaknya uap air
di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dapat ditampung di
udara pada temperatur tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kelembaban udara, contohnya radiasi matahari,
tekanan udara, ketinggian wilayah, kondisi angin, kerapatan udara,
serta suhu udara. Tingkat kelembaban udara berbeda dengan unsur
yang lain, yang mana mengalami fluktuasi yang tinggi dan
dipengaruhi oleh perubahan temperatur udara. Semakin tinggi
temperatur, semakin tinggi pula kemampuan udara dalam
penyerapan air. Kelembapan absolut ialah kandungan air dari udara
tersebut, dinyatakan dalam grma per kilogram udara kering.
Berdasarkan SNI 03-6572-2001 kelembaban udara dengan tingkat
rendah adalah < 40%, kelembaban udara sedang 40% - 70%,
melainkan kelembaban udara tinggi ada pada > 70%.
4) Bukaan Ventilasi
Bukaan ventilasi yaitu ventilasi alami berguna untuk
memperngaruhi penyejukkan ke arah manusia dengan elemen-
elemen bukaan permanen seperti pintu, jendela, viod dan semua
bukaan yang menghubungkan ruangan pada ruangan lain ataupun
langsung ke area luar. Menurut Gratia (2004), infiltrasi udara
dengan sistem ventilasi alami dapat digunakan untuk meningkatkan
kenyamanan termal pada ruang-ruang dalam bangunan.
5) Pergerakan Udara
Kecepatan angin adalah kecepatan aliran udara yang bergerak
secara mendatar atau horizontal pada ketinggian dua meter di atas
tanah. Menurut Prianto dan Depecker (2001:19) dalam Indrani
(2008), pada hunian di lingkungan beriklim tropis terutama dengan
kelembaban tinggi, kenyamanan penghuni tidak hanya tergantung
pada banyaknya suplai udara segar ke dalam ruangan, tetapi juga
tergantung pada kecepatan angin.Kecepatan angin sangat tergantung
pada karakteristik permukaan yang dilaluinya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan angin (Resmi, 2010), antara lain
gradient barometris, lokasi suatu wilayah, tinggi lokasi tersebut, dan
periode waktu. Menurut SNI 03-6572-2001 kategori kecepatan
angin adalah kecepatan rendah 0,2 m/s – 0,5 m/s, kecepatan angin
sedang 1 m/s – 1,5 m/s, sedangkan yang tergolong pada kecepatan
angin tinggi 1,5 m/s – 2 m/s.
6) Dimensi Bukaan
Dimensi bukaan adalah hasil perkalian antara panjang dan lebar
bidang pada selubung bangunan yang berfungsi sebagai masuknya
cahaya dan udara kedalam massa bangunan. Contoh bukaan yang
terdapat pada : jendela, ventilasi dan pintu (Novan, 2012). Menurut
James (2008), luas dan arah bukaan mempengaruhi kondisi
kenyamanan ruang. Semakin luas ruang dan arah bukaan yang tepat
membantu kondisi kenyamanan ruang. Menurut Indrani (2008), luas
penampang bukaan turut berperan penting untuk memanipulasi
kecepatan angin internal.Arah angin dan kecepatan angin yang
mengenai bukaan.
7) Pertukaran Perpindahan Panas Pada Bangunan
Dalam kaitannya dengan kinerja termal bangunan kondisi ini akan
mempengaruhi secara langsung perpindahan panas pada badan
orang didalam bangunan. Secara timbal balik kenyamanan
bangunan menerima dan melepas panas lingkungan serta aktivitas
didalamnya dan tubuh manusia yang berada dalam bangunan juga
akan menerima dan melepas panas lingkungan serta dalam tubuhnya
sendiri.
Perolehan dan pengeluaran panas dapat terjadi melalui peristiwa
perpindahan panas sebagai berikut:
matahari
Qp Qr
Qi
Qv Qi
Qk
Qi Qk
3) Pembayangan
Pembayangan adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan
untuk meminimalkan ketidak nyamanan termal akibat radiasi
matahari langsung di ruang terbuka.
Tipe Pembayangan pada Bangunan
Sudut pembayangan berubah - ubah pada setiap jam, tergantung
pada posisi letak matahari. Ada 2 macam bentuk pembayangan :
HSA (Horizontal Shadow Angle)
Horizontal Shadow Angle adalah perbedaan antara azimuth
matahari dengan orientasi pada sisi bangunan yang dapat
ditentukan pada titik tepi bayangan jatuh. Semakin kecil sudut
nya, semakin besar siripnya (La Roche, 2011).
Gambar II.3 Horizontal Shadow Angle
Sumber : La Roche, 2011
Metode Metode
Wawancara Pengamatan
Hasil
Kesimpulan
Permasalahan
Data Lapangan
Analisa
Kesimpulan
Diagram 2 Keseluruhan Penelitian
Sumber: Penulis
Puskesmas Kepil 1
Sawah
Bangunan : 5 Gedung
Gedung Balai KB
Tempat Ibadah
SOLID
VEGETASI
Pada gambar diatas merupakan solid dan void pada dikawasan Kantor
Kecamatan Kepil dan tanda pada gambar dimana sebagai objek dalam
penelitian.
Dari 5 sampel yang di ambil memiliki karakteristik konfigurasi kepadatan
yang berbeda-beda. Objek pada sampel penelitian ini akan di jelaskan
bagaimana perbedaan konfigurasi kepadatan yang banyak dengan kepadatan
yang memiliki void sebagai ruang luar ( area hijau)
Penelitian ini dititik beratkan pada dua aspek yaitu, aspek fisik yang berupa
analis kinerja termal bangunan . Sedangkan aspek non fisik yang berupa
asumsi dan tanggapan dari pengguna bangunan (user) . Kedua aspek tersebut
didapatkan melalui pengumpulan data yang terbagi dalam data sekunder dan
data primer. Data Primer merupakan segala bentuk data yang berhasil peneliti
dapatkan dilapangan, dapat berupa pengamatan, foto lapangan, dan hasil
wawancara. Melainkan data sekunder adalah data yang dihimpun dari pihak ke
tiga atau stakeholders.