Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN (Kelompok)

Alexander Marcello 2301853262


Matthew Daniel 2301857273
Viondhi Gaizka 2301943876

Konsep EEC (Efficiency and Energy Conservation) pada Bangunan

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Di abad ke-21 ini, membangun sebuah bangunan yang tinggi bukanlah hal yang
mustahil lagi. Dengan teknologi dan pengetahuan yang sudah maju, kini manusia telah
dapat membangun bangunan-bangunan yang bermacam-macam tinggi dan desainnya.
Banyak kota di dunia berlomba-lomba membangun bangunan tinggi di kotanya dengan
berbagai macam ketinggian serta desain-desain yang unik. Dengan adanya bangunan
tinggi juga dapat menjadi sebuah solusi untuk berbagai permasalahan, seperti mengatasi
kepadatan, serta juga menambah daya guna lahan sehingga lahan yang terbuang sia-sia
dapat diminimalisirkan.
Namun, masifnya pembangunan bangunan-bangunan tinggi juga menimbulkan
masalah baru untuk lingkungan. Saat ini banyak sekali kota-kota (terutama kota pesisir
pantai) yang mengalami penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah yang terjadi
memang juga akibat penyedotan air tanah yang dipakai terlalu banyak, namun hal itu
juga ditambahi dengan beban bangunan-bangunan yang ada di atas tanah sehingga
menambah beban yang harus ditanggung oleh tanah dan menyebabkan semakin
parahnya fenomena penurunan muka tanah.
Kurang tersadarnya di kalangan pemilik bangunan tinggi akan lingkungan juga
menimbulkan bangunan-bangunan yang dimilikinya tidak bersahabat dengan lingkungan
sekitar. Dengan maraknya penggunaan kaca sepenuhnya pada fasad bangunannya,
cahaya matahari dari luar akan terserap dengan mudah oleh kaca sehingga suasana
dalam bangunan menjadi panas dan membutuhkan banyak pendingin ruangan yang
menyebabkan meningkatnya konsumsi listrik. Selain itu, bangunan berfasad kaca
sepenuhnya juga memantulkan cahaya matahari yang diterimanya ke tempat lain
sehingga merugikan orang-orang ataupun bangunan yang di sekitarnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penilaian bangunan hijau yang ada dikategorikan ke dalam nilai EEC?
2. Bagaimana penerapan konsep EEC terhadap suatu bangunan?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Mengetahui penilaian bangunan hijau di dalam kategori EEC
2. Mengetahui penerapan konsep EEC pada suatu bangunan

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. DESKRIPSI TEORI
EEC adalah singkatan dari Energy Efficiency and Conservation atau Efisiensi dan
Konservasi Energi. EEC lahir dan menjadi penting karena kebutuhan penggunaan energi
pada bangunan baru berbeda-beda sejak tahap konstruksi dimulai sampai operasional
dan pemeliharaan.

Kriteria dalam EEC


EEC pada bangunan eksisting dibagi menjadi 9 kredit penilaian sebagai berikut:
1. EEC P1 Policy and Energy Management Plan atau Rencana Pengelolaan Energi dan
Kebijakannya
2. EEC P2 Minimum Building Energy Performance atau Performansi Energi Gedung
Minimum
3. EEC 1 Optimized Efficiency Building Energy Performance atau Performansi Efisiensi
Energi Optimal pada Gedung
4. EEC 2 Testing, Recommisioning & Retrocommisioning
5. EEC 3 System Energy Performance atau Performansi Energi Sistem
6. EEC 4 Energy Monitoring & Control atau Kontrol & Monitoring Energi
7. EEC 5 Operation & Maintenance atau Operasi dan Maintenansi
8. EEC 6 On Site Renewable Energy atau Energi Terbarukan dalam Tapak Gedung
9. EEC 7 Less Energi Emission atau Emisi Energi Rendah

Sedangkan EEC pada bangunan baru dibagi menjadi 5 kriteria penilaian dengan 2
penilaian prasyarat sebagai berikut:
Prasyarat:
1. EEC P1, Electrical Submetering atau Pemasangan Sub-meter
2. EEC P2, OTTV Calculation atau Perhitungan OTTV

Kriteria:
1. EEC1, Energy Efficiency Measures atau Langkah Penghematan Energi
2. EEC2, Natural Lighting atau Pencahayaan Alami
3. EEC3, Ventilation atau Ventilasi
4. EEC4, Climate Change Impact atau Pengaruh Perubahan Iklim
5. EEC5, On-Site Renewable Energy atau Energi Terbarukan dalam Tapak

Greenship merupakan suatu sistem rating yang dibuat oleh GBC Indonesia untuk
menentukan kelayakan suatu bangunan untuk dikategorikan sebagai bangunan hijau
atau belum. Greenship itu sendiri bersifat khas Indonesia, sama seperti sistem peniliaian
di setiap negara yang selalu mengikuti ataupun melengkapi kepentingan negara
setempat. Saat ini, penilaian Greenship dapat diberlakukan untuk bangunan baru,
bangunan terbangun (eksisting), dan ruang interior. Penilaian dalam Greenship itu
sendiri juga terdapat konsep EEC dalam kriteria penilaian suatu bangunan.

Perangkat penilaian bangunan hijau untuk ruang interior merupakan sistem penilaian
yang digunakan sebagai alat bantu bagi para pelaku industri bangunan. Dengan kategori
penilaian: (Persentase / Nilai minimum)
Platinum (73% / 75)
Gold (57% / 59)
Silver (46% / 47)
Bronze (35% / 36)

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


1. Studi Efisiensi dan Konservasi Energi Pada Interior Gedung P Universitas Kristen
Petra oleh Stephen Sugiarto Prasetyo dan Yusita Kusumarini
Penelitian ini memiliki fokus utama untuk meneliti nilai persentase yang
diperoleh untuk Gedung P Universitas Kristen Petra dalam kategori Efisiensi dan
Konservasi Energi (EEC).
Berdasarkan tolak ukur Greenship untuk sebuah ruang interior, perhitungan
sistem penggunaan energi pada bangunan Gedung P Universitas Kristen Petra
Surabaya adalah sebesar 57,1%, sehingga telah menempati kategori Gold pada tolak
ukur Greenship.

2. Energy Efficiency of Eco-Friendly Home: Users' Perception oleh Maranatha


Wijayaningtyas, Sutanto Hidayat, Togi Halomoan Nainggolan, Fourry Handoko,
Kukuh Lukiyanto dan Azizah Ismail.
Penelitian ini berfokus pada mempelajari persepsi para responden yang merupakan
penduduk atau penghuni dari rumah-rumah ramah lingkungan di Malang dan
Surabaya, Jawa Timur. Variabel yang diteliti sebanyak tiga variabel, yaitu Energy
Efficiency and Conservation (EEC), Water Conservation (WC), dan Indoor Health and
Comfort (IHC). Dari ketiga variabel tersebut, Reliability Cronbach Alpha-nya sebesar
0,886 untuk EEC dengan rata-rata sebesar 3,80, lalu 0,900 untuk WC dan 4,00 untuk
rata-ratanya, dan 0,846 untuk IHC dengan rata-rata sebesar 3,89.

C. KERANGKA BERPIKIR

Mengetahui
konsep dasar, Kategori nilai
Menggunakan Mencari
kriteria, ukur hijau dari
artikel-artikel jurnal untuk
persyaratan, sebuah
yang tersedia dilakukan
dan nilai ukur bangunan
sebagai media analisa
dari sebuah dapat
pembelajaran penelitian
bangunan ditentukan.
hijau
1. Pembelajaran dasar:
Mengetahui konsep dasar dari sebuah bangunan hijau dan apa yang menjadi kriteria,
persyaratan, dan nilau ukur yang ada di dalam sebuah bangunan hijau.

2. Penggunaan media:
Di dalam penelitian ini kita menggunakan artikel-artikel yang tersedia di internet
sebagai media pembelajaraan untuk mengetahui konsep dan teori dari sebuah
bangunan hijau.
3.Tes
Lalu kita akan melakukan tes untuk membuktikan konsep tersebut dengan cara
mencari jurnal-jurnal yang berhubungan dengan konsep EEC/Greenship untuk
dijadikan analisa tes di dalam penelitian ini.

4.Analisa
Setelah melakukan analisa tes, kita dapat menentukan penilaian terhadap bangunan
untuk ditentukan kategori nilai hijau dari sebuah bangunan.

D. HIPOTESIS PENELITIAN
Dengan diterapkannya EEC diharapkan dapat mengurangi penggunaan energi pada
suatu bangunan secara signifkan karena kriteria yang ada tentang EEC sudah sangat
ketat dalam hal penggunaan atau penerapan bangunan hijau.

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. PENDEKATAN PENILITAN
Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan pada metode case study atau studi
kasus karena fokus utama dari penelitian ini adalah membuat sebuah analisa mendalam
terhadap penerapan EEC pada suatu bangunan.

B. VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini akan terdapat beberapa variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel
yang ada adalah sebagai berikut:

Variabel terikat: kriteria-kriteria yang ada mengenai EEC.


Variabel kontrol: metode atau cara apa yang dipilih untuk menilai bangunan.
Variabel tetap: konsep EEC pada bangunan eksisting.

C. POPULASI DAN SAMPEL


Penelitian ini akan membutuhkan sedikitnya (?) orang yang mempunyai relasi
dengan bangunan hijau sebagai tempat tinggal maupun tempat kerja untuk dijadikan
sampel mengetahui pengetahuan mereka akan bangunan hijau dan membutuhkan
sekiranya dua penelitian yang sudah ada untuk dijadikan studi kasus pada penelitian ini.

D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini akan berlangsung secara daring dengan menggunakan Google Scholar
untuk memperoleh jurnal-jurnal untuk dijadikan sampel mengenai bangunan hijau dan
juga penelitian-penelitian eksisting yang digunakan juga akan secara daring melalui
mesin pencarian Google. Rentang waktu pelaksanaan akan berlangsung dari Minggu, 20
Juni 2021 pukul 19.00 hingga Senin, 21 Juni 2021 pukul 13.00.

E. METODE PENGUMPULAN DATA


Metode yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan mencari jurnal-jurnal yang sudah ada lalu dikumpulkan data-data kuantitatif
mengenai penerapan konsep EEC. Setelah itu, akan disimpulkan hasil penilaian yang ada.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian ini berupa jurnal dan artikel yang
berhubungan dengan bangunan hijau dengan fokus pada konservasi dan efisiensi energi.
Lalu, pada proses pengumpulan data, akan digunakan Google Scholar untuk menambah
pengetahuan akan jurnal-jurnal dan artikel yang berhubungan dengan konservasi dan
efisiensi energi pada bangunan hijau.

G. PROSEDUR PENELITIAN
 Mencari jurnal-jurnal dan artikel-artikel yang sudah ada untuk diteliti mengenai EEC
 Menganalisis dan membuat kesimpulan dari jurnal-jurnal dan artikel-artikel yang
diteliti

H. UJI COBA INSTRUMEN


Untuk uji coba instrumen penelitian kami, kami mencoba menanyakan warga sekitar
mengenai pengetahuan mereka tentang bangunan hijau dengan menggunakan
Google Form.
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah anda pernah mendengar tentang konsep bangunan hijau?
 Ya
 Tidak
 Mungkin
2. Menurut anda, apakah konsep diatas tersebut merupakan hal yang penting?
(Sangat tidak penting: 1 2 3 4 5 :Sangat penting)
3. Mengapa menurut anda konsep bangunan hijau itu penting?
4. Apakah (Rumah/Universitas/Kantor,dll.) anda sudah menerapkan konsep
bangunan hijau?
 Tidak: 86,7%
 Sudah: 13,3% (BINUS University Alam Sutera, Rumah)
5. Apakah anda pernah mendengar tentang EEC pada bangunan?
6. Menurut anda, apakah konsep EEC untuk bangunan hijau merupakan hal yang
penting?
`
I. ANALISIS DATA PENELITIAN

Penerapan konsep EEC di dunia nyata pun bukanlah hal yang baru. Dapat dibuktikan
dengan banyaknya jurnal-jurnal yang sudah ada membahas atau menganalisa termasuk
kategori apakah bangunan yang dianalisa jika diukur berdasarkan penilaian bangunan
hijau.

Salah satu contoh jurnal yang kami ambil sebagai sampel penelitian adalah Studi
Efisiensi dan Konservasi Energi Pada Interior Gedung P Universitas Kristen Petra. Dari
jurnal ini dapat kami ambil banyak data sebagai berikut:
Kategori penilaian GREENSHIP untuk ruang interior:
(Persentase / Nilai minimum)
Platinum (73% / 75)
Gold (57% / 59)
Silver (46% / 47)
Bronze (35% / 36)
Sesuai dengan bunyi tolok ukur yang berbunyi “Adanya usaha berupa kampanye
yang mendorong penghematan energi antara lain: stiker, poster, e-mail”, maka Gedung
P Universitas Kristen Petra telah memenuhi kriteria prasyarat.
Aspek penilaian pertama mengenai simple commissioning, Gedung P Universitas
Kristen Petra tidak memenuhi tolok ukur yang ada karena pihak pengelola gedung tidak
pernah memeriksa secara mendetail mengenai hal-hal detail seperti voltase dan ampere
pendingin ruangan. Oleh karena itu, untuk kriteria pertama Gedung P ini mendapat nilai
0 poin.
Aspek penilaian kedua mengenai MVAC Control, Gedung P ini mendapat nilai 2 poin
karena gedung ini telah dilengkapi dengan sistem unit akses kontrol fingerprint dan
smart card sesuai dengan tolok ukur 1B yang berbunyi “Memilih atau melengkapi sistem
AC dengan kontrol yang advanced untuk efisiensi energi.”
Aspek penilaian ketiga mengenai lighting power density and control, Gedung P ini
mendapatkan 5 poin disebabkan telah memenuhi kedua kriteria yang ada, di mana
kriteria pertama jika telah menghemat daya lebih dari 60%, maka akan diberi 3 poin.
Perhitungan yang telah ada menghasilkan nilai bahwa penghematan di Gedung P
sebesar 60,1%. Pada kriteria kedua, Gedung P telah memenuhi salah satu syarat dengan
menggunakan individual control dalam rangka penghematan energi sehingga
mendapatkan nilai 2 poin. Oleh karena itu, untuk aspek penilian ketiga ini, Gedung P
mendapatkan nilai maksimum sebanyak 5 poin.
Aspek penilaian keempat mengenai energy monitoring and control, Gedung P hanya
mendapat nilai 1 poin karena hanya memenuhi syarat pertama, yaitu adanya pencatatan
rutin bulanan hasil pantau dan koleksi data pada kWh meter. Namun, untuk syarat
kedua mengenai dibutuhkan sebuah energy display berupa media yang bisa diakses dan
dilihat oleh umum, Gedung P tidak memilikinya sehingga tidak mendapatkan poin dari
syarat kedua.
Aspek penilaian kelima atau yang terakhir mengenai electrical equipment and
appliances. Pada aspek terakhir ini, Gedung P tidak mendapat nilai sama sekali karena
tidak adanya salah satu syarat yang terpenuhi. Walaupun data lapangan menujukkan
banyak alat-alat elektrik yang memiliki label hemat energi, tetapi belum pernah adanya
sebuah pendataan mengenai total jumlah konsumsi daya, jumlah peralatan yang tidak
berlabel hemat energi, dan jenis alat-alat elektrik yang ada.
Dari kelima aspek penilian tersebut, Gedung P memiliki nilai total sebanyak 8 dari 14
yang dengan demikian jika dipersentasekan menjadi 57,1%. Persentase tersebut telah
membuat Gedung P Universitas Kristen Petra berada di peringkat Gold dalam peringkat
Greenship.

Jurnal kedua yang kami ambil adalah Energy Efficiency of Eco-Friendly Home: Users'
Perception dengan data-datanya sebagai berikut:

Sebuah penelitian yang dilakukan di daerah perumahan eco-friendly di daerah


Malang dan Surabaya, Jawa Timur, Indonesia dengan jumlah responden sebesar 200
peserta.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey yang dilakukan secara
swakelola dan cross sectional melalui penyebaran kuisioner. Keuntungan pertama dari
metode ini adalah dapat meningkatkan tingkat respons yang lebih tinggi daripada kuisioner
yang diberikan melalui surat, telepon, dan elektronik. Keuntungan kedua adalah responden
bisa langsung ditanya tentang hal-hal apa yang masih belum jelas setelah peneliti membaca
tanggapan mereka. Keuntungan ketiganya adalah bahwa teknik ini sangat fleksibel untuk
mengumpulan data, dengan lebih dari 200 peserta terlibat.

Daftar Greenship di rumah hijau


Kode Tujuan Kriteria
ENERGY EFFICIENCY & PRESENTATION (EEC)
Menyediakan sub-metering pada lampu.
Menyediakan sub-metering pada pendingin
EEC 1 Electric Sub-Metering ruangan.
Menyediakan sub-metering pada stop kontak.
Mengetahui rata-rata penggunaan lampu
dihitung dengan W/m2.
EEC 2 Artificial Lighting Menggunakan fitur otomatis seperti motion
sensor, timer, and light sensor setidaknya di
satu ruangan.
EEC 3 Air Conditioning Menggunakan pendingin ruangan untuk 50%
dari total ruangan.
Memahami COP (Coefficient of Performance)
dari pendingin ruangan.
EEC 4 Thermal Reduction Menggunakan bahan penyerap panas untuk
atap.
Menggunakan bahan penyerap panas untuk
kaca dan langit-langit.
EEC 5 Renewable Energy Menggunakan pemanas air tenaga surya yang
Source tidak mengkonsumsi energi listrik.
Menyediakan power plant alternatif,
WATER CONSERVATION (WC)
WAC 1 Water Saving Fitting Menggunakan fitting untuk menghemat air
WAC 2 Rainfall utilization Memberikan tangki penampung air hujan
dengan kapasitas minimum 200 Liter
Memberikan tangki penampung air hujan
dengan kapasitas minimum 500 Liter
Memberikan 1A dan digunakan untuk
menyiram kloset
WAC 3 Water-Saving Irrigation Tidak menggunakan sumber air utama untuk
menyiram tanaman
Menggunakan strategi penghematan air untuk
menyiram tanaman
INDOOR HEALTH AND COMFORT (IHC)
IHC 1 Indoor Air Circulation Memberi ventilasi natural / alami
Memberikan sirkulasi minimal 5% sampai 10%
dari total area
Menutupi 50% dari total area dengan cross
ventilation
Menutupi 75% dari total area dengan cross
ventilation
Menutupi 100% dari total area dengan cross
ventilation
Menyediakan ventilasi buatan
Memasang kipas exhaust di kamar mandi
Memasang kipas exhaust di dapur
IHC 2 Minimalization of Menggunakan cat tembok rendah VOC
pollutant source (Volatile Organic Compounds )
Menggunakan adesif dan sealant rendah VOC
IHC 3 Maximize Natural Memastikan bahwa sinar matahari dapat
Lighting menerangi ruang keluarga sebanyak 200 lux
dari 50% ruangan.
Memastikan bahwa sinar matahari dapat
menerangi kamar tidur sebanyak 200 lux dari
50% ruangan.

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, EEC 11 menunjukan nilai rata-rata


tertinggi; yang merupakan kriteria mengatasi sumber energi terbarukan dengan sub kriteria
supply power plant alternatif. Kriteria Water Conservation (WC) menunjukan bahwa WC 1
memiliki mean tertinggi, hal tersebut menegaskan bahwa penggunaan sesuai dalam
menghemat air sangat penting. Adapun dalam kriteria Indoor Health and Comfort (IHC)
memiliki nilai mean tertinggi di IHC1 yang merupakan udara dalam Ruangan subkriteria
sirkulasi: menunjukan bahwa penting untuk memiliki ventilasi alami di sebuah rumah ramah
lingkungan. Nilai mean tertinggi dari semua subkriteria dalam sebuah rumah ramah
lingkungan masuk ke dalam kriteria Water Conservation (WC).

Anda mungkin juga menyukai