Abstrak
Green Building merupakan salah satu solusi untuk dapat mengurangi efek global warming yang
semakin lama semakin cepat pertumbuhannnya. Bangunan merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar
pada atmosfer. Pertumbuhan pembangunan gedung yang sangat tinggi saat ini tentu akan berdampak besar
terhadap peningkatan global warming. Penerapan Green Building tentu akan bermanfaat untuk mencegah hal
tersebut. Green Building sudah diterapkan di beberapa negara di dunia, terutama negara maju dan
berkembang.termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian desain
bangunan baru terhadap konsep Green Building.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan studi
dokumen. Penelitian dilakukan pada tahap desain rekognisi Gedung Olahraga Futsal, Gedung Olahraga Bola
Basket, dan Gedung Olahraga Badminton Universitas Negeri Surabaya. Sistem penilaian menggunakan
standar greenship new building 1.2 dari GBCI (Green Building Council Indonesia). Perhitungan kesesuaian
desain gedung olahraga baru Universitas Negeri Surabaya terhadap konsep Green Building menggunakan
rumus persentase.
Berdasarkan data yang terkumpul dan perhitungan, diperoleh hasil penelitian bahwa Gedung
Olahraga Futsal, Gedung Olahraga Bola Basket, dan Gedung Olahraga Badminton Universitas Negeri
Surabaya memiliki persentase rata-rata kesesuaian desain terhadap konsep Green Building sebesar 16,9%.
Ketiga gedung belum memenuhi standar minimum Green Building yaitu 35% (Bronze). Gedung Olahraga
Futsal Unesa memiliki nilai pemenuhan rating terbesar yaitu 18,2%, Gedung Olahraga Bola Basket 16,9%,
dan Gedung Olahraga Badminton 15,6%. Kategori Efisiensi dan Konservasi Energi memiliki tingkat
pemenuhan rating terbesar dengan rata-rata 28,2%. Kategori Manajemen Lingkungan Bangunan dan Sumber
dan Siklus Material memiliki tingkat pemenuhan rating terkecil dengan 0%. Hal ini dikarenakan kurangnya
perhatian dan pemahaman pihak perencana bangunan terhadap penerapan teknologi-teknologi pembangunan
untuk menuju pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Abstract
Green Building is preferred solution to reduce the effects of global warming are becoming
increasingly faster growth. The building is the largest emitter of greenhouse gases in the atmosphere.
Growth in the construction of the building very much at this time would be a major impact on the increase in
global warming. Application of Green Building would be beneficial to prevent that. Green Building has been
implemented in several countries in the world, especially the developed and developing countries, including
Indonesia. This study aims to determine the suitability of the design of the new building Green Building
concept.
The method used in this study were interviews, observation, and study documents. The study was
conducted at the design stage recognition Futsal Sports Hall, Basketball Sports Hall, Badminton Sports Hall
State University of Surabaya. The scoring system uses a greenship new building version 1.2 from GBCI
(Green Building Council of Indonesia).Calculation suitability of design of new sports hall of the State
University of Surabaya Green Building concept using a percentage formula.
Based on the data collected and calculations, the results of research that Futsal Sports Hall,
Basketball Sports Hall, Badminton Sports Hall, State University of Surabaya has an average percentage
suitability of the design of the green building concept by 16.9%. All the buildings have not met the minimum
standards of the Green Building is 35% (Bronze). Futsal Sports Hall Unesa has the largest value of
compliance rating is 18.2%, the next Basketball Sports Hall 16.9% , and 15.6% Badminton Sports Hall.
29
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
Energy Efficiency and Conservation category has the greatest level of compliance rating with an average of
28.2% of the fulfillment of the three buildings. Category that gets the smallest value is the Material
Resources and Cycle and Building environment Management with a value of 0% from the three gyms. This is
due to lack of attention and understanding of the application of the planner building construction
technologies for sustainable development and environmentally friendly.
30
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
lahan yang bernilai negatif atau lahan yang pencahayaan alami yang optimal untuk
tidak terpakai/ tidak difungsikan. mengurangi konsumsi energi dan mendukung
2. Aksebilitas Komunitas desain bangunan yang memungkinkan
Mendorong pembangunan di tempat yang telah pencahayaan alami semaksimal mungkin.
memiliki jaringan konektivitas dan 4. Pengaruh Perubahan Iklim
meningkatkan pencapaian penggunaan gedung Bertujuan memberikan pemahaman bahwa pola
sehingga mempermudah masyarakat dalam konsumsi energi yang berlebihan akan
menjalankan kegiatan sehari-hari dan berpengaruh terhadap perubahan iklim.
menhindari penggunaan kendaraan bermotor. 5. Energi Terbarukan Dalam Tapak
3. Transportasi Umum Bertujuan mendorong penggunaan sumber
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong energi baru dan terbarukan yang bersumber
pengguna gedung untuk menggunakan dari dalam lokasi tapak bangunan.
kendaraan umum missal dan mengurangi C. Konservasi Air (WAC)
penggunaan kendaraan pribadi. Dengan adanya konsep greenship building
4. Fasilitas Pengguna Sepeda ini dapat memungkinkan dilakukan pengelolahan
Tujuan rating ini untuk mendorong penggunaan air kotor untuk digunakan sebagai irigasi sehingga
sepeda bagi pengguna gedung dengan penggunaan air bersih dapat berkurang.
memberikan fasilitas yang memadai sehingga Penggunaan air bersih dapat seefisien mungkin
dapat mengurangi pemakaian kendaraan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
bermotor. 1. Pengurangan Penggunaan Air
5. Lansekap Pada Lahan Bertujuan meningkatkan penghematan
Bertujuan untuk memelihara atau memperluas penggunaan air bersih yang akan mengurangi
kehijauan kota untuk meningkatkan kwalitas beban konsumsi air bersih dan mengurangi
iklim mikro, mengurangi karbon dioksida, dan keluaran air limbah.
zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi 2. Fitur Air
beban sistem drainase, menjaga keseinbangan Bertujuan mendorong upaya penghematan air
neraca air bersih dan sistem air tanah. dengan pemasangan fitur air efisiensi tinggi.
6. Iklim Mikro 3. Daur Ulang Air
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas iklim Bertujuan menyediakan air dari sumber daur
mikro di sekitar gedung yang mencakup ulang yang bersumber dari air limbah gedung
kenyamanan manusia dan habitat sekitar untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber
gedung. utama.
7. Manajemen Air Limpasan Hujan 4. Sumber Air Alternatif
Bertujuan Mengurangi beban sistem drainase Bertujuan menggunakan sumber air alternatif
lingkungan dari kuantitas limpasan air hujan yang diproses sehingga menghasilkan air bersih
dengan sistem manajemen air hujan secara untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber
terpadu. utama.
B. Efisiensi dan Konservasi Energi (EEC) 5. Penampungan Air Hujan
Bangunan dengan konsep green building Bertujuan mendorong penggunaan air hujan
didesain untuk menghemat energi karena saat ini atau limpasan air hujan sebagai salah satu
energi semakin langka dan meminimalisir polusi sumber air untuk mengurangi kebutuhan air
yang dihasilkan. Untuk penghematan energi harus dari sumber utama.
memperhatikan poin-poin di bawah ini: 6. Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
1. Efisiensi dan Konservasi Energ Bertujuan meminimalisasi penggunaan sumber
Bertujuan untuk Mendorong penghematan air bersih dari air tanah dan PDAM untuk
konsumsi energi melalui aplikasi langkah- kebutuhan irigasi lansekap dan menggantinya
langkah efisiensi energi. dengan sumber lainnya.
2. Pencahayaan Alami D. Sumber & Siklus Material (MRC)
Bertujuan Mendorong penggunaan Penggunaan bahan material dan pemilihan
pencahayaan alami yang optimal untuk setiap partikel bahan material memiliki dampak
mengurangi konsumsi energi dan mendukung yang cukup signifikan terhadap lingkungan.
desain bangunan yang memungkinkan Karena itu dalam penggunaan material harus
pencahayaan alami semaksimal mungkin. memperhatikan hal berikut:
3. Ventilasi 1. Penggunaan Gedung dan Material
Bertujuan mendorong penggunaan Bertujuan menggunakan material bekas
31
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
bangunan lama dan/atau dari tempat lain untuk persentase nilai green building per item
mengurangi penggunaan bahan mentah yang menggunakan rumus pada persamaan satu (1),
baru, sehingga dapat mengurangi limbah pada Σn
Persentase nilai per kategori = x 100% = (%)..........(1)
pembuangan akhir serta memperpanjang usia Σl
32
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
33
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
34
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
rating di urutan selanutnya yaitu dengan tingkat masalah tersendiri dalam keberlangsungannya,
pemenuhan rating sebesar 16,9%. GOR sehingga sebagai pihak yang terkait dalam
Badminton memiliki nilai pemenuhan rating pembangunan diharapkan ikut berpartisipasi
sebesar 15,6% adalah nilai terendah dari ketiga sebagai usaha pelestarian lingkungan dan
gedung yang diteliti. Sehingga ketiga gedung penanggulangan global warming.
olahraga baru Universitas Negeri Surabaya 2. Pada pihak pemerintah diharapkan lebih aktif
tidak memenuhi kriteria penilaian Green dalam upaya sosialisasi Green Building.
Building yang berlaku di Indonesia berdasarkan Pembangunan gedung-gedung pemerintah sesuai
penilaian pada desain rekognisi bangunan baru konsep Green Building sebagai percontohan,
yang memiliki minimum nilai pemenuhan serta pelatihan pengembangan desain sustainable
rating sebesar 35% sebagai kategori Bronze. building pada siswa dan mahasiswa sangat
penting pengaruhnya untuk keberlangsungan
PENUTUP pelaksanaan Green Building.
A. Simpulan 3. Pada rekan mahasiswa diharapkan lebih aktif
Berdasarkan pengolahan dan analisis data dalam menambah khasanah pengetahuan tentang
yang sesuai dengan perumusan masalah maupun ilmu desain dan Green Building sehingga di
tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini dapat masa depan dapat muncul orang – orang kreatif
diambil kesimpulan sebagai berikut: yang dapat menyelamatkan lingkungan melalui
1. Kesesuaian desain GOR Futsal Unesa, GOR pembangunan yang ramah lingkungan dan
Bola Basket Unesa, dan GOR Badminton Unesa berkelanjutan.
berdasarkan konsep Green Building memperoleh
rata-rata nilai pemenuhan rating dari 6 kategori .DAFTAR PUSTAKA
penilaian sebesar 16,9%.
2. GOR Futsal Unesa menjadi gedung dengan Aziz, Ashari. 2013. Kajian Terhadap Kenyamanan
tingkat pemenuhan kriteria Green Building Ruang Teori di Fakultas Teknik Universitas
gedung baru tertinggi dengan 18,2%. GOR Bola Negeri Yogyakarta Ditinjau dari
Basket memiliki nilai pemenuhan rating sebesar Pencahayaan Alami dan Pencahayaan
16,9%, dan GOR Badminton memiliki nilai Campuran. Skripsi tidak diterbitkan. JTS
pemenuhan rating sebesar 15,6%. FT Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Ketiga gedung olahraga baru Universitas Negeri
Surabaya belum memenuhi kriteria sebagai Erdiono, Deddy. 2009. Arsitektur Hijau. Arsitektur
gedung baru yang menerapkan konsep Green Ramah Lingkungan, (Online), Vol.9, No.1,
Building sesuai perangkat penilaian dari GBCI (http://www.ejournal.unsrat.ac.id, diakses
yang memiliki nilai standar minimum 20 Maret 2013)
pemenuhan rating sebesar 35% untuk kategori
Bronze. Greenship. 2010. Kerangka Konsep Bangunan Baru
4. Perolehan persentase Green Building yang Gedung Komersial Versi 2. Jakarta: Green
terbesar terdapat pada kategori Efisiensi Energi Building Council Indonesia.
dan Refrigerant yaitu sebesar 28,2%.
5. Dari enam aspek Green Building yang diteliti, Greenship. 2011. Greenship Home-Appendices.
aspek yang mendapatkan persentase paling Jakarta: Green Building Council Indonesia.
sedikit adalah aspek Manajemen Lingkungan
Bangunan dan Sumber dan Siklus Material yaitu Greenship. 2013. Greenship Untuk Bangunan Baru
sebesar 0%. Versi 1.2. Jakarta: Green Building Council
B. Saran Indonesia
Berdasarkan hasil pembahasan dan
simpulan penelitian ini, maka saran untuk Greenship New Building 2010 Versi 1. 2010.
meningkatkan kesesuaian perumahan terhadap Panduan Penerapan Perangkat Penilaian
konsep Green Building antara lain: Bangunan Hijau Greenship Versi 1. Jakarta:
1. Pihak Konsultan dan Perencana gedung Green Building Council Indonesia.
diharapkan lebih memperhatikan dan aktif
dengan upaya penerapan konsep Green Building Hadisusanto, Fanny. 2012. Optimisasi Kinerja
yang sudah di sosialisasikan sejak tahun 2009. Pencahayaan Buatan Untuk Efisiensi
Kurangnya pengetahuan masyarakat awam akan Pemakaian Energi Listrik Pada Ruangan
konsep dan pelaksanaan Green Building menjadi
35
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 29 - 36
36