1
2 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)
material (kustiani, 2020). Dengan demikian untuk Proses penelitian ini berisi alur penelitian dari awal
mengatasi peningkatan biaya tersebut ada kontroling sistem untuk mendapatkan faktor-faktor penting yang berpengaruh
menggunakan model dinamis dan pendekatan dengan dalam pemodelan dinamis Pada Proyek Bangunan Kantor
metode Life Cycle Cost Analysis (LCCA), sebagai alat Bertingkat Tinggi Berbasis Green Retrofit. Diagram alir
ekonomis yang memberikan alternatif pilihan untuk disusun berdasarkan beberapa tahapan yang akan dijelaskan
menentukan biaya yang paling ekonomis berdasarkan input pada Gambar 1. Data yang telah terkumpul dilanjutkan
yang diberikan. dengan pengolahan dan analisis data yang kemudian
Dengan menerapkan konsep bangunan Green Retrofit dilanjutkan untuk memperoleh hasil data awal. Dari hasil
Building pada bangunan perkantoran (eksisting) bertujuan tersebut selanjutnya dilakukan pengolahan analisis
untuk meminimalkan jumlah energi yang dikonsumsi dalam pembahasan untuk dapat menyimpulkan key success factor
proses opersional dan juga mengurangi dampak buruk Model Dinamis Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi
terhadap lingkungan, dan mengurangi pembengkakan biaya Berbasis Green Retrofit untuk mendapatkan efisiensi biaya.
operasional pemakaian gedung dengan sistem investasi.
Decompocition
Setelah permasalahan didefinisikan, maka perlu
dilakukan decompocition yaitu memecah permasalahan
yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan
hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap
unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan
pemecahan lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa
tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka
proses analisis ini dinamakan hierarki. Ada dua jenis
hierarki, yaitu hierarki lengkap dan tidak lengkap. Dalam
hierarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki
semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, namun jika
tidak, maka dinamakan hierarki tidak lengkap.
Comparative Judgement
Tahap ini adalah proses penilaian tentang kepentingan
relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam
kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena penilaian berpengaruh
terhadap prioritas elemen-elemen. Dari hasil dari penilaian
ini akan tampak lebih baik bila disajikan dalam bentuk
matriks yang dinamakan matriks pairwase comparison.
Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan skala
kepentingan adalah:
- Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin) ?
- Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/..) ?
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika
membandingkan dua elemen, seseorang yang akan
memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang
elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya
terhadap kriteria atau tujuan yang ingin dicapai. Dalam
penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma
reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting
dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali
pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu,
perbandingan dua angka yang sama akan menghasilkan
angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan
dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat n elemen,
maka akan diperoleh matriks pairwise comparison
berukuran n x n.
3
4 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)
5
6 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)
Kuisioner yang akan disebarkan dan akan diisi oleh responden penelitin yang mewakili pihak pihak yang
responden telah disusun secara lengkap dengan rekapitulasi berkaitan dengan memeiliki tanggung jawab serta job desk
data responden yang jelas. yang berbeda di suatu proyek bored pile, pile cap dan secant
pile pada proyek bagunan bertingkat tinggi.
Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan
Gambaran untuk responden
menggunakan bantuan software Expert Choice versi 11.
Target responden yang dihasilkan untuk mengisi kuesioner Data hasil penelitian dimasukan kedalam software expert
yang berjumlah 21 responden. Ada 2 target responden yang choice dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan,
dituju pada penelitian ini yaitu: lalu program dijalankan dan dapat dilihat nilai rasio
- Owner atau pemilik proyek, sebagai peran yang memiliki inkonsistensinya. Jika nilai rasio inkonsistensi di atas
wewenang dalam mengambil keputusan berkaitan dengan 10%/0,10 maka harus dilakukan pengambilan data ulang.
proyek miliknya. Hasil perbandingan dalam expert choice ini akan berupa
- Supervisor, Site Engineering, Project Manager, dan nilai bobot untuk tiap-tiap kriteria dan sub kriteria yang
Manajemen Konstruksi, sebagai peran yang berkontribusi dibandingkan. Dari kriteria tersebut dilakukan dekomposisi
dalam persiapan, metode dan pelaksanaan kerja terkait masalah serta dilakukan tahapan-tahapan AHP (Analytic
dengan penjadwalan, sumber daya dan teknis pelaksanaan Hierarchy Proses) untuk mendapatkan factor – factor yang
dilapangan. mempengaruhi pekerjaan ulang. Metode pembobotan
Informasi umum para pakar dengan AHP (Analytic Hierarchy Proses) pada penelitian
dilakukan dengan memanfaatkan software expert choice 11.
Sebelum dilakukan pengisian kuisioner kepada
responden, setelah hal tersebut dilakukan maka validasi Setelah masing-masing main faktor/kriteria, sub
variable harus dilakukan oleh para ahli terlebih dahulu faktor/kriteria telah didapatkan kemudian langkah
sehingga kuisioner tersebut dapat dimengerti oleh respnden selanjutnya adalah dilakukan sintesis untuk mendapatkan
serta data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian bobot secara keseluruhan dari kriteria yang ada.
yang diinginkan, penulis mengajukan terdapat 5 (lima) Sebelumnya bobot/prioritas lokal (local priority) harus
orang yang terdiri dari pakar yang mempenunyai komptensi dicari nilai globalnya (global priority) terlebih dahulu.
pada penelitian yang dilakukan ini. 3. Hasil dan Pembahasan
Survey Kuesioner 1. Main Faktor
Berdasarkan jurnal “What Is The Appropriate Sample Agar mendapatkan subfaktor – subfaktor yang sangat
Size To Run Analytic Hierarchy Process In A Survey-Based berperngaruh, tahapan terlebih dahulu yang dibuat adalah
Research?” yang dilaksanakan pada International menentukan main faktor, main faktor yang ditentukan
Symposium on the Analytic Hierarchy Process. Hasil berdasarkan kebutuhan serta tujuan penulisan.
simulasi menunjukkan bahwa ukuran sampel yang Tabel 4. 1 Skala dan Kriteria Jawaban
dibutuhkan sesuai dengan bobot kriteria dalam Analytic No Main Faktor
Hierarchy Process yang diharapkan sebanyak 19 sampai 1 Pekerjaan ulang
dengan 400 responden. Atas dasar itulah penelitian ini 2 Keterlambatan Proyek
menggunakan responden sebanyak 21 responden. Sumber: Hasil Analisis
Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan cara Dari 2 main faktor dibagi menjadi 20 sub faktor terdiri
mendistribusikan kuesioner (angket) kepada stakeholder dari 13 sub faktor pekerjaan ulang dan 7 sub faktor dari
yang terlibat langsung pada perencanaan dan pelaksanaan keterlambatan proyek. Berikut adalah daftar sub faktor yang
proyek bored pile, pile cap serta secant pile bangunan digunakan dalam menganalisa hubungan variable yang
hunian bertingkat tinggi dengan basement 5 lapis mempengaruhi pekerjaan ulang pada pekerjaan pondasi
Pengolahan Data bored pile, pile cap dan secant pile basement 5 lapis.
7
8 Nama penulis1 dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun (halaman)
4. Simpulan
Analisis hubungan variable yang mempengaruhi
Gambar 6. Matrix Perbandingan Berpasangan Schedule pekerjaan ulang pada pekerjaan pondasi bored pile, pile cap
Menggunakan Expert Choice) basement 5 lapis terdiri dari 17 Faktor, dengan faktor paling
dominan adalah pengetahun desain tim lapangan sebesar
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil
Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun
12.20 % dan faktor yang tidak dominan adalah sistem ( Studi Kasus Jalan Raya Demak – Godong ),”
inspeksi sebesar 1.60 % . Univ. Stuttgart, vol. 1, no. 1, p. 71, 2008.
Daftar Pustaka
[1] R. W. M. Wong, “The construction of deep and
complex basements under extremely difficult urban
environment—3 representing projects in Hong
Kong,” Adv. Build. Technol., vol. 1, pp. 713–721,
2002, doi: 10.1016/b978-008044100-9/50090-5.
[2] P. E. D. Love, D. J. Edwards, and J. Smith,
“Rework Causation: Emergent Theoretical Insights
and Implications for Research,” J. Constr. Eng.
Manag., vol. 142, no. 6, p. 04016010, 2016, doi:
10.1061/(asce)co.1943-7862.0001114.
[3] A. B. Surya, I. P. A. Wiguna, and E. Suryani,
“Pengembangan Model Penyebab Rework Pada
Pekerjaan Konstruksi Infrastruktur Jalan Dengan
Pendekatan Sistem Dinamik,” J. Apl. Tek. Sipil, vol.
15, no. 2, p. 45, 2017, doi: 10.12962/j2579-
891x.v15i2.2471.
[4] S. Saliman, “Mengenal DEcision Support System
(DSS),” Efisiensi - Kaji. Ilmu Adm., vol. 10, no. 1,
2015, doi: 10.21831/efisiensi.v10i1.3971.
[5] N. Rohman and S. Rahman, “Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Pinjaman Modal Usaha Di
Kjks Bmt Barrah Kota Tasikmalaya,” J. Comput.
Bisnis, vol. 5, no. 2, pp. 66–73, 2011, [Online].
Available:
http://jurnal.stmik-mi.ac.id/index.php/jcb/article/vie
w/68.
[6] R. Nazli and E. Erlinda, “Pemodelan Aplikasi
Pendukung Keputusan Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (Mpasi) Berbasis Android,” J. Teknol.
Dan Open Source, vol. 3, no. 2, pp. 272–283, 2020,
doi: 10.36378/jtos.v3i2.900.
[7] P. D. Sugiyono, “Sistem Informasi Penentuan Siswa
Berprestasi Dengan Metode Simple Additive
Weighting (Saw),” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no.
9, pp. 1689–1699, 2016.
[8] F. Jalaei and A. Jrade, “Construction Research
Congress 2014 ©ASCE 2014 140,” Constr. Res.
Congr. 2014, no. 2008, pp. 140–149, 2014.
[9] A. I. Nurani, A. T. Pramudyaningrum, S. R.
Fadhila, S. Sangadji, and W. Hartono, “Analytical
Hierarchy Process (AHP), Fuzzy AHP, and TOPSIS
for Determining Bridge Maintenance Priority Scale
in Banjarsari, Surakarta,” Int. J. Sci. Appl. Sci.
Conf. Ser., vol. 2, no. 1, p. 60, 2017, doi:
10.20961/ijsascs.v2i1.16680.
[10] A. Apriyanto and P. P. Sarjana, “ASPAL DENGAN
METODE ANALITYC HIERARCHY PROCESS
( AHP ) ( Studi Kasus Jalan Raya Demak –
Godong ) TESIS ASPAL DENGAN METODE
ANALITYC HIERARCHY PROCESS ( AHP )