Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI DAN EVALUASI DENGAN SOFTWARE EDGE PADA GEDUNG DEKANAT BARU FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

APLIKASI DAN EVALUASI DENGAN SOFTWARE EDGE PADA GEDUNG DEKANAT


BARU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
(Studi Kasus : Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang)

Oleh : Fajriyani Salsabila, Dr. Ir. Eddy Prianto, CES., DEA.

Abstrak

Pemanasan global merupakan proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir
yang memberi dampak pada kesadaran terhadap peningkatan pelestarian lingkungan, efisiensi ekonomi, dan
efisiensi energi. Salah satu penyumbang terbesar pada pemanasan global adalah industri konstruksi
bangunan. Hal ini mendorong terciptanya peluang konstruksi green building yang dapat mengurangi emisi
karbon secara subtansial sehingga mampu mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu,
penelitian ini diperlukan untuk mengkaji konsep green building dan keterkaitannya terhadap usaha
pengurangan jumlah emisi karbon khususnya mengenai standar terkait efisiensi energi berdasarkan software
EDGE. Objek yang dipilih untuk diteliti adalah Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
yang mana dinilai memiliki fenomena yang berkaitan erat dengan efisiensi energi pada bangunan yakni
gedung bertingkat tinggi dengan adanya banyak bukaan pada fasad bangunan serta pilihan orientasi
bangunan ke arah utara. Kegiatan penelitian diawali dengan mengumpulkan data sekunder yang dilakukan
melalui studi pustaka dokumen/publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya
yang menunjang. Data-data tersebut dihimpun dan diuji dengan menggunakan software EDGE untuk
mendapatkan hasil persentase efisiensi energi pada bangunan. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase
efisiensi pada bangunan Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik Universitas Diponegoro adalah 29,4%. Nilai
persentase tersebut dalam sistem EDGE dinilai sudah memenuhi kualifikasi sertifikasi bangunan hijau.

Kata kunci : pemanasan global, efisiensi energi, green building, EDGE, Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

1. LATAR BELAKANG

Saat ini bangunan memproduksi 19% emisi penyumbang terbesar bagi pemanasan global.
terkait energi dan mengonsumsi 40% listrik Industri konstruksi mengonsumsi 35% energi
secara global. Dalam beberapa dekade global, 5% air global, dan menghasilkan 15% dari
mendatang, urbanisasi yang cepat akan seluruh emisi gas rumah kaca. Berdasarkan
mengubah ekonomi dan gaya hidup orang-orang ungkapan dari Kongres Dunia Union
yang tinggal di pasar negara berkembang di Internationale des Architectes (UIA) pada
seluruh dunia. Urbanisasi yang cepat dapat Deklarasi 2050 Imperative di Durban, Afrika
mengancam infrastruktur dan dapat Selatan pada Rabu (8/8/2014) daerah perkotaan
menyebabkan kekurangan energi, akumulasi bertanggung jawab atas lebih dari 70% konsumsi
limbah, kelangkaan air, krisis kualitas udara dan energi global dan emisi CO2, yang umumnya
masalah lingkungan serius lainnya. Industri berasal dari bangunan.
konstruksi bangunan merupakan satu

I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0 | 691
Masalah ini dapat diatasi dengan membangun 3. RUANG LINGKUP PENELITIAN
bangunan yang lebih baik dan berkinerja tinggi.
Dengan investasi yang tepat, bangunan dapat Penelitian ini merupakan jenis penelitian
diubah menjadi aset luar biasa yang mencapai deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang
pengurangan substansial dalam emisi gas rumah dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa
kaca dan membantu mengurangi dampak membuat perbandingan, atau menghubungkan
lingkungannya. Untuk pindah ke jalur dengan variabel yang lain (Sugiyono, 1999).
pengembangan bangunan hijau, praktik Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
pembangunan yang efisien sumber daya harus membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara
diperkenalkan dan diterapkan. Konstruksi hijau sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,
menawarkan peluang untuk mengamankan sifat serta hubungan antara berbagai fenomena
pengurangan emisi dengan biaya rendah dan yang diselidiki.
mengunci penghematan energi dan air selama
beberapa dekade. Penelitan ini bertujuan untuk menguji,
mengevaluasi dan memberikan bukti empiris
tentang penerapan standar bangunan hijau
Berdasarkan hal di atas, konsultan arsitek di
dalam fokus saving energy dengan sistem EDGE
Indonesia harus memahami serta menguasai
pada bangunan Masterplan Universitas
strategi rancang bangunan yang mampu
Diponegoro khususnya pada Gedung Dekanat
meminimalkan penggunaan sumber daya alam
Baru Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
dan energi serta memperhatikan standar -
standar spesifik bangunan hijau Indonesia.
4. METODOLOGI PENELITIAN
Karena keberadaan dari produk arsitektur yang
tergolong permanen, setiap langkah dan
Kegiatan penelitian diawali dengan
keputusan yang diambil dalam proses
mengumpulkan data-data sekunder dari objek
perancangan perlu dipikirkan dengan seksama.
penelitian yang dipilih yaitu Gedung Dekanat
Mulai dari analisa lingkungan, proses
Baru Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
pembangunan yang efisien hingga penggunaan
yang dilakukan melalui studi pustaka
material untuk itu perlu adanya simulasi dan
dokumen/publikasi/laporan penelitian dari
evaluasi untuk mengetahui konsekuensi dari
dinas/instansi maupun sumber data lainnya yang
bangunan tersebut.
menunjang.
2. RUMUSAN MASALAH
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif yaitu penelitian dengan karakteristik
Permasalahan yang akan dibahas dalam
meliputi fokus riset yang lebih terperinci, kaku,
penelitian ini adalah penerapan standar statis, prosesnya sesuai alur yang sudah disusun
bangunan hijau berbasis aplikasi EDGE pada sejak awal dan tidak dapat diubah, serta hasilnya
bangunan Masterplan Universitas Diponegoro.
dalam bentuk angka konkrit.
 Bagaimana penerapan standar bangunan
hijau dalam fokus saving energy dengan Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi
sistem EDGE pada bangunan Masterplan studi kuantitatif sekaligus membatasi penelitian.
Universitas Diponegoro? Penelitian ini akan difokuskan pada meneliti
 Berapa kah nilai persentase saving energy persentase saving energy pada OFE01, OFE04,
pada bangunan Masterplan Universitas OFE05, dan OFE11 menggunakan software
Diponegoro? EDGE.

Pengujian data bangunan dengan menggunakan


software EDGE dilakukan dengan data sekunder

692 | I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0
APLIKASI DAN EVALUASI DENGAN SOFTWARE EDGE PADA GEDUNG DEKANAT BARU FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

yang sudah ada di input dalam sistem sehingga sertifikasi bangunan hijau dari EDGE di Indonesia
sistem dapat menguji data. diantaranya adalah Sheraton Belitung Resort,
GM Office PT Pertamina (Persero) RU III Plaju,
5. KAJIAN TEORI HSSE Demo Room, Working Room Data Center
Beberapa pengertian yang bersifat umum dan Serpong, Belle Fleur, Ecoloft Jababeka Cikarang,
berhubungan dengan penelitian seperti berikut : The 1O1 Bogor Suryakancana, The 1O1
Yogyakarta Tugu, dan sebagainya. (Edge
5.1. Software EDGE Projects, 2020)

5.2. Konsep Green Architecture


EDGE (Excellence in Design for Greater
Efficiencies) merupakan sistem standar dan
Green Architecture adalah lingkungan binaan
sertifikasi bangunan hijau yang dikembangkan
yang selaras dan menyatu dengan alam sehingga
oleh IFC, anggota World Bank Group untuk
dapat menggunakan sumber daya secara efisien,
membantu menentukan opsi yang paling hemat
tidak membebani serta tidak menyebabkan
biaya untuk merancang bangunan hijau dalam
turunnya kualitas lingkungan dengan tetap
konteks iklim lokal. EDGE dapat digunakan untuk
memenuhi prinsip kenyamanan, keselamatan,
semua bangunan, termasuk konstruksi baru,
keamanan, kesehatan.
bangunan yang sudah ada, dan retrofit utama.
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika
dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain
penggunaan renewable resources (sumber-
sumber yang dapat diperbaharui), passive-active
EDGE juga dinilai mampu meminimalkan biaya
solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik),
operasi dan meningkatkan efisiensi bangunan
teknik menggunakan tanaman untuk atap,
dengan cepat mengevaluasi dan
taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang
membandingkan perkiraan biaya untuk strategi
dipadatkan untuk area perkerasan, dan
desain yang menargetkan pengurangan
sebagainya (Sudarwani, 2012). “Green
penggunaan energi, penggunaan air, dan energi
Architecture" dapat diakui ketika ia fungsional,
yang terkandung dalam material.
yang merupakan bangunan berkinerja tinggi,
EDGE memiliki 3 simulasi utama yang dinilai dan nyaman dengan penghematan energi yang
efektif untuk menciptakan bangunan hijau yaitu direncanakan.
energy saving, water saving, dan material
5.3. Konsep Green Building
saving. Berdasarkan parameter bangunan,
aplikasi EDGE menemukan peluang desain Diperkirakan bahwa pada tahun 2050 nanti,
hemat energi dan uang melalui analisis spesifik konsumsi energi global akan meningkat dua kali
berbasis penggunaan. EDGE menyajikan lipat. Karenanya produksi listrik juga meningkat
langkah-langkah menciptakan bangunan hijau luar biasa seraya melepas CO2 yang merupakan
dengan simulasi, misalkan penggunaan keran kontribusi terbesar sebagai gas rumah kaca.
aliran rendah dan konektor surya. Selama kurun waktu ratusan ribu tahun yang lalu
konsentrasi CO2 di atmosfer hampir konstan
Untuk memenuhi kualifikasi sertifikasi EDGE, pada tingkat 230ppm, namun sejak revolusi
bangunan harus memenuhi penghematan industri pada abad 18, meningkat tajam dan saat
sebesar 20% untuk energi, 20% untuk air, dan 20 ini berada pada level 400ppm hanya dalam
% pengurangan emisi energi dalam material, kurun 150 tahun. Ini mengakibatkan kenaikan
dibandingkan dengan bangunan konvensional. suhu global bumi sebesar 1°C. Kalau pola
Bangunan-bangunan yang sudah memiliki

I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0 | 693
konsumsi energi masih seperti sekarang, maka Green building bukan hanya tentang melindungi
pada tahun 2050, suhu global meningkat biosfer dan sumber daya alam dari eksploitasi
menjadi 2°C, dan itu akan mengakibatkan es di berlebihan atau konsumsi berlebihan, juga
kutub mencair, menyebabkan kenaikan bukan hanya tentang menghemat energi untuk
permukaan laut yang akan menenggelamkan mengurangi tagihan biaya, green building sangat
banyak daerah seperti Manhattan di New York, mempertimbangkan dampak bangunan dan
kota Shanghai, dan delta sungai Mekhong (PII, material bagi penghuni dan dampak bagi
2016). kehidupan masa depan Bumi (Woolley, Kimmins,
Harrison, & Harrison, 1997).
Green building merupakan pemecahan masalah
di atas. Dengan penerapan konsep Green 5.4. Masterplan Kampus Universitas
building ini merupakan salah satu bentuk Diponegoro
tanggung jawab dari profesional di industri
bangunan terhadap dampak lingkungan yang Masterplan merupakan kerangka dari semua
ditimbulkannya. Green building adalah rencana pembangunan gedung dan infrastruktur
bangunan yang sejak perencanaan, di suatu kawasan atau wilayah. Masterplan
pembangunan dalam masa konstruksi dan dalam secara harfiah diterjemahkan sebagai Rencana
pengoperasian dan pemeliharaan selama masa Induk dan berisi tentang semua perencananan
pemanfaatannya menggunakan sumber daya pembangunan yang menyeluruh (comprehensif)
alam seminimal mungkin, pemanfaatan lahan dan terpadu (integratif).
dengan bijak, mengurangi dampak lingkungan
serta menciptakan kualitas udara di dalam Masterplan menyangkut semua rencana
ruangan yang sehat dan nyaman. pembangunan di suatu wilayah baik itu di
pedesaan maupun di perkotaan seperti rencana
Konsep green building akan mengurangi pemukimam, rencana pembangunan jalan raya,
konsumsi energi secara signifikan melalui jembatan, rel kerata api, gedung dan fasilitas
beberapa metode desain pasif dan desain aktif. umum seperti sekolah, supermarket, tempat
Menggunakan konsep green building tidak perlu ibadah dan lain sebagainya.
mengorbankan kenyamanan dan produktivitas
akibat penghematan energi.cGreen building Universitas Diponegoro memiliki kampus di di
menitik beratkan efisiensi dalam energi, air dan beberapa lokasi dengan luas total sekitar
material bangunan. 2.000.000 m2 yang terdiri dari:
Memproduksi bangunan dengan konsep green  Kampus Pleburan – terletak di pusat kota
building melibatkan penyelesaian banyak semarang bawah (Program Pascasarjana,
masalah dan persyaratan yang saling fakultas Non Eksakta, UPT komputer, UPT
bertentangan. Setiap keputusan desain, bahkan bahasa Asing, dan UPT mata Kuliah Umum)
keputusan tentang apa yang harus dibangun dengan luas area sekitar 87.522 m2.
atau di mana untuk membangun atau bahkan  Kampus Tembalang – Di Semarang atas
apakah benar keputusan akan membangun (Gedung Rektorat, Lembaga Penelitian,
memiliki implikasi pada lingkungan. Keputusan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat,
tentang tata letak, hubungan dengan site, efek Lembaga Pengembangan Pendidikan, UPT
angin dan cuaca, kemungkinan penggunaan Perpustakaan, UPT Undip Press, dan
energi surya, orientasi, shading, ventilasi, fakultas ilmu eksakta) dengan luas wilayah
spesifikasi bahan dan sistem struktural, semua sekitar 1.352.054 m2.
harus dievaluasi dalam hal dampaknya terhadap  Jl. Dr. Soetomo dan kampus Gunung Brintik
lingkungan dan penghuni bangunan. – Semarang bawah (Fakultas Kedokteran)
dengan luas wilayah 12.000 m2.

694 | I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0
APLIKASI DAN EVALUASI DENGAN SOFTWARE EDGE PADA GEDUNG DEKANAT BARU FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

 Kampus Jl. Kalisari – Semarang  Kampus Mlonggo – Jepara (Fakultas


(Laboratorium Fakultas Teknik) dengan luas Kedokteran) dengan luas wilayah 4.190 m2.
wilayah sekitar 18.000 m2.  Kampus Teluk Awur – Jepara (Fakultas
 Kampus Jl. Ade Irma Suryani - Jepara Perikanan dan Ilmu Kelautan, Asrama
(Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan) mahasiswa) dengan luas wilayah sekitar
dengan luas wilayah sekitar 8.816 m2. 518.385 m2.

Keterangan gambar :

A Fk. Ilmu Budaya S Departemen Teknik Geodesi


B Widya Puraya T Fk. Peternakan dan Pertanian
C Perpustakaan U Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) FT
D Gedung Rektorat V Dept. Perencanaan Wilayah dan Kota
E Fk. Psikologi W Departemen Teknik Geologi
F Fk. Ekonomi dan Bisnis X Gedung Fk. Peternakan dan Pertanian
G Fk. Sains dan Matematika Y ICT Center
H Rumah Sakit Nasional Diponegoro Z Student Center
I Dekanat Fk. Psikologi A’ Departemen Teknik Sipil
J Lapangan Tembak Kodam IV B’ Departemen Teknik Arsitektur
K Fk. Kesehatan Masyarakat C’ Dekanat Baru Fk. Teknik
L Departemen Ilmu Perawatan D’ Fk. Ilmu Sosial dan Politik
M Departemen Teknik Mesin E’ Fk. Hukum
N Fk. Perikanan dan Kelautan F’ Dekanat Vokasi
O Departemen Teknik Industri G’ Sekolah Vokasi
P Departemen Teknik Elektro H’ D3 Teknik Sipil
Q Dekanat Lama Fk. Teknik I’ Undip Inn
R Departemen Teknik Kimia J’ Masjid Kampus

I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0 | 695
4.5. Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro

Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik Universitas


Diponegoro dibangun pertama kali pada masa
periode Ibu Ir. Hj. Sri Eko Wahyuni, M.S., menjadi
Dekan Fakultas Teknik. Gedung ini sempat
berhenti pembangunannya karena masalah
progress pembangunan konstruksi dan hukum
perdata. Pada tahun 2016, pembangunan gedung
yang tertunda ini kembali dilaksanakan.

Analisa dengan software EDGE pada data


orientasi bangunan yang menghadap utara,
bangunan sudah mencapai penghematan energi
sebesar 2.01%.

Gedung Dekanat Baru Fakultas Teknik masuk Dilanjutkan dengan analisa data WWR sebesar
dalam tipe bangunan perkantoran dalam aplikasi 38.15% capaian penghematan energi bangunan
EDGE karena pada dasarnya gedung ini sebesarM14.57%.
difungsikan sebagai kantor pimpinan Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Gedung dengan
luas ± 22491,7 m3 ini terletak di seberang Widya
Puraya dengan koordinat 7.05°S, 110.44°E
menghadap ke utara dengan kemiringan 13.6°
dan memiliki 5 lantai di dalamnya. Lantai pertama
digunakan sebagai layanan untuk mahasiswa dan
bagian akademik. Lantai 2 diisi oleh bagian
keuangan dan detailnya. Lantai 3 terdiri dari Kemudian analisa data terhadap AASF bangunan
ruang pimpinan fakultas beserta jajarannya dan sebesar 0.2 menghasilkan penghematan energi
ruang sidang. Lantai 4 digunakan untuk ruang bangunan sebesar 18.59%.
kuliah serta ruang sidang, dan lantai 5 adalah aula
yang dapat digunakan untuk seminar atau
conference.

5. DATA DAN ANALISA

Data sekunder yang digunakan berupa dokumen


3D Sketchup bangunan Gedung Dekanat baru
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan
didukung oleh publikasi lainnya.

696 | I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0
APLIKASI DAN EVALUASI DENGAN SOFTWARE EDGE PADA GEDUNG DEKANAT BARU FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pada data penggunaan isolasi atap dengan U- dipengaruhi dengan adanya beban cooler dan
Value 2.94 W/m².K penghematan energi lampu pada ruangan. Semakin banyak panas yang
berkurang menjadi 13.94%. masuk dalam ruangan semakin besar beban
cooler, karena sistem kerja cooler adalah
balancing temperature dan semakin banyak
kebutuhan lampu pada ruangan maka semakin
besar energi yang diperlukan.

6.2. Windows to Wall Ratio (WWR)


Penggunaan Air Conditioner dengan sistem VRF
dengan COP 3.5 membantu penghematan energi
naik menjadi 29.4%. Pengurangan rasio jendela ke dinding atau
Windows to Wall Ratio (WWR) mempengaruhi
saving energy pada bangunan. Semakin besar
lubang cahaya pada bangunan maka semakin
besar jumlah sinar matahari yang masuk
mengakibatkan panas dan intensitas cahaya
semakin tinggi (WWR besar) menyebabkan
6. PEMBAHASAN semakin kecil saving energy pada bangunan.
Bangunan dengan kebutuhan kaca yang banyak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penghematan dapat menggunakan kaca low-heat atau lower U-
energi sangatlah beragam dan saling value agar meminimalisir panas yang masuk
mempengaruhi hasil total penghematan energi dalam bangunan karena kaca dengan lower U-
pada bangunan, dalam penelitian ini faktor-faktor value memiliki lower heat transfer dalam ruang.
yang digunakan antara lain :

6.1. Orientasi Bangunan


6.3. Annual Average Shading Factor (AASF)
Perubahan persentase pada saving energy
dimulai saat menginput data orientasi bangunan Tritisan atau yang disebut juga sebagai
yang artinya, arah hadap bangunan pembayang pada bangunan berguna untuk
mempengaruhi saving energy pada bangunan. melindungi bukaan pada fasad (jendela dan pintu
Arah hadap utara dan selatan dinilai lebih baik kaca) dari radiasi matahari langsung untuk
untuk bangunan karena tidak mendapat sinar mengurangi silau dan mengurangi perolehan
panas berlebih saat pagi atau sore hari seperti panas matahari. Dengan penggunaan tritisan,
apabila bangunan menghadap ke barat atau bisa menghemat energi karena bisa mengurangi
timur dimana matahari berada. Namun, pada kerja cooler untuk ruangan.
bulan Desember di Indonesia terjadi musim
penghujan dimana matahari berada di sebelah Semakin besar faktor pembayang pada bangunan
selatan sehingga arah utara bangunan memiliki maka semakin besar juga kemampuan
kelembapan tinggi karena tidak terkena sinar pembayang untuk melindungi bangunan dari
matahari sepanjang hari. radiasi sinar matahari. Faktor pembayang pada
bangunan dinyatakan sebagai nilai decimal
Maka dapat disimpulkan orientasi terbaik adalah anatara 0 dengan 1.
arah utara dengan kemiringan 10-15 derajat agar
tetap terkena sinar matahari saat musim
penghujan hal ini dikarenakan saving energy

I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0 | 697
Ada 4 jenis pembayang untuk bangunan, menggunakan rata-rata (World Bank Group,
overhang horizontal, overhang vertical, combined 2019).
overhang, dan overhang yang dapat digerakkan.
Efektivitas pembayang bervariasi tergantung 6.4. Sistem Variable Refrigerant Flow (VRF)
pada lokasi ke arah garis khatulistiwa (garis
lintang) dan orientasi jendela. Maka pada desain Sistem Variable Refrigerant Flow (VRF)
dapat dipilih tritisan yang paling efektif untuk menggunakan refrigeran sebagai media untuk
meningkatkan saving energy pada bangunan. perpindahan panas. Sistem ini memiliki satu unit
Faktor pembayang dapat bervariasi sesuai kondensasi outdoor dengan beberapa unit
dengan garis lintang dan orientasi jendela, serta indoor, yang masing-masing dapat dikontrol
ukuran pembayangnya. secara individual. Sistem berjalan dengan
memodulasi jumlah refrigeran yang dikirim ke
masing-masing evaporator, berjalan hanya pada
kecepatan yang diperlukan untuk menghasilkan
pendinginan yang dibutuhkan oleh setiap unit
6.3. Nilai U pada Isolasi Atap internal. Sistem VRF mungkin yang terbaik untuk
bangunan dengan banyak zona atau variasi yang
Isolasi atap digunakan untuk mencegah luas dalam beban pendinginan atau pemanasan
transmisi panas dari lingkungan eksternal ke di banyak zona internal yang berbeda yang
ruang internal (untuk iklim tropis) dan dari ruang memerlukan kontrol individu seperti kantor,
internal ke lingkungan eksternal (untuk iklim gedung retail, pendidikan, gedung perawatan
dingin). Isolasi atap membantu pengurangan kesehatan, atau hotel dan resor. (World Bank
panas dengan cara konduksi, sehingga lebih Group, 2019).
banyak isolasi maka nilai konduktivitas-U lebih
rendah . Bangunan yang diinsulasi dengan baik Dengan simulasi sistem EDGE OFE01, OFE04,
memiliki kebutuhan energi pendinginan dan OFEO5, dan OFE11 pada bangunan Gedung
atau pemanasan yang lebih rendah. Dekanat baru Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro diketahui bangunan tersebut telah
Nilai konduktivitas-U adalah indikasi berapa
memenuhi standar diatas 20% saving energy
banyak energi panas (panas) yang ditransmisikan
pada sistem EDGE. Namun hasil ini sewaktu-
melalui suatu bahan (thermal transmittance).
waktu dapat berubah sesuai dengan validasi dan
Perhitungan insulasi menggunakan nilai
jumlah data yang diinput. Semakin banyak data
konduktivitas-U yang didefinisikan sebagai
valid yang diinput maka akan semakin rumit
jumlah panas yang mengalir melalui area dalam
perhitungan saving energy oleh sistem sehingga
satuan waktu, per satuan perbedaan suhu; nilai-
hasil total penghematan energi ini dapat berubah
U dinyatakan dalam Watts per meter persegi
menjadi semakin besar atau pun semakin kecil.
Kelvin (W / m²K). Ketebalan material juga
mempengaruhi nilai konduktivitas-U. Jika nilai-U 7. KESIMPULAN
yang digunakan untuk atap berbeda maka harus
dihitung menggunakan rumus yang sesuai
Dalam analisis data menggunakan software EDGE
dengan “metode gabungan”. Untuk beberapa
maka dapat disimpulkan dengan pengaplikasian
jenis atap dengan nilai-U yang berbeda, dapat
pengurangan rasio jendela ke dinding (OFE01),
penggunaan perangkat peneduhan luar (OFE04),
penggunaan isolasi atap (OFE05), dan
penggunaan sistem pendingin dengan VRF
(OFE11) bangunan Gedung Dekanat baru Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro menghemat
energi sebesar 29.4%. Nilai tersebut dalam sistem

698 | I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0
APLIKASI DAN EVALUASI DENGAN SOFTWARE EDGE PADA GEDUNG DEKANAT BARU FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

EDGE dinilai memenuhi kualifikasi sertifikasi MOMENTUM. (2017, April 2). FORMAT #1 :
bangunan hijau. Namun dengan keterbatasan Lika-liku Pembangunan Gedung Dekanat
data dan analisanya maka nilai tersebut sewaktu- Fakultas Teknik Baru. Retrieved Maret
waktu dapat berubah seiring dengan 14, 2020, from Lembaga Pers Mahasiswa
berkembangnya analisa dan data. FT Undip MOMENTUM:
8. SARAN http://lpmmomentum.com/2017/04/forma
t-1-lika-liku-pembangunan-gedung-
dekanat-fakultas-teknik-baru/
Penelitian ini perlu disempurnakan untuk
mendapatkan hasil yang akurat, mengingat data Pamungkas, A., Sucipto, T., Murtiono, E., &
dan analisa yang dimiliki penulis terbatas. Karena Farkhan, A. (2018). Kajian Implementasi
dalam sertifikasi bangunan hijau menurut EDGE,
Green Building Konservasi Air Rumah
bangunan dengan kategori green building harus
memenuhi penghematan sebesar 20% untuk Sakit UNS Berdasarkan Sistem Sertifikasi
energi, 20% untuk air, dan 20 % pengurangan EDGE (Excellence In Design For Greater
emisi energi dalam material, dibandingkan Efficiencies). IJCEE.
dengan bangunan konvensional.
PII. (2016, April 18). Sekilas tentang Green
Langkah - langkah lanjut untuk melengkapi Building. Retrieved Maret 8, 2020, from
penelitian ini ialah dengan mengisi kelengkapan Persatuan Insinyur Indonesia The
data bangunan pada kotak dialog OFE lainnya di Institution of Engineers Indonesia:
tab energi, jikalau bangunan tidak memiliki data https://pii.or.id/sekilas-tentang-green-
atau menggunakan sistem operasional yang tidak building
ada dalam pilihan kotak dialog maka kotak dialog
dapat dikosongkan. Setelah itu dapat dilakukan Putro, R., & Yuwono, B. (2019). Pengaruh
analisa pada tab air dan material dengan cara Predikat Gedung Green Building di
yang sama yaitu mengisi data-data yang Indonesia terhadap Konservasi Air
diterapkan pada bangunan pada kotak dialog. berdasarkan Sistem Sertifikasi EDGE
Pada saat semua tab telah terisi dengan data yang (Excellence In Design For Greater
ada pada bangunan maka dapat diketahui total Efficiencies). Prosiding Seminar
hasil penghematan energi pada masing-masing Intelektual Muda.
tab. Perlu diketahui bahwasanya masing-masing
data yang dimasukkan pada kotak dialog dapat SOSIOLOGIS.COM. (2018, Maret 8).
saling mempengaruhi hasil penghematan baik Pendekatan Penelitian: Contoh dan
pada tab energi, air, maupun bahan. Penjelasannya. Retrieved Maret 14, 2020,
DAFTAR PUSTAKA from Sosiologis.com : Referensi Ilmu
Sosial di Era Digital:
Bielek, B. (2016). Green building – towards http://sosiologis.com/pendekatan-
sustainable architecture. 4. penelitian

Edge Projects. (2020). Retrieved from Edge Steele, J. (1997). Sustainable Architecture:
Buildings: Principles, Paradigms, and Case Studies.
https://www.edgebuildings.com/certify/i Los Angeles: McGraw-Hill.
ndonesia/projects-indonesia/ Sudarwani, M. (2012). Penerapan Green
Architecture dan Green Building sebagai

I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0 | 699
Upaya Pencapaian Sustainable
Architecture. Dinamika Sains, 5.

Sugianto, A. M. (2017). Perancangan Buku


Panduan Dasar Konsep Bangunan Hijau
di Indonesia sebagai Upaya Menunjang
Diseminasi Bangunan Hijau oleh Green
Building Council Indonesia.
REPOSITORY.

Sugiyono. (1999). Metodologi Penelitian


Administrasi. Edisi Kedua. Bandung: CV
Alfa Beta.

Tanzeh, A. (2009). Pengantar Metode Penelitian.


Yogyakarta: Teras.

Woolley, T., Kimmins, S., Harrison, R., &


Harrison, P. (1997). A Guide to Building
Products and their Impact on the
Environment. London: E & FN Spon.

World Bank Group. (2019). EDGE User Guide


Version 2.1.

700 | I M A J I V o l . 9 N o . 6 D E S E M B E R 2 0 2 0

Anda mungkin juga menyukai