Judul:
PERAN ARSITEKTUR DALAM MENJALANKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALS PADA GEDUNG PARKIR LIFT KAMPUS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
BAB I
PENDAHULUAN
1
efisiensi energi, air, limbah, bahan baku, hingga menciptakan teknologi yang berkualitas
serta efisien (Kamionka, 2019).
Seiring dengan berkembangnya populasi manusia, teknologi juga mengalami
perkembangan, salah satunya pada bidang transportasi. Kian hari alat transportasi semakin
marak dibutuhkan. Hal ini tentunya menyebabkan permasalahan, diantaranya kemacetan.
(Al-Faruq, 2018; Radityo, 2011). Terjadinya kemacetan ditimbulkan karena kurangnya
ketersediaan lahan parkir yang memadai, sesuai dengan jumlah kendaraan yang terus
meningkat, fasilitas gedung parkir sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun faktanya, menurut Syaifuddin (2010) gedung parkir di pusat perbelanjaan, alun-alun,
perkantoran, tempat wisata, bahkan pusat kota lainnya dirasa masih kurang efektif dalam
menampung parkir. Maka dari itu, terjadinya alih fungsi pada bahu jalan menjadi lahan parkir
yang menyebabkan peningkatan kemacetan (Pranata, 2015).
Konsep green building atau dapat disebut juga dengan bangunan berkelanjutan
sudah menjadi tren dunia industri bangunan yang berkontribusi besar dalam menahan laju
global warming dengan mengoptimalkan teknologi ramah lingkungan yang berdampak
langsung terhadap iklim skala mikro. Kementerian PUPR telah menerapkan konsep green
building di Gedung Kampus Kementerian PUPR. Konsep bangunan diarahkan untuk
pengembangan ruang terbuka hijau (RTH), zero run off, pengelolaan air hujan,
pengembangan sistem MEP, serta pengoptimalan aksesibilitas pejalan kaki. Bagian Kampus
Kementerian PUPR yang mengoptimalkan konsep tersebut dapat dilihat pada area Gedung
Parkir yang dilengkapi teknologi lift. Pengoptimalan konsep green building, berdampak
langsung terhadap penggunaan energi terbarukan dan berkelanjutan. Maka dari itu, peran
arsitektur sangat dibutuhkan dalam menjalankan Sustainable Development Goals.
Menganalisis aspek arsitektur berkelanjutan yang diterapkan pada Gedung Parkir Kampus
Kementerian PUPR menjadi langkah penting untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
arsitektur dalam menjalankan Sustainable Development Goals. Untuk mengungkapnya
diperlukan riset studi dan lapangan, oleh karenanya riset studi yang didapat dari jurnal dan
pengamatan lapangan pada Gedung Parkir Kampus Kementerian PUPR akan memberikan
gambaran bahwa konsep desain green building dan berkelanjutan pada Gedung Parkir
Kampus Kementerian PUPR membantu dalam menjalankan Sustainable Development
Goals yang diharapkan. Keberhasilan peran arsitektur dalam menjalankan SDGs pada
Gedung Parkir Kampus Kementerian PUPR sekaligus menjadi bahan untuk melakukan
evaluasi bagian mana dari gedung parkir yang sudah sesuai dengan harapan, dan bagian
mana dari kampus yang belum memenuhi harapan.
2
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian menganalisis peran arsitektur dalam menjalankan Sustainable
Development Goals pada Gedung Parkir Kampus Kementerian PUPR menjadi sangat
penting untuk mengetahui apakah desain green building pada Gedung Parkir Kampus
Kementerian PUPR sudah sesuai dengan harapan pembangunan berkelanjutan, yaitu
gedung parkir yang efektif dan efisien dalam pemakaian sumber daya energi, menciptakan
kelestarian lingkungan, dan mampu menekan biaya operasional serta pemeliharaan
bangunan gedung. Oleh karena itu diperlukan analisis tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGs) terhadap arsitektur Gedung Parkir Kampus Kementerian PUPR tersebut.
3
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Dalam sebuah penelitian, kajian pustaka menjadi komponen yang sangat penting
karena akan menjadi instrumen analisis bagi peneliti. Penelitian ini membutuhkan teori-teori
yang relevan untuk dikaji, terutama yang terkait dengan: [i] teori green building untuk
memahami objek penelitian, [ii] teori Sustainable Development Goals untuk memahami
substansi yaitu mengapa arsitektur harus berkontribusi menjalankan pembangunan
berkelanjutan, [iii] teori tentang hakekat hubungan arsitektur dengan lingkungan yang akan
digunakan dalam memahami pembangunan berkelanjutan, [iv] teori tentang analisis desain
gedung parkir dalam memahami sebuah pembangunan berkelanjutan.
4
e. Udara : memperhatikan kualitas udara dalam bangunan supaya terhindar
dari kelembaban yang dihasilkan dari material toxic, spora, mikroba, emisi gas.
f. Limbah : mengelola pengolahan limbah secara lokal supaya tidak mencemari
lingkungan dalam skala makro.
5
2.2. Teori Sustainable Development Goals
Memahami teori Sustainable Development Goals akan memberikan penjelasan yang
lengkap tentang memahami substansi yaitu mengapa arsitektur harus berkontribusi
menjalankan pembangunan berkelanjutan. Menurut Risfandini dan Sunardi (2017),
Pembahasan keberlanjutan telah berjalan selama 33 tahun sejak disahkannya Laporan
Brundlant oleh World Commission on Environment and Development pada tahun 1987.
Disebutkan dalam Laporan Brundlant bahwa pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai
pembangunan yang mampu menjaga kelestarian lingkungan dan sosial, sekaligus
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Berawal dari Sustainable Development (SD)
memperhatikan aspek penting yang terfokus pada kebutuhan rakyat miskin di negara
berkembang dan memiliki keterbatasan teknologi dan lingkungan sosial untuk memenuhi
perkembangan generasi yang akan datang. Munculah Sustainable Development Goals
(SDGs) untuk menangani permasalahan tersebut, dapat diartikan juga sebagai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan dengan 17 tujuan yang ditotal mencapai 169 target yang telah
terukur dan ditentukan oleh PBB sebagai tujuan utama dunia dalam bidang pembangunan
dan diharapkan dapat mencapai target hingga tahun 2030.
6
7. Menggunakan energi yang efisien, dapat diandalkan, berkelanjutan, serta
modern.
8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
9. Membangun infrastruktur yang kokoh serta mendukung perkembangan inovasi
industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.
10. Mengurangi ketimpangan di dalam maupun antar negara.
11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.
12. Memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.
13. Mengambil aksi untuk menanggulangi perubahan iklim beserta dampaknya.
14. Mengkonservasi dan memanfaatkan sumber daya laut, samudra, dan maritim
secara berkelanjutan untuk pembangunan.
15. Melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan
terhadap ekosistem daratan serta menjaga keanekaragaman hayati.
16. Mendukung masyarakat yang damai.
17. Menguatkan implementasi dan merevitalisasi kemitraan global.
7
2.2.2. Sustainable Development Goals dalam Bidang Arsitektur
Sustainable Development Goals (SDGs) yang diterapkan di Indonesia
merupakan gabungan dari beberapa bidang keahlian atau profesi. Khususnya, dalam
bidang arsitektur juga turut andil dalam mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan. Telah disebutkan 17 tujuan yang hendak dicapai pembangunan
berkelanjutan, namun terjadi pengerucutan untuk bidang arsitektur. Berikut beberapa
tujuan pembangunan berkelanjutan yang hendak dicapai dalam bidang arsitektur.
8
Gambar 3. Korelasi Arsitektur Ekologik
Sumber: Frick, 1996
Laurens (2004) berpendapat belakangan ini sudah banyak para ahli ilmu yang terjun
mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya, baik alami maupun buatan. Bahkan
arsitek dan perancangan lingkungan ikut turut andil dalam mempelajari hubungan perilaku
manusia dengan bangunan. Dalam ekosistem, manusia mempunyai peran yang relatif
sangat kecil karena dalam suatu ekosistem di luar campur tangan manusia sudah banyak
sekali mengalami perubahan. Namun, peran manusia yang sangat kecil dapat merusak
lingkungan dalam jangka waktu yang panjang jika tidak terlalu peduli terhadap lingkungan.
Dalam dunia perancangan, teori arsitektur mengutamakan logika untuk mendesain suatu
bangunan yang berkaitan dengan lingkungan. Berkaitan erat dengan lingkungan,
pendekatan desain arsitektur sangat membutuhkan studi pengamatan untuk menghasilkan
proses desain yang kreatif, serta dapat memprediksi suatu desain yang tetap bisa
digunakan apabila ada sesuatu hal yang akan terjadi nantinya, tentunya dapat bertahan
dalam jangka waktu yang lama. Teori positif merupakan teori yang sangat cocok digunakan
untuk mendesain arsitektur ekologik.
9
2.4. Teori Analisis Desain Gedung Parkir
Suatu kendaraan tanpa pengemudi di dalamnya, tidak bergerak, dan hanya bersifat
sementara disebut juga dengan parkir. Sudah dijelaskan dalam hukum, adanya larangan
untuk parkir di tengah jalan raya, namun diperbolehkan untuk memparkirkan kendaraan di
sisi atau bahu jalan. Dalam suatu kawasan perkotaan yang padat dan rawan kemacetan,
tentunya harus menyediakan lahan parkir khusus di luar badan jalan, contohnya yaitu dapat
berupa taman parkir atau gedung parkir. Namun seiring dengan perkembangan era
globalisasi, pengguna kendaraan pribadi terutama mobil terjadi peningkatan pesat, sehingga
mengharuskan kebutuhan ruang parkir yang lebih banyak. Kebutuhan lahan parkir yang luas
juga berpengaruh terhadap luas lahan yang dibutuhkan, untuk menghemat penggunaan
lahan, dibuatlah gedung parkir (Muharani, 2018).
Kebutuhan ruang parkir disesuaikan berdasarkan kategori kendaraan, baik
kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Penyediaan ruang parkir dapat mengurangi
kepadatan jalan dan mengurangi angka kecelakaan. Fasilitas parkir tidak dapat dipisahkan
dari bangunan komersial karena parkir merupakan bagian penunjang dari kegiatan pokok.
Peruntukkan fasilitas parkir dibedakan menjadi dua jenis, yaitu parkir tetap dan sementara.
Parkir tetap dapat ditemukan di area perdagangan, perkantoran, pasar, sekolah, tempat
wisata, penginapan, dan rumah sakit. Sedangkan parkir yang sifatnya sementara, dapat
dilihat di area pertunjukan, tempat olahraga, dan tempat ibadah. Kapasitas ruang parkir
dapat diakumulasikan pada waktu atau periode tertentu dan dibagi menurut kategori jenis
kendaraan. Dapat juga diperhitungkan melalui pengamatan lapangan preseden, dengan
memperhatikan jumlah kendaraan parkir pada periode tertentu, rentang durasi parkir, serta
kebutuhan volume parkir.
10
4). Terdapat area terbuka hijau dan area resapan,
5). Penggunaan teknologi tinggi yang ramah lingkungan,
Ciri-ciri bangunan berkelanjutan yang sudah disebutkan di atas, dapat digunakan
untuk berbagai macam fungsi bangunan, khususnya pada gedung parkir yang menghasilkan
emisi gas relatif banyak. Dikarenakan gas karbon yang dihasilkan kendaraan dan sirkulasi
udara yang kurang, berpotensi menyumbang emisi karbon dan meningkatkan global
warming. Pada Gedung Parkir Kampus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang berlokasi di Ibu Kota Jakarta, digunakan sebagai bahan penelitian apakah
gedung parkir tersebut sudah memenuhi kriteria bangunan berkelanjutan yang menerapkan
konsep green building atau belum.
Tingkat pemahaman mengenai Sustainable Development Goals (SDGs) terhadap
konsep green and sustainable building pada bangunan Gedung Parkir Kampus
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan memberikan implikasi terhadap
penilaian keberhasilan rancangan gedung parkir ini, apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan atau belum.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruq, Faishal, 2018, Rancang Bangun Prototype Intelligent Parking System Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA 128, Transient. Vol. 7, No.2, Juni 2018: 608. ISSN: 2302-9927
Aldi, B., Djakman, C.D., 2020, Persepsi Manajemen dan Stakeholders pada Pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Sustainability Reporting, Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Indonesia. Vol. 8, No.2, Agustus 2020: 405-430. ISSN: 2541-061X
Frick, H., 1996, Arsitektur dan Lingkungan. Penerbit Kanisius. ISBN: 979-413-737-5
GBCI, 2010, Panduan Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan Hijau GREENSHIP 1.0.
Jakarta: Green Building Council Indonesia.
Hidayat, Mohd. Syarif, 2017, Perencanaan Lingkungan dan Bangunan Berkelanjutan di
Indonesia: Tinjauan dari Aspek Peraturan Perundang-undangan, Tataloka. Vol. 19, No.1,
Februari 2017: 15-28. ISSN: 2356-0266
Kamionka, Lucjan W., 2019, Forms of Architectural Detail in Sustainable Design, IOP
Conference Series : Material Science and Engineering. Hal. 471.
Lang, J., 1987, Creating Architectural Theory, The Role of The Behavioral Sciences in
Environmental Design, Van Nostrand Reinhold Company Inc. ISBN:123-456-7890-12-3
Laurens, J.M., 2004, Arsitektur dan Perilaku Manusia. Penerbit PT. Grasindo. ISBN: 978-
979-7323-97-4
Muharani, Bella Zulita, 2018, Gedung Parkir di Kawasan Gajah Mada, Jurnal Online
Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. Vol. 6, No.1, Maret 2018: 331-343.
Pranata, Ardianto, 2015, Perancangan Prototipe Sistem Parkir Cerdas Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA 8535, Jurnal SAINTIKOM. Vol. 14, No.2.
Radityo, R., 2011, Perancangan Sistem Pemesanan Parkir di Sun Plaza Medan. Medan:
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan.
11
Risfandini, A., Sunardi, 2017, The Application of Sustainable Development Concept for
Tourism Development in Indonesia, International Conference “Sustainable Development
Goals 2030 Challenges and Its Solutions”. 11-12 Agustus 2017. ISBN: 978-979-3220-
41-3
Rizaldy, Fathan, 2019, Analisis Peningkatan Peringkat Sertifikasi Green Building terhadap
Efisiensi dan Konservasi Energi Gedung Alamanda Tower, Prosiding Seminar
Intelektual Muda #1: Inovasi atau Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dalam
Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Terbangun, Universitas Trisakti. 11 April
2019: 9-13. ISBN: 978-623-91368-0-2
Setyowati, A.E., Alfata, M.N., Wibowo, A., 2014, Sistem Rating Bangunan Hijau Indonesia,
Jurnal Permukiman. Vol. 9, No.2, 2 Agustus 2014: 115-121.
Sulistiawan, A.P., Al-Ghifari, M.A.A., Fadlilah, F.N., Pakuan, G.M., Zulfahmi, M.H., 2019,
Identifikasi Material Berkelanjutan pada Ruang Luar dan Ruang Dalam Bangunan
Kantor, Jurnal Arsitektur Zonasi. Vol. 2, No.3, Oktober 2019. ISSN: 2620-9934
Syaifuddin, 2010, Analisa Kebutuhan Parkir Kendaraan pada Rumah Sakit Cut Meutia.
Lhokseumawe: Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Utina, Ramli dan Baderan, Dewi Wahyuni K., 2009, Ekologi dan Lingkungan Hidup, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. ISBN: 978-979-1340-13-7
Widiati, Iis Roin, 2019, Adaptasi dan Mitigasi Bencana dalam Mewujudkan Infrastruktur yang
Berkelanjutan, Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil, Bandung.
ISSN: 2477-00-86
Wijaya, I.K.M., 2016, Hubungan Arsitektur dan Lingkungan pada Perwujudan Rumah
Tinggal Tradisional di Desa Pengotan, Bangli, Prosiding Seminar Nasional Teknik 2016:
Tantangan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Berwawasan
Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Hindu Indonesia. ISBN: 978-602-6012-20-3
WEBSITE
12