Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR DOMINAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION

YANG BERPENGARUH TERHADAP MUTU PELAKSANAAN


PEMBANGUNAN GEDUNG

Mella Irawati 1, Bambang Endro Yuwono2

ABSTRAK

Kegiatan dalam dunia konstruksi akhir-akhir ini menimbulkan dampak negatif terhadap
pemanasan global, oleh karena itu konsep green construction telah menjadi salah satu yang terbaik
untuk memecahkan kerusakan lingkungan. Green construction diperlukan untuk meminimalkan
dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara
kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.
Dari penelitian yang ada sebelumnya terdapat kelemahan yaitu belum dijelaskan faktor dominan
implementasi green construction yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan
gedung oleh pengembang sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengindentifikasi implementasi apa saja faktor dominan green construction yang
dilakukan pengembang yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung di
Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai alat
pengumpulan data yang disebarkan kepada responden yaitu adalah pemilik proyek, konsultan
perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana kualifikasi menengah dan besar
sejumlah 40 responden. Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan metode statistik deskriptif,
analisa korelasi, analisa faktor dan analisa regresi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 7 (tujuh) faktor yang siginifikan menjadi 2 (dua) faktor green construction yang paling
dominan pada pelaksanaan pembangunan gedung yaitu tindakan efisiensi energi dan pengendalian
emisi gas buang peralatan.

Kata kunci: faktor dominan, implementasi green construction, pembangunan gedung.

ABSTRACT

Lately, the construction activities have brought negative impact to global warming; therefore the
concept of green construction has become one of the best solutions to solve the environmental
damage. Green construction is needed to minimize the negative impact of the construction process
on the environment for creating a balance between the environment and the ability of human
needs of the present and future generations. From the previous research that there are weaknesses
such as there is no brief description of the dominant factor of implementation of green
construction which affecting the quality of the implementation of the construction of buildings by
developers. Therefore, more researchs is needed.The objective of this research is to identify
dominant factors of any implementation of green construction which affecting quality of buildings
in Indonesia. The study was conducted by using questionnaires and interviews as data collection
tools. These distributed to the respondents, the project owner, consultants, planners, consultants,
supervisors, and contractor qualifications medium and large number of 40 respondents. Data
analysis applied measuring method using descriptive statistics, correlation analysis, factor
analysis and regression analysis. The results of the study indicate that there are 7 (seven)
significant factors tight up to 2 (two) most dominant factor of green construction, as: energy
efficiency measures and gas emission control equipment. Statistical method which is divided into
descriptive statistics, correlation analysis, factor analysis and regression analysis.

Keywords: dominant factors, the implementation of green construction, building construction.

1
Alumni Magister Teknik Sipil FTSP Universitas Trisakti
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP Universitas Trisakti

42 Jurnal Sipil Vol. 14, No. 1, Maret 2014: 42 - 52


1. PENDAHULUAN
Fenomena global warming yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca menjadi topik
yang banyak dibahas dalam berbagai forum ilmiah. Isu lingkungan yang semula kurang
diperhatikan dalam pengelolaan proyek konstruksi, saat ini menjadi isu utama dalam
berbagai pertemuan ilmiah (Arif et.al, 2009). Bila cara-cara pembangunan tetap
dilakukan seperti biasanya tanpa perubahan, maka pada tahun 2050 diperkirakan
konsentrasi CO2 akan mencapai 500 part permillion (ppm) atau menjadi dua kali lipat
konsentrasinya bila dibandingkan dengan sebelum revolusi industri (Salim, 2010). Para
ahli sedunia sepakat menetapkan konsentrasi CO2 sebesar 450-550 ppm. Dalam
Konferensi Tingkat Tinggi ke-13 tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) yang diselenggarakan di Bali pada bulan Desember 2007, Indonesia sepakat untuk
menurunkan konsentrasi CO2 di udara sebesar 26% sampai dengan 41% di akhir tahun
2020 dan disepakati tentang “peta jalur hijau” dengan pola pembangunan abad ke-21
yang berkadar rendah karbon. Terlepas dari desakan internasional, Indonesia seharusnya
tidak terfokus hanya untuk menurunkan konsentrasi CO2 saja, namun tetap melanjutkan
aktivitas industri termasuk industri konstruksinya dengan cara-cara yang memperhatikan
lingkungan guna menyediakan ruang untuk hidup layak bagi generasi mendatang.
Dalam menerapkan suatu kondisi yang ramah lingkungan tentunya perlu terdapat kriteria
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam proses penerapannya. Green construction
merupakan bagian dari pembangunan yang berkelanjutan diharapkan mampu ikut
menjaga kelestarian lingkungan.
Tujuan sustainable construction adalah menciptakan bangunan berdasarkan desain yang
memperhatikan ekologi, menggunakan sumber daya alam secara efisien dan ramah
lingkungan selama operasional bangunan (Conseil International du Batiment, 1994).
Bagian dari sustainable construction adalah green construction yang merupakan proses
holistik yang bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga keseimbangan antara
lingkungan alami dan buatan (Plessis, Chrisna dan Edit, 2002). GBCI (2010)
mendefinisikan tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan green construction adalah
terjadinya suatu bangunan hijau yang ramah lingkungan dan berkualitas dimulai sejak
tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan.
Green construction adalah suatu perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksi untuk
meminimalkan dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi
keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk
generasi sekarang dan mendatang (Kibert, 2008). Dampak negatif proses konstruksi yaitu
suhu global yang meningkat, dibutuhkan banyak energi, material dan air, merusak

Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 43
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
lingkungan, serta menyisakan limbah yang diyakini disebabkan oleh ketidakstabilan
lingkungan sebagai akibat kegiatan pembangunan. Pendapat lain tentang green
construction merupakan praktek membangun dengan menerapkan proses yang
memperhatikan lingkungan dan efisiensi sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan
dari tapak untuk perencanaan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan
dekonstruksi (Usepa, 2010). Green construction adalah perencanaan dan pengelolaan
proyek konstruksi sehingga pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Dari beberapa pengertian green construction dapat diartikan bahwa
perencanaan dan proses selama masa pelaksanaan pembangunan yang memperhatikan
lingkungan dan efisiensi sumber daya belum sampai masa pengelolaan proyek
(Glavinich, 2008).
Dari 3 (tiga) penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bambang E. Yuwono dan Mufti
Saily (2010) tentang “Kinerja Pengembang Sebelum Keharusan Penerapan Konsep
Bangunan Ramah Lingkungan”, Suratman (2010) tentang “Pengaruh Penerapan Green
Construction Terhadap Kinerja Biaya Proyek di Lingkungan PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk”, dan Furqon Usman (2010) tentang “Pengaruh Penerapan
Green Construction pada Pembangunan Gedung Terhadap Kinerja Mutu Proyek di
Lingkungan PT. X”, terdapat kelemahan yaitu belum dijelaskan faktor dominan
implementasi green construction yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan
pembangunan gedung oleh pengembang sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan pustaka tersebut diatas maka variabel green construction dapat disintesakan
menjadi 16 variabel, yaitu: (1) Perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi; (2)
Sumber dan siklus material; (3) Rencana perlindungan lokasi pekerjaan; (4) Manajemen
limbah konstruksi; (5) Penyimpanan dan perlindungan material; (6) Kesehatan
lingkungan kerja tahap konstruksi; (7) Program kesehatan dan keselamatan kerja; (8)
Pemilihan dan operasional peralatan konstruksi; (9) Dokumentasi; (10) Pelatihan bagi
subkontraktor; (11) Pengurangan jejak ekologis tahap konstruksi; (12) Kualitas udara
tahap konstruksi; (13) Konservasi air; (14) Tepat guna lahan; (15) Efisiensi dan
konservasi energi; (16) Manajemen lingkungan proyek konstruksi.
Variabel green construction diatas merupakan variabel perencanaan konstruksi belum
dijelaskan implementasi green construction oleh pengembang pada saat pelaksanaan
pembangunan gedung sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, Mella Irawati
telah merangkum variabel green constuction pada masa pelaksanaan konstruksi sebagai
berikut: (1) Perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi; (2) Efisiensi dan konservasi
energi; (3) Konservasi air; (4) Sumber dan siklus material; (5) Kualitas udara dan

44 Jurnal Sipil Vol. 14, No. 1, Maret 2014: 42 - 52


perlindungan lokasi pekerjaan; (6) Manajemen lingkungan proyek konstruksi; (7)
Dokumentasi. Masing-masing variabel tersebut dapat dirinci menjadi beberapa faktor,
telah diteliti dan menghasilkan bahwa faktor-faktor tersebut dianggap penting oleh
pengembang, namun timbul pertanyaan lanjutan yaitu impelementasi green construction
apa saja paling dominan yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan
gedung.

2. METODOLOGI
Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang pada faktor-faktor yang merupakan
rincian dari variabel yang digunakan acuan implementasi green construction suatu
bangunan yang berkonsep green construction, penelitian dilakukan dengan metodologi
sebagai berikut:
1. Dilakukan dengan metode analisis dan untuk perolehan data dengan teknik kuesioner.
2. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap:
a. Tahap pertama
Melakukan wawancara pada para pakar untuk melakukan referensi variabel dan
pertanyaan yang telah disusun. Yang dikategorikan sebagai pakar adalah orang
yang memiliki keahlian dibidang akademisi maupun praktisi memiliki pengalaman
kerja minimal 10 tahun di bidang konstruksi. Data-data yang diperoleh tersebut
terdiri dari variabel bebas (X), yaitu: faktor-faktor implementasi green construction
dan variabel terikat (Y) faktor yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan
pembangunan gedung.
Tabel 1. Faktor-faktor Implementasi Green Construction yang Berpengaruh
Terhadap Mutu Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Variabel Sub Variabel Indikator Referensi
X: Green 1. Perencanaan X1 Pengguna jasa mensyaratkan Glavinich, 2008
Construction dan penyedia jasa berorientasi terhadap
penjadwalan lingkungan dan menyediakan
proyek semua material dan jasa yang
konstruksi ramah terhadap lingkungan
X2 Pemilik proyek menentukan lokasi Charle J.Kibert, 2008
bangunan akan dibangun
X3 Pemilik proyek menetapkan Charle J.Kibert, 2008
prioritas utama yang akan dicapai
X4 Melakukan seleksi tim proyek yang Charle J.Kibert, 2008
didasarkan pada kualisifikasi yang
ditetapkan oleh pemilik proyek
X5 Interaksi dan komunikasi dari Charle J.Kibert, 2008
berbagai pihak yang terkait proyek

2. Efisiensi dan X6 Intensitas Komsumsi Energi Yuwono B.E&Saily M,2010


Konservasi X7 Aplikasi Refrigeran Fundamental Yuwono B.E&Saily M,2010
Energi. X8 Pemasangan Submeter Yuwono B.E&Saily M,2010

Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 45
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
X9 Transportasi vertikal Yuwono B.E&Saily M,2010
X10 Selubung Bangunan Yuwono B.E&Saily M,2010
X11 Pencahayaan Buatan Yuwono B.E&Saily M,2010
X12 Pencahayaan Alami Yuwono B.E&Saily M,2010
X13 Ventilasi dan Infiltrasi Yuwono B.E&Saily M,2010
X14 Tindakan Efisiensi Energi Yuwono B.E&Saily M,2010
X15 Pengaruh Perubahan Iklim Yuwono B.E&Saily M,2010
X16 Energi BaruTerbaharukan Yuwono B.E&Saily M,2010
X17 Zonasi Tempat Tinggal Karyawan PP-Guideline.
3. Konservasi X18 Pengukuran Penggunaan Air Bersih Yuwono B.E&Saily M,2010
Air. X19 Lansekap Hemat Air Yuwono B.E&Saily M,2010
X20 Mengurangi Pemakaian Air Yuwono B.E&Saily M,2010
X21 Pemilihan Alat Pengukur Keluaran Yuwono B.E&Saily M,2010
Air
X22 Mengumpulkan Air Hujan Yuwono B.E&Saily M,2010
X23 Mendaur Ulang Air Yuwono B.E&Saily M,2010
X24 Sumber Air Alternatif Yuwono B.E&Saily M,2010
X25 Adanya Penyiapan PP-Guideline.
pengelolaanLimbah cair
4. Sumber dan X26 Penggunaan Kembali Gedung dan Yuwono B.E&Saily M,2010
Siklus Material Bekas
Material. X27 Produk yang Proses Pembuatannya Yuwono B.E&Saily M,2010
Ramah Lingkungan
X28 Material yang tersedia dari tempat Yuwono B.E&Saily M,2010
yang berdekatan
X29 Penggunaan material yang PP-Guideline.
bersertifikat
X30 Pemeriksaan rutin peralatan proyek PP-Guideline.
X31 Pemanfaatan Material Lokal PP-Guideline.
5. Kualitas X32 Introduksi Udara Luar Ruangan Yuwono B.E&Saily M,2010
Udara dan X33 Pengendalian Lingkungan Atas Yuwono B.E&Saily M,2010
Perlindungan Asap Rokok
Lokasi X34 Polutan Kimia Yuwono B.E&Saily M,2010
Pekerjaan. X35 Tingkat Kebisingan di dalam Yuwono B.E&Saily M,2010
Ruangan
X36 Kenyamanan Termal Ruangan Yuwono B.E&Saily M,2010
X37 Pemandangan Keluar Ruangan Yuwono B.E&Saily M,2010
X38 Pengendalian emisi gas buang PP-Guideline.
peralatan
X39 Pemeriksaan Rutin Kendaraan PP-Guideline.
Proyek
X40 Pemilihan Bahan Bakar Biodiesel PP-Guideline.
X41 Penghijauan Lingkungan Proyek PP-Guideline

6. Manajemen X42 Pengelolaan Sampah Proyek PP-Guideline


Lingkungan X43 Survey kepada Pengguna Gedung Yuwono B.E&Saily M,2010
Proyek X44 Sistem Komisioning yang baik dan Yuwono B.E&Saily M,2010
Konstruksi benar
X45 Manajemen Aktivitas Konstruksi Yuwono B.E&Saily M,2010
X46 Melibatkan Profesional Yuwono B.E&Saily M,2010
X47 Pencegahan erosi & polusi galian Wikipedia/Sustainable
tanah Development
X48 Pencegahan sedimentasi saluran Wikipedia/Green
kota Development
X49 Pengelolaan air dewatering utk Wikipedia/Sustainable
menjaga kestabilan cadangan air Development
X50 Pengelolaan air hujan, spt proses Wikipedia/Green
pembuatan recharging well dsb Development

46 Jurnal Sipil Vol. 14, No. 1, Maret 2014: 42 - 52


X51 Penyediaan jalur mobilisasi baik Wikipedia/Sustainable
material maupun Tim proyek Development

7. Dokumentasi X52 Pekerjaan tanah Sharing Wika, 2008


X53 Polusi udara Sharing Wika, 2008
X54 Manusia & interaksinya Sharing Wika, 2008
X55 Flora & fauna Sharing Wika, 2008
X56 Air Sharing Wika, 2008
X57 Sumber daya alam lainnya Sharing Wika, 2008

b. Tahap kedua
Melakukan wawancara hasil klarifikasi pakar tahap 1 yang siap disebarkan kepada
responden. Responden disini orang yang menjalani, mengawasi dan mengendalikan
proyek pembangunan gedung berkonsep green construction yaitu owner, konsultan
dan kontraktor.
Tabel 2. Validasi Variabel Tahap Pertama

Variabel Indikator
1. Perencanaan X1 Pengguna jasa mensyaratkan penyedia jasa berorientasi terhadap
dan lingkungan&menyediakan semua material&jasa yang ramah terhadap
Penjadwalan lingkungan
Proyek X2 Pemilik proyek menentukan lokasi bangunan akan dibangun
Kontruksi. X3 Pemilik proyek menetapkan prioritas utama yang dicapai
X4 Melakukan seleksi tim proyek yang didasarkan pada kualisifikasi
yang ditetapkan oleh pemilik proyek
X5 Interaksi dan komunikasi dari berbagai pihak yang terkait proyek

2. Efisiensi dan X6 Intensitas Komsumsi Energi


Konservasi X7 Transportasi vertical
Energi. X8 Selubung Bangunan
X9 Pencahayaan Buatan
X10 Pencahayaan Alami
X11 Ventilasi dan Infiltrasi
X12 Tindakan Efisiensi Energi
X13 Zonasi Tempat Tinggal Karyawan

3. Konservasi X14 Pengukuran Penggunaan Air Bersih


Air. X15 Mengurangi Pemakaian Air
X16 Mengumpulkan Air Hujan
X17 Mendaur Ulang Air
X18 Adanya Penyiapan pengelolaanLimbah cair

4. Sumber dan X19 Penggunaan Kembali Gedung dan Material Bekas


Siklus X20 Produk yang Proses Pembuatannya Ramah Lingkungan
Material. X21 Material yang tersedia dari tempat yang berdekatan
X22 Penggunaan material yang bersertifikat
X23 Pemilihan Alat Kerja
X24 Pemeriksaan rutin peralatan proyek
X25 Kalibrasi peralatan
X26 Pemanfaatan Material Lokal

Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 47
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
5. Kualitas X27 Introduksi Udara Luar Ruangan
Udara dan X28 Pengendalian Lingkungan Atas Asap Rokok
Perlindungan X29 Polutan Kimia
Lokasi X30 Tingkat Kebisingan di dalam Ruangan
Pekerjaan. X31 Kenyamanan Termal Ruangan
X32 Pemandangan Keluar Ruangan
X33 Pengendalian emisi gas buang peralatan
X34 Pemeriksaan Rutin Kendaraan Proyek
X35 Pemilihan Bahan Bakar Biodiesel
X36 Penghijauan Lingkungan Proyek
X37 Pengendaliam Polusi Suara
6. Manajemen
X38 Pengelolaan Sampah Proyek
Lingkungan
X39 Survey kepada Pengguna Gedung
Proyek
Konstruksi. X40 Sistem Komisioning yang baik dan benar
X41 Pencegahan erosi & polusi galian tanah
X42 Pencegahan sedimentasi saluran kota
X43 Pengelolaan air dewatering untuk menjaga kestabilan cadangan air
X44 Pengelolaan air hujan, spt proses pembuatan recharging well dsb
X45 Penyediaan jalur mobilisasi baik material maupun Tim Proyek

7. Dokumentasi X46 Polusi udara


X47 Manusia & interaksinya
X48 Pemakaian Air
X49 Sumber daya alam akibat pelaksanaan proyek
X50 Pengelolaan sampah proyek

Tabel 3. Penilaian Pengaruh Implementasi Green Construction yang Berpengaruh


Terhadap Mutu Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Skala Penilaian Keterangan
1 Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh terhadap kinerja mutu proyek ( 0 – 20% )

2 Kecil Pengaruhnya Kecil pengaruhnya terhadap kinerja mutu proyek ( 21 – 40% )

3 Cukup Pengaruhnya Cukup Berpengaruh dan dapat menyebabkan pencapaian mutu


proyek ( 41 – 60% )

4 Besar Pengaruhnya Berpengaruh besar dan pasti mengakibatkan pencapaian mutu


proyek ( 61 – 80% )

5 Sangat Besar Sangat berpengaruh dan pasti mengakibatkan pencapaian


Pengaruhnya mutu proyek (81 –100%)

Sumber: Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian

c. Tahap ketiga
Melakukan validasi hasil dari Tahap 2 untuk dimasukkan kedalam program SPSS
versi 22 lalu dibuat analisa dan kesimpulan.

Data hasil pentabulasian kemudian digunakan sebagai input data ke dalam program
SPSS 22 untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Hasil tabulasi data yang digunakan sebagai

48 Jurnal Sipil Vol. 14, No. 1, Maret 2014: 42 - 52


input tersebut terdiri dari mutu pelaksanaan pembangunan gedung (Y) sebagai variabel
terikat dan 50 variabel bebas (X) dari 40 responden yang telah diteliti, dianalisis sebagai
berikut:
1. Analisis Statistik bertujuan untuk mendapatkan nilai-nilai maksimum, minimum,
mean dan standard deviasi terhadap penilaian yang didapat dari hasil kuesioner.
2. Analisis Korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara
variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) dengan menggunakan metode korelasi
pearson dan spearman’s rho.
Dari hasil korelasi pearson terdapat 11 variabel bebas (X) mutu pelaksanaan
pembangunan gedung (Y) yaitu: (1) X8 Selubung Bangunan; (2) X12 Tindakan
Efisiensi Energi; (3) X20 Produk yang Proses Pembuatannya Ramah Lingkungan;
(4) X22 Penggunaan Material yang Bersertifikat; (5) X23 Pemilihan Alat Kerja;
(6) X26 Pemanfaatan Material Lokal; (7) X33 Pengendalian Emisi Gas Buang
Peralatan; (8) X38 Pengelolaan Sampah Proyek; (9) X42 Pencegahan Sedimentasi
Saluran Kota; (10) X43 Pengelolaan Air Dewatering; (11) X49 Dokumentasi Sumber
Daya Alam Akibat Pelaksanaan Proyek.
3. Analisa Faktor, digunakan untuk melihat apakah seluruh variabel hasil korelasi saling
berhubungan sehingga menghasilkan pengelompokkan dari banyak variabel menjadi
hanya beberapa variabel baru atau faktor. Dengan sedikit faktor akan menjadi lebih
mudah untuk dikelola. Analisa faktor selanjutnya dipilih variabel yang berkorelasi
signifikan, yaitu (1) Pemilihan Alat Kerja; (2) Pengendalian Emisi Gas Buang
Peralatan; (3) Pengelolaan Air Dewatering; (4) Pencegahan Sedimentasi Saluran Kota;
(5) Penggunaan Material Bersertifikat; (6) Produk yang Proses Pembuatannya Ramah
Lingkungan; (7) Tindakan Efisiensi Energi.
4. Analisa Regresi, dilakukan untuk mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara
satu atau beberapa variabel bebas (X) dengan satu variabel terikat (Y). Dari ke-11
variabel hasil olahan dengan korelasi Spearman's Rho, setelah melalui reduksi variabel
dan responden guna melihat tingkat signifikansi yang dianggap optimal, didapat
7 variabel (X) signifikan yang berpengaruh secara bersama terhadap variabel (Y).

3. HASIL ANALISIS
Hasil analisis faktor dominan implementasi green construction yang berpengaruh
terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung terhadap semua variabel, didapat
7 variabel (X) signifikan yang berpengaruh secara bersama terhadap variabel (Y). Dari
7 variabel yang signifinikan dilakukan pengujian untuk mendapatkan faktor yang paling

Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 49
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
dominan dengan hasil terdapat 2 faktor yang paling dominan yaitu Tindakan Efisiensi
Energi dan Pengendalian Emisi Gas Buang Peralatan. Tindakan efisiensi energi bertujuan
untuk mengurangi subsidi, mengurangi kesenjangan antara persediaan dan permintaan
energi, mengurangi emisi gas rumah kaca yang mempengaruhi pemanasan global dan
perubahan iklim dan meningkatkan daya saing energi mulai dari energi hulu (eksplorasi,
eksploitasi, pengilangan, tenaga listrik, dan lain-lain) hingga penggunaan energi hilir di
seluruh sektor. Disisi lain pengendalian emisi gas buang dapat mempengaruhi kinerja
mutu dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Penggunaan material konstruksi
merupakan salah satu sumber emisi karbon dioksida. Semen, keramik dan baja
merupakan tiga material konstruksi yang menghasilkan emisi karbon dioksida terbesar.
Besarnya emisi karbon dioksida dapat terjadi pada semua tahapan yang ada pada analisis
daur hidup. Oleh karena itu, analisis daur hidup diperlukan upaya untuk memonitor
keluaran emisi karbon dioksida pada setiap tahapan sehingga berkontribusi untuk
mewujudkan konstruksi yang berkelanjutan.

4. KESIMPULAN
Dalam kegiatan implementasi green construction terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung. Kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini adalah hasil analisa menghasilkan 2 (dua) faktor green
contruction dominan, yaitu tindakan efisiensi energi dan pengendalian emisi gas buang
peralatan yang memiliki pengaruh yaitu tindakan efisiensi energi, bertujuan untuk
mengurangi subsidi, mengurangi kesenjangan antara persediaan dan permintaan energi,
mengurangi emisi gas rumah kaca yang mempengaruhi pemanasan global dan perubahan
iklim dan meningkatkan daya saing energi mulai dari energi hulu (eksplorasi, eksploitasi,
pengilangan, tenaga listrik, dan lain-lain) hingga penggunaan energi hilir di seluruh
sektor. Disisi lain pengendalian emisi gas buang dapat mempengaruhi implementasi
green construction pada pelaksanaan pembangunan gedung. Penggunaan material
konstruksi merupakan salah satu sumber emisi karbon dioksida. Semen, keramik dan baja
merupakan tiga material konstruksi yang menghasilkan emisi karbon dioksida terbesar.
Besarnya emisi karbon dioksida dapat terjadi pada semua tahapan yang ada pada analisis
daur hidup. Oleh karena itu, analisis daur hidup diperlukan upaya untuk memonitor
keluaran emisi karbon dioksida pada setiap tahapan sehingga berkontribusi untuk
mewujudkan konstruksi yang berkelanjutan. Material konstruksi turut berperan terhadap
peningkatan efek gas rumah kaca khususnya karbon dioksida. Diperlukan peran Life

50 Jurnal Sipil Vol. 14, No. 1, Maret 2014: 42 - 52


Cycle Analysis (LCA) pada material konstruksi dalam upaya menurunkan dampak emisi
gas buang peralatan.

5. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu (a) perlu dilakukan
penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor implementasi green construction yang
berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan pembangunan gedung pada masa pasca
konstruksi untuk lebih mempertegas tentang pengaruh konsep green construction;
(b) adanya kebijakan perusahaan untuk menetapkan konsep green construction ini pada
seluruh proyek yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan
dan meningkatkan daya saing; (c) adanya kebijakan/ peraturan pemerintah terhadap green
construction ini demi menjaga kelestarian lingkungan (dengan cara memberikan reward
dalam bentuk yang disepakati, kepada pengusaha konstruksi), agar konsep green
construction dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, M., Egbu, C., Haleem, A., Ebohon, J. & Khalfan, M. 2009. "Green construction in
India gaining a deeper understanding". Journal of Architectural Engineering: 10-
13.
Conseil International Du Batiment. 1994. Tujuan Sustainable Construction.
E, Salim. 2010. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi. Jakarta: Gramedia.
Ervianto, Wulfram I., Biemo W. Soemardi, Muhamad Abduh & Suryamanto. 2010.
Identifikasi Indikator Green Construction pada Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung di Indonesia.
Green Building Council Indonesia. 2010. GREENSHIP V 1.0, Jakarta.
B.E, Yuwono dan Saily M. 2010. Factors of Developers’ Interest Level in Green Building
Concept, Civil Engineering Journal vol 1, Civil Engineering Postgraduate Studies
Tarumanegara University, Jakarta.
Tesis Furqan Usman. 2010. Pengaruh Penerapan Green Construction Pada Pembangunan
Gedung Terhadap Kinerja Mutu Proyek di Lingkungan PT. X, Universitas
Indonesia. Depok.
Tesis Suratman. 2010. Pengaruh Penerapan Green Construction Terhadap Kinerja Biaya
Proyek di Lingkungan PT. PP (Persero) Tbk. Universitas Indonesia. Depok.
Hermawan, Marzuki, Puti Farida., Abduh, Muhamad & Driejana, R. 2013. Peran Life
Cycle Analysis (LCA) pada Material Konstruksi dalam Upaya Menurunkan
Dampak Emisi Karbon Dioksida pada Efek Gas Rumah Kaca (031K)
Kibert, Charle J., Canada, Wiley, John., & Sons. 2008. Sustainable Construction.
Plessis, Du., Chrisna & Edit. 2002. Agenda 21 for Sustainable Construction in
Developing Countries’ Pretoria: Capture Press.

Faktor Dominan Implementasi Green Construction yang Berpengaruh terhadap Mutu Pelaksanaan
Pembangunan Gedung 51
(Mella Irawati, Bambang Endro Yuwono)
Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.
T.E, Glavinich. 2008. Contractor’s Guide to Green Building Construction, John Wiley

52 Jurnal Sipil Vol. 14, No. 1, Maret 2014: 42 - 52

Anda mungkin juga menyukai