Anda di halaman 1dari 8

Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

ANALISIS KESESUAIAN DESAIN GEDUNG OLAHRAGA BARU UNIVERSITAS NEGERI


SURABAYA TERHADAP KONSEP GREEN BUILDING
Zainal Arif Sobirin
zainalariv@gmail.com

Hendra Wahyu Cahyaka, ST., MT.


hendra_cahyaka@yahoo.com

Abstrak
Green Building merupakan salah satu solusi untuk dapat mengurangi efek global warming yang
semakin lama semakin cepat pertumbuhannnya. Bangunan merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar
pada atmosfer. Pertumbuhan pembangunan gedung yang sangat tinggi saat ini tentu akan berdampak besar
terhadap peningkatan global warming. Penerapan Green Building tentu akan bermanfaat untuk mencegah hal
tersebut. Green Building sudah diterapkan di beberapa negara di dunia, terutama negara maju dan
berkembang.termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian desain
bangunan baru terhadap konsep Green Building.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan studi
dokumen. Penelitian dilakukan pada tahap desain rekognisi Gedung Olahraga Futsal, Gedung Olahraga Bola
Basket, dan Gedung Olahraga Badminton Universitas Negeri Surabaya. Sistem penilaian menggunakan
standar greenship new building 1.2 dari GBCI (Green Building Council Indonesia). Perhitungan kesesuaian
desain gedung olahraga baru Universitas Negeri Surabaya terhadap konsep Green Building menggunakan
rumus persentase.
Berdasarkan data yang terkumpul dan perhitungan, diperoleh hasil penelitian bahwa Gedung
Olahraga Futsal, Gedung Olahraga Bola Basket, dan Gedung Olahraga Badminton Universitas Negeri
Surabaya memiliki persentase rata-rata kesesuaian desain terhadap konsep Green Building sebesar 16,9%.
Ketiga gedung belum memenuhi standar minimum Green Building yaitu 35% (Bronze). Gedung Olahraga
Futsal Unesa memiliki nilai pemenuhan rating terbesar yaitu 18,2%, Gedung Olahraga Bola Basket 16,9%,
dan Gedung Olahraga Badminton 15,6%. Kategori Efisiensi dan Konservasi Energi memiliki tingkat
pemenuhan rating terbesar dengan rata-rata 28,2%. Kategori Manajemen Lingkungan Bangunan dan Sumber
dan Siklus Material memiliki tingkat pemenuhan rating terkecil dengan 0%. Hal ini dikarenakan kurangnya
perhatian dan pemahaman pihak perencana bangunan terhadap penerapan teknologi-teknologi pembangunan
untuk menuju pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Kata kunci : green building, gedung olahraga, dan GBCI

Abstract
Green Building is preferred solution to reduce the effects of global warming are becoming
increasingly faster growth. The building is the largest emitter of greenhouse gases in the atmosphere.
Growth in the construction of the building very much at this time would be a major impact on the increase in
global warming. Application of Green Building would be beneficial to prevent that. Green Building has been
implemented in several countries in the world, especially the developed and developing countries, including
Indonesia. This study aims to determine the suitability of the design of the new building Green Building
concept.
The method used in this study were interviews, observation, and study documents. The study was
conducted at the design stage recognition Futsal Sports Hall, Basketball Sports Hall, Badminton Sports Hall
State University of Surabaya. The scoring system uses a greenship new building version 1.2 from GBCI
(Green Building Council of Indonesia).Calculation suitability of design of new sports hall of the State
University of Surabaya Green Building concept using a percentage formula.
Based on the data collected and calculations, the results of research that Futsal Sports Hall,
Basketball Sports Hall, Badminton Sports Hall, State University of Surabaya has an average percentage
suitability of the design of the green building concept by 16.9%. All the buildings have not met the minimum
standards of the Green Building is 35% (Bronze). Futsal Sports Hall Unesa has the largest value of
compliance rating is 18.2%, the next Basketball Sports Hall 16.9% , and 15.6% Badminton Sports Hall.

29
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

Energy Efficiency and Conservation category has the greatest level of compliance rating with an average of
28.2% of the fulfillment of the three buildings. Category that gets the smallest value is the Material
Resources and Cycle and Building environment Management with a value of 0% from the three gyms. This is
due to lack of attention and understanding of the application of the planner building construction
technologies for sustainable development and environmentally friendly.

1994). Dasar-dasar perencanaan gedung olahraga


PENDAHULUAN adalah ruangan yang multifungsi, ruang olahraga
Hal yang mendasari akan pentingnya dan ruang serbaguna. Dasar perencanaan
penerapan Green Building saat ini adalah global memperhitungkan olahraga apa yang akan dinaungi
warming issues. Banyak ilmuan yang menemukan di dalamnya supaya memperoleh perancangan yang
beberapa dampak dari pemanasan global pada bumi baik sesuai dengan jenis olahraga itu sendiri
mulai dari meningkatnya suhu bumi, mencairnya es (Neufert, 2002). Gedung olahraga adalah gedung
di kutub, perubahan iklim, banjir, kekeringan dan yang digunakan untuk kegiatan olahraga pada
sebagainya. Para ilmuwan juga memprediksi bahwa ruangan utamanya, tetapi juga memiliki beberapa
keadaan bumi akan semakin parah, karena ruangan lain yang melengkapinya.
komposisi CO2 pada atmosfer bumi telah meningkat Konsep Green Building hadir dan menjadi
secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. suatu kebutuhan ditengah fenomena global warming
Tingkat pembangunan saat ini juga sangat tinggi, dan kerusakan lingkungan yang melanda bumi.
dimana bangunan merupakan penyumbang terbesar Berdasarkan data World Green Building Council di
gas rumah kaca. Green Building merupakan salah seluruh dunia, bangunan menyumbangkan 33%
satu solusi untuk mencegah semakin meningkatnya emisi CO2, mengonsumsi 17% air bersih, 25%
pemanasan global. produk kayu, 30-40% penggunaan energi dan 40-
Gedung olahraga merupakan merupakan 50% penggunaan bahan mentah untuk
fasilitas publik dengan daya tampung volume yang pembangunan dan pengoperasiannya. Konsep Green
besar. Hal ini dikarenakan dalam gedung olahraga Building dianggap sebagai salah satu solusi untuk
dibutuhkan ruang gerak dalam aktivitasnya dan mengurangi kerusakan lingkungan dan
tribun yang mampu menampung penonton dengan meminimalkan emisi karbon, penyebab utama
kapasitas besar. Universitas Negeri Surabaya global warming, dari sektor konstruksi (Greenship,
merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di 2010)
Indonesia yang membutuhkan gedung-gedung Greenship adalah sistem penilaian yang
tersebut sebagai fasilitas akademiknya. Lahirnya digunakan sebagai alat bantu bagi para pelaku
gedung olahraga dengan desain modern dan ramah industri bangunan, meliputi pengusaha, arsitek,
lingkungan tentunya menjadikan tuntutan. Pada teknisi mekanikal elektrikal, desainer interior,
tahun 2012/2013 telah dirancanakan pembangunan teknisi bangunan, lenskaper, serta pelaku lainnya
gedung-gedung olahraga di berbagai lokasi dalam rangka menerapkan praktik-praktik terbaik
Universitas Negeri Surabaya kampus Lidah Wetan. dan berupaya untuk mencapai standar yang terukur
Standar yang ingin dicapai dalam penerapan serta dapat dipahami oleh masyarakat umum beserta
greenship adalah upaya untuk mewujudkan suatu para pengguna bangunan, (GBCI, 2011).
konsep green building (bangunan hijau) yang ramah Ada beberapa kategori dalam penilaian
lingkungan sejak dicanangkannya tahapan green building yaitu Tepat guna lahan, Efisiensi &
perancanaan sampai dengan operasional (Greenship konservasi energi, Konservasi air, Sumber & Siklus
New Building 1.2). Hal terpenting dalam penerapan material, Kesehatan & Kenyamanan dalam Ruang,
green building bangunan baru adalah tahap desain Manajemen Lingkungan Bangunan, (GBCI, 2010).
rekognisi yang sesuai dengan kriteria greenship. A. Tepat Guna Lahan (ASD)
Bedasarkan uraian tentang latar belakang Penggunaan lahan juga turut mempengaruhi,
masalah di atas, maka rumusan masalah pada jadi sebaiknya lahan digunakan seoptimal
penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kesesuaian mungkin. Penempatan lokasi bangunan juga harus
desain gedung olahraga baru Universitas Negeri strategis dan memperhatikan beberapa hal seperti
Surabaya terhadap konsep green building?” berikut ini:
1. Pemilihan Tapak
KAJIAN PUSTAKA Bertujuan untuk menhindari pembangunan di
Gedung olahraga adalah suatu bangunan daerah greenfields dan menghindari
gedung yang digunakan berbagai kegiatan olahraga pembukaan lahan baru untuk pembangunan.
yang bisa dilakukan dalam ruangan tertutup (SNI, Hal ini dimaksudkan agar lebih memanfaatkan

30
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

lahan yang bernilai negatif atau lahan yang pencahayaan alami yang optimal untuk
tidak terpakai/ tidak difungsikan. mengurangi konsumsi energi dan mendukung
2. Aksebilitas Komunitas desain bangunan yang memungkinkan
Mendorong pembangunan di tempat yang telah pencahayaan alami semaksimal mungkin.
memiliki jaringan konektivitas dan 4. Pengaruh Perubahan Iklim
meningkatkan pencapaian penggunaan gedung Bertujuan memberikan pemahaman bahwa pola
sehingga mempermudah masyarakat dalam konsumsi energi yang berlebihan akan
menjalankan kegiatan sehari-hari dan berpengaruh terhadap perubahan iklim.
menhindari penggunaan kendaraan bermotor. 5. Energi Terbarukan Dalam Tapak
3. Transportasi Umum Bertujuan mendorong penggunaan sumber
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong energi baru dan terbarukan yang bersumber
pengguna gedung untuk menggunakan dari dalam lokasi tapak bangunan.
kendaraan umum missal dan mengurangi C. Konservasi Air (WAC)
penggunaan kendaraan pribadi. Dengan adanya konsep greenship building
4. Fasilitas Pengguna Sepeda ini dapat memungkinkan dilakukan pengelolahan
Tujuan rating ini untuk mendorong penggunaan air kotor untuk digunakan sebagai irigasi sehingga
sepeda bagi pengguna gedung dengan penggunaan air bersih dapat berkurang.
memberikan fasilitas yang memadai sehingga Penggunaan air bersih dapat seefisien mungkin
dapat mengurangi pemakaian kendaraan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
bermotor. 1. Pengurangan Penggunaan Air
5. Lansekap Pada Lahan Bertujuan meningkatkan penghematan
Bertujuan untuk memelihara atau memperluas penggunaan air bersih yang akan mengurangi
kehijauan kota untuk meningkatkan kwalitas beban konsumsi air bersih dan mengurangi
iklim mikro, mengurangi karbon dioksida, dan keluaran air limbah.
zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi 2. Fitur Air
beban sistem drainase, menjaga keseinbangan Bertujuan mendorong upaya penghematan air
neraca air bersih dan sistem air tanah. dengan pemasangan fitur air efisiensi tinggi.
6. Iklim Mikro 3. Daur Ulang Air
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas iklim Bertujuan menyediakan air dari sumber daur
mikro di sekitar gedung yang mencakup ulang yang bersumber dari air limbah gedung
kenyamanan manusia dan habitat sekitar untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber
gedung. utama.
7. Manajemen Air Limpasan Hujan 4. Sumber Air Alternatif
Bertujuan Mengurangi beban sistem drainase Bertujuan menggunakan sumber air alternatif
lingkungan dari kuantitas limpasan air hujan yang diproses sehingga menghasilkan air bersih
dengan sistem manajemen air hujan secara untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber
terpadu. utama.
B. Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC) 5. Penampungan Air Hujan
Bangunan dengan konsep green building Bertujuan mendorong penggunaan air hujan
didesain untuk menghemat energi karena saat ini atau limpasan air hujan sebagai salah satu
energi semakin langka dan meminimalisir polusi sumber air untuk mengurangi kebutuhan air
yang dihasilkan. Untuk penghematan energi harus dari sumber utama.
memperhatikan poin-poin di bawah ini: 6. Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
1. Efisiensi dan Konservasi Energ Bertujuan meminimalisasi penggunaan sumber
Bertujuan untuk Mendorong penghematan air bersih dari air tanah dan PDAM untuk
konsumsi energi melalui aplikasi langkah- kebutuhan irigasi lansekap dan menggantinya
langkah efisiensi energi. dengan sumber lainnya.
2. Pencahayaan Alami D. Sumber & Siklus Material (MRC)
Bertujuan Mendorong penggunaan Penggunaan bahan material dan pemilihan
pencahayaan alami yang optimal untuk setiap partikel bahan material memiliki dampak
mengurangi konsumsi energi dan mendukung yang cukup signifikan terhadap lingkungan.
desain bangunan yang memungkinkan Karena itu dalam penggunaan material harus
pencahayaan alami semaksimal mungkin. memperhatikan hal berikut:
3. Ventilasi 1. Penggunaan Gedung dan Material
Bertujuan mendorong penggunaan Bertujuan menggunakan material bekas

31
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

bangunan lama dan/atau dari tempat lain untuk persentase nilai green building per item
mengurangi penggunaan bahan mentah yang menggunakan rumus pada persamaan satu (1),
baru, sehingga dapat mengurangi limbah pada Σn
Persentase nilai per kategori = x 100% = (%)..........(1)
pembuangan akhir serta memperpanjang usia Σl

pemakaian suatu bahan material. Keterangan :


E. Kesehatan & Kenyamanan Dalam Ruang (IHC) ((%)………..(1)
Σn = jumlah nilai tiap kategori green building
Kualitas lingkungan di dalam ruangan Σl = jumlah total nilai pada masing-masing kategori
meliputi sirkulasi udara dalam ruangan, green building
pencahayaan, suhu udara, tingkat polusi. Untuk Untuk menghitung keseluruhan green building
meningkatkan kesehatan dan kenyamanan harus gedung olahraga baru dengan menggunakan rumus
memperhatikan hal-hal berikut: pada persamaan dua (2) (GBCI,2011).
1. Pemantauan Kadar CO2 Persentase GOR =
Σn total
x 100% =(%).....(2)
Bertujuan memantau konsentrasi 75

karbondioksida (CO2) dalam mengatur Keterangan:


masukan udara segar sehingga menjaga Σn total = jumlah nilai total
kesehatan pengguna gedung 77 =jumlah standar nilai desain rekognisi green
2. Kendali Asap Rokok di Lingkungan building.
Bertujuan mengurangi tereksposnya para
pengguna gedung dan permukaan material METODE PENELITIAN
interior dari lingkungan yang tercemar asap Penelitian yang dilakukan adalah jenis
rokok sehingga kesehatan pengguna gedung penelitian kuantitatif, karena data penelitian berupa
dapat terpelihara. angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
3. Pemandangan Keluar Gedung Statistik deskriptif adalah statistik yang
Bertujuan Mengurangi kelelahan mata dengan digunakan untuk menganalisis data dengan cara
memberikan pemandangan jarak jauh dan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
menyediakan koneksi visual ke luar gedung. telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
4. Kenyamanan Visual bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
Bertujuan mencegah terjadinya gangguan untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010).
visual akibat tingkat pencahayaan yang tidak Penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh, yaitu
sesuai dengan daya akomodasi mata. teknik penentuan sampel dengan menggunakan
F. Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) seluruh populasi sebagai sampel. Hal ini
Untuk meningkatkan manajemen dikarenakan jumlah populasi relatif kecil, dan
lingkungan bangunan harus memperhatikan hal- penelitian mengharapkan terjadinya generalisasi
hal berikut: kesalahan yang kecil. Istilah lain sampel jenuh
1. Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut adalah sensus, dimana semua anggota populasi
Bertujuan mendorong manajemen kebersihan dijadikan sampel. Sampel yang diambil adalah
dan sampah secara terpadu sehingga gedung olahraga baru Universitas Negeri Surabaya
mengurangi beban TPA. kampus lidah wetan, yaitu :
2. Penyerahan Data Green Building 1. GOR Futsal
Bertujuan melengkapi database implementasi 2. GOR Bola Basket
green building di Indonesia untuk 3. GOR Badminton
mempertajam standar-standar dan bahan Penilaian dilakukan pada tahap desain rekognisi
penelitian. dikarenakan bangunan gedung olahraga masih
3. Survei Pengguna Gedung dalam proses pembangunan.
Bertujuan mengukur kenyamanan pengguna Data yang dipakai dalam penelitian ini
gedung melalui survei yang baku terhadap adalah data primer dan sekunder. Data primer
pengaruh desain dan sistem pengoperasian adalah data perencanaan gedung dari pihak
gedung. perencana bangunan, data perangkat penilaian
Perhitungan untuk menentukan persentase greenship dari GBCI, dan data.dari penelitian
diperoleh dengan cara menghitung rating yang yang langsung yang didapat peneliti melalui survey,
tersedia dengan dibandingkan dengan jumlah wawancara, dan pengukuran. Data sekunder adalah
keseluruhan rating penilaian. Pengolahan data data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan telah
tersebut dapat diperoleh persentase nilai per didokumentasikan sehingga dapat digunakan oleh
kategori green building (1) dan persentase pihak lain (peneliti). Data sekunder diperoleh
keseluruhan green building (2). Perhitungan untuk melalui sumber internal melalui data/dokumen

32
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

internal perusahaan, rujukan perangkat penilaian 2. GOR Bola Basket Unesa


greenship, dan sumber eksternal melalui buku, GOR Bola Basket Universitas Negeri Surabaya
majalah, jurnal, dan data komersil yang lain. Data merupakan proyek bangunan baru yang berlokasi
sekunder diharapkan dapat menguatkan konsep di kampus lidah wetan Universitas Negeri
penelitian dengan mengadopsi beberapa hal yang Surabaya. Tepatnya berada di bagian sebelah
menyangkut teknologi dalam penerapan sebuah Utara Kampus Lidah Wetan Universitas Negeri
bangunan yang ramah lingkungan atau green Surabaya, sebelah barat Lapangan Baseball
building. Unesa. Bangunan ini memiliki luas gedung ±
Penelitian ini menggunakan teknik 2665 m² yang terdiri dari 1 lantai + tribun.
pengumpulan data sebagai berikut: Bagian utama gedung ini merupakan lapangan
1. Metode Observasi basket dengan dikelilingi tribun di bagian
Observasi adalah merupakan suatu proses yang sampingnya dengan di dukung beberapa ruangan
kompleks / suatu proses yang tersusun dari penunjang untuk sebuah gedung olahraga.
berbagai proses biologis dan psikologis yaitu Gedung ini masih dalam tahap pembangunan.
berupa pengamatan dan ingatan, Semua ruangan yang ada pada gedung
2. Metode Wawancara merupakan ruangan – ruangan yang khusus
Metode wawancara yaitu cara pengumpulan data disediakan untuk kegiatan olahraga dan kegiatan
dengan mengadakan tanya jawab langsung pembelajaran/pelatihan, tidak tersedia bagian
kepada objek yang diteliti atau kepada perantara dari bangunan untuk disewakan. Konsultan
yang mengetahui persoalan dari objek yang Perencana proyek ini adalah CV. Mitra Karsa
sedang diteliti, Utama.
3. Studi Dokumen 3. GOR Badminton Unesa
Studi Dokumen merupakan teknik pengumpulan GOR Badminton Universitas Negeri Surabaya
data yang tidak ditujukan langsung kepada yang biasa dikenal dengan GOR BIMA
subjek penelitian. merupakan proyek bangunan renovasi yang
Perangkat penilaian yang dipakai sebagai berlokasi di kampus lidah wetan Universitas
instrument penelitian adalah greenship new building Negeri Surabaya. Letak bangunan ini berada di
versi 1.2. Hasil beberapa nilai tolak ukur yang sudah sebelah barat kampus lidah wetan Universitas
dijumlahkan, akan didapatkan nilai keseluruhan Negeri Surabaya dekat Lapangan Olahraga
persentase green building. Setiap persentase Atletik Unesa. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai,
nantinya akan didapatkan 4 kriteria yaitu Platinum dengan lantai 2 berupa tribun penonton. Proyek
untuk jumlah penilaian di atas 73%, Gold untuk renovasi bangunan ini adalah penambahan luas
jumlah penilaian 57-72%, Silver untuk jumlah gedung menjadi ± 3384 m². Perluasan
penilaian 46-56%, Bronze untuk jumlah penilaian diberlakukan pada area tribun penonton dan
35-44% (GBCI, 2011). bangunan penunjang di sisi tepi bangunan,
sehingga daya tampung penonton bias menjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih banyak. Konsultan Perencana proyek ini
A. Gambaran Objek Penelitian adalah CV. Kosa Matra Graha.
Objek yang diteliti adalah tiga gedung
B. Analisa Konsep Green Building
olahraga baru Universitas Negeri Surabaya yaitu:
Analisis nilai dari hasil survei di lapangan
1. GOR Futsal Unesa
terhadap enam aspek yang meliputi Tepat Guna
GOR Futsal Universitas Negeri Surabaya
Lahan, Efisiensi & Konservasi Energi, Konservasi
merupakan proyek bangunan baru yang berlokasi
air, Sumber & Siklus material, Kualitas Udara &
di kampus lidah wetan Universitas Negeri
Kenyamanan Udara, dan Manajemen Lingkungan
Surabaya. Tepatnya berada di barat laut kampus
Bangunan dapat dilihat pada Tabel 1 Penilaian
lidah wetan yang tepat di sebeleah barat Gedung
Konsep green building
Gelanggang Pemuda Universitas Negeri
Tabel 1 Penilaian Aspek Green Building
Surabaya tepat berada di sebelah utara Fakultas
Hasil Survey Lapangan
Ilmu Keolahragaan. Bangunan ini akan berdiri
Aspek GB GOR GOR GOR
pada tanah seluas ± 6900 m², dengan luas
Futsal Basket Badminton
bangunan gedung setiap lantai ± 2850 m² yang
a) Tepat Guna Lahan (ASD)
terdiri dari 2 lantai + lantai tribun. Konsultan
Perencana proyek ini adalah CV. Tiga Satu Tiga. ASD 1 = 2 2 2 1
ASD 2 = 2 2 2 1
ASD 3 = 2 0 0 0

33
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

ASD 4 = 2 0 0 0 Pada hasil perhitungan untuk masing-


ASD 5 = 3 0 0 0 masing GOR Futsal Unesa, GOR Bola Basket
ASD 6 = 3 1 1 1 Unesa, dan GOR Badminton dapat diperoleh
ASD 7 = 3 0 0 0 persentase secara keseluruhan green building.
n = 17 5 5 3 Perhitungan secara keseluruhan menggunakan
b) Konservasi & Efisiensi Energi (EEC) rumus pada persamaan dua (2). Dapat dilihat pada
EEC 1 = 20 7 4 4 tabel 2 hasil persentase penilaian tiap kategori
EEC 2 = 4 0 2 2 masing-masing perumahan dan persentase
EEC 3 = 1 1 1 1 keseluruhan green building.
Tabel 2 Hasil Persentase Penilaian Tiap
EEC 4 = 1 0 0 0
Kategori Masing-Masing Gedung Olahraga
EEC 5 = 5 0 0 0
Dan Persentase Keseluruhan Green Building.
n = 26 8 7 7
Persentase Aspek Green Building
c) Konservasi Air (WAC)
Aspek GOR
WAC 1 = 8 0 0 0 GOR GOR Rata-
GB Badmi
WAC 2 = 3 1 1 1 Futsal Basket rata
WAC 3 = 3 0 0 0 nton
WAC 4 = 2 0 0 0 ASD 29,4% 29,4% 17,6% 25,5%
EEC 30,8% 26,9% 26,9% 28,2%
WAC 5 = 3 0 0 0
WAC 4,8% 4,8% 4,8% 4,8%
WAC 6 = 2 0 0 0
MRC 0% 0% 0% 0%
n = 21 1 1 1
IHC 0% 0% 20% 6,7%
d) Sumber & Siklus Material (MRC)
BEM 0% 0% 0% 0%
MRC 1= 2 0 0 0
GSH 18,2% 16,9% 15,6% 16,9%
n = 2 0 0 0
Berdasarkan hasil tiap kategori Green Building:
e) Kualitas & Kenyamanan Udara (IHC)
1. Pemenuhan rating pada setiap criteria Green
IHC 1 = 1 0 0 0 Building sangat kecil prosentasenya. Efisiensi
IHC 2 = 2 0 0 0 Energi dan Refrigerant menjadi kategori
IHC 4 = 1 0 0 0 dengan tingkat pemenuhan terbesar yang
IHC 5 = 1 0 0 1 memiliki rata-rata pemenuhan sebesar 28,2 %.
n = 5 0 0 1 Kategori Tepat Guna lahan memiliki tingkat
f) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM) pemenuhan rating rata-rata sebesar 25,5 %.
BEM 3 = 2 0 0 0 Pada kategori konservasi air ketiga gedung
BEM 5 = 2 0 0 0 memiliki nilai yang sama dengan 4,8 % tingkat
BEM 7 = 2 0 0 0 pemenuhan rating. Kategori Kesehatan &
n = 6 9 9 7 kenyamanan Dalam Ruang dari ketiga gedung
n GB = 77 14 13 12 hanya Perencanaan GOR Badminton saja yang
memiliki nilai pencapaian rating sebesar 20 %,
NB: EEC 5 merupakan Kriteria Bonus yaitu sedangkan untuk GOR Futsal dan GOR Bola
kriteria yang memungkinkan pemberian nilai Basket tidak terdapat pencapaian pemenuhan
tambah. Selain tidak harus dipenuhi rating penilaian Green Building dalam
pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang perencanaannya. Kategori Sumber dan Siklus
terjadi di lapangan. Nilai bonus tidak Material dan Manajemen Lingkungan
mempengaruhi nilai GREENSHIP, namun tetap Bangunan tidak ada satupun perencanaan
diperhitungkan sebagai nilai pencapaian. Oleh gedung yang dapat memenuhi rating penilaian
karena itu, gedung yang dapat memenuhi kriteria Green Building.
bonus dinilai memiliki prestasi tersendiri. 2. Pada survei penelitian yang dilakukan pada
Gedung Olahraga Baru Universitas Surabaya,
Pengolahan data survei terhadap tiga gedung yaitu GOR Futsal, GOR Bola Basket, dan GOR
olahraga baru Universitas Negeri Surabaya dapat Badminton tidak satupun gedung yang
diuraikan masing-masing perhitungannya mencapai tingkat pemenuhan rating sebesar
berdasarkan aspek green building tiap kategori. 35% yang terdiri dari 6 kategori penilaian.
Perhitungan survei tiap kategori menggunakan Nilai tertinggi tingkat pemenuhan rating
rumus pada persamaan satu (1). sebesar 18,2% yang dimiliki oleh GOR Futsal.
GOR Bola Basket memiliki tingkat pemenuhan

34
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

rating di urutan selanutnya yaitu dengan tingkat masalah tersendiri dalam keberlangsungannya,
pemenuhan rating sebesar 16,9%. GOR sehingga sebagai pihak yang terkait dalam
Badminton memiliki nilai pemenuhan rating pembangunan diharapkan ikut berpartisipasi
sebesar 15,6% adalah nilai terendah dari ketiga sebagai usaha pelestarian lingkungan dan
gedung yang diteliti. Sehingga ketiga gedung penanggulangan global warming.
olahraga baru Universitas Negeri Surabaya 2. Pada pihak pemerintah diharapkan lebih aktif
tidak memenuhi kriteria penilaian Green dalam upaya sosialisasi Green Building.
Building yang berlaku di Indonesia berdasarkan Pembangunan gedung-gedung pemerintah sesuai
penilaian pada desain rekognisi bangunan baru konsep Green Building sebagai percontohan,
yang memiliki minimum nilai pemenuhan serta pelatihan pengembangan desain sustainable
rating sebesar 35% sebagai kategori Bronze. building pada siswa dan mahasiswa sangat
penting pengaruhnya untuk keberlangsungan
PENUTUP pelaksanaan Green Building.
A. Simpulan 3. Pada rekan mahasiswa diharapkan lebih aktif
Berdasarkan pengolahan dan analisis data dalam menambah khasanah pengetahuan tentang
yang sesuai dengan perumusan masalah maupun ilmu desain dan Green Building sehingga di
tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini dapat masa depan dapat muncul orang – orang kreatif
diambil kesimpulan sebagai berikut: yang dapat menyelamatkan lingkungan melalui
1. Kesesuaian desain GOR Futsal Unesa, GOR pembangunan yang ramah lingkungan dan
Bola Basket Unesa, dan GOR Badminton Unesa berkelanjutan.
berdasarkan konsep Green Building memperoleh
rata-rata nilai pemenuhan rating dari 6 kategori .DAFTAR PUSTAKA
penilaian sebesar 16,9%.
2. GOR Futsal Unesa menjadi gedung dengan Aziz, Ashari. 2013. Kajian Terhadap Kenyamanan
tingkat pemenuhan kriteria Green Building Ruang Teori di Fakultas Teknik Universitas
gedung baru tertinggi dengan 18,2%. GOR Bola Negeri Yogyakarta Ditinjau dari
Basket memiliki nilai pemenuhan rating sebesar Pencahayaan Alami dan Pencahayaan
16,9%, dan GOR Badminton memiliki nilai Campuran. Skripsi tidak diterbitkan. JTS
pemenuhan rating sebesar 15,6%. FT Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Ketiga gedung olahraga baru Universitas Negeri
Surabaya belum memenuhi kriteria sebagai Erdiono, Deddy. 2009. Arsitektur Hijau. Arsitektur
gedung baru yang menerapkan konsep Green Ramah Lingkungan, (Online), Vol.9, No.1,
Building sesuai perangkat penilaian dari GBCI (http://www.ejournal.unsrat.ac.id, diakses
yang memiliki nilai standar minimum 20 Maret 2013)
pemenuhan rating sebesar 35% untuk kategori
Bronze. Greenship. 2010. Kerangka Konsep Bangunan Baru
4. Perolehan persentase Green Building yang Gedung Komersial Versi 2. Jakarta: Green
terbesar terdapat pada kategori Efisiensi Energi Building Council Indonesia.
dan Refrigerant yaitu sebesar 28,2%.
5. Dari enam aspek Green Building yang diteliti, Greenship. 2011. Greenship Home-Appendices.
aspek yang mendapatkan persentase paling Jakarta: Green Building Council Indonesia.
sedikit adalah aspek Manajemen Lingkungan
Bangunan dan Sumber dan Siklus Material yaitu Greenship. 2013. Greenship Untuk Bangunan Baru
sebesar 0%. Versi 1.2. Jakarta: Green Building Council
B. Saran Indonesia
Berdasarkan hasil pembahasan dan
simpulan penelitian ini, maka saran untuk Greenship New Building 2010 Versi 1. 2010.
meningkatkan kesesuaian perumahan terhadap Panduan Penerapan Perangkat Penilaian
konsep Green Building antara lain: Bangunan Hijau Greenship Versi 1. Jakarta:
1. Pihak Konsultan dan Perencana gedung Green Building Council Indonesia.
diharapkan lebih memperhatikan dan aktif
dengan upaya penerapan konsep Green Building Hadisusanto, Fanny. 2012. Optimisasi Kinerja
yang sudah di sosialisasikan sejak tahun 2009. Pencahayaan Buatan Untuk Efisiensi
Kurangnya pengetahuan masyarakat awam akan Pemakaian Energi Listrik Pada Ruangan
konsep dan pelaksanaan Green Building menjadi

35
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36

Dengan Metode Algoritma Genetika. Standar Nasional Indonesia 03-6572-2001. 2001.


Makalah Tugas Akhir. JTE FT Undip. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi
dan Pengkondidian Udara Pada Bangunan
Komalasari, Rahayu Indah. 2013. Kajian Green Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi
Building Berdasarkan Kategori Tepat Guna Nasional.
Lahan (Appropriate Site Development)
Pada Gedung Pasca Sarjana B Universitas Standar nasional Indonesia 03-6575-2001. 2001.
Diponegoro Semarang. Tesis tidak Tata Cara Perancangan Sistem
diterbitkan. Jurusan Ilmu Lingkungan FT Pencahayaan Buatan Pada Bangunan
Undip. Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
Mediastika, Christina Eviutami. 2013. Hemat
Energi dan Lestari Lingkungan Melalui Standar Nasional Indonesia 03-7065-2005. 2005.
Bangunan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Tata Cara Perancangan Sistem Plambing.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta:
Erlaangga. Standar Nasional Indonesia 6197-2011. 2011.
Konservasi Energi Pada Sistem
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. Pencahayaan. Jakarta: Badan Standardisasi
05/PRT/M/2008. 2008. Pedoman Nasional.
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan. Standar Nasional Indonesia 6389-2011. 2011.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Konservasi Energi Selubung Bangunan
Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Badan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. Standardisasi Nasional.
30/PRT/M/2006. 2006. Pedoman Teknis
Fasilitas dan Eksesibilitas Pada Bangunan Standar nasional Indonesia 6390-2011. 2011.
Gedung dan Lingkungan. Jakarta: Konservasi Energi Sistem tata Udara
Departemen Pekerjaan Umum. Bangunan Gedung. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Satwiko, Prasasto. 2009. Fisika Bangunan.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Setiawan, Adi Eko. 2012. Analisis Kesesuaian Alfabeta.
Desain Gedung Perkantoran di Kota
Surabaya Terhadap Konsep Green Building. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan
Skripsi tidak diterbitkan. JTS FT Unesa. Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya Press.
Sholichin, Yulio Provandi. 2012. Pengaruh
Material Dinding Terhadap Nilai OTTV Triana, Vivi. 2008. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Pada Berbagai Orientasi Bangunan. Tesis Padang: Universitas Andalas Press.
tidak diterbitkan. Jurusan Arsitektur FT
Universitas Indonesia.

Standar Nasional Indonesia 03-2396-2001. 2001.


Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Alami Pada Bangunan
Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.

Standar Nasional Indonesia 03-3647-1994. 1994.


Tata Cara Perancangan Teknik Bangunan
Gedung Olahraga. Bandung: Departemen
Pekerjaan Umum.

36

Anda mungkin juga menyukai