Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.

0
Teknik Sipil dan Perencanaan

ANALISIS SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENERAPAN GREEN WALL


PADA MALL GRAND CITY SURABAYA
1 2
Stacey Young , Angelicia Priscilla Kosasih
1
Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra
2
Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto no. 121-131, Surabaya
E-mail: stacey.youngg@yahoo.com

ABSTRAK

Pemanasan global merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang cukup memprihatinkan. Oleh
karena itu, untuk meminimalisirkan dampak pemanasan global dikemukakan prinsip green building. Sistem
green building ini menuntut bangunan untuk memperhatikan dampaknya pada lingkungan serta
mengkonservasi energi. Sistem green building telah banyak diterapkan pada gedung di Indonesia, salah
satunya adalah gedung mall Grand City Surabaya yang menerima penghargaan Green Building Awareness
Award 2014 Surabaya. Gedung mall Grand City ini dirancang dengan konsep bangunan yang berkelanjutan,
salah satu aspeknya adalah sistem pencahayaan yang didominasi dengan pencahayaan alami dari struktur
arsitektur sehingga saat siang hari dapat mengkonservasi energi. Selain itu, di mall Grand City juga
digunakan green wall yang terdapat pada outdoor bangunan yang berfungsi untuk memfilter polusi udara
dan cahaya matahari terhadap bangunan sehingga hal ini dapat menurunkan suhu temperatur di dalam
ruangan. Tahapan yang dilakukan dalam analisis ini merupakan pengumpulan data dengan melakukan
observasi lapangan serta pengumpulan kajian literatur, kemudian data yang diperoleh dari observasi akan
dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, hingga saat ini gedung mall Grand City masih mengembangkan
aspek-aspek green building yang dapat diterapkan pada bangunan dan masih tetap menjadi salah satu
green building di Surabaya yang terbaik.

Kata kunci: Pencahayaan, Green Wall, Green Building

ABSTRACT

Global warming is one of the environmental problems which is quite alarming. Therefore, to minimize
the impact of global warming the green building principle was put forward. This green building system
requires buildings to pay attention to their impact on the environment and conserve energy. The green
building system has been widely applied to buildings in Indonesia, one of which is the Grand City Mall
Surabaya building which received the 2014 Surabaya Green Building Awareness Award. The Grand City
Mall building was designed with a sustainable building concept, one aspect is the lighting system which is
dominated by natural lighting from architectural structures so that during the daytime it can conserve energy.
In addition, in the Grand City mall, green walls are also used in outdoor buildings that function to filter air
pollution and sunlight on buildings so that this can reduce the temperature in the room. The stages carried
out in this analysis are the collection of data by conducting field observations and collection of literature data,
then the data obtained from observations will be analyzed. Based on the analysis results, to date the Grand
City mall building is still developing aspects of green building that can be applied to buildings and is still one
of the best green buildings in Surabaya.

Keywords: Lighting, Green Wall, Green Building

PENDAHULUAN adalah sesuai standar SNI 05-3052-1992 untuk


Pusat belanja : 330 kWh/m2.thn. Dengan
Pemanasan global (global warming) menjadi banyaknya gedung bertingkat tinggi menjadi salah
isu lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. satu penyebab dari pemanasan global karena
Pemanasan global berhubungan dengan proses berpotensi memproduksi emisi gas karbon yang
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. lebih dari 40%. Solusi yang dapat diberikan untuk
Penyebab dari pemanasan global antara lain yaitu menghemat pemakaian energi dengan penerapan
efek rumah kaca, efek balik, dan variasi matahari. green building. Indonesia menempati posisi ke-8
Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah dengan nilai Green Building Involvement yang
pembangunan gedung dan bangunan bertingkat hanya bernilai 38% (konferensi BCI Asia FuturArc
tinggi yang sangat pesat salah satunya yaitu mall Forum 2008). Saat ini penerapan konsep desain
atau pusat perbelanjaan yang sudah menjadi yang berwawasan lingkungan di Indonesia masih
kebutuhan oleh semua kalangan masyarakat. sangat perlu ditingkatkan. Green building di
Jumlah energi yang dibutuhkan oleh sebuah mall Indonesia baru diwajibkan di Kota Jakarta pada
IV-137
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

tahun 2012 yaitu melalui Peraturan Gubernur No. 6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building
38 Tahun 2012. Environment Management / BEM)
Mall Grand City Surabaya adalah sebuah
pusat perbelanjaan di Surabaya, Indonesia. Menurut Ketua Umum Green Building
Bangunan mall ini didirikan pada tahun 2009. Council Indonesia (GBCI) Iwan Prijanto, hanya
Pada Maret 2009 berdiri Grand City Convention ada ada 49 gedung yang memperoleh sertifikat
and Exhibition Hall seluas 21 ribu m2. Mall ini green building. Sementara 69 gedung lainnya
dirancang dengan sistem one stop shopping yang baru tahap awal yakni desain recognition untuk
praktis dan nyaman. Mall Grand City Surabaya kemudian final assessment. Masih minimnya
menerapkan konsep bangunan berkelanjutan dan green building di Indonesia. Gedung merupakan
memperoleh penghargaan Green Building penyumbang emisi yang terbesar dan penyebab
Awareness Award 2014 Surabaya. efek rumah kaca yang dapat memperburuk
Pembangunan berkelanjutan sesuai dengan pemanasan global. Salah satu aspek yang sangat
Brundtland Report dalam WCED (1987) yaitu berpengaruh pada green building adalah sistem
pembangunan yang memenuhi kebutuhan pencahayaan. Pada penelitian ini akan
generasi saat ini tanpa mengorbankan menganalisa penerapan konsep green building
pemenuhan kebutuhan generasi yang akan pada mall Grand City Surabaya.
datang yang konsepnya terdiri dari tiga aspek
yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan (Tanguay et METODE
al., 2009; Yang, Xu, & Shi, 2016).
Aspek-aspek untuk pembangunan Jenis penelitian ini menggunakan metode
berkelanjutan mencakup pada upaya untuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
mewujudkan terjadinya: menganalisis berdasarkan standar Green Building
a. Pemerataan manfaat hasil-hasil yang ada. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan
pembangunan antar generasi dalam analisis ini berupa pengumpulan data,
(intergeneration equity) yaitu sebagian besar analisis dan membandingkan data dengan teori
penggunaan sumber daya alam yang dapat green building yang ada. Metode pengumpulan
diperbaharui. data berupa:
b. Safeguarding atau pengamanan terhadap 1. Observasi
kelestarian sumber daya alam dan Observasi yang dilakukan untuk
lingkungan hidup agar kualitas hidup penelitian ini merupakan observasi
sekarang dan masa yang akan datang lapangan secara langsung. Data-data
terjamin. yang dikumpulkan pada tahap ini adalah
c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya data lapangan fisik dan data sekitar
alam agar tetap terjaga. bangunan.
d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat yang 2. Dokumentasi
berkelanjutan baik masa kini maupun masa Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
yang mendatang. dokumen dengan pengumpulan foto-foto
e. Mempertahankan manfaat pembangunan sebagai bukti bahan analisa.
ataupun pengelolaan sumber daya alam dan 3. Kajian Literatur
lingkungan yang mempunyai dampak Dilakukan pengumpulan data berupa
manfaat jangka panjang. literatur-literatur yang bersangkutan
f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan dengan penelitian dan analisa.
manusia antar generasi sesuai dengan Metode analisis yang digunakan berupa
habitatnya. metode analisis kualitatif deskriptif. Pendekatan
Sistem penilaian bangunan hijau yang yang dilakukan pada metode ini berasal dari
berlaku di Indonesia adalah GBCI (Green Building pengolahan data hasil observasi dan literatur
Council Indonesia) dengan sistem penilaian yang secara mendalam. Pada analisis ini, aspek green
diberi nama Greenship untuk mewujudkan konsep building yang dibahas pada bangunan mall Grand
green building yang ramah lingkungan. Sistem City merupakan sistem pencahayaannya serta
penilaian Greenship dibagi menjadi 6 kategori green wall yang terdapat pada outdoor bangunan.
yaitu (Green Building Council Indonesia [GBCI], Maka peneliti akan menganalisis sistem
2012): pencahayaan alami dan buatannya serta efek
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site green wall pada bangunan ini.
Development / ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy KAJIAN LITERATUR
Efficiency and Conservation / EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC) Aspek dalam pencahayaan adalah
4. Sumber dan Siklus Material (Material pemantulan / pemancaran, dan warna. Cahaya
Resources and Cycle / MRC) yang jatuh ke sebuah benda dapat dipancarkan,
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang diserap, ataupun dipantulkan. Faktor pemantulan
(Indoor Health and Comfort / IHC) (RF/Reflectance Factor) menunjuk seberapa
IV-138
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

banyak cahaya yang jatuh ke sebuah benda dan ukuran besar cukup optimal menerima
dipantulkan. Permukaan berwarna putih memiliki cahaya alami, namun pada keadaan
RF sekitar 0,85 atau 85%, sementara permukaan langit terang, intensitas cahaya menjadi
berwarna hitam hanya memiliki RF sebesar 0,05 terlalu banyak dan mengakibatkan glare
atau 5%. Nilai RF tidak memprediksi bagaimana pada visual mata pengguna.
cahaya dipantulkan, tetapi seberapa besar 3. Cahaya alami tidak menyebar ke seluruh
nilainya. Permukaan yang sangat halus, seperti ruangan.
cermin, menghasilkan pantulan yang sudut Dalam menggunakan material kaca untuk
datangnya sama dengan sudut pantul. pencahayaan alami adalah pemilihan material
Permukaan yang sangat datar atau matte akan glazing. Jika pemilihan material glazing tidak
menyebar cahaya dan menghasilkan pantulan tepat, maka cahaya yang tembus ke dalam
yang menyebar. Kebanyakan material akan ruangan akan menjadi beban bagi pendingin
memantulkan cahaya dengan spekular dan ruangan sehingga konsumsi energi gedung
menyebar. (Norbert Lechner, 2007). semakin boros. Selain itu, cahaya yang tembus
Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma akan menyebabkan silau sehingga kenyamanan
(1-9), dalam merencanakan pencahayaan yang pengguna gedung akan terganggu, Pemanfaatan
baik, ada 5 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu: sinar matahari dengan desain dan pemilihan
● Kuantitas cahaya (lighting level) atau material glazing yang tepat bisa menghemat
tingkat kuat penerangan energi untuk sistem penerangan buatan sebesar
● Distribusi kepadatan cahaya (luminance 32% dan pendingin ruangan sebesar 25%,
distribution) sehingga dapat menghemat biaya operasional
● Pembatasan agar cahaya tidak gedung. Dengan desain yang tepat, dapat
menyilaukan (limitation of glare) menghemat sumber daya alam serta mengurangi
● Arah pencahayaan dan pembentukan dampak polusi udara yang terkait dengan
bayangan (light directionality and konsumsi, produksi energi listrik dan dapat
shadows) meningkatkan kesehatan dan produktivitas kerja
● Kondisi dan iklim ruang bagi pengguna.
● Warna cahaya dan refleksi warna (light Teknologi Vertical Garden atau disebut juga
colour and colour rendering) sebagai Green Wall merupakan salah satu
Indonesia merupakan negara dengan iklim alternatif desain untuk green building. Teknologi
Tropis, orientasi yang paling baik pada daerah Vertical Garden ini dikemukakan karena
tropis adalah panjang bangunan memanjang kurangnya lahan di kota untuk digunakan sebagai
Timur ke Barat, sehingga cahaya matahari yang taman. Green Wall memberikan dampak yang
masuk adalah cahaya dari hasil pantulan dan positif terhadap lingkungan sekitarnya. Green
bukan cahaya langsung yang panas. Menurut SNI Wall dapat membantu mengurangi efek dari polusi
03-2396-2001 pencahayaan alami siang hari udara dan meningkatkan kualitas udara,
dapat dikatakan baik apabila : membantu menurunkan temperatur dalam
● Pada siang hari antara jam 08.00 sampai ruangan secara langsung yang berarti dapat
dengan jam 16.00 waktu setempat membantu mengurangi efek dari UHI (Urban Heat
terdapat cukup banyak cahaya yang Island). Menurut Blanc (2008), teknologi Vertical
masuk ke dalam ruangan. Garden memungkinkan diciptakannya kembali
● Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup sistem kehidupan yang sangat mirip dengan
merata dan atau tidak menimbulkan lingkungan alam. Ini adalah cara untuk
kontras yang mengganggu memasukkan alam ke tempat-tempat di mana
Potensi pemanfaatan Pencahayaan Alami manusia pernah menghilangkannya. Berkat
Siang Hari (PASH) adalah untuk kenyamanan pengetahuan botani dapat memungkinkan untuk
visual dan konservasi energi. Kenyamanan visual ditampilkannya pemandangan yang tampak alami
dapat diperoleh melalui optimasi pemanfaatan meskipun buatan manusia.
cahaya alami dan desain bukaan yang tepat, agar Green Building merupakan bangunan yang
cahaya alami yang diperoleh sesuai kebutuhan dimana sejak awal dimulai melalui tahapan
kerja visual, sedangkan konservasi energi dapat perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan
dicapai karena pemanfaatan cahaya alami dapat operasional pemeliharaan memperlihatkan aspek-
mereduksi hingga 20% total kebutuhan aspek dalam melindungi, menghemat, serta
pemakaian energi listrik untuk pencahayaan mengurangi penggunaan sumber daya alam demi
buatan. Namun, PASH pun memiliki tiga kendala menjaga kualitas udara dalam ruang,
utama, memperhatikan kesehatan penggunanya yang
1. Saat kondisi langit mendung atau hujan berpegang kepada kaidah pembangunan
penerangan buatan tetap harus berkesinambungan (Green Building Council
digunakan. Indonesia, 2010).
2. Sumber cahaya alami (langit) bervariasi Green Building merupakan konsep bangunan
tingkat iluminasi nya, pada saat keadaan yang ramah lingkungan sebagai solusi untuk
langit mendung/gelap, jendela dengan mengurangi dampak negatif bangunan pada
IV-139
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

lingkungan. Dengan konsep green building ini Konservasi Energi - Energy Efficiency &
pada bangunan, dapat mengurangi penggunaan Conservation (EEC).
energi dan air, sumber daya alam yang tak dapat Pada area convention hall di mall Grand City
diperbarui serta dampak polusi / negatifnya pada dengan memanfaatkan material kaca pada
lingkungan. sebagian besar dindingnya mengakibatkan
Prinsip-prinsip green building menurut Brenda pencahayaan alami dapat masuk dan dapat
dan Robert Vale (1991) dalam buku Green efisiensi energi listrik.
Architecture Design For Sustainable Future:
1. Conserving Energy : Kunci utama prinsip Analisis Sistem Pencahayaan dan Green Wall
ini adalah memanfaatkan sumber energi pada Kajian Objek
yaitu energi matahari semaksimal Pada SNI 03-6389-2000 tentang Konservasi
mungkin dalam pengoperasian suatu Energi Selubung Bangunan Pada Bangunan
gedung. Gedung, besar radiasi matahari pada bidang
2. Working With Climate : Kunci utama vertikal di Indonesia mulai dari yang terbesar ke
prinsip ini adalah memanfaatkan kondisi terkecil yaitu dari orientasi Barat, Barat Laut,
alam, iklim, dan lingkungannya ke dalam Barat Daya, Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara,
pengoperasian gedung. dan Selatan. Bangunan mall Grand City yang
3. Respect For Site : Kunci dari prinsip ini arah hadapnya mengarah ke Barat Daya.
adalah perencanaan yang mengacu pada
hubungan antara fungsi bangunan
dengan lahan tempat dibangunnya
bangunan tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar keberadaan bangunan tersebut baik
dari segi konstruksi, bentuk maupun
pengoperasiannya tidak memberikan
dampak negatif bagi lingkungan sekitar.
4. Respect For User : Kunci dari prinsip ini
adalah mengutamakan kenyamanan dan
kesehatan penggunanya.
Gambar 1. Lokasi dan Arah Bangunan Mall Grand City
Surabaya (Google Maps, 2019)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi alam yang semakin lama semakin


buruk akibat pemanasan global. Eksploitasi
sumber daya alam oleh manusia yang semakin
mengkhawatirkan dan mengancam habitat dan
ekosistem makhluk hidup di dunia ini.

Hasil Data Lapangan


Mall Grand City Surabaya yang terletak di
jalan Walikota Mustajab No.1, Ketabang, Kec.
Genteng. Mall ini berdiri sejak tahun 2009 dengan Gambar 2. Layout Lantai Ground Bangunan Mall dan
luas bangunan 21 m2. Mall ini berintegrasi Exhibition Grand City Surabaya (Google
Maps, 2019)
dengan convention hall yang sering digunakan
untuk acara nasional hingga internasional. Lokasi
Gedung Grand City ini didesain dengan
mall ini sangat strategis karena berdekatan
menggunakan sebagian besar materialnya kaca,
dengan Stasiun Surabaya Gubeng, hotel-hotel,
hal ini agar pada saat siang hari bangunan tidak
Balai Kota Surabaya dan sebagainya.
perlu untuk menggunakan energi secara
Bangunan ramah lingkungan (Green
berlebihan. Pada bangunan exhibitionnya dapat
Building) menurut peraturan Menteri Negara
terlihat bahwa front facade menggunakan full
Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2010 tentang
kaca untuk memasukan pencahayaan alami
Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah
secara maksimal. Pada front facade bangunan
Lingkungan, adalah suatu bangunan yang
exhibition juga terdapat light shelf yang berfungsi
menerapkan prinsip lingkungan dalam
untuk memantulkan cahaya ke dalam ruang.
perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan
pengelolaannya dan aspek penting penanganan
dampak perubahan iklim. Mall Grand City ini
dibangun dengan konsep bangunan berkelanjutan
dengan memperhatikan aspek-aspek green
building. 6 kategori untuk persyaratan green
building menurut Greenship salah satunya yang
paling berpengaruh adalah Efisiensi dan
IV-140
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

energinya karena telah mendapatkan


pencahayaan matahari dari skylight secara
maksimal.

Gambar 3. Area Depan Bangunan Mall Grand City


Surabaya (Dokumentasi Pribadi, 2019)

Pada area depan bangunan mall, dapat


terlihat banyak tanaman-tanaman disekitarnya. Gambar 6. Area Foodcourt Mall Grand City Surabaya
Hal tersebut berfungsi untuk menyaring udara- (Dokumentasi Pribadi, 2019)
udara kotor di sekitarnya seperti debu dan polusi,
tanaman juga dapat mengurangi suara bising Foodcourt terletak pada lantai paling atas
yang berasal dari jalan besar di depan gedung mall Grand City. Pada foodcourt ini dapat terlihat
mall dan membantu dalam mengurangi banyak penggunaan bukaan sebagai alternatif
pemanasan global. memasukan pencahayaan alami. Bukaan yang
digunakan pada area foodcourt ini berupa skylight
yang terdapat di tengah-tengah foodcourt dan
dinding kaca yang terletak sepanjang dinding
bagian kanan foodcourt. Dapat terlihat bahwa
pada siang hari di area foodcourt tidak
menggunakan pencahayaan buatan yang terlalu
banyak jika dibanding dengan foodcourt-foodcourt
mall yang lain, karena area foodcourt
mendapatkan pencahayaan alami dari matahari.
Dengan banyaknya bukaan yang digunakan pada
Gambar 4. Fasad Main Entrance Bangunan Mall Grand area foodcourt, pencahayaan alami dapat
City Surabaya (Dokumentasi Pribadi, 2019) dimanfaatkan secara maksimal dan membantu
dalam mengkonservasi energi.
Fasad depan bangunan mall Grand City
terlihat menggunakan kaca cukup banyak dan
untuk menyaring panas yang masuk digunakan
kanopi pada area main entrance bangunan.
Kanopi menggunakan material kaca laminated,
sehingga panas matahari dapat tersaring namun
cahaya masih dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Sehingga pada pagi hingga sore hari
bangunan mall ini dapat menghemat penggunaan
energinya, karena pada area ini tidak Gambar 7. Fasad Back Entrance Bangunan Mall Grand
City Surabaya (Dokumentasi Pribadi, 2019)
membutuhkan penggunaan pencahayaan buatan
yang berlebihan. Pencahayaan buatan yang
terdapat pada area main entrance bangunan ini Pada fasad back entrance bangunan mall ini,
merupakan lampu downlight LED. dapat terlihat bahwa kaca merupakan material
utama struktur bangunan. Dari atas hingga bawah
dapat terlihat penggunaan kaca sebagai
dindingnya. Ini membuat sebagian besar area
mall tidak membutuhkan pencahayaan buatan
secara berlebih pada saat siang hari.

Gambar 5. Sky Light pada Center Bangunan Mall


Grand City Surabaya (Dokumentasi
Pribadi, 2019)

Pada plafon center bangunan mall Grand


City dapat terlihat digunakannya skylight. Gambar 8. Hallway penghubung Mall Grand City dan
Penggunaan skylight ini tujuannya untuk Exhibition Surabaya (Dokumentasi Pribadi,
memasukan cahaya matahari secara maksimal 2019)
pada siang hari. Skylight ini menghiasi sebagian
besar plafon bangunan. Oleh karena itu, saat Pada sepanjang hallway penghubung mall
siang hari mall ini dapat mengurangi penggunaan dengan exhibition dapat terlihat digunakannya
IV-141
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

kaca untuk memasukkan pencahayaan alami ke Terlihat digunakannya green wall pada
dalam ruangan. Hal ini merupakan upaya untuk dinding outdoor starbucks. Green wall ini
mengkonservasi energi, sehingga pada siang hari digunakan untuk meningkatkan kualitas udara di
tidak diperlukan penggunaan pencahayaan sekitar lingkungan agar bersih dari debu dan
buatan pada hallway. polusi, dan memberikan efek dingin dalam
ruangan maupun pada sekitarnya. Selain green
wall, pada area outdoor starbucks dapat
ditemukannya banyak tanaman disekitar.
Tanaman ini berfungsi untuk menambah dampak
positif pada kualitas udara serta membantu
menurunkan temperatur sehingga walau terkena
sinar matahari, area outdoor tidak terasa panas.
Tanaman serta green wall yang digunakan juga
Gambar 9. Fasad dan Area Depan Bangunan
Exhibition Mall Grand City Surabaya
merupakan salah satu alternatif untuk membantu
(Dokumentasi Pribadi, 2019) mengurangi pemanasan global.

Pada fasad bangunan exhibition juga dapat


terlihat bahwa kaca digunakan sebagai material
struktur bangunan. Dinding kaca digunakan dari
bawah hingga atas, namun dapat terlihat adanya
light shelf yang diletakkan di fasad untuk
memantulkan cahaya matahari masuk ke dalam
ruang. Pada area depan bangunan juga dapat Gambar 11. Area Outdoor Back Entrance Mall Grand
terlihat banyaknya tanaman yang diletakkan City Surabaya (Dokumentasi Pribadi, 2019)
mengelilingi bangunan. Tanaman ini berfungsi
untuk menyaring debu dan polusi serta Berbeda dengan green wall yang terdapat
mengurangi kebisingan dari jalan raya. Tanaman pada dinding area outdoor starbucks, green wall
ini dapat membantu memberikan lingkungan yang yang terdapat pada area outdoor back entrance
sehat disekitarnya. mall ini menggunakan pohon-pohon yang tinggi
sebagai dinding untuk membantu menyaring debu
serta cahaya yang masuk. Green wall ini
berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari
secara langsung yang berlebihan serta dari debu
dan polusi yang ditimbulkan dari kendaraan-
kendaraan pada jalan raya. Efek dari green wall
ini, area outdoor pada back entrance mall ini
menjadi dingin dan tidak terpengaruh panas
Gambar 10. Area Depan Bangunan Exhibition Mall
Grand City Surabaya (Dokumentasi matahari.
Pribadi, 2019) Berikut adalah hasil analisis dari sistem
pencahayaan serta green wall pada bangunan
Pada gedung exhibition, kaca merupakan mall Grand City Surabaya yang menggunakan
sebagai material utama pada bangunan. Dapat konsep green building sebagai acuan.
terlihat bahwa pada dinding fasad digunakan
Tabel 1. Analisis sistem pencahayaan banguanan
dinding kaca dari lantai hingga plafon. Namun
mall dan exhibition Grand City Surabaya.
untuk menghindari panas matahari atau cahaya
yang dapat menyebabkan glare, pada kaca
digunakan sticker-sticker yang membentuk Sistem Pencahayaan
pattern garis-garis untuk mengurangi panas yang
masuk serta glare. Dengan digunakannya
dinding-dinding kaca ini, pada siang hari area Main Fasad main entrance mall di
exhibition sama sekali tidak perlu menggunakan Entrance Mall desain dengan menggunakan
pencahayaan buatan. Grand City kaca sebagai sebagian besar
materialnya. Sehingga
pencahayaan alami yang
masuk pun dapat dengan
maksimal dimanfaatkan
sebagai pencahayaan dalam
ruang.

Gambar 11. Area Outdoor Starbucks Mall Grand City


Surabaya (Dokumentasi Pribadi, 2019)
IV-142
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

Food Court Foodcourt mall Grand City ini perlu menggunakan


didesain dengan pencahayaan buatan.
menggunakan banyak
bukaan. Bukaan berasal dari
skylight yang berada di Tabel 2. Analisis green wall pada mall dan exhibition
tengah-tengah area foodcourt Grand City Surabaya.
dan dinding kaca yang
terdapat pada dinding kanan
foodcourt. Ini membuat Green Wall
foodcourt tidak membutuhkan
penggunaan pencahayaan
Area Outdoor Pada area outdoor ini
buatan secara berlebih pada
Starbucks terdapat green wall
siang hari.
yang terletak padang
dinding bangunan.
Skylight Skylight mall ini terdapat Green wall ini
pada sebagian besar plafon berfungsi untuk
mall. Sehingga mall tidak meningkatkan
membutuhkan banyak kualitas udara area
penggunaan pencahayaan outdoor serta
buatan dan ini dapat memberikan efek
mengkonservasi energi. dingin karena green
wall dapat membantu
menurunkan
Back Sama dengan desain fasad temperatur.
Entrance Mall main entrance mall, back
Grand City entrance mall juga
menggunakan kaca sebagai Area Back Entrance Green wall yang
material struktur Bangunan Mall Grand terdapat pada back
bangunannya. Dengan begini City entrance tidak
cahaya matahari yang masuk menempel pada
ke dalam ruangan maksimal. dinding, namun
merupakan pohon-
pohon tinggi besar
Hallway Pada dinding bagian kanan yang rapat
hallway penghubung mall dan menyerupai dinding.
exhibition terdapat banyak Dengan adanya
jendela untuk memasukkan green wall, area
sinar matahari sebagai sekitar menjadi lebih
pencahayaan alami. sejuk dan sehat.
Sehingga pada siang hari di
area hallway tidak perlu
menggunakan pencahayaan
buatan. KESIMPULAN

Bangunan mall Grand City Surabaya ini


Exhibition Fasad exhibition juga
mampu menerapkan konsep green building ke
menggunakan material kaca
dalam bangunannya sebagai acuan. Karena mall
sebagai material struktur
sebagai shopping center tentunya membutuhkan
bangunannya, sebagian
pencahayaan yang hampir 24 jam tiap harinya,
besar fasadnya
namun bangunan ini tidak secara terus menerus
menggunakan kaca. Kaca
menggunakan pencahayaan buatan yang
digunakan dari bawah hingga
berlebihan selama 24 jam. Gedung ini dapat
atas bangunan. Dan di fasad
menerapkan konsep green building yang
gedung exhibition terdapat
mengkonservasi energi.
light shelf yang berfungsi
Dengan digunakannya banyak bukaan pada
untuk memantulkan cahaya
struktur arsitektur, maka bukaan tersebut menjadi
matahari ke dalam ruangan.
alternatif yang paling baik untuk memanfaatkan
Pencahayaan yang di dapat
pencahayaan alami sebagai penerangan dalam
pada gedung ini sangat
bangunan. Sehingga untuk pagi hingga siang hari,
maksimal, sehingga pada
bangunan mall ini tidak perlu menghabiskan
siang hari exhibition tidak
energi yang banyak seperti mall-mall biasanya.
IV-143
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan

Bukaan yang ditemui berupa dinding kaca serta


skylight yang terdapat di hampir seluruh area Pratiwi, Niken, dkk. (2018). Analisis Implementasi
plafon mall. Selain pencahayaan, bangunan grand Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur, Vol.
city ini juga menggunakan konsep green building 18, No 1 (2016) Hal 1-14.
berupa green wall. Green wall ini dapat
Prasetyo, S. Stephen. (2016). Studi Efisiensi dan
membantu untuk meningkatkan kualitas udara di Konservasi Energi Pada Interior Gedung P
sekitar bangunan dengan cara menyaring debu Universitas Kristen Petra: Jurnal INTRA Vol. 4
dan polusi dari jalan raya, kemudian green wall No. 1 (2016) Hal 36 – 45.
merupakan salah satu alternatif untuk membantu
dalam mengurangi pemanasan global. RI (Republik Indonesia). (2001). SNI 03-2396-2001
Tata Cara Perancangan Sistem
UCAPAN TERIMA KASIH Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung,
Jakarta.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. RI (Republik Indonesia). (2012). Perencanaan Efisiensi
Laksmi Kusuma Wardani, S.Sn., M.Ds. selaku Dan Elastisitas Energi 2012, Jakarta.
dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu dan tenaga untuk membantu penulisan ini Sharp. R. (2007). 6 Things You Need to Know About
agar selesai dengan baik dan tepat waktu dan Green Walls. Retrieved from
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih https://www.bdcnetwork.com/6-things-you-need-
kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam know-about-green-walls
penulisan.
Sucipto, L. A. Taufiq, dkk. (2014). Kajian Penerapan
DAFTAR PUSTAKA
Green Building Pada Gedung Bank Indonesia
Surakarta. Surakarta.
Avesta, Riantiza, dkk. (2017). Strategi Desain Bukaan
terhadap Pencahayaan Alami untuk Menunjang
Utina, Ramli. (2015). Pemanasan Global: Dampak dan
Konsep Bangunan Hemat Energi pada Rusunawa
Upaya Meminimalisasinya. Gorontalo.
Jatinegara Barat: Jurusan Arsitektur Vol. I No.
1 (2017) Hal 124-135.
Vale B, Robert V. (1991). Green Architecture Design for
Sustainable Future, Bulfinch Pr, USA.
Green Building Council Indonesia. (2019). Retrieved
from https://gbcindonesia.org

IV-144

Anda mungkin juga menyukai