I. PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penilaian bangunan hijau yang ada dikategorikan ke dalam nilai EEC?
2. Bagaimana penerapan konsep EEC terhadap suatu bangunan?
Sedangkan EEC pada bangunan baru dibagi menjadi 5 kriteria penilaian dengan 2
penilaian prasyarat sebagai berikut:
Prasyarat:
1. EEC P1, Electrical Submetering atau Pemasangan Sub-meter
2. EEC P2, OTTV Calculation atau Perhitungan OTTV
Kriteria:
1. EEC1, Energy Efficiency Measures atau Langkah Penghematan Energi
2. EEC2, Natural Lighting atau Pencahayaan Alami
3. EEC3, Ventilation atau Ventilasi
4. EEC4, Climate Change Impact atau Pengaruh Perubahan Iklim
5. EEC5, On-Site Renewable Energy atau Energi Terbarukan dalam Tapak
Greenship merupakan suatu sistem rating yang dibuat oleh GBC Indonesia untuk
menentukan kelayakan suatu bangunan untuk dikategorikan sebagai bangunan hijau
atau belum. Greenship itu sendiri bersifat khas Indonesia, sama seperti sistem peniliaian
di setiap negara yang selalu mengikuti ataupun melengkapi kepentingan negara
setempat. Saat ini, penilaian Greenship dapat diberlakukan untuk bangunan baru,
bangunan terbangun (eksisting), dan ruang interior. Penilaian dalam Greenship itu
sendiri juga terdapat konsep EEC dalam kriteria penilaian suatu bangunan.
Perangkat penilaian bangunan hijau untuk ruang interior merupakan sistem penilaian
yang digunakan sebagai alat bantu bagi para pelaku industri bangunan. Dengan kategori
penilaian: (Persentase / Nilai minimum)
Platinum (73% / 75)
Gold (57% / 59)
Silver (46% / 47)
Bronze (35% / 36)
C. KERANGKA BERPIKIR
Mengetahui
konsep dasar, Kategori nilai
Menggunakan Mencari
kriteria, ukur hijau dari
artikel-artikel jurnal untuk
persyaratan, sebuah
yang tersedia dilakukan
dan nilai ukur bangunan
sebagai media analisa
dari sebuah dapat
pembelajaran penelitian
bangunan ditentukan.
hijau
1. Pembelajaran dasar:
Mengetahui konsep dasar dari sebuah bangunan hijau dan apa yang menjadi kriteria,
persyaratan, dan nilau ukur yang ada di dalam sebuah bangunan hijau.
2. Penggunaan media:
Di dalam penelitian ini kita menggunakan artikel-artikel yang tersedia di internet
sebagai media pembelajaraan untuk mengetahui konsep dan teori dari sebuah
bangunan hijau.
3.Tes
Lalu kita akan melakukan tes untuk membuktikan konsep tersebut dengan cara
mencari jurnal-jurnal yang berhubungan dengan konsep EEC/Greenship untuk
dijadikan analisa tes di dalam penelitian ini.
4.Analisa
Setelah melakukan analisa tes, kita dapat menentukan penilaian terhadap bangunan
untuk ditentukan kategori nilai hijau dari sebuah bangunan.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Dengan diterapkannya EEC diharapkan dapat mengurangi penggunaan energi pada
suatu bangunan secara signifkan karena kriteria yang ada tentang EEC sudah sangat
ketat dalam hal penggunaan atau penerapan bangunan hijau.
A. PENDEKATAN PENILITAN
Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan pada metode case study atau studi
kasus karena fokus utama dari penelitian ini adalah membuat sebuah analisa mendalam
terhadap penerapan EEC pada suatu bangunan.
B. VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini akan terdapat beberapa variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel
yang ada adalah sebagai berikut:
G. PROSEDUR PENELITIAN
Mencari jurnal-jurnal dan artikel-artikel yang sudah ada untuk diteliti mengenai EEC
Menganalisis dan membuat kesimpulan dari jurnal-jurnal dan artikel-artikel yang
diteliti
Penerapan konsep EEC di dunia nyata pun bukanlah hal yang baru. Dapat dibuktikan
dengan banyaknya jurnal-jurnal yang sudah ada membahas atau menganalisa termasuk
kategori apakah bangunan yang dianalisa jika diukur berdasarkan penilaian bangunan
hijau.
Salah satu contoh jurnal yang kami ambil sebagai sampel penelitian adalah Studi
Efisiensi dan Konservasi Energi Pada Interior Gedung P Universitas Kristen Petra. Dari
jurnal ini dapat kami ambil banyak data sebagai berikut:
Kategori penilaian GREENSHIP untuk ruang interior:
(Persentase / Nilai minimum)
Platinum (73% / 75)
Gold (57% / 59)
Silver (46% / 47)
Bronze (35% / 36)
Sesuai dengan bunyi tolok ukur yang berbunyi “Adanya usaha berupa kampanye
yang mendorong penghematan energi antara lain: stiker, poster, e-mail”, maka Gedung
P Universitas Kristen Petra telah memenuhi kriteria prasyarat.
Aspek penilaian pertama mengenai simple commissioning, Gedung P Universitas
Kristen Petra tidak memenuhi tolok ukur yang ada karena pihak pengelola gedung tidak
pernah memeriksa secara mendetail mengenai hal-hal detail seperti voltase dan ampere
pendingin ruangan. Oleh karena itu, untuk kriteria pertama Gedung P ini mendapat nilai
0 poin.
Aspek penilaian kedua mengenai MVAC Control, Gedung P ini mendapat nilai 2 poin
karena gedung ini telah dilengkapi dengan sistem unit akses kontrol fingerprint dan
smart card sesuai dengan tolok ukur 1B yang berbunyi “Memilih atau melengkapi sistem
AC dengan kontrol yang advanced untuk efisiensi energi.”
Aspek penilaian ketiga mengenai lighting power density and control, Gedung P ini
mendapatkan 5 poin disebabkan telah memenuhi kedua kriteria yang ada, di mana
kriteria pertama jika telah menghemat daya lebih dari 60%, maka akan diberi 3 poin.
Perhitungan yang telah ada menghasilkan nilai bahwa penghematan di Gedung P
sebesar 60,1%. Pada kriteria kedua, Gedung P telah memenuhi salah satu syarat dengan
menggunakan individual control dalam rangka penghematan energi sehingga
mendapatkan nilai 2 poin. Oleh karena itu, untuk aspek penilian ketiga ini, Gedung P
mendapatkan nilai maksimum sebanyak 5 poin.
Aspek penilaian keempat mengenai energy monitoring and control, Gedung P hanya
mendapat nilai 1 poin karena hanya memenuhi syarat pertama, yaitu adanya pencatatan
rutin bulanan hasil pantau dan koleksi data pada kWh meter. Namun, untuk syarat
kedua mengenai dibutuhkan sebuah energy display berupa media yang bisa diakses dan
dilihat oleh umum, Gedung P tidak memilikinya sehingga tidak mendapatkan poin dari
syarat kedua.
Aspek penilaian kelima atau yang terakhir mengenai electrical equipment and
appliances. Pada aspek terakhir ini, Gedung P tidak mendapat nilai sama sekali karena
tidak adanya salah satu syarat yang terpenuhi. Walaupun data lapangan menujukkan
banyak alat-alat elektrik yang memiliki label hemat energi, tetapi belum pernah adanya
sebuah pendataan mengenai total jumlah konsumsi daya, jumlah peralatan yang tidak
berlabel hemat energi, dan jenis alat-alat elektrik yang ada.
Dari kelima aspek penilian tersebut, Gedung P memiliki nilai total sebanyak 8 dari 14
yang dengan demikian jika dipersentasekan menjadi 57,1%. Persentase tersebut telah
membuat Gedung P Universitas Kristen Petra berada di peringkat Gold dalam peringkat
Greenship.
Jurnal kedua yang kami ambil adalah Energy Efficiency of Eco-Friendly Home: Users'
Perception dengan data-datanya sebagai berikut: