ABSTRAK
Kegiatan dalam dunia konstruksi akhir-akhir ini menimbulkan dampak negatif terhadap
pemanasan global, oleh karena itu konsep green construction telah menjadi salah satu yang terbaik
untuk memecahkan kerusakan lingkungan. Green construction diperlukan untuk meminimalkan
dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara
kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.
Dari penelitian yang ada sebelumnya terdapat kelemahan yaitu belum dijelaskan faktor dominan
implementasi green construction yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan
gedung oleh pengembang sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengindentifikasi implementasi apa saja faktor dominan green construction yang
dilakukan pengembang yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung di
Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai alat
pengumpulan data yang disebarkan kepada responden yaitu adalah pemilik proyek, konsultan
perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana kualifikasi menengah dan besar
sejumlah 40 responden. Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan metode statistik deskriptif,
analisa korelasi, analisa faktor dan analisa regresi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 7 (tujuh) faktor yang siginifikan menjadi 2 (dua) faktor green construction yang paling
dominan pada pelaksanaan pembangunan gedung yaitu tindakan efisiensi energi dan pengendalian
emisi gas buang peralatan.
ABSTRACT
Lately, the construction activities have brought negative impact to global warming; therefore the
concept of green construction has become one of the best solutions to solve the environmental
damage. Green construction is needed to minimize the negative impact of the construction process
on the environment for creating a balance between the environment and the ability of human
needs of the present and future generations. From the previous research that there are weaknesses
such as there is no brief description of the dominant factor of implementation of green
construction which affecting the quality of the implementation of the construction of buildings by
developers. Therefore, more researchs is needed.The objective of this research is to identify
dominant factors of any implementation of green construction which affecting quality of buildings
in Indonesia. The study was conducted by using questionnaires and interviews as data collection
tools. These distributed to the respondents, the project owner, consultants, planners, consultants,
supervisors, and contractor qualifications medium and large number of 40 respondents. Data
analysis applied measuring method using descriptive statistics, correlation analysis, factor
analysis and regression analysis. The results of the study indicate that there are 7 (seven)
significant factors tight up to 2 (two) most dominant factor of green construction, as: energy
efficiency measures and gas emission control equipment. Statistical method which is divided into
descriptive statistics, correlation analysis, factor analysis and regression analysis.
1
Alumni Magister Teknik Sipil FTSP Universitas Trisakti
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP Universitas Trisakti
Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 43
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
lingkungan, serta menyisakan limbah yang diyakini disebabkan oleh ketidakstabilan
lingkungan sebagai akibat kegiatan pembangunan. Pendapat lain tentang green
construction merupakan praktek membangun dengan menerapkan proses yang
memperhatikan lingkungan dan efisiensi sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan
dari tapak untuk perencanaan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan
dekonstruksi (Usepa, 2010). Green construction adalah perencanaan dan pengelolaan
proyek konstruksi sehingga pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Dari beberapa pengertian green construction dapat diartikan bahwa
perencanaan dan proses selama masa pelaksanaan pembangunan yang memperhatikan
lingkungan dan efisiensi sumber daya belum sampai masa pengelolaan proyek
(Glavinich, 2008).
Dari 3 (tiga) penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bambang E. Yuwono dan Mufti
Saily (2010) tentang “Kinerja Pengembang Sebelum Keharusan Penerapan Konsep
Bangunan Ramah Lingkungan”, Suratman (2010) tentang “Pengaruh Penerapan Green
Construction Terhadap Kinerja Biaya Proyek di Lingkungan PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk”, dan Furqon Usman (2010) tentang “Pengaruh Penerapan
Green Construction pada Pembangunan Gedung Terhadap Kinerja Mutu Proyek di
Lingkungan PT. X”, terdapat kelemahan yaitu belum dijelaskan faktor dominan
implementasi green construction yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan
pembangunan gedung oleh pengembang sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan pustaka tersebut diatas maka variabel green construction dapat disintesakan
menjadi 16 variabel, yaitu: (1) Perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi; (2)
Sumber dan siklus material; (3) Rencana perlindungan lokasi pekerjaan; (4) Manajemen
limbah konstruksi; (5) Penyimpanan dan perlindungan material; (6) Kesehatan
lingkungan kerja tahap konstruksi; (7) Program kesehatan dan keselamatan kerja; (8)
Pemilihan dan operasional peralatan konstruksi; (9) Dokumentasi; (10) Pelatihan bagi
subkontraktor; (11) Pengurangan jejak ekologis tahap konstruksi; (12) Kualitas udara
tahap konstruksi; (13) Konservasi air; (14) Tepat guna lahan; (15) Efisiensi dan
konservasi energi; (16) Manajemen lingkungan proyek konstruksi.
Variabel green construction diatas merupakan variabel perencanaan konstruksi belum
dijelaskan implementasi green construction oleh pengembang pada saat pelaksanaan
pembangunan gedung sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, Mella Irawati
telah merangkum variabel green constuction pada masa pelaksanaan konstruksi sebagai
berikut: (1) Perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi; (2) Efisiensi dan konservasi
energi; (3) Konservasi air; (4) Sumber dan siklus material; (5) Kualitas udara dan
2. METODOLOGI
Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang pada faktor-faktor yang merupakan
rincian dari variabel yang digunakan acuan implementasi green construction suatu
bangunan yang berkonsep green construction, penelitian dilakukan dengan metodologi
sebagai berikut:
1. Dilakukan dengan metode analisis dan untuk perolehan data dengan teknik kuesioner.
2. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap:
a. Tahap pertama
Melakukan wawancara pada para pakar untuk melakukan referensi variabel dan
pertanyaan yang telah disusun. Yang dikategorikan sebagai pakar adalah orang
yang memiliki keahlian dibidang akademisi maupun praktisi memiliki pengalaman
kerja minimal 10 tahun di bidang konstruksi. Data-data yang diperoleh tersebut
terdiri dari variabel bebas (X), yaitu: faktor-faktor implementasi green construction
dan variabel terikat (Y) faktor yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan
pembangunan gedung.
Tabel 1. Faktor-faktor Implementasi Green Construction yang Berpengaruh
Terhadap Mutu Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Variabel Sub Variabel Indikator Referensi
X: Green 1. Perencanaan X1 Pengguna jasa mensyaratkan Glavinich, 2008
Construction dan penyedia jasa berorientasi terhadap
penjadwalan lingkungan dan menyediakan
proyek semua material dan jasa yang
konstruksi ramah terhadap lingkungan
X2 Pemilik proyek menentukan lokasi Charle J.Kibert, 2008
bangunan akan dibangun
X3 Pemilik proyek menetapkan Charle J.Kibert, 2008
prioritas utama yang akan dicapai
X4 Melakukan seleksi tim proyek yang Charle J.Kibert, 2008
didasarkan pada kualisifikasi yang
ditetapkan oleh pemilik proyek
X5 Interaksi dan komunikasi dari Charle J.Kibert, 2008
berbagai pihak yang terkait proyek
Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 45
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
X9 Transportasi vertikal Yuwono B.E&Saily M,2010
X10 Selubung Bangunan Yuwono B.E&Saily M,2010
X11 Pencahayaan Buatan Yuwono B.E&Saily M,2010
X12 Pencahayaan Alami Yuwono B.E&Saily M,2010
X13 Ventilasi dan Infiltrasi Yuwono B.E&Saily M,2010
X14 Tindakan Efisiensi Energi Yuwono B.E&Saily M,2010
X15 Pengaruh Perubahan Iklim Yuwono B.E&Saily M,2010
X16 Energi BaruTerbaharukan Yuwono B.E&Saily M,2010
X17 Zonasi Tempat Tinggal Karyawan PP-Guideline.
3. Konservasi X18 Pengukuran Penggunaan Air Bersih Yuwono B.E&Saily M,2010
Air. X19 Lansekap Hemat Air Yuwono B.E&Saily M,2010
X20 Mengurangi Pemakaian Air Yuwono B.E&Saily M,2010
X21 Pemilihan Alat Pengukur Keluaran Yuwono B.E&Saily M,2010
Air
X22 Mengumpulkan Air Hujan Yuwono B.E&Saily M,2010
X23 Mendaur Ulang Air Yuwono B.E&Saily M,2010
X24 Sumber Air Alternatif Yuwono B.E&Saily M,2010
X25 Adanya Penyiapan PP-Guideline.
pengelolaanLimbah cair
4. Sumber dan X26 Penggunaan Kembali Gedung dan Yuwono B.E&Saily M,2010
Siklus Material Bekas
Material. X27 Produk yang Proses Pembuatannya Yuwono B.E&Saily M,2010
Ramah Lingkungan
X28 Material yang tersedia dari tempat Yuwono B.E&Saily M,2010
yang berdekatan
X29 Penggunaan material yang PP-Guideline.
bersertifikat
X30 Pemeriksaan rutin peralatan proyek PP-Guideline.
X31 Pemanfaatan Material Lokal PP-Guideline.
5. Kualitas X32 Introduksi Udara Luar Ruangan Yuwono B.E&Saily M,2010
Udara dan X33 Pengendalian Lingkungan Atas Yuwono B.E&Saily M,2010
Perlindungan Asap Rokok
Lokasi X34 Polutan Kimia Yuwono B.E&Saily M,2010
Pekerjaan. X35 Tingkat Kebisingan di dalam Yuwono B.E&Saily M,2010
Ruangan
X36 Kenyamanan Termal Ruangan Yuwono B.E&Saily M,2010
X37 Pemandangan Keluar Ruangan Yuwono B.E&Saily M,2010
X38 Pengendalian emisi gas buang PP-Guideline.
peralatan
X39 Pemeriksaan Rutin Kendaraan PP-Guideline.
Proyek
X40 Pemilihan Bahan Bakar Biodiesel PP-Guideline.
X41 Penghijauan Lingkungan Proyek PP-Guideline
b. Tahap kedua
Melakukan wawancara hasil klarifikasi pakar tahap 1 yang siap disebarkan kepada
responden. Responden disini orang yang menjalani, mengawasi dan mengendalikan
proyek pembangunan gedung berkonsep green construction yaitu owner, konsultan
dan kontraktor.
Tabel 2. Validasi Variabel Tahap Pertama
Variabel Indikator
1. Perencanaan X1 Pengguna jasa mensyaratkan penyedia jasa berorientasi terhadap
dan lingkungan&menyediakan semua material&jasa yang ramah terhadap
Penjadwalan lingkungan
Proyek X2 Pemilik proyek menentukan lokasi bangunan akan dibangun
Kontruksi. X3 Pemilik proyek menetapkan prioritas utama yang dicapai
X4 Melakukan seleksi tim proyek yang didasarkan pada kualisifikasi
yang ditetapkan oleh pemilik proyek
X5 Interaksi dan komunikasi dari berbagai pihak yang terkait proyek
Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 47
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
5. Kualitas X27 Introduksi Udara Luar Ruangan
Udara dan X28 Pengendalian Lingkungan Atas Asap Rokok
Perlindungan X29 Polutan Kimia
Lokasi X30 Tingkat Kebisingan di dalam Ruangan
Pekerjaan. X31 Kenyamanan Termal Ruangan
X32 Pemandangan Keluar Ruangan
X33 Pengendalian emisi gas buang peralatan
X34 Pemeriksaan Rutin Kendaraan Proyek
X35 Pemilihan Bahan Bakar Biodiesel
X36 Penghijauan Lingkungan Proyek
X37 Pengendaliam Polusi Suara
6. Manajemen
X38 Pengelolaan Sampah Proyek
Lingkungan
X39 Survey kepada Pengguna Gedung
Proyek
Konstruksi. X40 Sistem Komisioning yang baik dan benar
X41 Pencegahan erosi & polusi galian tanah
X42 Pencegahan sedimentasi saluran kota
X43 Pengelolaan air dewatering untuk menjaga kestabilan cadangan air
X44 Pengelolaan air hujan, spt proses pembuatan recharging well dsb
X45 Penyediaan jalur mobilisasi baik material maupun Tim Proyek
c. Tahap ketiga
Melakukan validasi hasil dari Tahap 2 untuk dimasukkan kedalam program SPSS
versi 22 lalu dibuat analisa dan kesimpulan.
Data hasil pentabulasian kemudian digunakan sebagai input data ke dalam program
SPSS 22 untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Hasil tabulasi data yang digunakan sebagai
3. HASIL ANALISIS
Hasil analisis faktor dominan implementasi green construction yang berpengaruh
terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung terhadap semua variabel, didapat
7 variabel (X) signifikan yang berpengaruh secara bersama terhadap variabel (Y). Dari
7 variabel yang signifinikan dilakukan pengujian untuk mendapatkan faktor yang paling
Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 49
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
dominan dengan hasil terdapat 2 faktor yang paling dominan yaitu Tindakan Efisiensi
Energi dan Pengendalian Emisi Gas Buang Peralatan. Tindakan efisiensi energi bertujuan
untuk mengurangi subsidi, mengurangi kesenjangan antara persediaan dan permintaan
energi, mengurangi emisi gas rumah kaca yang mempengaruhi pemanasan global dan
perubahan iklim dan meningkatkan daya saing energi mulai dari energi hulu (eksplorasi,
eksploitasi, pengilangan, tenaga listrik, dan lain-lain) hingga penggunaan energi hilir di
seluruh sektor. Disisi lain pengendalian emisi gas buang dapat mempengaruhi kinerja
mutu dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Penggunaan material konstruksi
merupakan salah satu sumber emisi karbon dioksida. Semen, keramik dan baja
merupakan tiga material konstruksi yang menghasilkan emisi karbon dioksida terbesar.
Besarnya emisi karbon dioksida dapat terjadi pada semua tahapan yang ada pada analisis
daur hidup. Oleh karena itu, analisis daur hidup diperlukan upaya untuk memonitor
keluaran emisi karbon dioksida pada setiap tahapan sehingga berkontribusi untuk
mewujudkan konstruksi yang berkelanjutan.
4. KESIMPULAN
Dalam kegiatan implementasi green construction terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung. Kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini adalah hasil analisa menghasilkan 2 (dua) faktor green
contruction dominan, yaitu tindakan efisiensi energi dan pengendalian emisi gas buang
peralatan yang memiliki pengaruh yaitu tindakan efisiensi energi, bertujuan untuk
mengurangi subsidi, mengurangi kesenjangan antara persediaan dan permintaan energi,
mengurangi emisi gas rumah kaca yang mempengaruhi pemanasan global dan perubahan
iklim dan meningkatkan daya saing energi mulai dari energi hulu (eksplorasi, eksploitasi,
pengilangan, tenaga listrik, dan lain-lain) hingga penggunaan energi hilir di seluruh
sektor. Disisi lain pengendalian emisi gas buang dapat mempengaruhi implementasi
green construction pada pelaksanaan pembangunan gedung. Penggunaan material
konstruksi merupakan salah satu sumber emisi karbon dioksida. Semen, keramik dan baja
merupakan tiga material konstruksi yang menghasilkan emisi karbon dioksida terbesar.
Besarnya emisi karbon dioksida dapat terjadi pada semua tahapan yang ada pada analisis
daur hidup. Oleh karena itu, analisis daur hidup diperlukan upaya untuk memonitor
keluaran emisi karbon dioksida pada setiap tahapan sehingga berkontribusi untuk
mewujudkan konstruksi yang berkelanjutan. Material konstruksi turut berperan terhadap
peningkatan efek gas rumah kaca khususnya karbon dioksida. Diperlukan peran Life
5. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu (a) perlu dilakukan
penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor implementasi green construction yang
berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung pada masa pasca
konstruksi untuk lebih mempertegas tentang pengaruh konsep green construction;
(b) adanya kebijakan perusahaan untuk menetapkan konsep green construction ini pada
seluruh proyek yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan
dan meningkatkan daya saing; (c) adanya kebijakan/ peraturan pemerintah terhadap green
construction ini demi menjaga kelestarian lingkungan (dengan cara memberikan reward
dalam bentuk yang disepakati, kepada pengusaha konstruksi), agar konsep green
construction dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M., Egbu, C., Haleem, A., Ebohon, J. & Khalfan, M. 2009. "Green construction in
India gaining a deeper understanding". Journal of Architectural Engineering: 10-
13.
Conseil International Du Batiment. 1994. Tujuan Sustainable Construction.
E, Salim. 2010. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi. Jakarta: Gramedia.
Ervianto, Wulfram I., Biemo W. Soemardi, Muhamad Abduh & Suryamanto. 2010.
Identifikasi Indikator Green Construction pada Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung di Indonesia.
Green Building Council Indonesia. 2010. GREENSHIP V 1.0, Jakarta.
B.E, Yuwono dan Saily M. 2010. Factors of Developers’ Interest Level in Green Building
Concept, Civil Engineering Journal vol 1, Civil Engineering Postgraduate Studies
Tarumanegara University, Jakarta.
Tesis Furqan Usman. 2010. Pengaruh Penerapan Green Construction Pada Pembangunan
Gedung Terhadap Kinerja Mutu Proyek di Lingkungan PT. X, Universitas
Indonesia. Depok.
Tesis Suratman. 2010. Pengaruh Penerapan Green Construction Terhadap Kinerja Biaya
Proyek di Lingkungan PT. PP (Persero) Tbk. Universitas Indonesia. Depok.
Hermawan, Marzuki, Puti Farida., Abduh, Muhamad & Driejana, R. 2013. Peran Life
Cycle Analysis (LCA) pada Material Konstruksi dalam Upaya Menurunkan
Dampak Emisi Karbon Dioksida pada Efek Gas Rumah Kaca (031K)
Kibert, Charle J., Canada, Wiley, John., & Sons. 2008. Sustainable Construction.
Plessis, Du., Chrisna & Edit. 2002. Agenda 21 for Sustainable Construction in
Developing Countries’ Pretoria: Capture Press.
Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 51
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.
T.E, Glavinich. 2008. Contractor’s Guide to Green Building Construction, John Wiley